Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Monday, February 7, 2011

Meteorit Hoba, Batu Meteorit Terbesar yang Pernah Ditemukan Di Bumi Saat Ini

Meteorit Hoba, Batu Meteorit Terbesar yang Pernah Ditemukan Di Bumi Saat Ini
Batu meteorit Hoba merupakan batu meteorit utuh yang disebut-sebut sebagai yang paling besar di dunia. Batu meteorit Hoba terletak di peternakan "Hoba West", tidak jauh dari Grootfontein, di Wilayah Otjozondjupa Namibia. Meteorit ini ditemukan oleh petani Jacobus Hermanus Brits saat mengolah salah satu bidang pertaniannya, tahun 1920 ketika ia membajak dengan lembu tanpa sengaja bajaknya tersangkut.

Meteorit segera digali, namun karena bentuknya begitu besar (sekitar 60 ton), jadi tidak pernah dipindahkan. Meteorit Hoba adalah meteorit terbesar yang pernah diketemukan di bumi, sebagian besar mengandung besi alami.




Meteorit Hoba diperkirakan telah mendarat kurang dari 80.000 tahun yang lalu. Anehnya, meteorit ini tidak meninggalkan kawah.

Hal ini dispekulasikan bahwa meteorit itu memasuki atmosfer bumi pada sudut yang sangat dangkal, diperlambat oleh kondisi atmosfir sekitar ke titik jatuh ke permukaan pada kecepatan terminal, sehingga tersisa utuh dan menyebabkan sedikit bekas.

Meteorit ini berukuran 8 kaki 9 inchi. Pada tahun 1920, berat meteorit diperkirakan 66 ton. Erosi, sampling ilmiah dan vandalisme telah mengurangi berat meteorit selama bertahun-tahun menjadi 60 ton. Tanda gergaji besi dapat dikenali dengan mudah di banyak tempat di permukaan meteorit.

Dalam upaya untuk mengendalikan vandalisme, meteorit Hoba dinyatakan sebagai Monumen Nasional pada tahun 1955. Namun, perusakan meteorit terus terjadi sampai Foundation Rössing mendanai restorasi secara menyeluruh dan pelestarian meteorit itu pada tahun 1988.

Di tahun itu, pusat wisata itu dibuka di situs Meteorit berada. Untuk biaya masuk yang kecil, Hoba dapat dikunjungi, disentuh dan bahkan dinaiki untuk pemotretan foto spektakuler. Meteorit Hoba sekarang dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahun.






















Kondisi Hoba Sebelum Restorasi


Sekelompok ahli geologi Jerman di Hoba, kembali pada tahun 1929



Awal perjalanan mengunjungi Hoba terkena meteorit, sekitar 1955


1960 Meteorit Hoba: Foto sebelum pelestarian, 1960


Source: http://inmystery.blogspot.com/2011/01/meteorit-hoba-meteorit-terbesar-yang.html

Ilmuwan NASA Temukan Rahasia Bukit Pasir Mars

Ilmuwan NASA Temukan Rahasia Bukit Pasir MarsBukit pasir Planet Mars dianggap sudah membeku sepanjang waktu. Namun ilmuwan menemukan salah satu pemandangan paling aktif dan penuh gejolak di planet merah itu.

Bidang gundukan yang mencakup wilayah berukuran tiga kali lipat Inggris ini berada di sekitar tepi kutub utara Mars. Foto diambil dengan kamera resolusi tinggi milik NASA, mengungkapkan bukit pasir gelap ini malah berubah secara bertahap.

Kamera HiRISE itu mengambil gambar di area yang sama setiap Mars Reconnaissance Orbiter, NASA, melewati wilayah itu selama empat tahun.

Penemuan yang diterbitkan di jurnal Science ini berhasil mengejutkan operator kamera luar angkasa di University of Arizona.

“Jumlah bukit dan perubahan gelombang di kawasan itu sangat menakjubkan,” ujar wakil peneliti utama HiRISE Candice Hansen.

Ilmuwan NASA Temukan Rahasia Bukit Pasir Mars

Tim menemukan setiap musim berganti, es karbondioksida menjadi agen utama perubahan sehingga memunculkan hembusan angin yang kuat.

Lapisan musiman karbondioksida yang beku atau es kering yang menyelimuti kawasan itu di musim dingin segera berubah menjadi gas di musim semi.

“Ini adalah aliran gas yang membuat stabil pasir Mars, menyebabkan longsoran pasir dan menciptakan ceruk baru serta menciptakan bukit pasir Mars baru,” kata Hansen lagi.

Awalnya, model atmosfer Mars tidak dapat memprediksi fitur dan lanskap Mars. “Memahami bagaimana perubahan Mars setiap hari dapat menjadi langkah pertama proses kunci memahami dasar materi Mars dan perubahan sepanjang waktu,” ujar peneliti utama HiRISE Alfred McEwen.

Ada banyak kejadian di Mars yang mencakup musiman salju karbondioksida. Hal ini, kata McEwen, sebuah proses yang tidak dapat dilihat dari Bumi.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1212292/ilmuwan-temukan-rahasia-bukit-pasir-mars

Inilah Gambar Spektakuler Matahari dalam 3 Dimensi

Su-30MKDari Bumi, Matahari terlihat bagai bola kuning yang menyilaukan. Meski menampilkan wajah beda, foto-foto sang surya  yang diambil satelit luar angkasa masih dua dimensi.

Dan, pada Minggu 6 Februari 2011 terbukti: Matahari berbentuk bola. Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil mengambil gambar Matahari secara tiga dimensi.

"Ini adalah untuk pertama kalinya kita bisa melihat aktivitas manusia secara utuh dalam tiga dimensi," kata Angelos Vourlidas, ilmuwan STEREO di Laboratorium Angkatan Laut, Washington, DC, seperti dimuat situs NASA.

Ini, tambah dia, adalah peristiwa besar dalam bidang fisika Matahari. "STEREO menguak wajah asli Matahari-- bola plasma panas dengan medan magnet mirip tenunan rumit," tambah dia. NASA mengirimkan dua satelit Solar Terrestrial Relations Observatory (STEREO) ke dua posisi Matahari secara berlawanan. Masing-masing mengambil foto Matahari 180 derajat. Dua gambar itu lalu digabungkan menjadi satu, membentuk bola merah membara.

Gambaran lengkap Matahari 3D

Untuk merilisnya ke publik, NASA memilih waktu yang bertepatan dengan momentum laga Superbowl saat Greenbay Packers melawan Steelers.

Dengan melihat gambaran utuh Matahari diharapkan akan berperan dalam pemantauan cuaca Bumi. Juga diyakini akan membantu terwujudknya impian manusia mengirimkan armada penjelajah langit ke seluruh tata surya.  Untuk melihat video utuh Matahari lihat di sini

STEREO diluncurkan pada 2006, tugasnya adalah untuk melacak aliran energi dan materi  Matahari ke Bumi. Satelit ini juga menyediakan gambar sistem Matahari-Bumi yang unik dan revolusioner. Misi mengambil gambar utuh Matahari secara tiga dimensi telah dilakukan sejak 2007.

Pada 2009, si kembar STEREO berhasil mengambil gambar struktur letusan di korona Matahari (coronal mass ejections) yang diyakini bisa berakibat negatif ke Bumi. Diperkirakan terjadi 2013 mendatang, peristiwa badai Matahari diperkirakan akan mengganggu komunikasi, navigasi, satelit, dan pembangkit listri di Bumi.

Gambaran lengkap Matahari 3D 3

STEREO dibangun dan didesain oleh para ilmuwan dari sejumlah negara, AS, Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, dan Swiss.

Kepada Telegraph, ilmuwan Inggris Dr Chris Davis yang terlibat dalam proyek STEREO mengatakan hasil kerja dua satelit itu sangat memuaskan. "Saya sangat gembira langkah maju ini, saya membayangkan di masa depan, observasi Matahari akan makin unik."

Sementara, pada The Guardian, ilmuwan Laboratorium Rutherford Appleton, Oxfordshire, Richard Harrison mengatakan hasil gambar STEREO akan mengubah persepsi orang terhadap Matahari.

"Matahari bukan lingkaran kuning seperti banyak orang kira," kata dia. "Ini sangat kompleks, dengan gambaran tiga dimensi, esensi untuk cara kerjanya," kata dia. (Daily Mail)

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/203310-gambar-spektakuler--matahari-dalam-3-dimensi

Jika Alien ada, Bisakah Mereka Menginvasi Bumi?

Su-30MKIlmuwan Stephen Hawking memperingatkan, kehidupan manusia bisa kiamat jika alien mengetahui adanya kehidupan dan berusaha ke Bumi.

Alien dengan kejam menyerang pesawat ruang angkasa, menculik manusia, tanpa perasaan melakukan eksperimen, dan tanpa ampun menembakkan laser kematian pada manusia namun tentunya kejahatan ini hanya ada di novel dan film.


Ahli lain seperti Hawking telah mengabdikan kariernya untuk eksplorasi kemungkinan kontak alien mengatakan, tak ada yang harus ditakuti.

“Di film, alien datang ke Bumi dengan dua alasan,” kata astronom senior Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Seth Shostak. “Mereka mencari sumber daya yang tak dimiliki planet mereka sendiri, atau mereka ingin menggunakan manusia untuk percobaan pengembangan tak sah”.

Skenario ini sangat memperngaruhi ketakutan manusia, kata Shostak. Pada kenyataannya, tak logis berpikir alien ingin melakukan salah satu dari hal-hal itu, tambahnya. Perjalanan ruang angkasa sangat mahal dan butuh investasi besar.

“Apa pun yang kita miliki di sini, mereka bisa menemukan di mana mereka tinggal,” kata Shostak.
Jika ada sumber daya ditemukan di bumi yang tak ada di planet alien, tentunya ada cara mudah mendapat atau membuat sumber daya itu dibanding datang ke Bumi. Jika peradaban alien cukup maju melibatkan perjalanan antar bintang, mereka tentunya sangat maju dan mungkin memiliki robot, kata Shostak.
Jika alien ingin meneliti Bumi, mereka lebih mungkin mengirim robot-robot itu kesini dibanding datang ke Bumi. “Hal ini tak seperti melihat telur menetas dan melihat kaki aneh alien keluar,” katanya. “Akan lebih mungkin sebuah lengan robot”. Kontak alien sangat tak mungkin, kata Direktur of Space NASA-Ames Research Center David Morrison.

Tiap komunikasi yang mungkin terjadi kemungkinan dalam bentuk gelombang radio yang dikirim dari satu peradaban ke lainnya, katanya. “Kami mendengar sinyal radio,” kata Morrison, “Dan kita bisa berasumsi tiap sinyal yang kita terima berasal dari peradaban yang lebih maju”.

Kita hanya punya teknologi untuk mendengar dan mengirim gelombang radio pada abad lalu. Jadi, jika sinyal radio alien mencapai Bumi dari ratusan atau ribuan tahun cahaya, peradaban mereka lebih maju dari manusia, kata Morrison. Morrison ragu peradaban alien maju akan datang ke Bumi untuk mengganggu.
“Seseorang menyatakan jika sebuah peradaban dapat bertahan selama ratusan ribu tahun, hampir bisa dipastikan manusia telah memecahkan masalahnya. Saya harap begitu,” kata Morrison.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1194102/bisakah-alien-menginvasi-bumi

Andromeda, Galaksi Rakus yang Makin Mendekat


Andromeda, galaksi besar yang menjadi tetangga galaksi kita diketahui merupakan kanibal luar angkasa. Hingga tumbuh besar seperti sekarang ini, ia telah memakan galaksi lain yang terbang terlalu dekat dengannya. Yang menarik, Andromeda kini semakin mendekat.

Seperti diketahui, Andromeda dan galaksi kita, Bima Sakti, merupakan dua galaksi raksasa di lingkungannya. Andromeda juga merupakan galaksi raksasa terdekat. Jaraknya hanya sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Satu tahun cahaya sendiri berjarak sekitar 9,4 triliun kilometer.


Seperti dikutip dari Msnbc, 1 Februari 2011, Bima Sakti dan Andromeda saling mendekat dengan kecepatan sekitar 120 kilometer per detik dan akan bertabrakan.

Namun demikian, jaraknya yang sangat jauh membuat tabrakan super raksasa ini baru akan terjadi sekitar 3 miliar tahun yang akan datang. Lalu, apakah bumi akan hancur?

Bima Sakti dan Andromeda sebelum bertubrukan (atas)
dan setelah bergabung (bawah). (7coolist.com)

Untuk mengetahuinya, astronom menggunakan simulasi superkomputer dan mengkalkulasikan salah satu skenario yang mungkin terjadi saat Andromeda dan Bima Sakti saling beradu.

Video simulasi yang dibuat menggunakan 100 juta partikel virtual. Film yang dibuat menyoroti ruangan dengan sudut pandang selebar sekitar 10 miliar miliar kilometer. Adapun durasi waktu yang direkam oleh simulasi komputer itu mencapai 1 miliar tahun.

“Diperkirakan, bintang-bintang di kedua galaksi, termasuk matahari milik tata surya kemungkinan besar tidak akan saling bertubrukan,” kata John Dubinski, astronom dari Canadian Institute for Theoretical Astrophysics, University of Toronto.

Namun demikian, kata Dubinski, gaya gravitasi milik kedua galaksi kemungkinan akan saling menarik, saling berpelintir, dan membelokkan, hingga setelah satu miliar tahun kemudian, galaksi berbentuk elips yang merupakan kombinasi dari Andromeda dan Bima Sakti lahir.

Setelah penggabungan Andromeda dan Bima Sakti tersebut selesai, proses itu akan menyisakan puing-puing berserakan di antariksa.

Seperti diketahui, sebelum ini, Andromeda menelan galaksi kecil bernama Triangulum. Sekitar 3 miliar tahun lalu, Triangulum bergerak terlalu dekat dengan Andromeda. Bintang-bintang miliknya kemudian dilucuti dan ditarik masuk ke dalam oleh gaya gravitasi raksasa yang dimiliki Andromeda.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/202482-andromeda--galaksi-rakus-makin-mendekat

Astronom NASA Temukan Jejak Cahaya Pertama

Bintang-bintang yang pertamakali muncul di seluruh alam semesta ini sudah lama mati. Akan tetapi, cahaya mereka masih bersinar sehingga masih tetap memberi petunjuk pada kita seperti apa rupa jagat raya saat ia baru lahir.

Sekelompok astrofisikawan yang dikepalai Harvey Moseley, astrofisikawan dari Goddard Space Flight Center, NASA, yakin bahwa mereka telah mendeteksi cahaya lemah datang dari bintang-bintang yang lahir di awal dimulainya waktu.


“Alasan cahaya tersebut sangat lemah karena ia datang dari jarak yang sangat jauh, mereka berada di ujung terjauh alam semesta,” ucap Mosley, seperti dikutip dari Science Daily, 6 Februari 2011.

Ilustrasi big bang, dentuman dahsyat yang mengawali kehidupan. (enorth.com.cn)

Mosley menyebutkan, setelah big bang, dentuman maha dahsyat yang diperkirakan menjadi pertanda dimulainya waktu, alam semesta tetap gelap selama 200 juta tahun.

“Kini, dari gambar-gambar yang kami dapatkan, kami dapat melihat cahaya yang datang dari obyek berjarak 13 miliar tahun cahaya dari Bumi,” ucapnya. “Kami melihat apa yang disebut orang sebagai cahaya pertama di alam semesta yang terbentuk setelah big bang.”

Menggunakan gambar-gambar yang diambil oleh Spitzer Space Telescope, astronom pertama-tama menghapus cahaya yang datang dari bintang-bintang atau galaksi lain yang lebih dekat. Setelah bersih, sinar-sinar yang tersisa di latar belakangan diyakini merupakan sinar yang pertama kali muncul.

“Saat masih muda, alam semesta sangat panas, kemungkinan ia penuh dengan objek-objek yang memancarkan cahaya secara lebih intens dibandingkan obyek-obyek luar angkasa saat ini,” kata Alexander Kashlinsky, astrofisikawan NASA lainnya.

Menurut peneliti, obyek yang memancarkan cahaya tersebut bisa jadi merupakan sebuah bintang berukuran ratusan kali lipat lebih besar dibanding Matahari, atau sebuah black hole yang sangat raksasa.

“Apapun obyek itu, gambar-gambar yang didapat membawa kita selangkah lebih dekat untuk memahami bagaimana alam semesta lahir,” kata Kashlinsky.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/203143-astronom-temukan-jejak-cahaya-pertama

Friday, January 28, 2011

Studi: Bintang di Alam Semesta Berjumlah 300 Sextilion

Alam semesta mungkin akan lebih terang dengan adanya bintang-bintang yang jauh lebih banyak. Bahkan astronom ternama Carl Sagan menggambarkan jumlah bintang yang bermiliar-miliar.

Sebuah studi baru menunjukkan jika jumlah bintang di alam semesta mencapai 300 sextilion. Angka tersebut sama dengan tiga kali lebih banyak dari jumlah yang diprediksi ilmuwan sebelumnya. Penulisan 300 Setilion adalah angka 3 yang diikuti oleh 23 angka nol. Sama saja dengan 3 triliun di kali 100 miliar.



Estimasi, yang disebutkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan secara online di sebuah jurnal Nature, didasari oleh penemuan banyaknya bintang berukuran kecil dan berwarna merah. Bintang jenis tersebut merupakan yang palilng umum di alam semesta. Bahkan angkanya lebih banyak ketimbang yang selama ini diprediksi oleh para astronom.

Ternyata penelitian yang dilakukan astronom terdahulu tidak sama dengan saat ini. Penelitian oleh astronom Yale University, Pieter van Dokkum, bersama astrofisikawan Harvard, Charlie Conroy, mempertanyakan asumsi penting yang selalu digunakan astronom zaman dulu. Astronom terdahulu menganggap jika kebanyakan galaksi memiliki sifat yang sama dengan Bima Sakti kita.

Kesimpulan tersebut ternyata sangat mengganggu para astronom, yang menginginkan pola kosmos yang lebih teratur. Akhirnya disimpulkanlah jika jumlah bintang di langit ternyata lebih banyak 3 kali lipat dibanding asumsi sebelumnya.

"Ketika para ilmuwan sebelumnya memperkirakan jumlah bintang, mereka menganggap bahwa semua galaksi memiliki rasio yang sama dari bintang-bintang kerdil sebagai Bima Sakti, yang berbentuk spiral," ujar van Dokkum, seperti dilansir melalui Straits Times, Kamis (2/12/2010).

Source: http://techno.okezone.com/read/2010/12/02/56/399360/56/bintang-di-langit-berjumlah-300-sextilion

Tuesday, January 4, 2011

Satelit SOHO Sukses Temukan 2000 Komet

Satelit Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) telah berhasil dimanfaatkan untuk menemukan 2000 komet sejak diluncurkan 15 tahun lalu. Penemuan ini menjadikannya sebagai satelit penemu komet terampuh sepanjang masa.

Komet ke 2000 yang berhasil ditemukan dengan SOHO diumumkan pada tanggal 26 Desember 2010 lalu oleh NASA. Penemunya adalah Michal Kusiak, mahasiswa astronomi di Jagiellonian University, Polandia.

Kemampuan SOHO menemukan komet cukup menarik. Sebab, SOHO pada dasarnya tidak dirancang untuk meneliti komet. Saat diluncurkan pertama kalinya, SOHO sebenarnya bertugas meneliti atmosfer matahari atau disebut korona.

Ketika mengorbit dan mencitrakan matahari, SOHO menghalangi bagian yang paling terang dan mengirim citranya ke bumi. Astronom mendeteksi adanya komet dengan melihat spot yang ada pada sisi bagian yang terang, penanda adanya komet.

[caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi Satelit SOHO (image: kompas.com)"][/caption]

Perjalanan satelit hingga menemukan 2000 komet membutuhkan waktu 15 tahun. Waktu yang dibutuhkan untuk menginjak angka 1000 adalah 10 tahun, sementara waktu yang dibutuhkan untuk menemukan 1000 komet berikutnya hanya 5 tahun.

 

Penemuan komet dengan SOHO melibatkan 70 orang astronom amatir dan profesional dari 18 negara. Keseluruhanya melakukan secara sukarela. Mereka mengamati citra yang dihasilkan Large Angle and Spectrometric Coronagraph (LASCO), kamera milik SOHO.

Untuk mengkoordinasikannya, digunakan sebuah situs untuk melaporkan temuan. Karl Battams yang saat ini mengelola situs mengatakan, ketika menemukan komet, astronom akan melaporkannya langsung ke situs tersebut.

Selanjutnya, Karl akan mengkonfirmasi kebenaran dari setiap komet yang ditemukan dan memberi nomor tidak resmi. Data yang telah diberi nomor tersebut dikirim ke Minor Planet Center di Cambridge untuk kemudian diberi nama resmi.

Karl Battams mengungkapkan, "Ada banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan dengan adanya komet ini. Pertama, kita tahu ada lebih banyak komet di tata surya. Mereka bisa memberi tahu darimana mereka berasal dan hancur."

"Hampir keseluruhan komet yang ditemukan dengan SOHO berasal dari sumber yang sama," kata Battams. menurutnya, 85% dari komet berasal dari komet yang lebih besar bernama Kreutz yang hancur beberapa ratus tahun yang lalu.

Komet-komet yang ditemukan dengan SOHO atau yang disebut famili kreutz meruapakan "gembala matahari". Mereka bergerak mendekati matahari dan kemudian menguap dalam beberapa jam setelah penemuannya.

Michal Kusiak, si penemu komet ke 2000 sendiri termasuk astronom amatir yang berprestasi. Ia menemukan komet SOHO pertamanya pada tahun 2007 dan hingga kini telah menemukan 100 komet.

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/01/03/18493687/Satelit.SOHO.Berhasil.Temukan.2000.Komet


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto