Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, May 1, 2012

Astronom Temukan Planet dengan Gerak Revolusi Tercepat

Ilustrasi planet dengan kecepatan tinggi. Image credit: tribunnews.com
Sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam.

Para pakar astronomi mengatakan planet-planet berkecepatan maha-tinggi yang melintasi alam semesta dengan kecepatan hampir 50 juta kilometer per jam kemungkinan termasuk benda-benda tercepat di antariksa.

Pencarian adanya planet berkecepatan maha tinggi dimulai setelah penemuan bintang-bintang bekecepatan maha tinggi tujuh tahun yang lalu.

Para ilmuwan di Pusat Harvard-Smithsonian untuk Astrofisika menurut VOA mengatakan temuan mereka memberi indikasi bahwa planet berkecepatan maha tinggi memang ada, dan planet tersebut dihasilkan dengan cara yang sama bintang berkecepatan maha tinggi, yaitu karena jarak yang terlalu dekat dengan gravitas lubang hitam yang maha besar di pusat galaksi.

Mereka mengatakan fenomena itu terjadi ketika satu bintang yang mengitari bintang lain berada terlalu dekat dengan kekuatan sangat tinggi gravitas lubang hitam yang maha-besar. Salah satu bintang tersebut dan satu atau lebih planet bintang yang saling mengitari itu dapat terlempar dengan kecepatan tinggi ke antariksa, sementara bintang lainnya tetap terperangkap di orbit yang mengitari lubang hitam itu.

Sekalipun bintang-bintang berkecepatan maha tinggi telah diukur bergerak hampir 2,5 juta kilometer per jam, planet berkecepatan maha-tinggi yang paling lambat sekalipun terbang beberapa kali lipat kecepatan bintang itu.

Penulis penelitian itu mengatakan sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam, tetapi keadaan yang ideal dapat menghasilkan kecepatan yang jauh lebih tinggi, sampai 48 juta kilometer per jam atau persentase kecil kecepatan cahaya.

Para pakar astronomi Harvard-Smithsonian mengatakan mereka melakukan penelitian mereka dengan pertolongan simulasi komputer karena tidak mungkin untuk mendeteksi satu planet berkecepatan maha tinggi yang sendirian. Namun, mendeteksi satu di orbit yang mengitari bintang berkecepatan maha-tinggi adalah mungkin.

Menurut para ilmuwan itu, kecerahan sinar bintang berkurang sedikit ketika sebuah planet melintas antara bintang itu dan teleskop para ilmuwan. (tribunnews.com, astronomi.us)

Kenapa Galaksi Kita Dinamakan Bima Sakti?

Pertanyaan:
Mengapa galaksi di tempat kita tinggal di sebut galaksi bima sakti?

Jawaban:
"Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bima Sakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam "aura" cemerlang. Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi."

Bima,
"Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang."

Kira-kira karena legenda Bima sebagai sesosok berkulit hitam mengerikan dan penuh kesaktian yang menyebabkan galaksi berwarna hitam dengan "aura cemerlang" tersebut digelari nama Bima Sakti, oleh masyarakat kita.
materi referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_Sakti
http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_(tokoh_Mahabharata)

(http://id.answers.yahoo.com)

Note:
*kami mengumpulkan pertanyaan dan jawaban astronomi dari beberapa forum di internet dan kami tidak menjamin serta melakukan evaluasi terhadap kebenaran dari jawaban pertanyaan tersebut.

Apa Itu Awan Oort?

Pertanyaan:
Apa Itu Awan Oort?

Jawaban:
Secara hipotesa, Awan Oort adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya merupakan sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort bergerak sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.

(http://id.answers.yahoo.com)

Note:
*kami mengumpulkan pertanyaan dan jawaban astronomi dari beberapa forum di internet dan kami tidak menjamin serta melakukan evaluasi terhadap kebenaran dari jawaban pertanyaan tersebut.

Sunday, April 29, 2012

Ilmuwan: Phoebe Lebih Mirip Planet Daripada Bulan

Foto Phoebe yang diambil oleh Cassini pada tahun 2004. Image credit: NASA
Bulan milik Saturnus, Phoebe, menarik untuk dipelajari. Memiliki kawah yang banyak dan cukup luas serta berevolusi terhadap Saturnus pada jarak yang cukup jauh sekitar 8 juta mil (12,8 juta km) menambah keingintahuan dari ilmuwan. Menurut berita terbaru dari misi Cassini, Phoebe bisa menjadi objek dari sabuk Kuiper dan Phoebe lebih mirip planet daripada bulan.

Dikutip dari universetoday.com, Minggu (29/04/2012), Phoebe memiliki diameter sekitar 132 mil (212 km) dan merupakan bulan terbesar milik planet Saturnus. Para ilmuwan milai berteori bahwa Phoebe mungkin merupakan sisa dari pembentukan tata surya sebuh planetesimal dan merupakan bulan Saturnus pertama sebelum bulan-bulan Saturnus lainnya ada. "Tidak seperti tubuh primitif seperti komet, Phoebe tampaknya telah berkembang secara aktif untuk sementara waktu sebelum terhenti," kata Julie Castillo-Rogez, planetary scientist dari NASA's Jet Propulsion Laboratory. "Objek seperti Phoebe diperkirakan telah membeku dengan sangat cepat. Oleh karena itu ia seperti planet. Mereka memberikan petunjuk ilmuwan tentang kondisi apa itu seperti sekitar waktu kelahiran planet dan bulan mereka. ", tambahnya.

Meskipun saat ini bentuk Phoebe cenderung tidak teratur, mungkin dahulu bentuk bulan Saturnus ini lebih Bulat Tapi komposisi awal unsur-unsur radioaktif akan menghasilkan panas, dan karena itu "mengempis" melalui kompresi, lebih padat dan tumbuh lebih padat dan membuatnya lebih mirip dengan planet Pluto dan objek di Sabuk Kuiper lainnya. Beberapa bagian di Phoebe mungkin terdapat air dan kemudian mencair oleh panas radioaktif. Permukaan es di Phoebe diteksi oleh wahana Cassini. Namun apa yang menyebabkan Phoebe masuk menjadi bulan Saturnus masih menjadi misteri? (Adi Saputro/astronomi.us)

Saturday, April 28, 2012

LSST, Teleskop Raksasa 3.2 Miliar Piksel

Large Synoptic Survey Telescope (LSST). KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: spie.org
Sesuai ukurannya, Large Synoptic Survey Telescope (LSST) berukuran raksasa. Dengan berat sekira 300 ton dan didukung kamera 3.2 miliar piksel, teleskop ini siap memotret setiap inci langit malam dalam seminggu selama 10
tahun.

Rancangan detail teleskop ini telah diumumkan oleh kreatornya. Setelah dibuat, teleskop ini akan menyediakan data semesta kepada ilmuwan.

Tim peneliti teleskop telah menerima persetujuan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Kini mereka dalam tahap pendalaman desain, penjadwalan, dan perhitungan budget.

Struktur dalam dari Large Synoptic Survey Telescope (LSST). KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: news.slac.stanford.edu
Proyek LSST dicetuskan pada 1998. "Sangat lega melihat proyek ini akhirnya dapat berjalan," ujar direktur proyek LSST, Steven Kahn seperti dikutip dari laman Space.com.

Teleskop pemantau ini akan menghimpun data sebesar 6 juta gigabyte setiap tahun. Setiap detail foto akan memberikan pengetahuan mengenai energi gelap, asteroid dekat bumi, dan wilayah sabuk Kuiper dekat orbit Neptunus dimana Pluto dan obyek es lainnya beredar.

LSST dapat pula memantau asteroid yang membahayakan bumi. Semua data LSST akan dapat diakses publik agar Anda dapat terbang melintasi jagad raya.

Teleskop ini dijadwalkan selesai tahun ini. Tapi, pengumuman terbaru menyebutkan konstruksi LSST dimulai pada 2014. Para peneliti telah siap mengerjakan cermin 8,4 meter di Chile bagian utara. (spie.org, vivanews.com, astronomi.us)

Friday, April 27, 2012

Video: Seberapa Kecilkah Atom Itu?

Saat kita masih duduk di sekolah SMP, kita sudah mulai dikenalkan oleh guru kita tentang keberadaan, struktur, serta skala atom dan sub-atom. Faktanya, alam semesta kita yang sangat-sangat besar ini terdiri atom-atom dengan skala yang super kecil dan kita pun juga sudah tahu tentang hal itu. Namun yang menjadi pertanyaan, seberapa kecilkan atom itu. Nah untuk menjawabnya silahkan Anda lihat video berikut ini.

Bintang di Galaksi Bimasakti Bisa "Adopsi" Planet Pengembara

Ilustrasi : Planet hasil adopsi mengorbit di tepian sebuah sistem bintang. Image credit: Christine Pulliam
Studi terbaru menyatakan bahwa miliaran bintang yang ada di Galaksi Bimasakti mampu 'mengadopsi' planet yatim piatu yang merana di angkasa.

Dengan cara itu, planet yatim piatu yang terbentuk di sebuah tata surya dan akhirnya terlempar keluar bisa menemukan 'orang tua' baru di sistem bintang lain.

"Bintang bertukar planet seperti tim baseball bertukar pemain," kata Hagai Perets, peneliti dari Harvard Simthsonian Center for Astrophysics.

Studi dilakukan Perets bersama rekannya, Thijs Kouwenhoven dari Peking University, Cina. Hasil studi dipublikasikan di Astrophysical Journal, Jumat (20/4/2012).

Untuk sampai pada hasil penelitian, Perets dan Kouwenhoven melakukan simulasi kluster bintang muda yang memiliki planet yang melayang bebas atau yatim piatu.

Peneliti menemukan, jika jumlah planet sama dengan jumlah bintang, maka 3-6 persen bintang akan mengadopsi planet yatim piatu. Makin masif bintang, makin besar kemungkinan bintang mengadopsi.

Studi fokus pada kluster bintang muda karena adopsi planet lebih mungkin terjadi jika bintang dan planet yatim piatu terkumpul di wilayah yang relatif dekat.

Pada awal sejarahnya, bintang dalam kluster bintang terletak berdekatan. Seiring waktu, kluster semakin menjauh. Jadi, adopsi planet harus terjadin pada awal sejarah kluster bintang.

Planet yatim piatu terbentuk secara alami dalam proses pembentukan bintang. Sistem bintang memiliki beberapa planet. Satu planet bisa saja terlempar keluar oleh sebab tertentu.

Planet yang terlempar bisa tertarik oleh gravitasi bintang lain dan diadopsi.

Planet hasil adopsi biasanya berjarak ratusan atau ribuan kali lebih jauh dari jarak Bumi-Matahari. Selain itu, ortbit planet ini juga berbeda dengan planet asli, bahkan bisa bergerak mundur dalam mengelilingi Matahari.

Sejauh ini, astronom belum menemukan bukti nyata adanya adopsi planet. Namun, studi bisa dilakukan dengan melihat planet di bintang bermassa rendah dan berjarak jauh dengan bintangnya.

Bukti terbaik adanya adopsi planet yang dimiliki saat ini adalah temuan dari European Southern Observatory, dimana ada dua planet bermassa 7 dan 14 kali Jupiter yang mengorbit satu sama lain tanpa bintang.

Jika bintang bisa mengadopsi planet, apakah Matahari sebagai bintang di tata Surya juga bisa melakukannya?

"Tak ada bukti bahwa Matahari menangkap planet," kata Perets seperti dikutip Physorg, Selasa (17/4/2012).

"Tapi tetap ada kemungkinan adanya dunia kecil yang mungkin berada di tepian Tata Surya kita," tutur Perets.

Ilmuwan Akan Buat Satelit Khusus Untuk Dekati Matahari

Solar Orbiter (SolO). Image credit: skymania.com
Perusahaan asal Inggris akan memimpin pembuatan Solar Orbiter (SolO). SolO sebuah pesawat luar angkasa yang akan melakukan perjalanan lebih dekat ke matahari daripada satelit yang ada saat ini.

SolO akan mengambil gambar dan melakukan pengukuran dari dalam orbit Merkurius, untuk mendapatkan wawasan baru tentang apa yang mendorong pergerakan dinamis bintang.

Badan Antariksa Eropa telah menandatangani kontrak dengan perusahaan asal Inggris, Astrium, untuk membangun SolO senilai 300 juta euro, untuk peluncuran pada 2017. Kesepakatan ini merupakan kontrak yang terbesar di Inggris.

Kontrak ini juga menandai 50 tahun aktivitas Inggris dalam bidang orbit. Pada 26 April 1962 silam merupakan hari di mana Inggris mampu mengarungi ruang angkasa dengan peluncuran satelit Ariel-1.

Direktur Badan Antariksa Eropa, Alvaro Gimenez dan eksekutif Astrium, Miranda Mills, mencapai kesepakatan SoIO di Science Museum, London, tempat model Ariel-1 dipamerkan.

Setelah peluncuran, Solar Orbiter akan 'melayang' sendiri ke dalam tata surya dan mendekati matahari dengan jarak 42 juta km. Untuk melakukan ini, dibutuhkan pesawat ruang angkasa yang membawa sebuah perisai kuat.

"Panas akan menjadi masalah besar," kata Ralph Cordey, kepala sains Astrium. "Jika tidak dilindungi, wajah pesawat ruang angkasa akan terkena panas 500 derajat, yang akan menjadi bencana," lanjutnya.

"Kami akan menggunakan pelindung panas yang tebal untuk mengurangi suhu dalam pesawat ruang angkasa dan sistem menurunkan suhu ruangan. Sehingga semua elektronik dapat beroperasi secara nyaman," ucapnya.

Instrumen penginderaan terluar dari satelit tersebut, yakni pencitra dan teleskop, akan dapat melihat meskipun celah yang memiliki alat pengatur cahaya dapat ditutup saat tidak ada pengamatan yang dilakukan.

Misi ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana matahari mempengaruhi lingkungan. Khususnya mengenai bagaimana matahari menghasilkan dan mengakselerasi aliran partikel bermuatan yang berada di sekeliling planet.

Angin matahari bisa sangat bergolak, dan letusan besar di permukaan matahari akan membuat gangguan besar dalam angin. Ketika aliran partikel ini menyentuh atmosfer bumi dan planet-planet lain, itu menimbulkan cahaya aurora spektakuler.

"Misi Solar Orbiter akan memberitahu kita bagaimana matahari menciptakan heliosphere, gelembung bermuatan partikel di sekeliling tata surya, yang Anda anggap sebagai atmosfernya," jelas Lucie Green, fisikawan matahari dari University College London. "Heliosphere adalah panas dan mengembang keluar ke angkasa sekitar 17 miliar km," tambahnya.

"Kami tidak tahu bagaimana hal itu terbentuk dan bagaimana itu bermuatan dengan waktu. Tetapi Solar Orbiter akan benar-benar jauh ke dalam atmosfer untuk melihat di mana di permukaan emisi muncul, untuk akhirnya memahami bagaimana gelembung besar dibuat," katanya.

Untuk mencontohkan angin matahari tersebut seperti saat terjadi di permukaan, Solar Orbiter telah memiliki lima instrumen pengujian di tempat. Ini untuk mengkonfirmasi semua fungsi suatu sistem secara benar.

Orbit satelit juga akan mengambil satelit di atas pesawat dari planet-planet sehingga satelit dapat melihat beberapa proses pada perangsangan di kutub matahari. Dan kecepatan SolO di sekitar bintang berarti kecepatan ini akan dapat mengikuti kejadian dan ciri-ciri yang biasanya. memutar dari pandangan observatorium Bumi.

Misi Lain

Inti dari usaha ini yakni keinginan untuk memahami lebih baik penyebab dari apa fisika surya yang disebut "cuaca luar angkasa".

Badai besar pada matahari yang melemparkan milyaran ton partikel bermuatan keluar ke angkasa dapat mengganggu medan elektromagnetik di Bumi. Ini mengakibatkan gangguan komunikasi dan dalam kasus yang ekstrim, merusak jaringan listrik dan elektronik satelit.

Para ilmuwan ingin dapat meramalkan kejadian seperti sebelumnya dengan lebih jelas.

Solar Oribter merupakan perusahaan patungan antara Badan Antariksa Eropa (ESA)dan badan antariksa AS (NASA). NASA akan memasok satu instrumen, sensor dan roket untuk mengirim satelit dalam proyek perjalanan ini.

Proyek ini muncul dari sebuah kompetisi di antara para ilmuwan ruang angkasa Eropa untuk menemukan misi kelas menengah yang paling menarik untuk mengambil celah peluncuran yang tersedia pada akhir dekade ini.

Badan Antariksa Eropa akan segera menandatangani sebuah misi yang selanjutnya, yang disebut Euclid. Misi ini akan menyelidiki fenomena misterius, materi gelap dan energi gelap, yang mendominasi dan membentuk alam semesta yang terlihat melalui teleskop.

Pertama kalinya dalam sebuah kelas baru misi besar, yang membutuhkan biaya milyaran euro, akan dipilih minggu depan. Ini diharapkan dapat menjadi misi untuk mempelajari es bulan Jupiter. (vivanews.com, astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto