Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, July 19, 2012

Astronom Temukan Galaksi Spiral Pertama di Alam Semesta

Galaksi BX442 yang diklaim para astronom sebagai galaksi spiral pertama di alam semesta. Image credit: Dunlap Institute for Astronomy & Astrophysics/Joe Bergeron
Baru-baru ini astronom menemukan galaksi spiral tertua di alam semesta. Galaksi yang diklaim menjadi galaksi spiral pertama di alam semesta ini berusia sekitar 10,7 miliar tahun.

Galaksi spiral paling tua di jagat raya itu ditemukan astronom dengan menggunakan teleskop Hubble milik NASA. "Fakta bahwa galaksi ini ada merupakan hal yang sangat menakjubkan," ungkap David Law selaku pemimpin studi ini dari University of Toronto.

Melacak Galaksi Jauh

Dikutip astronomi.us dari space.com, Kamis (19/07/2012), David dan rekan-rekan menggunakan foto yang diambil teleskop Hubble untuk mempelajari sifat dari sekitar 300 galaksi jauh. Kemudian sebuah galaksi bernama BX442 ditemukan dan diketahui bahwa galaksi tersebut berbentuk spiral.

BX442 berada sekitar 10,7 miliar tahun cahaya dari Bumi yang berarti galaksi tersebut terbentuk sekitar 3 miliar tahun setelah ledakan Big Bang terjadi. "Hari ini galaksi spiral seperti Bima Sakti menjadi sebuah bentuk yang umum di alam semesta. Sebagian besar galaksi tua berbentuk seperti rongsokan kereta," ucap penulis Alice Shapley dari UCLA. "Pikiran kami berubah setelah melihat galaksi yang satu ini, begitu berbeda dan begitu indah," tambahnya.

Mempelajari Galaksi BX442

Untuk mempelajari galaksi BX442 secara lebih mendalam, tim astronom menggunakan teleskop yang berbeda. Astronom menggunakan teleskop di Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawai. Mereka menggunakan spektograf teleskop tersebut untuk mempelajari cahaya yang terpancar dari 3,600 target di galaksi Bima Sakti.

Dari situ didapat data bahwa galaksi BX442 memang merupakan galaksi spiral yang berputar, dan bukan dua galaksi yang berbentuk cakram. "Awalnya kami pikir ini hanya ilusi gambar," kata Alice. "Apa yang kami temukan ketika kami mengambil gambar spektral galaksi ini yaitu sebuah lengan spiral yang menjadi bagian dari galaksi ini, dan itu bukan ilusi. Ia berputar bersamaan dengan lengan spiralnya, dan tidak hanya seperti rotasi galaksi cakram. Kami benar-benar terpesona," tambahnya.

Pengamatan yang dilakukan dengan teleskop Hubble dan teleskop di Observatorium Keck juga menemukan bahwa di dekat galaksi BX442, terdapat sebuah galaksi kerdil sebagai pendampingnya. Menurut astronom, kemungkinan interaksi galaksi kerdil itu dengan galaksi BX442 menyebabkan galaksi BX442 berbentuk spiral. Dulu galaksi Bima Sakti juga mempunyai galaksi kerdil (galaksi pendamping) di dekatnya yaitu galaksi Sagitarius yang kemudian membentuk lengan spiralnya.

Astronom memprediksi bahwa kemungkinan galaksi kerdil yang ditemukan tadi, akan bergabung dengan galaksi BX442. Galaksi BX442 sendiri diprediksi akan menghilang dalam waktu 100 juta tahun ke depan. Astronom akan terus mempelajari galaksi ini untuk dapat menjelaskan bagaimana galaksi kita Bima Sakti ini dapat terbentuk. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Wednesday, July 18, 2012

LRO Ambil Foto Jejak Batu Menggelinding di Permukaan Bulan

Foto jejak batu menggelinding di permukaan Bulan yang diambil oleh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter NASA. Image credit: ASA/GSFC/Arizona State University
Kamera wahana pengorbit Bulan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) berhasil mengambil foto sebuah jejak batu yang menggelinding di permukaan Bulan. Batu yang berukuran 9 meter tersebut menggelinding di permukaan Bulan dan menghasilkan jejak di tanah berupa garis lurus bergelombang. Para astronom memperkirakan bahwa jejak batu menggelinding tersebut berusia 50-100 juta tahun. Itu artinya batu tersebut menggelinding dan membentuk jejak tersebut pada sekitar 50-100 juta tahun yang lalu.

Mungkin hal tersebut terdengar sangat lama bagi skala waktu manusia, namun tidak bagi Bulan. Jejak batu tersebut akan terus ada di sana dalam puluhan juta tahun ke depan sebelum akhirnya terhapus oleh efek mikrometeorit.

Apa yang menyebabkan batu itu menggelinding?. Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Rabu (18/07/2012), Ilmuwan dari LROC, James Ashley berpendapat bahwa kemungkinan batu ini terkena efek getaran tanah disekitarnya yang disebabkan oleh Meteorit kecil yang menabrak Bulan. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Tuesday, July 17, 2012

Informasi Gempa Bumi Terbaru Bisa Dilihat di Astronomi.us

Kabar gembira bagi Anda pembaca setia astronomi.us. Kini astronomi.us menyediakan informasi terbaru tentang gempa Bumi yang terjadi Indonesia. Informasi tersebut didapat secara realtime dari BMKG. Untuk melihatnya, silahkan menuju link berikut http://www.astronomi.us/p/info-gempa-bumi-terbaru.html

(Adi Saputro/ astronomi.us)

Video Ilustrasi Proses Terbentuknya Galaksi Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti. Credit: thetechherald.com
Bagaimana galaksi Bima Sakti kita terbentuk? Untuk melihatnya kita akan menggunakan simulasi komputer yang dipercepat ber-miliar-miliar kali dari kejadian aslinya, sebab skala waktu astronomi beda dengan skala waktu manusia. 100 tahun dalam skala manusia sangat-sangat tidak berarti bagi alam semesta ini.

Warna hijau pada video simulasi ini mewakili gas hidrogen. Waktu (dalam miliar tahun), akan ditunjukkan di bagian kanan bawah. Dark matter berperan tapi tidak ditampilkan pada video ini. Simulasi dimulai dengan jatuhnya sejumlah gas dan terakumulasi di suatu daerah yang memiliki gravitasi yang sangat tinggi. Kemudian sejumlah proto-galaksi terbentuk, berputar, dan mulai bergabung. Setelah 4 miliar tahun, akan tampak materi yang terpusat dan membentang sekitar 100 ribu tahun cahaya. Selang beberapa miliar tahun kemudian, galaksi Bima Sakti muda bertabrakan dengan galaksi lainnya, kemudian akan membentuk sebuah piringan galaksi tunggal yang terus berkembang.

Diperkirakan dalam beberapa miliar tahun ke depan, galaksi Bima Sakti akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda.



Video: credit: Fabio Governato et al. (U. Washington), N-Body Shop, NASA Advanced Supercomputing

(Adi Saputro/ astronomi.us)

NASA: Mars Rover Berikutnya Dibekali Parasut Lebih Besar dan Jam Atom

Mars rover Curiosity yang dijadwalkan akan mendarat di planet Mars pada 5 Agustus 2012. Image credit: NASA/JPL-Caltech
NASA's Mars exploration chief mengungkapkan dalam sebuah kesempatan bahwa kemungkinan Mars rover (kendaraan penjelajah Mars) di masa depan akan dibekali dengan parasut, jam atom, dan inflatable decelerator. Dengan parasut yang lebih besar dan inflatable decelerator, pesawat pembawa Mars rover akan dapat mengurangi kecepatannya dengan baik saat memasuki atmosfer Mars. Jam atom sendiri akan meningkatkan akurasi saat pendaratan, ungkap McCuistion saat mengumumkan hal tersebut pada 10 Juli 2012 lalu pada acara Farnborough International Airshow.

Dikutip astronomi.us dari space.com, Selasa (17/07/2012), NASA memperkirakan dana yang dihabiskan untuk Mars Rover tersebut mencapai $800 juta dan itu jauh lebih sedikit daripada Mars rover Curiosity yang dijadwalkan mendarat di Mars pada 5 Agustus 2012 mendatang yang biaya pembuatannya mencapai $2.5 miliar. Untuk itu NASA masih akan menggunakan desain parasut yang digunakan pada Mars rover Viking pada tahun 1970-an. Misi Mars rover berikutnya akan dikirim NASA pada tahun 2018 atau 2020 mendatang. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Monday, July 16, 2012

Rusia Berhasil Luncurkan Roket Soyuz TMA-05M Pembawa Tiga Astronot

Roket Soyuz TMA-05M berhasil meluncur. Image credit: NASA/Carla Cioffi
Peluncuran roket Soyuz TMA-05M dari Baikonur, Kazakhstan. Image credit: NASA/Carla Cioffi
Hari Kamis (15/07/2012) roket Soyuz TMA-05M yang membawa 3 astronot yaitu Yuri Malanchenko, Sunita "Suni" Williams, dan Akihiko Hoshide berhasil meluncur dari Baikonur, Kazakhstan pada pukul 9:40 p.m waktu setempat. Peluncuran tersebut berlangsung lancar dalam cuaca yang cerah. Diperkirakan mereka akan bergabung dengan ISS pada hari Senin ini. Ketiga astronot tersebut akan menjalankan salah satu misi yaitu memasang perisai pelindung ISS agar terlindung dari meteorit mikro, selengkapnya bisa dibaca di sini.

Berikut ini adalah video peluncuran roket Soyuz TMA-05M yang membawa ketiga astronot kemarin:



(Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, July 14, 2012

Ilmuwan: Air di Bumi Bukan Berasal dari Komet Tapi dari Asteroid

Ilustrasi asteroid menghantam Bumi. Image credit: NASA
Dari manakah sesungguhnya asal-usul air di Bumi?. Hal itu nampaknya masih belum bisa dijawab dengan jawaban yang pasti. Air di Bumi diyakini berasal dari sumber di luar Bumi. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sumber air di Bumi bukan berasal dari komet yang kaya es tapi bantalan air di asteroid.

Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Sabtu (14/07/2012), Melihat rasio dari hidrogen sampai deuterium, dengan isotop hidrogen berat pada air yang beku, ilmuwan mendapatkan petunjuk baru. Komet dan asteroid yang letaknya makin menjauh dari Matahari, memiliki kandungan deuterium lebih tinggi daripada yang berada dekat Matahari. Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Conel Alexander dari Carnegie Institution for Science’s, membandingkan air yang berasal dari komet dan dari chondrite karbon. Apa yang mereka temukan menantang model yang ada saat ini tentang bagaimana tata surya terbentuk.

Bumi muda merupakan tempat yang panas dan kering yang mampu menguapkan air yang ada. Sinar ultraviolet dari Matahari muda memisahkan atom hidrogen dari molekul air, sehingga tidak terjadi hujan. Komet dan asteroid yang berasal dari luar orbit Jupiter atau mungkin di pinggir tata surya membawa air dan bahan organik lain ke Bumi. Jika hal ini benar, Alexander dan timnya akan menunjukkan bahwa es pada komet dan sisa es yang diawetkan pada chondrite karbon dalam bentuk tanah liat akan memiliki komposisi serupa.

Setelah mempelajari 85 chondrite karbon yang dibawa oleh Johnson Space Center dan Meteorite Working Group, mereka akan menunjukkan hasil penelitiannya bahwa sumber air di Bumi bukan berasal dari komet, melainkan dari asteroid sebab asteroid memiliki kandungan deuterium yang lebih tinggi daripada komet. Asteroid yang berasal dari sabuk asteroid di sekitar Mars dan Jupiter diyakini menghujani dan membawa air ke Bumi sehingga Bumi dikenal sebagai planet Basah.

"Penemuan kami ini menghasilkan pertanyaan baru dari mana asal-usul volatil di tata surya bagian dalam termasuk Bumi?," kata Alexander. "Mereka memiliki peranan penting dalam proses pembentukan dan evolusi orbit planet-planet dan objek-objek kecil di tata surya kita." tambahnya. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Friday, July 13, 2012

Nebula Rosette, Nebula Cantik Berbentuk Mawar

Nebula Rosette / Caldwell 49. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: T. A. Rector/University of Alaska Anchorage, WIYN and NOAO/AURA/NSF
Nebula Rosette / Caldwell 49 merupakan sebuah nebula yang terletak di konstelasi Monoceros (the Unicorn) dalam galaksi Bima Sakti. Nebula ini berada pada jarak 4.900 tahun cahaya dari Bumi dengan diameter 130 tahun cahaya. Radiasi dari bintang-bintang muda di dalamnya menyebabkan pancaran emisi nebula seperti yang kita lihat pada gambar di atas yang diambil oleh teleskop National Science Foundation's 0.9-m telescope di Kitt Peak dan merupakan gambar false color (hydrogen alpha=merah, OIII oxygen=hijau, dan SII sulfur=biru). Massa nebula ini diperkirakan 10 ribu kali massa Matahari kita. Sebagaimana nebula lainnya, nebula Rosetta juga sebagai tempat kelahiran bintang-bintang baru.


Para astronom menandai Nebula Rosette dalam beberapa bagian:

  1. NGC 2237 - Bagian dari wilayah samar-samar (Juga digunakan untuk menunjukkan nebula keseluruhan)
  2. NGC 2238 - Bagian dari wilayah samar-samar
  3. NGC 2239 - Bagian dari wilayah samar-samar (Ditemukan oleh John Herschel)
  4. NGC 2244 - Cluster terbuka dalam nebula (Ditemukan oleh John Flamsteed di 1690)
  5. NGC 2246 - Bagian dari wilayah samar-samar
Survei yang dilakukan oleh Chandra X-Ray Observatory pada tahun 2001 mengungkapkan bahwa bintang-bintang muda pada inti nebula dipanaskan oleh gas yang ada disekitarnya dengan suhu mencapai 6 juta kelvin sehingga memancarkan sinar-X yang berlebihan. Nebula ini sendiri dinamakan nebula Rosette karena bentuknya sendiri yang menyerupai bunga Mawar. (Adi Saputro/ astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto