Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Monday, July 23, 2012

Korona Matahari Tertangkap Jelas Oleh Kamera NASA

Perbandingan gambar korona hasil jepretan NASA's Solar Dynamics Observatory (atas) dan NASA's High Resolution Coronal Imager (Hi-C) (bawah). Image credit: harvard.edu 
Astronom merilis foto korona Matahari dengan tingkat resolusi tinggi yang diambil oleh NASA's High Resolution Coronal Imager (Hi-C). Foto beresolusi 16 mega piksel ini lima kali lebih jelas dan detil daripada foto yang diambil oleh NASA's Solar Dynamics Observatory. Korona sendiri adalah bagian terluar dari atmosfer Matahari yang terlihat jelas pada saat gerhana Matahari.

Foto korona saat gerhana Matahari di Perancis. Image credit: wikipedia.org
(Adi Saputro/ astronomi.us)

Melihat Interior Kounotori 3, Kapsul Kargo ISS Buatan Jepang

Kounotori 3 ( H-2 Transfer Vehicle-3 (HTV-3)). Image credit: space.com
Gambar di atas merupakan gambar bagian-bagian dari  H-2 Transfer Vehicle-3 (HTV-3) (Kounotori 3). Modul/ kapsul Kounotori dibuat dan dikembangkan oleh JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) merupakan sebuah wahana yang digunakan untuk mengangkut perbekalan seperti makanan, dan perlengkapan lainnya ke stasiun luar angkasa internasional (ISS). Kounotori yang dalam bahasa Jepang berarti "Bangau Putih" dioperasikan tanpa awak dan ia mampu membawa perbekalan hingga beberapa ton. Kounotori sendiri telah diluncurkan ke luar angkasa dengan menumpang roket H-2B tanggal 20 Juli 2012 kemarin dari Tanegashima Space Center.

Dikutip astronomi.us dari space.com (23/07/2012), Sebagai kapsul kargo, Kounotori 3 dirancang dengan bentuk silinder berukuran panjang 10 meter dan lebar 4.4 meter dan ini merupakan wahana sekali pakai sebab akan hancur saat memasuki atmosfer Bumi. Hal itu memang dirancang demikian oleh para insinyur di JAXA. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Sunday, July 22, 2012

Astronom Buat Daftar 5 Eksoplanet yang Paling Layak Dihuni Manusia

Daftar 5 eksoplanet (planet diluar sistem tata surya kita) yang paling layak huni. Image credit: universetoday.com
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh  Steven S. Vogt dari UC Santa Cruz menambahkan planet Gliese 581g ke dalam daftar planet Alien (eksoplanet/ planet di luar sistem tata surya) yang paling layak untuk dihuni manusia. Sebelumnya planet tersebut sempat diragukan keberadaannya oleh beberapa astronom namun akhirnya hal itu dibantah oleh Steven dengan membuktikan bahwa sinyal yang diterima oleh tim dari planet tersebut memiliki tingkat kesalahan kurang dari 4%. Steven dan rekan-rekan juga membuktikan bahwa orbit planet tersebut adalah lingkaran dan bukan elips seperti yang diduga sebelumnya.

Planet Gliese 581g diyakini memiliki kemungkinan 100% mampu menopang kehidupan tersebut memiliki massa minimum 2,2 kali massa Bumi dan mengorbit pada zona 0,13 AU dari bintangnya dimana pada jarak tersebut memungkinkan sekali sebuah planet untuk dapat dihuni sebab tidak terlalu jauh dan terlalu dekat dengan bintangnya. Tingkat penerimaan cahaya bintang di planet Gliese 581g juga hampir sama dengan cahaya yang diterima Bumi dari Matahari, sehingga dari situlah planet ini mampu menggusur tetangganya planet Gliese 667Cc di posisi kedua dalam daftar. Berikut ini adalah daftar lima planet alien yang paling layak huni yang disusun oleh para astronom:

1. Planet Gliese 581g
2. Planet Gliese 667Cc
3. Planet Kepler-22 b
4. Planet HD 85512 b
5. Planet Gliese 581 d

(UT, Adi Saputro/ astronomi.us)

Nebula Omega, Nebula Unik Berbentuk Tapal Kuda

Nebula Omega yang menyerupai bentuk tapal kuda. Image credit: ESO
Nebula Omega yang juga dikenal dengan sebutan Swan Nebula, merupakan sebuah nebula yang terletak di konstelasi Sagitarius dalam galaksi Bima Sakti. Nabula ini memiliki banyak nama selain nama di atas seperti Checkmark Nebula, Lobster Nebula, dan Horseshoe Nebula. Mungkin karena bentuknya yang mirip dengan bentuk hewan. Nebula ini pertama kali ditemukan oleh Philippe Loys de Chéseaux pada tahun 1745. Nebula Omega terletak sekitar 5000-6000 tahun cahaya dari Bumi dengan diameter sekitar 15 tahun cahaya. Awan dari materi antarbintang berdiameter sekitar 40 tahun cahaya. Total massa nebula ini sekitar 800 kali massa Matahari kita.

Gambaran akurat tentang nebula ini pertama kali dibuat oleh John Herschel pada tahun 1833 dan diterbitkan tahun 1836. Selain itu Johann von Lamont dan Mr Mason juga menjelaskan bentuk dari nebula ini pada tahun 1836. Dan dari kesemuanya didapat persamaan bahwa bentuk nebula ini menyerupai tapal kuda / Omega. (wikipedia.org, Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, July 21, 2012

Foto Pertama yang Diambil Neil Armstrong di Bulan

Foto pertama yang diambil oleh Neil Armstrong sesaat setelah turun dari modul Eagle di Bulan. Image credit: NASA, Scans by Kipp Teague.
20 Juli 1969 merupakan hari yang bersejarah bagi umat manusia, sebab itu kali pertamanya manusia berhasil menginjakkan kaki di Bulan. Dan 20 Juli 2012 menandai 43 tahun keberhasilan misi Apollo 11 yang membawa astronot Neil Armstrong, Edwin "Buzz" Aldrin, dan Michael Collins.

Foto di atas merupakan foto pertama yang diambil oleh Neil Armstrong di Bulan, sesaat setelah ia keluar dari modul pendarat Eagle. Neil Armstrong dan rekan-rekannya dilatih menggunakan kamera Hasselblad 500 EL yang telah dimodifikasi sehingga dapat mengambil gambar yang sangat rinci. Koleksi gambar-gambar tersebut saat ini bisa dilihat secara online di Apollo Image Gallery. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Thursday, July 19, 2012

Cassini Berhasil Abadikan Foto Petir di Planet Saturnus

Badai disertai petir di planet Saturnus. Image credit: NASA / JPL-Caltech / Space Science Institute. Top composite by J. Major.
Petir pada badai tersebut terlihat berwarna biru. Image credit: NASA / JPL-Caltech / Space Science Institute. Top composite by J. Major. 
Cassini berhasil mengambil foto petir yang terjadi di planet Saturnus. Petir tersebut berasal dari badai dahsyat di planet tersebut. Badai yang disertai petir dahsyat tersebut terjadi pada 25 Februari 2011, beberapa bulan setelah itu terjadi, astronom di Bumi baru mengetahuinya. Lingkaran kecil di pojok kiri atas menggambarkan ukuran Bumi.

Pada foto itu tampak kilatan petir berwarna biru terang. Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Kamis (19/07/2012), Berdasarkan gambar yang beresolusi 20 km per piksel, ukuran petir diperkirakan sekitar 120 mil (200 km). Sama seperti di Bumi, petir Saturnus terjadi di dalam atmosfer dimana butiran air membeku. Ini bukan kali pertama Cassini mengambil foto petir di Saturnus, sebelumnya pada Agustus 2009 Cassini juga berhasil mengambil foto petir di planet tersebut. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Astronom Temukan Galaksi Spiral Pertama di Alam Semesta

Galaksi BX442 yang diklaim para astronom sebagai galaksi spiral pertama di alam semesta. Image credit: Dunlap Institute for Astronomy & Astrophysics/Joe Bergeron
Baru-baru ini astronom menemukan galaksi spiral tertua di alam semesta. Galaksi yang diklaim menjadi galaksi spiral pertama di alam semesta ini berusia sekitar 10,7 miliar tahun.

Galaksi spiral paling tua di jagat raya itu ditemukan astronom dengan menggunakan teleskop Hubble milik NASA. "Fakta bahwa galaksi ini ada merupakan hal yang sangat menakjubkan," ungkap David Law selaku pemimpin studi ini dari University of Toronto.

Melacak Galaksi Jauh

Dikutip astronomi.us dari space.com, Kamis (19/07/2012), David dan rekan-rekan menggunakan foto yang diambil teleskop Hubble untuk mempelajari sifat dari sekitar 300 galaksi jauh. Kemudian sebuah galaksi bernama BX442 ditemukan dan diketahui bahwa galaksi tersebut berbentuk spiral.

BX442 berada sekitar 10,7 miliar tahun cahaya dari Bumi yang berarti galaksi tersebut terbentuk sekitar 3 miliar tahun setelah ledakan Big Bang terjadi. "Hari ini galaksi spiral seperti Bima Sakti menjadi sebuah bentuk yang umum di alam semesta. Sebagian besar galaksi tua berbentuk seperti rongsokan kereta," ucap penulis Alice Shapley dari UCLA. "Pikiran kami berubah setelah melihat galaksi yang satu ini, begitu berbeda dan begitu indah," tambahnya.

Mempelajari Galaksi BX442

Untuk mempelajari galaksi BX442 secara lebih mendalam, tim astronom menggunakan teleskop yang berbeda. Astronom menggunakan teleskop di Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawai. Mereka menggunakan spektograf teleskop tersebut untuk mempelajari cahaya yang terpancar dari 3,600 target di galaksi Bima Sakti.

Dari situ didapat data bahwa galaksi BX442 memang merupakan galaksi spiral yang berputar, dan bukan dua galaksi yang berbentuk cakram. "Awalnya kami pikir ini hanya ilusi gambar," kata Alice. "Apa yang kami temukan ketika kami mengambil gambar spektral galaksi ini yaitu sebuah lengan spiral yang menjadi bagian dari galaksi ini, dan itu bukan ilusi. Ia berputar bersamaan dengan lengan spiralnya, dan tidak hanya seperti rotasi galaksi cakram. Kami benar-benar terpesona," tambahnya.

Pengamatan yang dilakukan dengan teleskop Hubble dan teleskop di Observatorium Keck juga menemukan bahwa di dekat galaksi BX442, terdapat sebuah galaksi kerdil sebagai pendampingnya. Menurut astronom, kemungkinan interaksi galaksi kerdil itu dengan galaksi BX442 menyebabkan galaksi BX442 berbentuk spiral. Dulu galaksi Bima Sakti juga mempunyai galaksi kerdil (galaksi pendamping) di dekatnya yaitu galaksi Sagitarius yang kemudian membentuk lengan spiralnya.

Astronom memprediksi bahwa kemungkinan galaksi kerdil yang ditemukan tadi, akan bergabung dengan galaksi BX442. Galaksi BX442 sendiri diprediksi akan menghilang dalam waktu 100 juta tahun ke depan. Astronom akan terus mempelajari galaksi ini untuk dapat menjelaskan bagaimana galaksi kita Bima Sakti ini dapat terbentuk. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Wednesday, July 18, 2012

LRO Ambil Foto Jejak Batu Menggelinding di Permukaan Bulan

Foto jejak batu menggelinding di permukaan Bulan yang diambil oleh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter NASA. Image credit: ASA/GSFC/Arizona State University
Kamera wahana pengorbit Bulan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) berhasil mengambil foto sebuah jejak batu yang menggelinding di permukaan Bulan. Batu yang berukuran 9 meter tersebut menggelinding di permukaan Bulan dan menghasilkan jejak di tanah berupa garis lurus bergelombang. Para astronom memperkirakan bahwa jejak batu menggelinding tersebut berusia 50-100 juta tahun. Itu artinya batu tersebut menggelinding dan membentuk jejak tersebut pada sekitar 50-100 juta tahun yang lalu.

Mungkin hal tersebut terdengar sangat lama bagi skala waktu manusia, namun tidak bagi Bulan. Jejak batu tersebut akan terus ada di sana dalam puluhan juta tahun ke depan sebelum akhirnya terhapus oleh efek mikrometeorit.

Apa yang menyebabkan batu itu menggelinding?. Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Rabu (18/07/2012), Ilmuwan dari LROC, James Ashley berpendapat bahwa kemungkinan batu ini terkena efek getaran tanah disekitarnya yang disebabkan oleh Meteorit kecil yang menabrak Bulan. (Adi Saputro/ astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto