Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, August 18, 2011

Dana Operasional Habis, SETI Hentikan Pencarian Alien

Pencarian mahluk luar angkasa oleh Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute dihentikan karena kehabisan dana.

Dalam surat mereka kepada para pendonor, CEO SETI Institute Tom Pierson mengatakan bahwa teleskop radio Allen Telescope Array akan hibernasi karena kehabisan dana operasional.

VIDEO: Astronot Pertama AS di Ruang Angkasa

Pada 3 Juni 1965, Edward White menjadi astronot pertama yang berjalan di luar angkasa lewat misi Gemini 4. Selain astronot NASA, ia merupakan insinyur sekaligus serdadu Angkatan Udara AS.

Gemini 4 merupakan misi luar angkasa pertama Amerika Serikat yang didesain untuk membawa manusia tetap berada di orbit planet Bumi selama berhari-hari.

VIDEO: Astronot Pertama AS di Ruang Angkasa

Pada 3 Juni 1965, Edward White menjadi astronot pertama yang berjalan di luar angkasa lewat misi Gemini 4. Selain astronot NASA, ia merupakan insinyur sekaligus serdadu Angkatan Udara AS.

Gemini 4 merupakan misi luar angkasa pertama Amerika Serikat yang didesain untuk membawa manusia tetap berada di orbit planet Bumi selama berhari-hari.

Bintang Putar (Spinstars), Bintang dengan Rotasi Tercepat di Jagat Raya


Ini adalah bintang-bintang tercepat di jagad raya. Para peneliti memanggilnya sebagai Bintang Putar atau Spinstars. Putaran rotasi mereka mencapai lebih dari sejuta mil per jam atau 1,6 juta km per jam.

Menurut para peneliti dari Institute for Astrophysics dari Potsdam, Jerman, bintang ini terbentuk 13,7 miliar tahun lalu setelah dentuman besar dan pernah menjadi bintang yang sangat besar.

Bahkan ukuran massanya sampai delapan kali lebih besar daripada massa matahari kita. Namun, karena bintang raksasa yang terbuat dari gas hidrogen dan helium ini memiliki masa hidup yang singkat, ia mati muda.

Spinstars, bintang yang berotasi tercepat di jagad raya
Dalam sebuah laporan yang dimuat di jurnal Nature, Dr Christina Chiappini dan koleganya dari Insitute for Astrophysics di Postdam, memanfaatkan teleskop European Southern Observatory Very Large Telescope di Chile untuk mempelajari komposisi kimia dari beberapa bintang tua di galaksi Bima Sakti.

Mereka mempelajari rasio elemen kimia yang ada pada kluster bintang NGC-6522. Kluster bintang ini dipilih karena mereka cukup tua untuk membentuk unsur kimia asli seperti yang dihasilkan oleh bintang yang hadir pada generasi pertama.

Selanjutnya, Chiapini berkesimpulan bahwa bintang-bintang generasi pertama ini sangat masif dan berotasi dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk mencapai derajat pencampuran elemen sehingga mereka bisa memproduksi elemen yang lebih berat.

Kalkulasi mereka mengindikasikan bahwa bintang-bintang generasi pertama ini berotasi kencang dengan kecepatan 500 kilometer per detik - atau 250 kali lebih tinggi daripada kecepatan matahari kita. Tak heran bila kemudian mereka menamakan bintang ini sebagai 'Spinstars'.

Seperti dilansir oleh situs berita ABC, Professor Mike Bessell dari Observatorium Mount Stromlo, milik Australian National University, paper Chiapini menjelaskan betapa pentingnya putaran atau rotasi pada bintang-bintang awal untuk memproduksi elemen-elemen seperti yang kemudian ditemukan di bintang-bintag generasi belakangan.

Selain konveksi yang dihasilkan dalam sebuah bintang menyebabkan adanya pencampuran, rotasi yang cepat menolong elemen-elemen yang baru terbentuk dan muncul di permukaan.

"Rotasi menolong bintang ini untuk memproduksi unsur Neon-22 dari Karbon pada pusat bintang. Unsur itu kemudian memungkinkan terbentuknya unsur yang lebih tinggi di bintang-bintang kita, yang secara normal hanya terjadi pada bintang-bintang bermassa rendah," kata Bessell.

Bessell menambahkan, unsur-unsur yang lebih berat terbentuk sangat awal di jagad raya ini, menyediakan bibit-bibit untuk terbentuknya hal-hal lain, belakangan.

"Ini memberikan kita pilihan lain untuk terciptanya unsur utama seperti nitrogen dan seluruh unsur yang lebih berat seperti timah dan seng. Semua unsur itu kita pikir belum akan tercipta, hingga lama sesudah itu."

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/217207-bintang-tercepat-di-jagad-raya

Di Planet Lain, Tanaman Berwarna Hitam

Warna hitam dan abu-abu memang jarang ditemui pada vegetasi tanaman di Bumi. Namun, warna tumbuh-tumbuhan di planet lain mungkin saja didominasi warna hitam dan abu-abu. Warna tersebut misalnya bisa jadi muncul di planet berwarna kemerahan.

Peneliti Jack O'Malley-James dari University of St Andrews di Skotlandia tengah mengerjakan riset tentang proses fotosintesis berlangsung pada tanaman dengan dipengaruhi dari warna cahaya yang menyinarinya.


Di Bumi, kebanyakan tanaman berwarna hijau demi beradaptasi dengan cahaya Matahari yang kuning keemasan, yang diterima di permukaan planet. Namun, berdasarkan penelitiannya, pada planet-planet yang bersistem dua bintang dengan warna berbeda dari Matahari, tanaman dapat berwarna abu-abu bahkan hitam.

"Supaya dapat menyerap energi lebih, dan memperkuat proses fotosintesis," terangnya.

Penelitian ini pun membuka wawasan akan banyaknya kombinasi serta variasi pada bintang dan potensi keberlangsungan kehidupan di planet-planet yang mengorbitnya.

Tak hanya unsur warna yang berpengaruh. "Untuk planet yang mengorbit dua bintang atau lebih, radiasi berbahaya dari cahaya yang intens dapat membuat tanaman menciptakan semacam tabir suryanya sendiri, untuk mengeblok sinar ultraviolet," kata O'Malley-James.

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/04/28/21375764/Di.Planet.Lain.Tanaman.Berwarna.Hitam

Di Planet Lain, Tanaman Berwarna Hitam, Wow Di Planet Lain Tanaman Berwarna Hitam, Tumbuhan di planet lain berwarna hitam ?

Rekor Penjelajahan Luar Angkasa Selama 50 Tahun

Terbangnya kosmonot Yuri Gagarin ke angkasa pada 12 April 1961 memulai misi panjang manusia menembus langit. Gagarin mengorbit selama 108 menit sekaligus melambungkan asa manusia untuk menaklukkan luar angkasa.

Selama 50 tahun sejarah penjelajahan luar angkasa, manusia telah menorehkan berbagai rekor. Berikut rekor-rekor tersebut.

Fenomena Cahaya Hijau di Permukaan Bulan

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/05/01/1458438620X310.jpg

Gerhard H�depohl yang mengurusi citra rekaman foto ruang angkasa di European Southern Observatory (ESO) merekam pancaran sinar hijau dari Bulan. Sinar apakah itu?
Gerhard H�depohl yang mengurusi citra rekaman foto ruang angkasa di European Southern Observatory (ESO) merekam pancaran sinar hijau dari Bulan. Sinar apakah itu?

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/05/01/1458438620X310.jpg

Gerhard berhasil mengabadikan fenomena tersebut dalam gambar yang terdiri dari beberapa foto. Ia mendapati pancaran sinar hijau di Bulan saat kondisi pagi sedang cerah di Paranal Residencia.

Sinar hijau sebetulnya bukan hal yang aneh. Di Cerro Paranal, gunung setinggi 2.600 meter di gurun pasir Atacama, Chili, sinar hijau sering kali tampak pada Matahari yang hendak terbenam. Foto Gerhard mengejutkan karena fenomena yang biasanya didapati pada Matahari ini jarang terjadi pada Bulan.

Sinar hijau itu terjadi karena pembiasan cahaya oleh atmosfer. Atmosfer Bumi membelokkan cahaya. Pembelokan semakin besar pada kondisi atmosfer yang tidak terlalu padat lapisan-lapisannya.

Cahaya dengan panjang gelombang yang pendek dibelokan lebih banyak daripada cahaya yang gelombangnya lebih panjang.

Pada posisi Gerhard saat mengambil foto, cahaya hijau dari Matahari atau Bulan yang posisinya sedikit lebih tinggi daripada cahaya jingga dan merah. Pada kondisi yang tepat, pancaran sinar hijau dapat terlihat di pucuk Matahari atau Bulan saat berada di dekat horizon.

Sumber :
sains.kompas.com

Seperti Inilah Rancangan Stasiun Luar Angkasa China

Kini China terbukti tak cuma jago membuat ponsel atau mobil yang menyerupai ponsel atau kendaraan besutan industri negara barat.

Rencana negara tirai bambu itu untuk mewujudkan stasiun luar angkasa sendiri, merupakan fase penting pencapaian China sebagai salah satu negara kuat yang tak bisa dipandang remeh.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto