Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, May 1, 2012

Galaksi Sombrero (M104), Galaksi Unik Berbentuk Cakram dan Elips

Foto galaksi Sombrero (M104) yang diambil teleskop Spitzer milik NASA. Image credit: NASA
Kebanyakan galaksi berbentuk melingkar, atau datar, atau cakram seperti Bima Sakti. Namun temuan baru ini memiliki bentuk perpaduan keduanya dan bikin ahli bingung.

Galaksi yang disebut sebagai galaksi Sombrero ini tampak berbentuk elips, namun memiliki bentuk cakram tipis pula yang berada di bagian dalam. Galaksi ini pun dinobatkan menjadi salah satu galaksi yang diketahui berkarakteristik perpaduan dua karakteristik tersebut.

Para astronom menggunakan Spitzer Space Telescope NASA untuk menangkap gambar infra merah galaksi yang memiliki struktur tak biasa ini.

“Sombrero lebih rumit dari dugaan awal. Satu-satunya cara memahaminya adalah, memikirkan dua galaksi di sisi berlawanan,” ungkap Dimitri gadotti dari European Southern Observatory (ESO) di Chile.

Di sisi lain, astronom ESO Sanchez-Jahnssen mengaku masih tak mengerti bagaimana galaksi ini memiliki bentuk aneh tersebut.

"Bagaimana cakram raksasa ini terbentuk di dalam galaksi masif elips? Prosesnya masih misterius,” katanya.

Menurutnya, jawaban misteri ini akan membantu memberi pemahaman pada cara evolusi galaksi, seperti dikutip UPI.(inilah.com, astronomi.us)

Penyebab Munculnya Fenomena Blue Moon (Bulan Biru)

Bulan biru (blue moon). Image credit: scienceblogs.com
Bulan Biru atau Blue Moon didefinisikan sebagai purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama. Bulan Biru pernah terjadi pada 31 Juli 2004 dan 31 Desember 2009.

Bulan Biru biasanya terjadi setiap 2,5 tahun dan hanya sekali dalam setahun. Namun, dalam periode 19 tahun sekali, Bulan Biru bisa terjadi dua kali dalam setahun. Pada 1999, misalnya, Bulan biru terjadi pada bulan Januari dan Maret.

Terjadinya Bulan Biru berkaitan dengan lama penanggalan Masehi dan Bulan. Satu tahun dalam kalender Masehi berjumlah 365 hari, sementara dalam kalender Bulan 354 hari. Sisa hari akan diakumulasikan sehingga pada tahun tertentu akan terjadi dua purnama dalam sebulan.

Penyebab terjadinya dua kali Bulan Biru dalam setahun juga berkaitan dengan penanggalan. Sejarah mencatat, biasanya dua Blue Moon dalam setahun terjadi pada bulan Januari dan Maret.

Blue Moon dalam bulan Januari terjadi menjelang akhir bulan. Karena Februari umumnya berjumlah 28 hari, maka pada bulan itu tak ada purnama sama sekali. Purnama selanjutnya baru terjadi pada awal Maret. Blue Moon pada Maret bisa terjadi karena Maret berjumlah 31 hari.

Bulan Biru Nyata

Bulan Biru biasanya dianggap sebagai kiasan karena sebenarnya bulan memang tidak tanmpak berwarna biru. Istilah Bulan Biru diberikan karena fenomena purnama dua kali dalam sebulan jarang terjadi. Meski demikian, sejarah juga mencatat bahwa Bulan Biru itu nyata. Artinya, Bulan memang tampak kebiruan.

Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan, Bulan yang berwarna biru pernah terjadi pada tahun 1992, tepatnya saat terjadi gerhana Bulan 9 Desember 1992. Ma'rufin menjelaskan, sebagian kecil cakram Bulan saat gerhana tampak kebiruan. Adapun bagian lain tampak gelap, bukan kemerahan seperti biasanya.

Ia menjelaskan bahwa fenomena tersebut berkaitan dengan letusan Gunung Pinatubo. "Richard Keen, peneliti yang merekapitulasi citra Gerhana Bulan Total sejak masa Gunung Agung, mengatakan bahwa saat Gerhana Bulan total 1992 (bulan berwarna kebiruan) alasannya karena hamburan Matahari oleh ozon," jelas Ma'rufin.

Situs NASA menyebutkan bahwa Bulan yang tampak biru disebabkan oleh adanya partikel yang lebih besar dari panjang gelombang warna merah (0,7 mikron). Partikel tersebut bisa bersumber dari abu letusan gunung berapi.

Bulan Biru paling fenomenal yang tercatat sejarah terjadi saat letusan Krakatau tahun 1883. Tidak hanya saat gerhana, Bulan juga tampak kebiruan setiap malam, entah sabit, separuh, ataupun purnama.

Berdasarkan penjelasan di situs NASA, Bulan berwarna biru tersebut terjadi selama bertahun-tahun sesudah letusan. Debu letusan Krakatau mengotori atmosfer dan menyebabkan sinar putih yang biasanya diperlihatkan Bulan tampak biru.

Bulan Biru juga terjadi setelah letusan Gunung St. Helen pada 1980 dan Gunung El Chicon di Meksiko tahun 1983.

Gerhana 10 Desember dan Bulan Biru

Contoh terakhir bulan yang tampak kebiruan terjadi pada Sabtu (10/12/2011) malam, saat Gerhana Bulan Total memasuki totalitas sekitar pukul 21.07 - 21.57 WIB. Ma'rufin yang mengamati fenomena tersebut dari Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Ia mengatakan bahwa Bulan yang berwarna kebiruan teramati oleh dua teleskop berbeda. Warna kebiruan cenderung menumpuk di satu titik. Berbeda dari gerhana Bulan total 1992, warna kebiruan pada gerhana kali ini dihiasi oleh warna merah pada bagian cakram Bulan yang lain.

Apa sebab Bulan yang tampak biru kali ini? Beberapa waktu lalu Gunung Merapi di Yogyakarta memang sempat meletus. Namun, Ma'rufin menguraikan bahwa warna kebiruan yang tampak tidak berkaitan dengan abu vulkanik Merapi. Buktinya, Bulan masih tampak kemerahan semalam.

Bulan dengan kelir kebiruan yang terjadi semalam tidak teramati di tempat selain Gombong. Oleh sebab itu, belum diketahui apakah fenomena tersebut lokal atau ekstraterestrial. Dengan demikian, belum tahu pasti sebab munculnya warna kebiruan.

"Itu yang masih misterius bagi saya. Satu hipotesa saat ini sih, kemungkinan itu cahaya hasil hamburan ozon," kata Ma'rufin.

Satu yang pasti, fenomena Bulan yang tampak kebiruan bukan hanya kiasan, melainkan nyata terjadi. (kompas.com, astronomi.us)

Astronom Temukan Planet dengan Gerak Revolusi Tercepat

Ilustrasi planet dengan kecepatan tinggi. Image credit: tribunnews.com
Sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam.

Para pakar astronomi mengatakan planet-planet berkecepatan maha-tinggi yang melintasi alam semesta dengan kecepatan hampir 50 juta kilometer per jam kemungkinan termasuk benda-benda tercepat di antariksa.

Pencarian adanya planet berkecepatan maha tinggi dimulai setelah penemuan bintang-bintang bekecepatan maha tinggi tujuh tahun yang lalu.

Para ilmuwan di Pusat Harvard-Smithsonian untuk Astrofisika menurut VOA mengatakan temuan mereka memberi indikasi bahwa planet berkecepatan maha tinggi memang ada, dan planet tersebut dihasilkan dengan cara yang sama bintang berkecepatan maha tinggi, yaitu karena jarak yang terlalu dekat dengan gravitas lubang hitam yang maha besar di pusat galaksi.

Mereka mengatakan fenomena itu terjadi ketika satu bintang yang mengitari bintang lain berada terlalu dekat dengan kekuatan sangat tinggi gravitas lubang hitam yang maha-besar. Salah satu bintang tersebut dan satu atau lebih planet bintang yang saling mengitari itu dapat terlempar dengan kecepatan tinggi ke antariksa, sementara bintang lainnya tetap terperangkap di orbit yang mengitari lubang hitam itu.

Sekalipun bintang-bintang berkecepatan maha tinggi telah diukur bergerak hampir 2,5 juta kilometer per jam, planet berkecepatan maha-tinggi yang paling lambat sekalipun terbang beberapa kali lipat kecepatan bintang itu.

Penulis penelitian itu mengatakan sebagian besar planet berkecepatan maha-tinggi melintasi antariksa antar-bintang dengan kecepatan 11 hingga 16 juta kilometer per jam, tetapi keadaan yang ideal dapat menghasilkan kecepatan yang jauh lebih tinggi, sampai 48 juta kilometer per jam atau persentase kecil kecepatan cahaya.

Para pakar astronomi Harvard-Smithsonian mengatakan mereka melakukan penelitian mereka dengan pertolongan simulasi komputer karena tidak mungkin untuk mendeteksi satu planet berkecepatan maha tinggi yang sendirian. Namun, mendeteksi satu di orbit yang mengitari bintang berkecepatan maha-tinggi adalah mungkin.

Menurut para ilmuwan itu, kecerahan sinar bintang berkurang sedikit ketika sebuah planet melintas antara bintang itu dan teleskop para ilmuwan. (tribunnews.com, astronomi.us)

Kenapa Galaksi Kita Dinamakan Bima Sakti?

Pertanyaan:
Mengapa galaksi di tempat kita tinggal di sebut galaksi bima sakti?

Jawaban:
"Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bima Sakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam "aura" cemerlang. Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi."

Bima,
"Kata bhīma dalam bahasa Sanskerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara, dalam bahasa Sanskerta dieja vṛ(ri)kodara, artinya ialah "perut serigala", dan merujuk ke kegemarannya makan. Nama julukan yang lain adalah Bhimasena yang berarti panglima perang."

Kira-kira karena legenda Bima sebagai sesosok berkulit hitam mengerikan dan penuh kesaktian yang menyebabkan galaksi berwarna hitam dengan "aura cemerlang" tersebut digelari nama Bima Sakti, oleh masyarakat kita.
materi referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_Sakti
http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_(tokoh_Mahabharata)

(http://id.answers.yahoo.com)

Note:
*kami mengumpulkan pertanyaan dan jawaban astronomi dari beberapa forum di internet dan kami tidak menjamin serta melakukan evaluasi terhadap kebenaran dari jawaban pertanyaan tersebut.

Apa Itu Awan Oort?

Pertanyaan:
Apa Itu Awan Oort?

Jawaban:
Secara hipotesa, Awan Oort adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri dari bertrilyun-trilyun objek es, dipercaya merupakan sumber komet berperioda panjang. Awan ini menyelubungi matahari pada jarak sekitar 50.000 SA (sekitar 1 tahun cahaya) sampai sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian luar. Objek Awan Oort bergerak sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi langka seperti tabrakan, effek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya pasang yang didorong Bima Sakti.

(http://id.answers.yahoo.com)

Note:
*kami mengumpulkan pertanyaan dan jawaban astronomi dari beberapa forum di internet dan kami tidak menjamin serta melakukan evaluasi terhadap kebenaran dari jawaban pertanyaan tersebut.

Sunday, April 29, 2012

Ilmuwan: Phoebe Lebih Mirip Planet Daripada Bulan

Foto Phoebe yang diambil oleh Cassini pada tahun 2004. Image credit: NASA
Bulan milik Saturnus, Phoebe, menarik untuk dipelajari. Memiliki kawah yang banyak dan cukup luas serta berevolusi terhadap Saturnus pada jarak yang cukup jauh sekitar 8 juta mil (12,8 juta km) menambah keingintahuan dari ilmuwan. Menurut berita terbaru dari misi Cassini, Phoebe bisa menjadi objek dari sabuk Kuiper dan Phoebe lebih mirip planet daripada bulan.

Dikutip dari universetoday.com, Minggu (29/04/2012), Phoebe memiliki diameter sekitar 132 mil (212 km) dan merupakan bulan terbesar milik planet Saturnus. Para ilmuwan milai berteori bahwa Phoebe mungkin merupakan sisa dari pembentukan tata surya sebuh planetesimal dan merupakan bulan Saturnus pertama sebelum bulan-bulan Saturnus lainnya ada. "Tidak seperti tubuh primitif seperti komet, Phoebe tampaknya telah berkembang secara aktif untuk sementara waktu sebelum terhenti," kata Julie Castillo-Rogez, planetary scientist dari NASA's Jet Propulsion Laboratory. "Objek seperti Phoebe diperkirakan telah membeku dengan sangat cepat. Oleh karena itu ia seperti planet. Mereka memberikan petunjuk ilmuwan tentang kondisi apa itu seperti sekitar waktu kelahiran planet dan bulan mereka. ", tambahnya.

Meskipun saat ini bentuk Phoebe cenderung tidak teratur, mungkin dahulu bentuk bulan Saturnus ini lebih Bulat Tapi komposisi awal unsur-unsur radioaktif akan menghasilkan panas, dan karena itu "mengempis" melalui kompresi, lebih padat dan tumbuh lebih padat dan membuatnya lebih mirip dengan planet Pluto dan objek di Sabuk Kuiper lainnya. Beberapa bagian di Phoebe mungkin terdapat air dan kemudian mencair oleh panas radioaktif. Permukaan es di Phoebe diteksi oleh wahana Cassini. Namun apa yang menyebabkan Phoebe masuk menjadi bulan Saturnus masih menjadi misteri? (Adi Saputro/astronomi.us)

Saturday, April 28, 2012

LSST, Teleskop Raksasa 3.2 Miliar Piksel

Large Synoptic Survey Telescope (LSST). KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: spie.org
Sesuai ukurannya, Large Synoptic Survey Telescope (LSST) berukuran raksasa. Dengan berat sekira 300 ton dan didukung kamera 3.2 miliar piksel, teleskop ini siap memotret setiap inci langit malam dalam seminggu selama 10
tahun.

Rancangan detail teleskop ini telah diumumkan oleh kreatornya. Setelah dibuat, teleskop ini akan menyediakan data semesta kepada ilmuwan.

Tim peneliti teleskop telah menerima persetujuan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Kini mereka dalam tahap pendalaman desain, penjadwalan, dan perhitungan budget.

Struktur dalam dari Large Synoptic Survey Telescope (LSST). KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: news.slac.stanford.edu
Proyek LSST dicetuskan pada 1998. "Sangat lega melihat proyek ini akhirnya dapat berjalan," ujar direktur proyek LSST, Steven Kahn seperti dikutip dari laman Space.com.

Teleskop pemantau ini akan menghimpun data sebesar 6 juta gigabyte setiap tahun. Setiap detail foto akan memberikan pengetahuan mengenai energi gelap, asteroid dekat bumi, dan wilayah sabuk Kuiper dekat orbit Neptunus dimana Pluto dan obyek es lainnya beredar.

LSST dapat pula memantau asteroid yang membahayakan bumi. Semua data LSST akan dapat diakses publik agar Anda dapat terbang melintasi jagad raya.

Teleskop ini dijadwalkan selesai tahun ini. Tapi, pengumuman terbaru menyebutkan konstruksi LSST dimulai pada 2014. Para peneliti telah siap mengerjakan cermin 8,4 meter di Chile bagian utara. (spie.org, vivanews.com, astronomi.us)

Friday, April 27, 2012

Video: Seberapa Kecilkah Atom Itu?

Saat kita masih duduk di sekolah SMP, kita sudah mulai dikenalkan oleh guru kita tentang keberadaan, struktur, serta skala atom dan sub-atom. Faktanya, alam semesta kita yang sangat-sangat besar ini terdiri atom-atom dengan skala yang super kecil dan kita pun juga sudah tahu tentang hal itu. Namun yang menjadi pertanyaan, seberapa kecilkan atom itu. Nah untuk menjawabnya silahkan Anda lihat video berikut ini.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto