Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, August 17, 2011

Batas Tata Surya

Saat ini, satelit Voyager 1 dan Voyager 2, dua buah pesawat ruang angkasa yang diberangkatkan dari Bumi pada tahun 1977 lalu, sedang menuju keluar dari tata surya.

Kedua satelit kini tengah melewati ujung dari gelombang magnetik yang jaraknya sekitar 9 miliar mil atau sekitar 15 miliar kilometer dari Bumi. Jarak itu tentu merupakan jarak yang sangat jauh. Akan tetapi jarak sejauh itu juga cukup sulit dibayangkan.

Berikut ini gambaran berapa jauh 15 miliar kilometer, menurut perhitungan para peneliti, dikutip dari Life’s Little Mysteries, 11 Juni 2011.

Satelit Voyager yang sedang berada di pinggir tata surya. (NASA)
Pesawat terbang yang bergerak dari Los Angeles di barat Amerika Serikat ke New York yang ada di timur Amerika Serikat atau sebaliknya, menempuh jarak sekitar 3.983 kilometer. Artinya, jika satelit Voyager mengambil rute tersebut, ia telah melakukan sekitar 3 sampai 4 juta perjalanan bolak-balik.

Jika dibandingkan dengan jarak antara Bumi dengan Bulan yang rata-rata mencapai 384.403 kilometer, artinya kedua satelit itu telah bolak balik antara Bumi dan Bulan sebanyak lebih dari 37 ribu kali.

Matahari sendiri memiliki jarak sekitar 150 juta kilometer dari kita. Adapun ujung tata surya kita, dan juga satelit Voyager yang sedang berjalan di sekitar kawasan tersebut, kini mencapai 97 kali lebih jauh jaraknya dibanding Bumi dan Matahari.

Batas Tata Surya, Seberapa Jauh Ujung Tata Surya?

2 Black Hole Besar Ditemukan di Pusat Galaksi Markarian 739

Dari sebuah penelitian lebih lanjut, astronom mendapati bahwa Markarian 739, sebuah galaksi yang berjarak sekitar 425 juta tahun cahaya dari Bumi ke arah konstelasi Leo memiliki tidak cuma satu black hole raksasa, melainkan dua buah black hole di pusat galaksi itu.

Kehadiran galaksi kedua ini terdeteksi oleh satelit Swift dam Chandra X-Ray Observatory milik NASA.

Meski kedua lubang hitam itu berada di pusat galaksi, keduanya terpisah dengan jarak sekitar 11 ribu tahun cahaya atau sekitar sepertiga jarak tata surya kita dengan pusat galaksi Bima Sakti. Sebagai gambaran, satu tahun cahaya berjarak sekitar 10 triliun kilometer.

Black hole atau lubang hitam kembar yang ditemukan
di galaksi Markarian 739.
Kedua black hole yang ditemukan itu juga merupakan black hole yang sangat aktif dan masuk ke dalam klasifikasi ‘supermassive’ yang artinya, masing-masing memiliki massa yang sama dengan jutaan atau bahkan miliaran kali lipat massa bintang seperti Matahari kita.

Padahal, black hole biasa yang terbentuk akibat hancurnya bintang raksasa hanya berukuran 10 sampai 20 kali lipat dibandingkan dengan massa Matahari.

“Di pusat sebagian besar galaksi raksasa, termasuk Bima Sakti, berada sebuah supermassive black hole yang memiliki bobot jutaan kali lipat dibandingkan dengan massa Matahari,” kata Michael Koss, peneliti dari NASA, seperti dikutip dari Space, 11 Juni 2011. “Sebagian di antaranya memancarkan radiasi miliaran kali lebih besar dibanding energi Matahari,” ucapnya.

Namun demikian, Koss menyebutkan, meski supermassive black hole merupakan fenomena yang umum yang hadir di pusat galaksi, tidak semua black hole memancarkan energi radiasi yang disebut dengan ‘active galactic nuclei (AGN). “Dengan demikian, mendapatkan sebuah black hole raksasa yang aktif sangat langka. Apalagi menemukan dua buah black hole raksasa dalam satu galaksi,” ucapnya.

Astronom menduga bahwa sepasang supermassive black hole ini terbentuk saat ada galaksi yang hancur.

“Jika dua buah galaksi saling bertabrakan, dan masing-masing memiliki sebuah supermassive black hole, ada kemungkinan bahwa kedua black hole menjadi aktif sebagai AGN,” kata Richard Mushotzky, peneliti lain dari University of Maryland.

2 Black Hole Besar Ditemukan di Pusat Galaksi Markarian 739, Wow, 2 Black Hole Besar Ditemukan di Pusat Galaksi Markarian 739

Astronom Temukan Kelompok Ledakan Supernova Paling Terang

Studi terbaru astronom mengungkap supernova baru yang pada saat ledakan bersinar hingga sepuluh kali lebih cemerlang daripada supernova pada umumnya. Ada enam rekaman supernova yang sangat cemerlang dan tidak bisa dijelaskan dengan teori ledakan bintang yang ada saat ini sehingga supernova tersebut kemungkinan harus dikelompokkan dalam jenis baru. Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature teranyar.

Ledakan supernova terjadi jika suatu bintang dengan massa setidaknya sepuluh kali massa Matahari mencapai akhir masa kehidupannya. Ketika itu, sang bintang yang sekarat melepaskan materi radioaktif berupa gas-gas panas hingga menghasilkan ledakan cahaya terang.

Supernova
Robert Quimby, peneliti perbintangan di California Institute of Technology, Pasadena, mengatakan bahwa dalam ratusan tahun fenomena supernova diamati, belum pernah ada tipe seperti ini. "Kami kira kami sudah melihat segalanya, sehingga temuan ini sangat tidak terduga," ujar Quimby yang dengan timnya melakukan pengamatan ini dengan teleskop Samuel Oschin di California's Palomar Observatory.

Ia mencatat, supernova dapat mengubah evolusi dari galaksi itu sendiri. Sebab supernova mampu meniupkan gas dari galaksi asalnya serta menambahkan muatan untuk mengisi ruang antara tata bintang di galaksi dengan elemen yang lebih berat. "Berarti generasi bintang-bintang berikutnya bisa jadi berbeda secara susunan," simpulnya.

Dalam makalah yang dipublikasikan 8 Juni 2011 itu, ada enam supernova yang mendapat pengelompokan baru. Empat di antaranya telah merupakan temuan baru dan dua lainnya telah diketahui namun membuat para ilmuwan bingung. Antara lain, supernova dengan kode SN 2005ap, yang ditemukan tahun 2007 dan tercatat sebagai supernova paling terang serta SCP 06F6, yang ditemukan tahun 2008 karena memancarkan spektrum yang lain sama sekali dengan supernova umumnya.

Astronom Temukan Kelompok Ledakan Supernova Paling Terang, Inilah Kelompok Supernova Paling Terang

Video: Black Hole Kembar di Satu Galaksi

Markarian 739, sebuah galaksi yang berjarak sekitar 425 juta tahun cahaya dari Bumi ke arah konstelasi Leo memiliki tidak cuma satu black hole raksasa di pusatnya, melainkan dua. Kehadiran galaksi kedua ini terdeteksi oleh satelit Swift dam Chandra X-Ray Observatory milik NASA. Sumber : Space.com



Video: Black Hole Kembar di Satu Galaksi

Gara-gara Jupiter, Ukuran Mars Jadi Kerdil

Dari simulasi komputer dan laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature, diketahui bahwa planet Mars selesai terbentuk 2 sampai 4 juta tahun lebih cepat dibandingkan dengan Bumi. Ini memperkaya informasi mengapa ukuran planet itu sangat kecil.

Sebagai informasi, planet Bumi terbentuk dalam waktu 50 sampai 100 juta tahun. Adapun Mars, yang terbentuk dalam waktu lebih cepat, hanya memiliki massa 11 persen dari massa Bumi. Penyebab dari semua fenomena tersebut adalah migrasi yang dilakukan oleh planet Jupiter.

Perbandingan ukuran planet Venus, Bumi, dan Mars
“Jika Jupiter bergerak dari tempatnya ke jarak 1,5 AU (1 AU adalah 1x jarak Matahari-Bumi) dari Matahari dan kembali ke posisi awal, maka pergerakan planet itu memengaruhi kepadatan bahan-bahan pembentuk planet di kawasan tata surya,” kata Kevin Walsh, peneliti dari Southwest Research Institute, dikutip dari Astronomy Now, 13 Juni 2011.

Seperti gambaran, saat ini Jupiter berada di posisi 5,2 AU. Namun dari model simulasi komputer, terindikasi bahwa planet-planet luar milik tata surya berpindah-pindah orbit sebelum menempati posisi permanen mereka saat ini. Saat mereka berpindah, mereka meredistribusi materi yang ada di tata surya.

Perpindahan planet Jupiter ke posisi yang mendekati posisi Bumi dan Mars saat ini membuat material pembentuk planet yang ada di kawasan itu berpindah. Akibatnya, Mars yang juga sedang berusaha membentuk dirinya kekurangan bahan baku.

Pergerakan planet Jupiter yang berangkat mendekati Matahari saat tata surya masih berusia muda dan kembali ke posisinya dan mengacak-acak material yang ada di sekelilingnya juga menjelaskan, mengapa bebatuan dan meterial yang ada di sabuk asteroid terdiri dari unsur yang berbeda-beda.

“Teka-teki besar ini perlahan-lahan mulai terpecahkan,” kata Walsh. “Simulasi menunjukkan bahwa migrasi Jupiter konsisten dengan kehadiran sabuk asteroid dan juga menjelaskan kandungan sabuk yang sebelumnya tidak bisa dipahami,” ucapnya.

Seperti diketahui, sabuk asteroid terdiri dari material acak antara lain bebatuan kering dan bebatuan yang mengandung air. Saat Bumi terbentuk, Bumi juga tidak mungkin memiliki air. Adapun penyebab hadirnya air kemungkinan adalah karena material yang ada di sabuk asteroid yang mengandung air, mendarat di Bumi akibat pengaruh pergerakan Jupiter.

Gara-gara Jupiter, Ukuran Mars Jadi Kerdil, Kenapa ukuran planet Mars Lebih kecil dari Bumi, Akibat Jupiter, Ukuran Mars kecil

VIDEO: Bagaimana Proses Terbentuknya Lubang Hitam (Black Hole)

Black hole atau lubang hitam merupakan fenomena luar angkasa yang terjadi saat sebuah bintang yang memiliki ukuran sangat besar, sampai puluhan kali lipat ukuran Matahari kita tiba di akhir masa hidupnya.

Di penghujung hidupnya, jika bintang itu memiliki ukuran yang cukup raksasa, itu akan meledak sangat dahsyat. Ledakan ini disebut juga sebagai supernova yang akan membentuk lubang hitam.

Posisi black hole SN 1979C di galaksi Bimasakti
Saat bintang meledak, tekanan yang ditimbulkan dari inti bintang tersebut sangat hebat sehingga ia menghisap dirinya sendiri dan kemudian segala sesuatu yang berada di sekelilingnya dan menyimpan material-material itu di sebuah ruang antah berantah.

Menurut penelitian, lubang hitam sendiri terdapat di seluruh galaksi. Bahkan di galaksi tertentu, terdapat lebih dari satu lubang hitam. Berikut ini videonya



VIDEO: Bagaimana Proses Terbentuknya Lubang Hitam (Black Hole), Proses terbentuknya Lubang Hitam (Black Hole)

Obyek di Permukaan Mars Ternyata Bukan Wajah "Mahatma Gandhi"

Google Mars, salah satu layanan pemetaan online milik Google, yang menampilkan foto-foto satelit pada planet Mars telah beroperasi. Para pecinta ruang angkasa dari seluruh dunia menemukan berbagai obyek menarik di permukaan planet itu.

Salah satu temuan terakhir adalah bentuk serupa wajah Mahatma Gandhi yang didapati oleh Matteo Ianneo, pengguna asal Italia. Ianneo, yang mengklaim bahwa ia juga menemukan tumbuhan, terowongan bawah tanah, dan reruntuhan sebuah kota di Mars. Ia menjumpainya di koordinat 33°12'29.82"N and 12°55'51.21"W.

Kawasan itu sendiri dipotret oleh satelit Viking 1 milik NASA pada tahun 1976. Dan dalam sebuah gambar beresolusi rendah, ditemukan bentuk yang menyerupai wajah manusia.

Seperti dikutip dari Space.com, 14 Juni 2011, dalam beberapa hari setelah penemuan, para penikmat astronomi ramai berspekulasi bahwa struktur tersebut merupakan struktur yang dibuat dengan tangan dan dibangun oleh makhluk purba planet itu.

Untuk mengetahui secara pasti apa yang dilihat oleh Ianneo, Jonathan Hill, peneliti asal Arizona State University Mars Space Flight Facility yang memiliki dan mengoperasikan database foto-foto Mars serupa dengan yang dimiliki Google, melacak foto yang dipakai Google untuk menggambarkan kawasan tersebut.




Sebagai informasi, Google menggunakan foto resolusi rendah yang diambil oleh Mars Express Orbiter milik European Space Agency. Untuk itu, Hill menggunakan fto dengan resolusi yang lebih tinggi yang diambil oleh kamera CTX pada Mars Reconnaisance Orbiter milik NASA untuk menghilangkan ilusi optik.


“Dari gambar, kita bisa melihat bahwa kontur itu merupakan lubang, bukan bukit seperti yang tampak di gambar Google Mars,” kata Hill.

Pekan lalu, ‘astronot dari komputer’ lainnya menemukan obyek aneh lain setelah mengunjungi planet Mars lewat Google. Dalam video yang dipasang di YouTube, David Martines mengklaim bahwa ia telah menemukan markas manusia (atau alien) di planet itu.

Ternyata, garis misterius yang sebelumnya dikira merupakan bangunan di permukaan Mars ternyata merupakan artifak yang disebabkan oleh sinar kosmik, sebuah distorsi yang tertangkap oleh kamera saat memotret kawasan tersebut.

Selama ini orang-orang juga mengaku telah menemukan berbagai obyek di permukaan planet Mars. Dengan membuat planet itu bisa dilihat oleh semua orang, Google Mars kemungkinan akan meningkatkan frekuensi temuan aneh-aneh seperti itu.

Obyek di Permukaan Mars Ternyata Bukan "Mahatma Gandhi", Obyek di Mars Bukan Wajah Mahatma Gandhi

Astronom Temukan Sistem Planet Aneh yang Mematikan

Dua orang astronom di Afrika Selatan telah menemukan bukti akan adanya dua planet raksasa yang mengorbit sistem bintang kembar. Temuan tersebut dilaporkan di South African Astronomical Observatory (SAAO).

Menurut SAAO, sistem tata surya dengan dua planet dan dua ‘matahari’ yang ditemukan oleh Stephen Potter dan Encarni Romero-Colmenero tersebut merupakan contoh dari sebuah sistem planet yang ‘sangat aneh’.

Uz For, sistem planet aneh yang sangat ekstrim.
“Dua buah bintang, satu merupakan white dwarf dan yang lain merupakan red dwarf, berada sangat dekat sehingga mereka hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk saling mengorbi satu sama lain,” sebut kedua astronom, seperti dikutip dari News24, 17 Juni 2011.

Sistem planet itu, kedua astronom menyebutkan, berorientasi dengan cara yang sangat aneh, sehingga dari Bumi, sepasang bintang itu saling menimbulkan gerhana setiap kali mengorbit, jika dilihat dari Bumi.

Potter dan rekan-rekannya mendapati pula bahwa gerhana tersebut tidak terjadi dalam waktu-waktu tertentu. Kadang gerhana datang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Temuan ini membuat mereka berhipotesa bahwa hadirnya dua planet raksasa itu memberi efek gravitasi yang akan menyebabkan bintang tersebut mengorbit dengan tidak beraturan. Planet-planet itu juga akan sedikit mempengaruhi jeda antara dua gerhana tersebut.

Dari pengukuran, astronom berhasil membuat perkiraan bahwa massa kedua planet itu setidaknya enam dan delapan kali massa planet Jupiter. Kedua planet juga membutuhkan waktu 16 dan 5 tahun untuk mengorbiti kedua bintang yang jadi ‘mataharinya’ tersebut. Namun sayangnya, planet-planet itu berada di jarak yang sangat jauh untuk dapat difoto secara langsung.

Selain itu, sistem planet binary star yang diberi nama UZ For itu juga merupakan sistem planet yang sangat tidak ramah untuk ditinggali.

“Karena kedekatannya, gravitasi milik bintang white dwarf secara konstan terus mencuri material dari permukaan bintang red dwarf,” kata astronom. “Aliran material ini akan menghantam bintang white dwarf dan membuatnya menjadi sangat panas hingga ke suhu jutaan derajat,” sebutnya.

Akibatnya, astronom menyebutkan, bintang itu akan membanjiri sistem planet tersebut dengan radiasi sinar X dengan jumlah yang sangat banyak dan mematikan.

Sistem planet aneh itu sendiri dapat ditemukan setelah astronom mengobservasi menggunakan Southern African Large Telescope (SALT) baru milik SAAO yang mampu mengombinasikan data yang dikumpulkan oleh banyak observatorium dan satelit dalam jangka waktu 27 tahun.

Astronom Temukan Sistem Planet Aneh yang Mematikan, Ditemukan, Sistem Planet Aneh yang Mematikan


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto