Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, August 17, 2011

VIDEO: Bagaimana Proses Terbentuknya Lubang Hitam (Black Hole)

Black hole atau lubang hitam merupakan fenomena luar angkasa yang terjadi saat sebuah bintang yang memiliki ukuran sangat besar, sampai puluhan kali lipat ukuran Matahari kita tiba di akhir masa hidupnya.

Di penghujung hidupnya, jika bintang itu memiliki ukuran yang cukup raksasa, itu akan meledak sangat dahsyat. Ledakan ini disebut juga sebagai supernova yang akan membentuk lubang hitam.

Posisi black hole SN 1979C di galaksi Bimasakti
Saat bintang meledak, tekanan yang ditimbulkan dari inti bintang tersebut sangat hebat sehingga ia menghisap dirinya sendiri dan kemudian segala sesuatu yang berada di sekelilingnya dan menyimpan material-material itu di sebuah ruang antah berantah.

Menurut penelitian, lubang hitam sendiri terdapat di seluruh galaksi. Bahkan di galaksi tertentu, terdapat lebih dari satu lubang hitam. Berikut ini videonya



VIDEO: Bagaimana Proses Terbentuknya Lubang Hitam (Black Hole), Proses terbentuknya Lubang Hitam (Black Hole)

Obyek di Permukaan Mars Ternyata Bukan Wajah "Mahatma Gandhi"

Google Mars, salah satu layanan pemetaan online milik Google, yang menampilkan foto-foto satelit pada planet Mars telah beroperasi. Para pecinta ruang angkasa dari seluruh dunia menemukan berbagai obyek menarik di permukaan planet itu.

Salah satu temuan terakhir adalah bentuk serupa wajah Mahatma Gandhi yang didapati oleh Matteo Ianneo, pengguna asal Italia. Ianneo, yang mengklaim bahwa ia juga menemukan tumbuhan, terowongan bawah tanah, dan reruntuhan sebuah kota di Mars. Ia menjumpainya di koordinat 33°12'29.82"N and 12°55'51.21"W.

Kawasan itu sendiri dipotret oleh satelit Viking 1 milik NASA pada tahun 1976. Dan dalam sebuah gambar beresolusi rendah, ditemukan bentuk yang menyerupai wajah manusia.

Seperti dikutip dari Space.com, 14 Juni 2011, dalam beberapa hari setelah penemuan, para penikmat astronomi ramai berspekulasi bahwa struktur tersebut merupakan struktur yang dibuat dengan tangan dan dibangun oleh makhluk purba planet itu.

Untuk mengetahui secara pasti apa yang dilihat oleh Ianneo, Jonathan Hill, peneliti asal Arizona State University Mars Space Flight Facility yang memiliki dan mengoperasikan database foto-foto Mars serupa dengan yang dimiliki Google, melacak foto yang dipakai Google untuk menggambarkan kawasan tersebut.




Sebagai informasi, Google menggunakan foto resolusi rendah yang diambil oleh Mars Express Orbiter milik European Space Agency. Untuk itu, Hill menggunakan fto dengan resolusi yang lebih tinggi yang diambil oleh kamera CTX pada Mars Reconnaisance Orbiter milik NASA untuk menghilangkan ilusi optik.


“Dari gambar, kita bisa melihat bahwa kontur itu merupakan lubang, bukan bukit seperti yang tampak di gambar Google Mars,” kata Hill.

Pekan lalu, ‘astronot dari komputer’ lainnya menemukan obyek aneh lain setelah mengunjungi planet Mars lewat Google. Dalam video yang dipasang di YouTube, David Martines mengklaim bahwa ia telah menemukan markas manusia (atau alien) di planet itu.

Ternyata, garis misterius yang sebelumnya dikira merupakan bangunan di permukaan Mars ternyata merupakan artifak yang disebabkan oleh sinar kosmik, sebuah distorsi yang tertangkap oleh kamera saat memotret kawasan tersebut.

Selama ini orang-orang juga mengaku telah menemukan berbagai obyek di permukaan planet Mars. Dengan membuat planet itu bisa dilihat oleh semua orang, Google Mars kemungkinan akan meningkatkan frekuensi temuan aneh-aneh seperti itu.

Obyek di Permukaan Mars Ternyata Bukan "Mahatma Gandhi", Obyek di Mars Bukan Wajah Mahatma Gandhi

Astronom Temukan Sistem Planet Aneh yang Mematikan

Dua orang astronom di Afrika Selatan telah menemukan bukti akan adanya dua planet raksasa yang mengorbit sistem bintang kembar. Temuan tersebut dilaporkan di South African Astronomical Observatory (SAAO).

Menurut SAAO, sistem tata surya dengan dua planet dan dua ‘matahari’ yang ditemukan oleh Stephen Potter dan Encarni Romero-Colmenero tersebut merupakan contoh dari sebuah sistem planet yang ‘sangat aneh’.

Uz For, sistem planet aneh yang sangat ekstrim.
“Dua buah bintang, satu merupakan white dwarf dan yang lain merupakan red dwarf, berada sangat dekat sehingga mereka hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk saling mengorbi satu sama lain,” sebut kedua astronom, seperti dikutip dari News24, 17 Juni 2011.

Sistem planet itu, kedua astronom menyebutkan, berorientasi dengan cara yang sangat aneh, sehingga dari Bumi, sepasang bintang itu saling menimbulkan gerhana setiap kali mengorbit, jika dilihat dari Bumi.

Potter dan rekan-rekannya mendapati pula bahwa gerhana tersebut tidak terjadi dalam waktu-waktu tertentu. Kadang gerhana datang terlalu cepat atau terlalu lambat.

Temuan ini membuat mereka berhipotesa bahwa hadirnya dua planet raksasa itu memberi efek gravitasi yang akan menyebabkan bintang tersebut mengorbit dengan tidak beraturan. Planet-planet itu juga akan sedikit mempengaruhi jeda antara dua gerhana tersebut.

Dari pengukuran, astronom berhasil membuat perkiraan bahwa massa kedua planet itu setidaknya enam dan delapan kali massa planet Jupiter. Kedua planet juga membutuhkan waktu 16 dan 5 tahun untuk mengorbiti kedua bintang yang jadi ‘mataharinya’ tersebut. Namun sayangnya, planet-planet itu berada di jarak yang sangat jauh untuk dapat difoto secara langsung.

Selain itu, sistem planet binary star yang diberi nama UZ For itu juga merupakan sistem planet yang sangat tidak ramah untuk ditinggali.

“Karena kedekatannya, gravitasi milik bintang white dwarf secara konstan terus mencuri material dari permukaan bintang red dwarf,” kata astronom. “Aliran material ini akan menghantam bintang white dwarf dan membuatnya menjadi sangat panas hingga ke suhu jutaan derajat,” sebutnya.

Akibatnya, astronom menyebutkan, bintang itu akan membanjiri sistem planet tersebut dengan radiasi sinar X dengan jumlah yang sangat banyak dan mematikan.

Sistem planet aneh itu sendiri dapat ditemukan setelah astronom mengobservasi menggunakan Southern African Large Telescope (SALT) baru milik SAAO yang mampu mengombinasikan data yang dikumpulkan oleh banyak observatorium dan satelit dalam jangka waktu 27 tahun.

Astronom Temukan Sistem Planet Aneh yang Mematikan, Ditemukan, Sistem Planet Aneh yang Mematikan

Astronom Temukan Komet C/2011 L4 (PANSTARRS) yang Berpotensi Menghantam Bumi Pada 2013

Sebuah komet yang diperkirakan bisa menghantam bumi pada 2013 baru saja ditemukan. Komet tersebut ditemukan dengan menggunakan teleskop yang dirancang khusus untuk berburu asteroid berbahaya.

Seperti dilansir dari Livescience.com, komet bisa terlihat dengan mata telanjang ketika jaraknya sangat dekat dengan bumi. Teleskop Hawaii's Pan-STARRS 1, mendeteksi komet yang diberi nama C/2011 L4 (PANSTARRS), pada malam hari, tepatnya 5 dan 6 Juni lalu.

Komet Lulin
Penemuan ini lalu dilanjutkan observasi menyeluruh dengan menggunakan instrumen lain keesokan harinya. Diperkirakan jarak komet sekitar 30 juta mil (50 juta kilometer) pada Februari atau Maret 2013.

Selama jarak terdekatnya dengan Bumi, sekitar dua tahun, C/2011 L4 (PANSTARRS) bisa terlihat di langit barat setelah matahari terbenam, jika cuaca cerah.

"Komet ini memiliki orbit yang dekat dengan parabola, berarti bahwa ini mungkin pertama kalinya tidak akan pernah mendekati matahari dan tidak pernah bisa kembali, " kata peneliti dari University of Hawaii, Richard Wainscoat.

Saat ini C/2011 L4 (PANSTARRS) jaraknya sekitar 700 juta mil dari matahari, tepatnya di atas orbit planet Jupiter. Detil ini didapatkan karena teleskop memiliki teknologi detektor elektronik yang sensitif.
Pan-STARRS 1 menemukan komet berbahaya tersebut dengan melakukan pemindaian pada langit untuk mengenali asteroid yang berpotensi membahayakan dan kemungkinan menghantam Bumi. Beberapa bulan ke depan, para astronom akan terus mempelajari komet tersebut. Hal ini demi mendapatkan prediksi yang lebih baik.

Astronom Temukan Komet C/2011 L4 (PANSTARRS) yang Berpotensi Menghantam Bumi Pada 2013, Komet Berbahaya Dekati Bumi pada 2013

Pentagon Sayembarakan Ide Perjalanan Antar Bintang

Jika dulu Departemen Pertahanan Amerika Serikat alias Pentagon muncul dengan proposal Star Wars, kini berubah menjadi Star Trek alias penjelajahan bintang. Tak main-main, Lembaga Proyek Riset Pertahanan Lanjutan (DARPA), sebuah lembaga riset di bawah Pentagon yang dulu ikut mengembangkan internet, membuka sayembara usulan perjalanan bintang.

Pemenang yang bisa memberikan ide terbaik akan mendapat setengah juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp4,5 miliar. Bulan ini, 150 pihak bersaing menjawab sayembara dari pemerintah federal ini.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/03/09/106582_pesawat-luar-angkasa-discovery_300_225.jpg
Pesawat luar angkasa Discovery

Pejabat menyatakan, beberapa nama besar sudah tertarik ikut. Idenya adalah membuat perjalanan bintang bisa dilakukan dalam seabad.

Pentagon memang dikenal sebagai ide besar dan pengeluaran besar. Tahun 1980-an, Pentagon mengembangkan sistem misil pertahanan berbasis angkasa luar. Kini mereka muncul dengan konsep Perjalanan Bintang 100 Tahun. Anggarannya US$1 juta. Setelah dipresentasikan musim gugur ini di Orlando, pada November nanti, DARPA akan menentukan siapa pemenang sayembara.

David Neyland, Direktur Teknologi Taktis DARPA, menyatakan, dana sayembara ini akan menjadi "bibit uang" untuk menolong seseorang memikirkan ide perjalanan bintang dan melakukannya di sektor swasta. Ini bukan soal perjalanan ke planet terdekat dan bukan soal menggunakan robot, kata Neyland.

Namun, bintang terdekat dari matahari kita berjarak 25 biliun mil. Roket tercepat manusia membutuhkan 4.000 tahun ke sana. Artinya, kata Neyland, proyek Star Trek ini bukan hanya soal roket metode terbaru. Proyek ini juga berkaitan dengan upaya menangani usia manusia yang terbatas, sehingga berkaitan dengan soal pengobatan, pertanian, etika dan daya tahan tubuh.

Salah satu yang tertarik proyek ini adalah ilmuwan-jutawan Craig Venter, salah satu orang yang memetakan genom manusia dan sekarang bekerja di bidang kehidupan artifisial dan bahan bakar alternatif.

"Kami ingin menangkap imajinasi rakyat," kata Neyland.

Namun tak semua setuju dengan proyek ini. Wakil Presiden Pembayar Pajak untuk Akal Sehat, Steve Ellis, menyatakan, "Ketika melihat jagat raya, proyek ini sepertinya belum masuk daftar prioritas."

Pentagon Sayembarakan Ide Perjalanan Antar Bintang

Terungkap Dua Rahasia Perilaku Terbesar Semesta

Para astronom menemukan, galaksi di semesta memiliki perilaku �terbangun� atau �tertidur�. Galaksi �terbangun� sangat aktif membentuk bintang, sementara galaksi �tertidur� tak membentuk satu pun bintang baru.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1636302.jpg

Astronom mengetahui galaksi di semesta terdekat masuk dalam salah satu kondisi ini. Namun survei baru semesta jauh menunjukkan, galaksi muda di kejauhan 12 miliar juta tahun cahaya juga berada di kondisi terbangun atau tertidur. Artinya, galaksi memiliki perilaku semacam ini selama lebih dari 85% dari sejarah semesta.

"Faktanya, melihat galaksi muda di semesta jauh telah mati merupakan hal menakjubkan," ujar pemimpin studi Kate Whitaker seperti dikutip keterangan Yale University.

Tak banyak galaksi berada dalam kondisi di antara kondisi ini, lanjut astronom Yale Pieter van Dokkum yang juga tergabung dalam studi ini.

"Penemuan ini menunjukkan betapa cepatnya galaksi masuk ke salah satu kondisi, dari aktif membuat bintang menjadi mati," katanya.

"Selanjutnya, kami berharap bisa menentukan apakah galaksi bisa masuk antar kondisi sesukanya. Kami sangat penasaran mengetahui seberapa lama galaksi tertidur,� tutupnya.

Sumber :
inilah.com

Galaksi Bima Sakti dan Andromeda 1 Triliun Tahun ke depan

Sebagian besar yang kita ketahui saat ini seputar kelahiran kosmos datang dari pengamatan astronomi. Namun, berhubung pesatnya pertumbuhan alam semesta, astronom di masa depan tidak akan bisa menggunakan metode pengamatan yang sama seperti saat ini.

Dalam satu triliun tahun ke depan, galaksi Bima Sakti kita sudah akan bergabung dengan galaksi Andromeda. Merger antara kedua galaksi ini akan menghasilkan sebuah galaksi raksasa yang mungkin disebut sebagai ‘Milkomeda’.

Menggunakan penghitungan dan teknologi masa depan,
ilmuwan akan dapat mengetahui berapa
usia galaksi dan kapan fenomena Big Bang terjadi.
Galaksi-galaksi tetangga yang lain kemungkinan akan telah lama lenyap dari pandangan kosmologi. Bahkan cosmic microwave background (CMB) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi benda angkasa kemungkinan sudah tidak lagi terlihat. Lalu, bagaimana para astronom dari galaksi Milkomeda mempelajari kosmologi? Bagaimana mereka mengetahui asal muasal jagat raya?

Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, para astronom itu nantinya akan dapat membuka rahasia kosmos dengan mempelajari bintang-bintang pelarian dari galaksi mereka sendiri, atau yang disebut dengan Hypervelocity Stars (HVSs).

Dikutip dari Universe Today, 27 Juni 2011, HVSs berasal dari sistem bintang ganda atau tiga bintang yang berada sedikit terlalu dekat ke lubang hitam super raksasa yang ada di tengah galaksi mereka. Astronom yakin bahwa salah satu bintang dari sistem ini ditangkap oleh black hole, sementara bintang lain diluncurkan ke luar dari galaksi dengan kecepatan yang amat sangat tinggi.

Pelontaran HVSs sendiri sangat jarang terjadi, kemungkinan hanya satu kali setiap 10 ribu hingga 100 ribu tahun dan akan terus terjadi selama beberapa triliun tahun ke depan jika mengingat kepadatan bintang di pusat galaksi.

Jadi, bagaimana HVS membantu astronom masa depan mempelajari asal muasal alam semesta?

Pertama, para ilmuwan perlu menemukan sebuah bintang yang dilontarkan di luar batas gravitasional dari galaksi Milkomeda. Setelah melewati batas tersebut (setelah sekitar 2 miliar tahun perjalanan), akselerasi dari sebuah HVSs akan mengikuti Hubble flow atau 71 kilometer per detik per megaparsec (1 megaParsec = 3.08568025 × 10^22 meter)

Dengan teknologi maju, astronom masa depan bisa memanfaatkan perubahan Doppler dari garis spektral dan menggunakan konstanta kosmologi Einstein serta akselerasi jagat raya secara luas.

Selain itu, ilmuwan juga bisa menggunakan model matematik dari pembentukan dan kehancuran galaksi untuk menentukan kepadatan massa dan usia alam semesta saat Milkomeda terbentuk. Dari pengetahuan yang didapat soal usia galaksi, ilmuwan akan dapat mengetahui kapan Big Bang, atau fenomena yang diyakini sebagai awal mula terbentuknya seluruh alam semesta terjadi.

Galaksi Bima Sakti dan Andromeda 1 Triliun Tahun ke depan, Kosmologi, 1 Triliun Tahun Mendatang

VIDEO: Proses Black Hole Menelan Bintang

Black hole merupakan fenomena langit yang banyak bertebaran di seluruh angkasa raya. Menurut para astronom, setidaknya tedapat satu buah black hole di setiap galaksi.

Black hole sendiri terbentuk akibat matinya sebuah bintang yang berukuran sangat raksasa, puluhan bahkan ratusan kali lipat dibanding Matahari kita.

Di penghujung hidupnya, jika bintang itu memiliki ukuran yang cukup raksasa, akan meledak dengan sangat dahsyat. Ledakan ini disebut juga sebagai supernova yang akan membentuk lubang hitam.

Saat bintang meledak, tekanan yang ditimbulkan dari inti bintang tersebut sangat hebat sehingga ia menghisap dirinya sendiri dan kemudian segala sesuatu yang berada di sekelilingnya dan menyimpan material-material itu di sebuah ruang antah berantah.

Berikut ini video ilustrasi proses lubang hitam menelan bintang yang berada di jarak yang terlalu dekat dengan sebuah black hole.




Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/229319-video--proses-black-hole-menelan-bintang

VIDEO: Proses Black Hole Menelan Bintang


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto