Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, August 17, 2011

Astronom Temukan Komet C/2011 L4 (PANSTARRS) yang Berpotensi Menghantam Bumi Pada 2013

Sebuah komet yang diperkirakan bisa menghantam bumi pada 2013 baru saja ditemukan. Komet tersebut ditemukan dengan menggunakan teleskop yang dirancang khusus untuk berburu asteroid berbahaya.

Seperti dilansir dari Livescience.com, komet bisa terlihat dengan mata telanjang ketika jaraknya sangat dekat dengan bumi. Teleskop Hawaii's Pan-STARRS 1, mendeteksi komet yang diberi nama C/2011 L4 (PANSTARRS), pada malam hari, tepatnya 5 dan 6 Juni lalu.

Komet Lulin
Penemuan ini lalu dilanjutkan observasi menyeluruh dengan menggunakan instrumen lain keesokan harinya. Diperkirakan jarak komet sekitar 30 juta mil (50 juta kilometer) pada Februari atau Maret 2013.

Selama jarak terdekatnya dengan Bumi, sekitar dua tahun, C/2011 L4 (PANSTARRS) bisa terlihat di langit barat setelah matahari terbenam, jika cuaca cerah.

"Komet ini memiliki orbit yang dekat dengan parabola, berarti bahwa ini mungkin pertama kalinya tidak akan pernah mendekati matahari dan tidak pernah bisa kembali, " kata peneliti dari University of Hawaii, Richard Wainscoat.

Saat ini C/2011 L4 (PANSTARRS) jaraknya sekitar 700 juta mil dari matahari, tepatnya di atas orbit planet Jupiter. Detil ini didapatkan karena teleskop memiliki teknologi detektor elektronik yang sensitif.
Pan-STARRS 1 menemukan komet berbahaya tersebut dengan melakukan pemindaian pada langit untuk mengenali asteroid yang berpotensi membahayakan dan kemungkinan menghantam Bumi. Beberapa bulan ke depan, para astronom akan terus mempelajari komet tersebut. Hal ini demi mendapatkan prediksi yang lebih baik.

Astronom Temukan Komet C/2011 L4 (PANSTARRS) yang Berpotensi Menghantam Bumi Pada 2013, Komet Berbahaya Dekati Bumi pada 2013

Pentagon Sayembarakan Ide Perjalanan Antar Bintang

Jika dulu Departemen Pertahanan Amerika Serikat alias Pentagon muncul dengan proposal Star Wars, kini berubah menjadi Star Trek alias penjelajahan bintang. Tak main-main, Lembaga Proyek Riset Pertahanan Lanjutan (DARPA), sebuah lembaga riset di bawah Pentagon yang dulu ikut mengembangkan internet, membuka sayembara usulan perjalanan bintang.

Pemenang yang bisa memberikan ide terbaik akan mendapat setengah juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp4,5 miliar. Bulan ini, 150 pihak bersaing menjawab sayembara dari pemerintah federal ini.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/03/09/106582_pesawat-luar-angkasa-discovery_300_225.jpg
Pesawat luar angkasa Discovery

Pejabat menyatakan, beberapa nama besar sudah tertarik ikut. Idenya adalah membuat perjalanan bintang bisa dilakukan dalam seabad.

Pentagon memang dikenal sebagai ide besar dan pengeluaran besar. Tahun 1980-an, Pentagon mengembangkan sistem misil pertahanan berbasis angkasa luar. Kini mereka muncul dengan konsep Perjalanan Bintang 100 Tahun. Anggarannya US$1 juta. Setelah dipresentasikan musim gugur ini di Orlando, pada November nanti, DARPA akan menentukan siapa pemenang sayembara.

David Neyland, Direktur Teknologi Taktis DARPA, menyatakan, dana sayembara ini akan menjadi "bibit uang" untuk menolong seseorang memikirkan ide perjalanan bintang dan melakukannya di sektor swasta. Ini bukan soal perjalanan ke planet terdekat dan bukan soal menggunakan robot, kata Neyland.

Namun, bintang terdekat dari matahari kita berjarak 25 biliun mil. Roket tercepat manusia membutuhkan 4.000 tahun ke sana. Artinya, kata Neyland, proyek Star Trek ini bukan hanya soal roket metode terbaru. Proyek ini juga berkaitan dengan upaya menangani usia manusia yang terbatas, sehingga berkaitan dengan soal pengobatan, pertanian, etika dan daya tahan tubuh.

Salah satu yang tertarik proyek ini adalah ilmuwan-jutawan Craig Venter, salah satu orang yang memetakan genom manusia dan sekarang bekerja di bidang kehidupan artifisial dan bahan bakar alternatif.

"Kami ingin menangkap imajinasi rakyat," kata Neyland.

Namun tak semua setuju dengan proyek ini. Wakil Presiden Pembayar Pajak untuk Akal Sehat, Steve Ellis, menyatakan, "Ketika melihat jagat raya, proyek ini sepertinya belum masuk daftar prioritas."

Pentagon Sayembarakan Ide Perjalanan Antar Bintang

Terungkap Dua Rahasia Perilaku Terbesar Semesta

Para astronom menemukan, galaksi di semesta memiliki perilaku �terbangun� atau �tertidur�. Galaksi �terbangun� sangat aktif membentuk bintang, sementara galaksi �tertidur� tak membentuk satu pun bintang baru.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1636302.jpg

Astronom mengetahui galaksi di semesta terdekat masuk dalam salah satu kondisi ini. Namun survei baru semesta jauh menunjukkan, galaksi muda di kejauhan 12 miliar juta tahun cahaya juga berada di kondisi terbangun atau tertidur. Artinya, galaksi memiliki perilaku semacam ini selama lebih dari 85% dari sejarah semesta.

"Faktanya, melihat galaksi muda di semesta jauh telah mati merupakan hal menakjubkan," ujar pemimpin studi Kate Whitaker seperti dikutip keterangan Yale University.

Tak banyak galaksi berada dalam kondisi di antara kondisi ini, lanjut astronom Yale Pieter van Dokkum yang juga tergabung dalam studi ini.

"Penemuan ini menunjukkan betapa cepatnya galaksi masuk ke salah satu kondisi, dari aktif membuat bintang menjadi mati," katanya.

"Selanjutnya, kami berharap bisa menentukan apakah galaksi bisa masuk antar kondisi sesukanya. Kami sangat penasaran mengetahui seberapa lama galaksi tertidur,� tutupnya.

Sumber :
inilah.com

Galaksi Bima Sakti dan Andromeda 1 Triliun Tahun ke depan

Sebagian besar yang kita ketahui saat ini seputar kelahiran kosmos datang dari pengamatan astronomi. Namun, berhubung pesatnya pertumbuhan alam semesta, astronom di masa depan tidak akan bisa menggunakan metode pengamatan yang sama seperti saat ini.

Dalam satu triliun tahun ke depan, galaksi Bima Sakti kita sudah akan bergabung dengan galaksi Andromeda. Merger antara kedua galaksi ini akan menghasilkan sebuah galaksi raksasa yang mungkin disebut sebagai ‘Milkomeda’.

Menggunakan penghitungan dan teknologi masa depan,
ilmuwan akan dapat mengetahui berapa
usia galaksi dan kapan fenomena Big Bang terjadi.
Galaksi-galaksi tetangga yang lain kemungkinan akan telah lama lenyap dari pandangan kosmologi. Bahkan cosmic microwave background (CMB) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi benda angkasa kemungkinan sudah tidak lagi terlihat. Lalu, bagaimana para astronom dari galaksi Milkomeda mempelajari kosmologi? Bagaimana mereka mengetahui asal muasal jagat raya?

Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, para astronom itu nantinya akan dapat membuka rahasia kosmos dengan mempelajari bintang-bintang pelarian dari galaksi mereka sendiri, atau yang disebut dengan Hypervelocity Stars (HVSs).

Dikutip dari Universe Today, 27 Juni 2011, HVSs berasal dari sistem bintang ganda atau tiga bintang yang berada sedikit terlalu dekat ke lubang hitam super raksasa yang ada di tengah galaksi mereka. Astronom yakin bahwa salah satu bintang dari sistem ini ditangkap oleh black hole, sementara bintang lain diluncurkan ke luar dari galaksi dengan kecepatan yang amat sangat tinggi.

Pelontaran HVSs sendiri sangat jarang terjadi, kemungkinan hanya satu kali setiap 10 ribu hingga 100 ribu tahun dan akan terus terjadi selama beberapa triliun tahun ke depan jika mengingat kepadatan bintang di pusat galaksi.

Jadi, bagaimana HVS membantu astronom masa depan mempelajari asal muasal alam semesta?

Pertama, para ilmuwan perlu menemukan sebuah bintang yang dilontarkan di luar batas gravitasional dari galaksi Milkomeda. Setelah melewati batas tersebut (setelah sekitar 2 miliar tahun perjalanan), akselerasi dari sebuah HVSs akan mengikuti Hubble flow atau 71 kilometer per detik per megaparsec (1 megaParsec = 3.08568025 × 10^22 meter)

Dengan teknologi maju, astronom masa depan bisa memanfaatkan perubahan Doppler dari garis spektral dan menggunakan konstanta kosmologi Einstein serta akselerasi jagat raya secara luas.

Selain itu, ilmuwan juga bisa menggunakan model matematik dari pembentukan dan kehancuran galaksi untuk menentukan kepadatan massa dan usia alam semesta saat Milkomeda terbentuk. Dari pengetahuan yang didapat soal usia galaksi, ilmuwan akan dapat mengetahui kapan Big Bang, atau fenomena yang diyakini sebagai awal mula terbentuknya seluruh alam semesta terjadi.

Galaksi Bima Sakti dan Andromeda 1 Triliun Tahun ke depan, Kosmologi, 1 Triliun Tahun Mendatang

VIDEO: Proses Black Hole Menelan Bintang

Black hole merupakan fenomena langit yang banyak bertebaran di seluruh angkasa raya. Menurut para astronom, setidaknya tedapat satu buah black hole di setiap galaksi.

Black hole sendiri terbentuk akibat matinya sebuah bintang yang berukuran sangat raksasa, puluhan bahkan ratusan kali lipat dibanding Matahari kita.

Di penghujung hidupnya, jika bintang itu memiliki ukuran yang cukup raksasa, akan meledak dengan sangat dahsyat. Ledakan ini disebut juga sebagai supernova yang akan membentuk lubang hitam.

Saat bintang meledak, tekanan yang ditimbulkan dari inti bintang tersebut sangat hebat sehingga ia menghisap dirinya sendiri dan kemudian segala sesuatu yang berada di sekelilingnya dan menyimpan material-material itu di sebuah ruang antah berantah.

Berikut ini video ilustrasi proses lubang hitam menelan bintang yang berada di jarak yang terlalu dekat dengan sebuah black hole.




Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/229319-video--proses-black-hole-menelan-bintang

VIDEO: Proses Black Hole Menelan Bintang

Pentingnya Asteroid Sebagai Media Penelitian Proses Terbentuknya Planet

Pada 27 Juni kemarin, sebuah asteroid yang diberi nama 2011MD baru saja melintas di dekat Bumi. Saat melintas, jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan dengan jarak Bumi dengan Bulan.

Astronom dan ilmuwan dari seluruh dunia segera mengamati kehadiran asteroid tersebut. Seberapa pentingkah asteroid hingga mendapatkan demikian banyak perhatian?

Material pada asteroid merepresentasikan bahan untuk membangun sebuah planet. Ia mengandung petunjuk mengapa planet-planet di dua bagian tata surya sangat jauh berbeda.

“Material pada asteroid merepresentasikan bahan untuk membangun sebuah planet,” kata Carol Raymond, Deputy Principal Investigator NASA, seperti dikutip dari Fox News, 28 Juni 2011. “Berhubung posisi sabuk asteroid di tata surya ada di antara planet-planet dalam yang berbatu dan planet-planet luar yang terdiri dari gas, material yang ada di asteroid mengandung petunjuk mengapa planet-planet tersebut sangat jauh berbeda.”

Sebagai contoh, asteroid Vesta dan planet kerdil Ceres terbentuk pada kisaran waktu yang sama yakni 10 juta tahunan setelah tata surya terbentuk. Namun saat ini, kedua benda angkasa itu memiliki komposisi yang sangat berbeda.

Vesta, yang sempat meleleh secara total dan kemudian kembali memadat kini sangat halus permukaannya. Adapun Ceres, tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali bahwa ia pernah melalui proses pelelehan.

Kemungkinan, Raymond menyebutkan, Vesta mengalami lebih banyak tabrakan dengan benda langit lain atau ia memiliki aluminium berbentuk radioaktif tingkat tinggi yang melepaskan panas saat pelepasan radioaktif. “Dengan mempelajari setiap asteroid, ilmuwan dapat memecahkan misteri ini,” kata Raymond.

Monday, August 15, 2011

Apakah Alien Itu Benar-benar Ada?

Pertanyaan seputar apakah ada kehidupan lain di luar planet Bumi merupakan salah satu dari 3 pertanyaan yang paling sering diutarakan pada para ilmuwan dan astronom. Dua pertanyaan lain adalah apakah Tuhan benar-benar ada dan apa yang terjadi jika kita terhisap ke black hole.

Menurut Charles Liu, profesor astrofisika dari City University of New York Staten Island dan peneliti dari Hayden Planetarium at the American Museum of Natural History, ia selalu mendapatkan setidaknya salah satu dari tiga pertanyaan di atas saat berada di ruang publik.




Hukum alam berlaku konsisten di seluruh penjuru alam semesta. Jika ada kehidupan yang bisa tumbuh di satu tempat, pastinya ada pula kehidupan serupa itu di tempat lain.

Selama bertahun-tahun, ia mencari jawaban terbaik untuk ketiga pertanyaan itu berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ia temukan serta pendapat pribadinya. Adapun untuk menjawab apakah ada alien, berikut ini jawabannya:

"Ya. Alam semesta ini sangat sangat luas dan hukum alam berlaku sangat konsisten di seluruh ruang yang sangat luas tersebut," kata Liu, seperti dikutip dari Space, 28 Juni 2011. "Kemungkinan bahwa hanya ada satu kehidupan yang tumbuh berkembang di seluruh alam semesta tersebut hampir mencapai nol," ucapnya.

Liu menyebutkan, jika ada kehidupan yang bisa tumbuh di satu tempat, pastinya ada pula kehidupan serupa itu di tempat lain. Pertanyaan berikutnya, apakah makhluk luar angkasa ada?

"Ya. Tetapi apakah makhluk tersebut mendarat di Bumi? Jawabannya, tidak," ucap Liu. "Tidak ada satupun dari yang disebut-sebut sebagai bukti kemunculan makhluk luar angkasa (extraterrestrial) di Bumi mengandung air setelah diuji coba secara ilmiah," ucapnya.

Pertanyaan berikutnya, kata Liu, adalah apakah kita akan berkomunikasi dengan mereka?

Sejak pengiriman gelombang radio dilakukan dari planet Bumi, sinyal tersebut telah berjalan sekitar 50 juta tahun cahaya dari sini atau sekitar 300 triliun mil.

"Namun, galaksi Bima Sakti kita sendiri ukuran lebarnya mencapai 600 ribu triliun mil. Artinya, sinyal radio itu membutuhkan waktu berabad-abad sebelum bisa berhasil keluar dari galaksi ini," ucapnya. "Peradaban lain di galaksi ini, kalaupun ada, tidak memiliki peluang untuk menerima sinyal radio yang kita kirimkan, kecuali jika mereka benar-benar ada di dekat sini," ucapnya.

Begitu pula dengan kita, Liu menyebutkan. "Meski dengan berbagai upaya, kita nyaris tidak mungkin mendeteksi sinyal radio dari bintang terdekat. Apalagi dari bintang yang jauh jaraknya," ucap Liu.

Jika demikian, sebut Liu, apakah ada peluang bahwa kita akan mampu melakukan kontak dengan kehidupan extraterrestrial? "Kemungkinan selalu ada. Namun peluangnya sangat-sangat kecil," ucap Liu.

Bintang Zombie, Pengukur Energi Gelap

Supernova adalah ledakan bintang yang menghasilkan cahaya terang di alam semesta. Salah satu supernova yang menarik untuk diteliti adalah supernova 1a. Ledakannya menghasilkan cahaya 1 miliar kali lebih terang dari Matahari. Uniknya, mengalami "kematian", supernova ini bisa "bangkit" dengan menghisap materi dari bintang "sahabat" dan karenanya disebut Bintang Zombie.

Bintang Zombie didapati di sistem bintang ganda dan merupakan hasil ledakan bintang katai putih (bintang yang ukurannya kecil). Biasanya, bintang katai putih yang membentuk supernova 1a memiliki massa yang sama dengan "sahabatnya", namun beberapa penemuan mengindikasikan adanya bintang dengan massa lebih besar meledak.




Supernova 1994d di galaksi NGC4526

Andy Howell, astrofisikawan Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGT), mengatakan, "Kemungkinan, ada dua bintang katai putih yang bersatu, jadi sistem bintang ganda. Ketika bersatu, mereka meledak."

Penemuan Bintang Zombie penting dalam astronomi. "Bintang-bintang Zombie ialah alat pengukur energi gelap. Mereka memiliki kecerlangan yang sama sehingga bisa dipakai untuk mengetahui jarak semesta," kata Howell seperti dikutip Universe Today, Kamis (30/6/2011).

Diketahui, energi gelap berkaitan dengan pengembangan semesta. Kecepatan semesta mengembang tidak konstan atau melambat karena pengaruh gravitasi seperti yang diperkirakan. Ada gaya yang justru menyebabkan pengembangan semakin cepat dan itulah yang disebut energi gelap.

Energi gelap diperkirakan menyusun 3/4 bagian semesta. "Itulah hasil yang sepertinya terindikasikan, bahwa energi gelap terdistribusi ke penjuru semesta. Energi gelap seperti menjadi ciri semesta padahal sebenarnya kita tidak yakin."

Karena Bintang Zombie memiliki kecerlangan yang sama, Howell mengatakan, 'Kita bisa menggunakan supernova 1a untuk mengupayakan pengukuran yang lebih baik." Langkah awalnya tentu saja adalah menemukan lebih banyak lagi supernova.

Howell mengatakan, langkah mengukur energi gelap bukanlah hal tak mungkin. "Kita sekarang memiliki kamera digital ukuran besar pada teleskop serta teleskop yang berukuran besar. Kita bisa survei langit yang luas secara reguler, menemukan supernova setiap hari," kata Howell.

Dalam publikasinya di Nature Communication, Howell menuliskan, "Dekade selanjutnya adalah waktu memahami setiap aspek supernova 1a, dari fisika ledakan hingga kegunaannya sebagai 'lilin' standard. Dengan pengetahuan ini mungkin akan datang kunci untuk mengungkap rahasia tergelap dari energi gelap."

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/07/06/09214976/Bintang.Zombie..Pengukur.Energi.Gelap

Bintang Zombie, Pengukur Energi Gelap, Wow, Bintang Zombie, Pengukur Energi Gelap


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto