Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, September 5, 2013

Astronom, Planet Gliese 1214 b Memiliki Air dan Atmosfer Berwarna Biru

Ilustrasi planet Gliese 1214 j (GJ 1214 b) mengorbit bintang Gliese 1214. Image credit: NAOJ
Dengan menggunakan teleskop, astronom Jepang berhasil mendeteksi adanya air di atmosfer planet mirip Bumi, Gliese 1214 b (GJ 1214 b). Hal itu didapat setelah astronom tersebut mengamati bintang Gliese 1214 dengan menggunakan filter teleskop yang berbeda. "Ketika hasilnya digabungkan dengan data yang didapat pada pengamatan sebelumnya, hasilnya menunjukkan bahwa planet GJ 1214 b adalah planet yang kaya akan air," ungkap National Astronomical Observatory of Japan dalam sebuah pernyataan.
Hubungan antara komposisi atmosfer planet dengan warna cahaya yang diteruskannya. Paling atas: atmosfer didominasi oleh hidrogen membuat cahaya biru tersebar. Tengah: atmosfer dnegan jumlah hidrogen sedikit membuat warna atmosfer biru lemah. Bawah: awan yang menutupi planet membuatnya cahaya sulit untuk masuk bahkan jika atmosfer itu banyak mengandung hidrogen. Image credit: NAOJ
Temuan ini memperkuat hasil pengamatan sebelumnya pada tahun 2010 di mana astronom saat itu menyimpulkan bahwa planet ini banyak memiliki air. Perlu diketahui bahwa GJ 1214 b merupakan eksoplanet (planet di luar tata surya) yang jaraknya relatif dekat dengan Bumi yakni 40 tahun cahaya dan besarnya 2,7 kali dari Bumi.

Apakah planet GJ 1214 b layak untuk dihuni manusia?? ilmuwan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Mereka masih mempelajari sifat dari planet tersebut. Diyakini planet GJ 1214 b terbentuk dari piringan protoplanet atau awan gas mengandung es yang mengorbit sebuah bintang muda yang kemudian karena panas es tersebut mencair dan berada di planet itu. (UT, NAOJ, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, September 4, 2013

Saksikan Fenomena Konjungsi Bulan dan Venus di Akhir Pekan Ini

Konjungsi Bulan dan Venus. Image credit: NASA
Untuk Anda pecinta astronomi bersiap-siaplah untuk menyaksikan sebuah fenomena astronomi menarik tanggal 9 September 2013 nanti. Ada apa ya?? Pada tanggal tersebut fenomena yang disebut dengan conjunction (konjungsi) akan terjadi antara Bulan kita dengan planet Venus. Konjungsi merupakan sebuah fenomena dimana dua obyek yang memiliki jarak relatif jauh antara satu sama lain kemudian bergerak seolah-olah saling mendekat dan berada hampir atau bahkan satu garis lurus. Konjungsi ini juga bisa menyebabkan gerhana

Pada tanggal 9 September itu, Bulan akan berbentuk sabit dengan posisi rendah di langit barat sesaat setelah Matahari terbenam. Kurang dari setengah derajat akan terlihat planet Venus dengan sinar terang. Kedua obyek akan terlihat bergerak mendekat padahal jarak antara keduanya sangat jauh. Bulan terletak 380.812 km dari Bumi sedangkan  Venus jauh berada di belakang dengan jarak 159.9 juta km. Siapkan teropong dan kamera Anda untuk menyaksikan fenomena yang menakjubkan ini. (DSC, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, September 3, 2013

Terungkapnya Misteri Terbentuknya Kawah Meteor Misterius di Mars

Kawah meteor DLE (Double Layered Ejecta) di Mars. Image credit: NASA
Ilmuwan saat ini selangkah lebih dekat untuk mengungkap misteri yang selama 40 tahun tidak terpecahkan yaitu bagaimana proses terbentuknya kawah meteor di Mars yang memiliki dua lapisan di sekeliling kawah. Fitur misterius yang disebut dengan Double Layered Ejecta (DLE) sangat mengundang rasa penasaran ilmuwan karena bagaimana mungkin hempasa meteor yang hanya satu kali menghantam permukaan Mars bisa menghasilkan tepian kawah dengan lebih dari satu lapis tanah.

Meteorit yang jatuh menghantam permukaan tanah akan melemparkan tanah dan batuan ke atas dan sekeliling area tumbukan. Tumbukan itu akan menghasilkan sesuatu yang mirip dengan tsunami tapi bukan air melainkan tanah.

Setidaknya ada 600 kawah DLE yang telah ditemukan di Mars dan ilmuwan sudah memiliki petunjuk bagaimana mereka terbentuk. Es yang mencair adalah penyebabnya.

DLE sendiri pertama kali ditemukan oleh wahana Viking pada tahun 1970. Kemudian pada penelitian selanjutnya ditemukan fakta bahwa pada masa lalu es dan air menutupi sebagian besar planet merah. Pada saat itu lapisan es yang ada bisa mencapai 50 meter tebalnya. Akibat tumbukan meteorit, permukaan es yang licin membawa material yang terlempar tadi meluncur ke luar dan membentuk lapisan kawah yang ke dua.

Tingkat kecuraman lereng kawah juga memegang peranan penting. Semakin curam maka material akan semakin mudah meluncur dan membentuk lapisan kawah. Setidaknya ukuran diameter kawah harus kurang dari dari 25 km agar hal itu bisa terjadi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Guion Stewart Bluford, Astronot Kulit Hitam Pertama Amerika

Guion Stewart Bluford, Jr. Image credit: NASA
Siapa orang kulit hitam Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa?? jawabanya adalah Guion Stewart Bluford, Jr. Guion Stewart Bluford menjadi astronot kulit hitam Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat ulang alik Challanger pada 30 Agustus 1983.

Guion Stewart Bluford, Jr sudah lama berkecimpung dalam dunia penerbangan. Pada tahun 1964, ia menjadi pilot Angkatan Udara AS dan ditugaskan dalam misi perang Vietnam. Saat itu ia terbang dalam 144 misi tempur. Berdasarkan pengalamannya tersebut ia mendapatkan banyak penghargaan dari pemerintah Amerika seperti Air Force Commendation medal. Setelah kembali ke Amerika dirinya menjadi seorang instruktur penerbang untuk melatih calon pilot baru serta menguji perlatan tempur terbaru. Selain dalam bidang militer, Bluford ternyata juga mahir dibidang teknik. Itu dibuktikan dengan berhasilnya ia mendapatkan gelar master dan doktor dari Air Force Institute of Technology.

Blueford bukan menjadi pria kulit hitam pertama dunia yang pergi ke luar angkasa. Sebelumnya astronot asal Kuba telah terbang lebih dulu ke luar angkasa dalam program luar angkasa yang dilakukan Uni Soviet. meskipun begitu Bluford sukses menjadi pria kulit hitam Amerika pertama yang terpilih menjadi astronot dan NASA menunjuk dia dalam misi STS (Space Shuttle Mission) 8 pada 30 Agustus 1983. Misi luar angkasa yang digelar selama seminggu tersbeut berjalan sukses dan begitu pulang ia disambut dengan meriah oleh segenap warga Amerika.

"Aku datang untuk menghargai planet tempat tinggal kita. Ini bola kecil dalam alam semesta yang besar. Ini bola yang sangat rapuh tapi juga indah. Anda tidak akan menyadari ssssampai Anda melihatnya sendiri," ungkap Bluford dalam sebuah wawancara dengan reporter Los Angeles Daily News. 

Pada tahun 1993, Bluford memutuskan mengundurkan diri dari NASA untuk kemudian menjadi wakil presiden dan general manager dari perusahaan NYMA yang saat ini menjadi salah satu perusahaan rekanan NASA yang membantu menyediakan perangkat hardware dan software dalam menjalankan misinya. (YDC, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, September 1, 2013

Astronom Temukan Asteroid Trojan Dekat Planet Uranus

Foto astroid 2011 QF99 (lingkaran hijau). Image credit: Mike Alexandersen
Untuk pertama kalinya astronom berhasil menemukan asteroid trojan yang mengorbit bersama planet Uranus. Asteroid trojan adalah asteroid yang mengorbit dekat orbit dengan sebuah planet namun orbit keduanya tidak berbenturan disebabkan karena orbit asteroid trojan berada pada titik stabil (Lagrangian Point). Lagrangian Point sendiri adalah titik-titik / daerah dimana terdapat tarikan gaya gravitasi gabungan antara dua obyek bermassa besar yang mana tarikan itu justru memberikan gaya sentripetal kepada obyek lain untuk ikut mengorbit bersama. Asteroid trojan yang diketahui mengorit bersama planet Uranus bernama asteroid 2011 QF99.

Asteroid 2011 QF99 diperkirakan terjebak di orbit dekat Uranus akibat gaya gravtasi antara Uranus dengan Neptunus. Menurut Mike Alexandersen dari Institute of Planetary Science, asteroid 2011 QF99 "terjebak" oleh Uranus pada beberapa ratus ribu tahun yang lalu dan dalam beberapa juta tahun asteroid trojan itu bisa saja melarikan diri dari pengaruh gravitasi dan keluar dari orbitnya sekarang. "Ini membuat kita tahu tentang evolusi tata surya," ungkap Mike. "Dengan mempelajari proses dimana asteroid trojan ditangkap, untuk kemudian terlepas, kita bisa lebih memahami bagaimana obyek tata surya bermigrasi dari wilayah planet di tata surya," tambahnya. (RO, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, August 31, 2013

Bukti Paling Nyata Air Pernah Ada di Mars

Mungkin foto yang satu ini akan membuat kita semua terkejut betapa miripnya planet Mars dengan Bumi pada masa lampau. Jika mungkin berjuta-juta tahun lalu kita ada di dunia dan teknologi manusia sudah berkembang seperti sekarang mungkin kita bisa menyaksikan planet Mars yang hangat dan basah. Setidaknya hal itu yang ada pada foto berikut ini
Aliran air mengikis tanah dan membentuk jalur-jalur aluvial bercabang. Image credit: NASA/JPL/University of Arizona

Foto di atas diambil oleh wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) yang saat ini sedang mengorbit planet Merah. Dengan menggunakan kamera HiRISE (High Resolution Imaging Science Experiment) yang dimilikinya, MRO mampu memotret permukaan Mars dengan resolusi tinggi dan sangat detail. Hasilnya sangat menakjubkan. Di sebuah daerah di dekat kawah Mojave di ekuator Mars, ditemukan aliran aluvial yang terbentuk oleh air pada jutaan tahun yang lalu. Aliran yang bercabang-cabang tersebut jelas dibentuk oleh air dan kemungkinan daerah tersebut saat itu sedang dilanda banjir bandang. Akibat perbedaan ketinggian, air itu mengalir dengan derasnya dan membentuk aliran aluvial seperti pada foto. Mirip seperti di Bumi kan :-) (BD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Gravitasi Aneh di Titan

Ilustrasi permukaan Titan. Image credit: google
Titan, bulan terbesar planet Saturnus kembali mengejutkan para peneliti. Tidak hanya menjadi satu-satunya tempat selain Bumi yang memiliki samudera, tapi ada hal yang mengejutkan lainnya yaitu adanya lautan es di bawah permukaannya.

Pada penelitian terdahulu, ilmuwan mengungkapkan bahwa Titan memiliki laut di bawah lapisan es dengan tebal 50-200 km. Ilmuwan tertarik untuk mempelajari samudera bawah tanah ini sebab menurut mereka dimana ada air, maka di situ ada kehidupan seperti halnya Bumi.
Ilustrasi bagaimana lapisan es yang padat di Titan mampu menahan tekanan ke atas dari es yang berada di cekungan bawah. meskipun bentuk topografinya positif namun pelapukan topografinya kecil. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Doug Hemingway
Dengan menggunakan data yang diperoleh oleh wahana Cassini, Titan memiliki lapisan es yang padat di bawah permukaannya dimana kepadatan es ini mempu menciptakan anomali gravitasi negatif. Kekuatan gravitasi Titan tergantung pada seberapa besar massa yang ada di bawahnya. Semakin besar massa maka gravitasi juga akan semakin kuat. Dengan berpegang pada asumsi itu, ilmuwan kemudian membandingkan dengan struktur dari permukaan Titan. Mereka memprediksi bahwa daerah dengan elevasi tinggi akan memiliki gravitasi lebih kuat dibandingkan dengan daerah elevasi rendah. Namun ternyata mereka keliru. Daerah dengan tingkat elevasi tinggi ternyata memiliki gravitasi yang lemah dan sebaliknya daerah elevasi rendah memiliki gravitasi besar. "Sangat mengejutkan melihat hal itu," ungkap Doug Hemingway peneliti planet dari University of California. "Kami berangggapan bahwa mungkin kami melihat hal yang salah, namun setelah mencermatinya ada hal yang dapat dijelaskan dari hal ini," tambahnya.

Untuk menjelaskan anomali gravitasi yang terjadi, Doug memberikan perumpamaan bahwa gunung di Titan mempunyai akar. "ini seperti bagaimana gunung es yang begitu besar sebenarnya hanya mengapung saja melayang di permukaan air dan sebagian darinya dibawah permukaan,". "Es memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah daripada air. daerah elevasi tinggi di Titan nampaknya memiliki akar (es) yang cukup besar sehingga mampu menggantikan banyaknya air di bawahnya sehingga ia memiliki gaya gravitasi yang lemah. Sebab es memiliki volume lebih rendah dari volume air. Oleh sebab itu ia akan mengapung," ungkapnya.

Es akan mengapung dalam air. Namun anehnya es di Titan ini tetap tenggelam. gara bisa seperti itu es tersebut harusnya memiliki padatan yang sangat tinggi. Tapi apakah yang membuatnya bisa seperti itu??

Untuk menjawabnya maka ilmuwan memiliki beberapa teori diantaranya bahwa es tersebut kemungkinan memiliki "molekul kandang" yang dikenal sebagai Clathrates". Namun untuk memastikan hal ini ilmuwan memerlukan instrumen pengamatan yang lebih canggih dari sekedar wahana Cassini. cassini sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menganalisa interior dari suatu planet atau satelit alam seperti Titan. Bisa saja lapisan penyusun Titan terdiri dari es dan batu. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, August 26, 2013

Astronom Teliti Aliran Lava di Gunung Berapi Tertinggi di Tata Surya, Olympus Mons

Kaki gunung Olympus Mons hasil jepretan wahana ESA, Mars Express. Image credit: ESA
Konteks Area. Image credit: ESA
Kaki gunung Olympus Mons dalam kode warna.
Image credit: ESA
Ilmuwan ESA (European Space Agency) telah mempelajari foto-foto gunung tertinggi di tata surya, Olympus Mons, hasil jepretan dari wahana pengorbit Mars, Mars Express. Dari hasil foto tersebut, mereka menemukan bahwa di daerah sekitar gunung Olympus Mons ditemukan banyak aliran lava individual yang telah membeku.

Daerah yang menjadi fokus penelitian adalah sebelah tenggara dari gunung tersebut. Gunung Olympus Mons menjulang tinggi sekitar 22 km dan ini berarti dua kali lipat dari gunung berapi tertinggi di Bumi Mauna Kea yang mencapai 10 km jika diukur dari dasar samudera.

Seperti halnya Mauna Kea, Olympus Mons merupakan gunung yang memiliki sudut yang kemiringan yang relatif landai. Namun ia memiliki banyak tebing atau lereng yang curam. Nampak pada foto bahwa daerah melingkar di sekeliling gunung terdapat lereng yang curam dengan kedalaman 9 km yang memisahkan dari daerah sekitarnya dan diduga itu disebabkan oleh tanah yang longsor. Aliran lava menutupi kaki gunung Olympus Mons dan nampak adanya blok tinggi yang terangkat saat terjadi runtuhan. Transisi dari ketinggian untuk kemudian turun menuju ke dataran lava beku di dasar lereng yang curam bisa dapat dengan mudah dibedakan dari foto kode warna.


Aliran lava beku yang tumpang tindih menandakan bahwa dahulu aktivitas vulkanik gunung Olympus Mons sangat aktif sekali. Aliran lava yang membeku sebelum mencapai lereng akan terlihat seperti lidah bulat. terlihat juga aliran arus lava yang berkelok-kelok dan sangat kontras dengan dataran halus yang terlihat di sekitarnya.
Tampak perbedaan struktur aliran lava di kaki gunung Olympus Mons dengan dataran disekitarnya yang halus. Image credit: ESA

Pada gambar di bawah tepatnya sisi tengah gambar bagian bawah tampak aliran lava menerobos ke luar terjun dari lereng curam sehingga mendistorsi permukaan lereng tersebut. Ini kemungkinan dibentuk oleh lava tapi juga tidak menutup kemungkinan kalau air juga ikut membentuknya.
Tampilan kaki gunung Olympus Mons dalam format tiga dimensi. Image credit: ESA
Aliran lava paling atas adalah aktivitas vulkanik yang terakhir dan diperkirakan hal itu terjadi puluhan juta tahun yang lalu. (ES, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto