Ilustrasi gas hidrogen dan debu (berwarna merah) ditarik oleh gaya gravitasi menuju lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti. Image credit: David A. Aguilar (CfA) |
Bukti baru yang ditemukan para astronom mengatakan hal yang berbeda. mereka menemukan awan hidrogen dan helium berjalan menuju pusat galaksi. Mereka berpendapat bahwa awan tersebut merupakan sisa-sisa disk (piringan) pembentuk planet yang mengorbit sebuah bintang.
Awan hidrogen tersebut ditemukan tahun 2011 lalu oleh tim astronom dengan menggunakan Very Large Telescope di Chile. Mereka berpendapat bahwa awan tersebut terbentuk ketika dua bintang yang letaknya berdekatan bertabrakan.Murray-Clay dan Avi Loeb memiliki pendapat yang berbeda tentang hal ini. Bintang baru mempertahankan piringan gas dan debu disekitarnya selama jutaan tahun. Jika sebuah bintang menuju lubang hitam di pusat galaksi kita, maka radiasi dan gravitasi pasang surut akan memesah piringan tersebut dalam hitungan tahun.
Selain itu mereka mengidentifikasi adanya kemungkinan interaksi antar bintang bisa melemparkan bintang tersebut beserta piringan awan hidrogen dan debu ke pusat galaksi.
Meskipun begitu ada bintang yang tetap dapat mempertahankan piringan tersebut meskipun kondisi disekitarnya sangat ekstrem. Semakin dekat ke pusat galaksi, maka semakin banyak material pada piringan yang terkoyak dan hanya menyisakan inti padat Selanjutnya gas akan terlepas dan menuju lubang hitam. Gesekan akan menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan menghasilkan sinar-x.
"Menarik untuk berfikir bahwa planet dapat terbentuk dekat dengan lubang hitam," kata Loeb. "Jika peradaban kita berada di planet tersebut, kita akan akan terlempar ke dalam lubang hitam." tambahnya. (SD, Adi Saputro/ astronomi.us)