Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sunday, November 14, 2010

Sisi Belakang Bulan Ternyata Lebih Tinggi daripada Sisi Depannya



Selama ini yang kita lihat dari bulan hanya satu sisi saja yaitu yang sisi yang menghadap ke bumi. Tapi tahukah Anda bagaimana sisi belakang bulan?. Ternyata sisi belakangnya jauh lebih tinggi dari pada sisi depannya (yang menghadap bumi). Apakah yang menyebabkan hal ini?. Gravitasi bumi menciptakan tonjolan pada garis khatulistiwa bulan, serta memberikan penjelasan mengapa sisi jauh Bulan lebih tinggi daripada sisi yang menghadap Bumi seperti saat ini. Rincian penelitian ini muncul di jurnal Science.

Sisi belakang bulan pada dasarnya merupakan misteri. Sisi depan bulan yang biasa dilihat manusia terdiri dari bermacam kawah dan dataran vulknaik. Namun, kawasan sisi belakang bulan ternyata jauh lebih tinggi.
Dan sekarang ilmuwan tahu mengenapa ini bisa terjadi, sebagian besar karena Bumi.



http://sos.noaa.gov/images/Solar_System/moon.jpg

Headline

Gambar diambil melalui misi Apollo NASA pada tahun 70-an



Selama lebih dari empat miliar tahun, setelah bulan terbentuk dan pemadatan inti, kerak bulan mengapung di lautan magma. Selama itu pula, gaya gravitasi Bumi menarik kerak yang mengambang dan menciptakan distorsi. Fenomena tersebut mirip dengan fenomena Bulan yang menciptakan pasang surut pada lautan bumi.

Tonjolan pasang surut bulan kemudian menyebabkan kerak mencair dan menipis di sisi kutub di mana lapisan ini kemudian membesar. Selanjutnya, kerak di tiap garis khatulistiwa bulan tetap tebal dan menggembung.

Profesor Ian Garrick-Bethell dari University of California Santa Cruz, yang memimpin studi ini percaya bahwa proses pasang surut dapat menjelaskan sekitar 25% hingga 40% topografi bulan.

Studi kami yang pertama mengukur struktur dan bentuk dari sisi jauh bulan dan alasan pembentukannya, kata Garrick Bethell. Kami mampu menjelaskan topografi berdasarkan proses pasang surut, ujarnya seperti dikutip dari BBC.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/971902/terungkap-mengapa-permukaan-bulan-menggembung

Sunday, October 3, 2010

Gliese 581 g, Planet yang paling Mirip dengan Bumi

Para ilmuwan mengklaim bahwa mereka menemukan sebuah planet baru yang paling mirip dengan Bumi dan bisa untuk ditinggali. Sebuah tim dari para pemburu planet telah mengumumkan penemuan dari Gliese 581 g, sebuah planet berukuran seperti Bumi yang mengorbit pada bintang terdekat. Jarak antara planet tersebut dengan bintangnya tersebut berada di zona yang aman, dimana air mungkin ada di permukaan planet tersebut. Demikian seperti yang dikutip darI Telegraph, Kamis (30/9/2010).

"Penemuan kami ini memperlihatkan sebuah planet yang berpotensi untuk ditinggali," ujar Profesor Steven Vogt dari University of California. "Faktanya bahwa kita bisa untuk mendeteksi planet ini dengan cepat dan bisa saja planet seperti ini ada banyak di alam semesta ini," tambahnya.

[caption id="" align="alignnone" width="634" caption="Gambaran Planet Glise 581 G (image credit: dailymail.co.uk)"][/caption]

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2010/09/29/article-0-0B675EE4000005DC-793_634x393.jpg

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/69/Gliese581cEarthComparison2.png

Sudah dikonfirmasi, bahwa planet ini mirip dengan bumi dan memiliki potensi kuat untuk ditinggali. Penemuan ini bisa saja menjadi pemicu untuk menemukan ke depannya planet-planet sejenis. Penemuan ini berdasarkan pada 11 tahun penelitian di W.M Keck Observatory di Hawaii.

"Teknik tambahan yang dikombinasikan dengan teleskop terus melanjutkan penyelidikan atas exoplanet," ujar Prof Vogt dan Paul Butler dari Carnegie Institution di Washington, yang mana penemuan mereka tersebut diterbitkan di Astrophysical Journal.

Di Astrophysical Journal dituliskan penemuan dua planet baru di sekitar bintang Gliese 581. Yang paling menarik dari dua planet baru adalah Gliese 581g, dengan massa tiga sampai empat kali lebih besar dari Bumi dan waktu orbit di bawah 37 hari.

Massa dari planet tersebut mengindikasikan bahwa Gliese 581 mungkin adalah sebuah planet berbatu dengan permukaan yang kasar dan memiliki gravitasi, menurut Profesor Vogt. Planet Gliese 581g berlokasi di konstelasi rasi bintang Libra dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi.

Friday, July 9, 2010

Pangea, Sang Nenek Moyang Benua

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori Pangea? Teori Pangea adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri dari 5 buah benua).

Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori selanjutnya mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu lagi, dalam konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.





Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener,seorang Ilmuwan Jerman. Pada Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang.

Jadi benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini. Pangea mulai memecahkan diri nya menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru, New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman dinosaurus).





Sedangkan pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa yang kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan daratan yang menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan benua) yang menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India, Australia dan Antartika.

Pertanyaan nya sekarang adalah, bila kerak kulit bumi ini terus bergerak sampai hari ini, maka berapa kecepatan nya? oke, jadi begini, benua yang kita diami sekarang ini bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan oleh kita yang berdiri diatasnya), pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap tahun nya mencapai 1.5 inchi/tahun bahkan lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan kita pertahun nya.

Dan dengan ini jelas dibutuhkan ber juta juta tahun bagi daratan benua itu untuk bergerak berjauhan dan membentuk benua yang ada sekarang.





Dan tanpa kita sadari pun sekarang benua benua kita telah "bertumbukan" dan proses nya telah berlangsung selama beberapa juta tahun, daratan Afrika telah bertumbukan dengan daratan benua Eropa. Italia, Yunani dan hampir semua kota di bagian Mediteranian merupakan bagian dari alur lempeng Afrika, dan itu telah tercatat pergerakan nya dalam 40 juta tahun terakhir (menurut data geologist).

Tanda-tanda lain pergerakan tersebut adalah Gunung Alpen Swiss dan pegunungan Pyrenees telah saling mendorong, sehingga menyebabkan gempa bumi yang terkadang menyerang wilayah bagian Yunani dan Turki. begitu pula Australia yang diramalkan kedepan nya bila diperhitungkan dengan pergerakan lempeng bumi tersebut, maka Australia akan terus bergerak ke arah Utara hingga membentur Asia Tenggara. begitu pula dengan benua lain seperti benua Amerika.



Awal terbentuknya Samudera besar di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah perpisahan (partisi pangea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk 180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika.

Jadi sangat dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk menjadi "pangea" selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).





Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling terhubung, maka saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire" atau cincin api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru.

Sunday, June 27, 2010

Mengapa Pada Pagi dan Sore, Matahari dan Langit Berwarna KuningKemerahan?

Mengapa pada pagi dan sore hari, matahari dan langit menjadi berwarna kuning kemerahan?. Pada waktu-waktu tersebut, cahaya matahari jatuhnya condong menembus atmosfir, sehingga harus menempuh lintasan yang lebih panjang ketimbang kalau merambat tegak lurus tanah. Akibatnya molekul-molekul udara mempunyai begitu banyak kesempatan untuk menyebarkan cahaya, sambil tetap mengikuti ciri Rayleigh, yaitu semakin pendek panjang gelombang semakin hebat hamburannya.

Karena itu secara awal cahaya akan kehilangan warna ungu karena sudah habis-habisan dihamburkan. Berikutnya persediaan warna nila yang punah. Jika masih panjang lintasan yang harus ditempuh cahaya, giliran selanjutnya yang susut dalam spektrum cahaya matahari ialah biru, hijau, dan mungkin kuning. Jadi pada akhirnya, yang berhasil mencapai mata hanya sisa kuning, kemudian lebih banyak jingga, dan lebih banyak lagi merah.

[caption id="" align="alignnone" width="475" caption="Sunset yang indah"][/caption]

Inilah rahasianya mengapa langit kita cenderung kemerahan pada saat fajar dan senja. Kadang-kadang bahkan merah bukan main. Mempesona, menyajikan pemandangan yang mengilhami pemotret, pelukis, pengarang, penyair dan pencipta lagu dalam menghasilkan karyanya.

Saturday, June 26, 2010

Sampai Berapa Lama Satelit Bisa Digunakan?

Sebuah satelit diperkirakan hanya mampu bertahan di orbit dalam kurun 12 hingga 15 tahun. Oleh karena itu, penggantian satelit bukanlah dikarenakan permasalahan kontrak posisi orbit yang didiami.

"Permasalahan besar yang terjadi ketika satelit harus diganti adalah karena energi dan desain satelit. Kebanyakan satelit didesain untuk bisa bertahan dalam kurun 12 hingga 15 tahun, baik mengenai ketersediaan bahan bakar maupun untuk bertahan menghadapi kondisi cuaca di orbit," ujar Direktur Penjualan dan Pemasaran Regional Arianespace Philip Balaam, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, inilah permasalahan utama ketika Satelit harus segera diganti. Pasalnya, untuk mempersiapkan pergantian satelit satu dengan yang lain dibutuhkan waktu sekira empat hingga lima tahun. Apalagi, lembaga telekomunikasi internasional (ITU) tidak memberikan adanya batasan waktu penggunaan orbit satelit.

"ITU tidak memberikan batasan penggunaan orbit satelit. Hanya saja, jika terlalu lama dikosongkan, slot tersebut akan diberikan kepada pihak lain yang dirasa memerlukan," ujar Balaam.

"Intinya, first come first serve" tambahnya.

Arianespace sendiri, yang telah beroperasi selama 30 tahun membantu peluncuran satelit-satelit yang ada di dunia, mengklaim telah memuaskan sebanyak 76 konsumen dari 101 negara dengan meluncurkan sekira 279 satelit.

Dalam waktu beberapa bulan ke depan, Ariane 5 akan bergabung dengan Soyuz dan Vega, menjadikan Arianespace sebagai perusahaan dengan peluncur satelit terlengkap untuk jenis satelit apa saja.

Perusahaan yang mengklaim memiliki pendapatan sekira satu miliar euro ini mengatakan jika Asia Pasifik merupakan wilayah yang cukup penting. Bahkan 60 persen lebih dari total konsumen mereka berasal dari wilayah ini. Di antaranya adalah Indonesia mencakup Indostar, PT Telkom, Satelindo, lalu Binariang asal Malaysia, serta Jepang yang mencakup BSAT, JAXA, NHK, NTT, dan ISRO dari India.

Dalam waktu dekat, Arianespace juga akan meluncurkan satelit Vietnam VINASAT-2 dengan menggunakan Ariane 5 atau Soyuz dari Guiana Space Center, Prancis.

Sumber: okezone

Wednesday, June 23, 2010

Misteri Aurora Hijau di Kutub Selatan Akhirnya Terungkap

Misteri munculnya aurora hijau yang tampak menyala-nyala di kutub selatan akhirnya berhasil diungkap oleh para ahli astronomi. Aurora tersebut disebabkan karena adanya perubahan partikel yang berasal dari matahari yang dikenal sebagai angin matahari. Interaksi partikel tersebut dengan medan magnet bumi menyebabkan tumbukan dengan atom oksigen dan nitrogen di atmosfer. Jika terjadi di utara disebut aurora borealis dan jika di kutub selatan disebut aurora australis.

Gambar di bawah ini diambil selama terjadinya badai geomagnetik yang kemungkinan besar disebabkan oleh terhempasnya corona matahari dalam jumlah besar pada 24 Mei. Atom memancarkan foton sebagai media untuk kembali ke bentuk energi asalnya. Foton membentuk aurora yang kita lihat.

[caption id="" align="alignnone" width="730" caption="Aurora Australis (Southern Lights). Gambar ini diambil dari stasiun luar angkasa internasional (ISS)"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="730" caption="Gambar Aurora Australis di stasiun Amundsen-Scott di Kutub Selatan pada tahun 2002"][/caption]

Referensi: http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1288284/Revealed-The-stunning-green-glow-Southern-Lights-photographed-astronauts-ABOVE.html

Monday, June 21, 2010

Mengenal Tata Surya: Planet Merkurius

Planet Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari  dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.

Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat celsius),

[caption id="" align="alignright" width="198" caption="Gambar warna semu Merkurius oleh MESSENGER"][/caption]

Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan.

Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari empat planet kebumian di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat  serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi. Namun apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung maka Merkurius lebih padat dari Bumi dengan kepadatan tak terkompres dari Merkurius 5,3 g/cm3 dan Bumi hanya 4,4 g/cm3.

Kepadatan Merkurius digunakan untuk menduga struktur dalamnya. Kepadatan Bumi yang tinggi tercipta karena tekanan gravitasi, terutamanya di bagian inti. Merkurius namun jauh lebih kecil dan bagian dalamnya tidak terdapat seperti bumi sehingga kepadatannya yang tinggi diduga karena planet tersebut mempunyai inti yang besar dan kaya akan besi. Para ahli bumi menaksir bahwa inti Merkurius menempati 42 % dari volumenya (inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset terbaru, kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair.

Mantel setebal 600 km menyelimuti inti Merkurius dan kerak dari Merkurius diduga setebal 100 sampai 200 km. Permukaan merkurius mempunyai banyak perbukitan yang kurus, beberapa mencapai ratusan kilometer panjangnya. Diduga perbukitan ini terbentuk karena inti dan mantel Merkurius mendingin dan menciut pada saat kerak sudah membatu.

Struktur Dalam

Merkurius mengandung besi lebih banyak dari planet lainnya di tata surya dan beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskannya. Teori yang paling luas diterima adalah bahwa Merkuri pada awalnya mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya dan mempunyai massa sekitar 2,25 kali massanya yang sekarang. Namun pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.

Teori yang lain menyatakan bahwa Merkurius mungkin telah terbentuk dari nebula Matahari sebelum energi keluaran Matahari telah stabil. Merkurius pada awalnya mempunyai dua kali dari massanya yang sekarang, namun dengan mengambangnya protomatahari, suhu di sekitar merkuri dapat mencapai sekitar 2500 sampai 3500 Kelvin dan mungkin mencapai 10000 Kelvin. Sebagian besar permukaan Merkurius akan menguap pada temperatur seperti itu, membuat sebuah atmosfir "uap batu" yang mungkin tertiup oleh angin matahari

Teori ketiga mengajukan bahwa mengakibatkan tarikan pada partikel yang darinya Merkurius akan terbentuk sehingga partikel yang lebih ringan hilang dari materi pengimbuhan. Masing-masing dari teori ini memprediksikan susunan permukaan yang berbeda. Dua misi antariksa di masa datang, MESSENGER dan BepiColombo akan menguji teori-teori ini.



[table id=5 /]

Sunday, June 20, 2010

Apa itu Lubang Hitam (Black Hole) dan Bagaimana Lubang Hitam Terbentuk?

Kita sering mendengar istilah lubang hitam (black hole). Apa sebenarnya lubang hitam itu dan bagaimana ia bisa terbentuk?. Lubang hitam (black hole) adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi  yang sangat besar. Gaya gravitasi  yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya.

Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.

https://lasers.llnl.gov/programs/images/nasa_black_hole.jpg

Lubang hitam muncul ketika sebuah bintang yang besar dan padat (masif, berukuran 8-100 kali massa matahari) di sebuah supernova meredup dan mati dengan membakar seluruh tenaga nuklirnya. Gaya gravitasi menarik berat maha besar dari lapisan-lapisan luar bintang itu untuk ikut meluruh ke arah inti.

'Permukaan' dari sebuah lubang hitam disebut dengan sebuah event horizon. Hancurnya gaya gravitasi menjadikan hampir seluruh cahaya tidak dapat melepaskan diri dan tidak ada satu pun informasi dari permukaan itu yang berhasil lolos.

Sama halnya dengan figur kartun Cheshire Cat yang muncul lalu menghilang dalam gelap dengan hanya meninggalkan senyumnya, sebuah lubang hitam mewakili bahan-bahan yang hanya meninggalkan gravitasinya saja.

[caption id="" align="alignnone" width="730" caption="Ilustrasi lubang hitam di depan Magellanic Cloud"][/caption]

Sebagian kalangan berpikir banyak lubang hitam kecil terbentuk di awal mula pembentukan jagat raya, Big Bang. Kemungkinan galaksi kita juga memiliki berlimpah lubang hitam mini.

Pada prinsipnya, lubang hitam memiliki massa yang berbeda-beda. Lubang hitam yang terbentuk melalui kematian bintang-bintang sedikitnya memiliki massa dua kali daripada massa matahari kita. Tetapi kerapatannya bisa semiliar kali lebih padat daripada matahari kita.

Tidak seperti benda-benda pada umumnya, seperti bebatuan, yang secara kasar memiliki ukuran proporsional dengan akar persegi massa, lubang-lubang hitam memiliki proporsi radial terhadap massa-nya.

Secara virtual, bintang biasanya mati dan menghilang dari jagat raya ke bentuk sebuah titik dengan kerapatan yang tidak terbatas (event horizon) dimana hukum-hukum relativitas umum yang biasanya berlaku untuk ruang dan waktu luluh. Hukum-hukum fisika kuantum menyatakan, informasi-informasi itu tidak mungkin hilang sepenuhnya.

Namun, Hawking dan teman-temannya berpendapat medan gravitasi ekstrem dari lubang hitam dapat menjadi pengecualian dari hukum-hukum itu.

Radius sebuah lubang hitam (Rs) = 2MG/v^2. Dimana M adalah massa lubang hitam, G adalah konstanta Gravitasi, dan v adalah kecepatan yang dibutuhkan suatu obejk untuk menghindar dari gaya tarik gravitasi. Untuk kasus lubang hitam v adalah c atau kecepatan cahaya.

Referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Lubang_hitam, http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1133612136&32


Lubang hitam muncul ketika sebuah bintang yang besar dan padat (masif, berukuran 8-100 kali massa matahari) di sebuah supernova meredup dan mati dengan membakar seluruh tenaga nuklirnya.

Lubang hitam muncul ketika sebuah bintang yang besar dan padat (masif, berukuran 8-100 kali massa matahari) di sebuah supernova meredup dan mati dengan membakar seluruh tenaga nuklirnya. Gaya gravitasi menarik berat maha besar dari lapisan-lapisan luar bintang itu untuk ikut meluruh ke arah inti.

'Permukaan' dari sebuah lubang hitam disebut dengan sebuah event horizon. Hancurnya gaya gravitasi menjadikan hampir seluruh cahaya tidak dapat melepaskan diri dan tidak ada satu pun informasi dari permukaan itu yang berhasil lolos.

Sama halnya dengan figur kartun Cheshire Cat yang muncul lalu menghilang dalam gelap dengan hanya meninggalkan senyumnya, sebuah lubang hitam mewakili bahan-bahan yang hanya meninggalkan gravitasinya saja.

Sebagian kalangan berpikir banyak lubang hitam kecil terbentuk di awal mula pembentukan jagat raya, Big Bang. Kemungkinan galaksi kita juga memiliki berlimpah lubang hitam mini.

Pada prinsipnya, lubang hitam memiliki massa yang berbeda-beda. Lubang hitam yang terbentuk melalui kematian bintang-bintang sedikitnya memiliki massa dua kali daripada massa matahari kita. Tetapi kerapatannya bisa semiliar kali lebih padat daripada matahari kita.

Tidak seperti benda-benda pada umumnya, seperti bebatuan, yang secara kasar memiliki ukuran proporsional dengan akar persegi massa, lubang-lubang hitam memiliki proporsi radial terhadap massa-nya.

Secara virtual, bintang biasanya mati dan menghilang dari jagat raya ke bentuk sebuah titik dengan kerapatan yang tidak terbatas (event horizon) dimana hukum-hukum relativitas umum yang biasanya berlaku untuk ruang dan waktu luluh. Hukum-hukum fisika kuantum menyatakan, informasi-informasi itu tidak mungkin hilang sepenuhnya.

Namun, Hawking dan teman-temannya berpendapat medan gravitasi ekstrem dari lubang hitam dapat menjadi pengecualian dari hukum-hukum itu.

Radius sebuah lubang hitam (Rs) = 2MG/v^2. Dimana M adalah massa lubang hitam, G adalah konstanta Gravitasi, dan v adalah kecepatan yang dibutuhkan suatu obejk untuk menghindar dari gaya tarik gravitasi. Untuk kasus lubang hitam v adalah c atau kecepatan cahaya.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto