Galaksi Fornax, galaksi kerdil yang menjadi galaksi satelit dari galaksi Bima Sakti. Image credit: ESO/Digitized Sky Survey 2 |
Materi gelap tidak mengeluarkan cahaya tapi para astronom dapat mendeteksinya melalui gravitasi dari obyek lain seperti bintang. Banyak teori yang megungkapkan bahwa materi gelap berasal dari bintang mati dan sebagainya namun tidak ada yang tahu dengan pasti. Meskipun begitu peran materi gelap ini sangat penting sebab alam semesta didominasi oleh materi gelap ini. Satu-satunya cara untuk memahami bagaimana alam semesta ini berevolusi hingga mencapai keadaannya sekarang yaitu dengan mengetahui apa peran dari materi gelap ini.
Galaksi kerdil umumnya mengandung 1000 kali lebih banyak materi gelap daripada materi normal. Galaksi normal seperti Bima Sakti hanya memiliki jumlah materi gelap 10 kali lipat dari materi normalnya.Dalam 20 tahun terakhir ilmuwan berdebat tentang bagaimana materi gelap ini tersebar atau terdistribusi di dalam galaksi. Menurut astronom obsevasional dengan menggunakan data dari teleskop mereka berpendapat bahwa materi gelap memiliki distribusi yang seragam di dalam galaksi. Astronom teoretikus yang didukung dengan simulasi komputer pada tahun 1990-an mengatakan bahwa kepadatan materi gelap terus berkurang dari inti galaksi hingga ke tepinya. Inilah yang mengundang perdebatan selama bertahun-tahun.
Dengan super komputer terbaru, Lonestar yang memiliki 5.840 processor di University of Texas mampu menyelesaikan data hingga 62 teraflops sehingga sangat mampu untuk melakukan perhitungan super kompleks. Jardel dan kawan-kawan mengamati galaksi satelit yang mengorbit Bima Sakti seperti Carina, Draco, Fornax, Sculptor, dan Sextans. Dengan menggunakan data yang diolah dari super komputer tadi ia menemukan bahwa kepadatan materi hitam terus menurun dari pusat galaksi namun ada juga yang tetap konstan. Tapi ketika semua galaksi itu dianalisis bersama-sama didapatkan kecimpulan bahwa pendapat astronom teoretikuslah yang benar. "Ketika anda hanya mengamati satu galaksi, beberapa dari mereka terlihat sangat berbeda. Namun ketika kita merata-rata beberapa galaksi secara bersama-sama maka perbedaan tadi akan saling membatalkan," ungkap Jardel.
Ilmu pengetahuan selalu memiliki misteri lainnya yakni bagaimana sebenarnya interaksi antara materi gelap dengan materi normal sehingga dapat membentuk sebuah galaksi. Itu akan masih terus diteliti dan pasti aan terungkap. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)