Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, July 23, 2011

Radio Astron, Teleskop yang Lebih Canggih daripada Hubble

Teleskop ruang angkasa Rusia yaitu Radio Astron, merupakan teleskop terbesar yang pernah ada. Teleskop ini telah diluncurkan dari Baikonur di Kazakhstan.

Teleskop ini sendiri terhubung ke teleskop berbasis darat melalui interferometri untuk memberikan resolusi yang jauh lebih tingi dan penggunannya lebih baik 10 ribu kali dibandingkan Hubble Space, milik NASA.

Stasiun bawah tanah di Australia, Chili, China, Eropa, India, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah berjanji mengambil bagian untuk Radio Astron.
Radio Astron, teleskop asal Rusia

"Ini akan memungkinkan kita untuk melihat lebih jauh di alam semesta dengan resolusi yang sangat tajam dan menerima data tentang ekstra fenomena galaksi," ujar Kepala proyek Viktor Khartov, seperti dikutip TG Daily, Rabu (20/7/2011).

Teleskop seberat 5 ribu kg diterbangkan dengan menggunakan pesaeat ruang angkasa oleh sebuah peluncuran Zenit-3M bersama Fregat-SB, Senin pada pukul 06.31 waktu setempat. Ini akan mengorbit pada jalur elips dan mencakup jarak 390 ribu km. Jaraknya lebih jauh dari teleskop sebelumnya yang berada dekat Bumi.

Bahan pembuat teleskop ini terdiri dari 27 serat karbin yang akan membentang di orbit. Teleskop ini memiliki misi lima tahun yang memiliki tugas pengumpulan data pada maser air. Ini merupakan awan molekul air yang terdapat pada cakram galaksi. Data harus membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tentang tingkat rotasi galaksi, yang mana saat ini disebut tingkat perluasan ruang dan efek dari energi gelap yang dapat dihitung.

Selain itu, teleskop tersebut juga akan mempelajari astronomi radio, untuk memeriksa distribusi debu dan gas di sekitar bintang-bintang yang meledak. Dan itu akan memeriksa cakrawala peristiwa mengenai sebuah lubang hitam di pusat galaksi M87.

Gambar pertama dari Radio Astro dikenal sebagai Spektrum R yang diharapkan akan dirilis pada akhir tahun ini.

Misi NASA Terbaru Jelajah Gunung di Mars

NASA mengumumkan telah membuat sebuah laboratorium bergerak yang berfungsi untuk mengungkap apa yang ada di Planet Mars. Pembuatan laboraturium tersebut menghabiskan dana fantastis yaitu USD2,5 miliar.

Benda ini dijuluki 'Curiosity' yang memiliki misi untuk melihat tanda-tanda kehidupan di Mars. Kendaraan ini dikendalikan secara otomatis dan tidak berawak. Meskipun demikian, benda ini mampu mendaki gunung yang ada di sana.
Ilustrasi Curiosity, yang akan digunakan NASA pada Misi ke Mars

Laboratorium ini dilengkapi dengan enam roda mekanik dan akan menjelajah kawah Gale, karena disana terdapat gunung yang tinggi. Ini akan membantu para ilmuwan mempelajari tanah liat dan kandungan sulfat pada tiap tingkat ketinggian gunung tersebut.

"Para ilmuwan mengidentifikasi Gale sebagai pilihan utama mereka untuk mengejar tujuan misi penjelajah yang baru," kata Jim Green, direktur Divisi Planetary Science di Markas NASA di Washington.

"Lab ini memberikan pemandangan visual yang dramatis dan juga potensi besar untuk penemuan ilmu pengetahuan yang penting,"tambahnya, seperti dikutip Straits Times, Sabtu (23/7/2011).

Penjelajahan ini dikenal dengan Mars Science Laboratory (MSL), guna menemukan adanya tanda-tanda kehidupan dan makhluk hidup disana. Diketahui saat ini hanya ada tanda bahwa beberapa kehidupan mikroba mungkin telah ada di kedalaman kawah yang mungkin mengandung air.

NASA sebelumnya akan membuat pesawat Spirit dan Opportunity yang akan membawa manusia ke planet Mars di tahun 2030.

Friday, April 1, 2011

Adakah Air di Planet Merkurius?

Observasi Merkurius akan dimulai secara resmi pada 4 April 2011 mendatang dengan bantuan wahana luar angkasa Messenger yang sudah mengorbit di planet tersebut. Pemetaan seluruh permukaan Merkurius akan dilakukan untuk menguak misteri geologi, sejarah, dan pembentukan planet itu.

Salah satu pertanyaan yang mengemuka dalam observasi Merkurius adalah adakah air dalam bentuk es di planet itu? Dengan suhu Merkurius yang mencapai 450 derajat celsius, pertanyaan itu mungkin terkesan konyol.



Permukaan planet Merkurius yang diambil wahana ruang angkasa Messenger.

Namun, Sean Solomon, pimpinan investigator Messenger, mengatakan adanya kemungkinan itu. "Bisakah es terjebak di sana? Model suhu mengatakan ya, itu mungkin. Tapi apakah es tersebut berbahan dasar air? Ada banyak spekulasi," katanya.

Sementara itu, 20 tahun lalu pernah ada data radar menemukan material reflektif di wilayah kutub planet terdekat dari Matahari itu. Material reflektif itu bisa saja air dalam bentuk es.

Jawaban positifnya mungkin akan diketahui dalam jangka waktu setahun mendatang ketika Messenger berhasil menuntaskan misinya. Bersamaan dengan itu, mungkin akan diketahui struktur inti dan alasan mengapa Merkurius berdensitas lebih rendah.

Messenger sendiri telah sampai di orbit Merkurius sejak 17 Maret 2011 setelah menempuh perjalanan selama 6,5 tahun. Wahana luar angkasa ini 2 hari lalu baru saja mengirimkan citra Merkurius berupa kawah Debussy dan Matabei.

Messenger adalah singkatan dari MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging. Misinya bukanlah misi berbiaya murah sebab dana pembuatannya mencapai 446 juta dollar AS.

Tags: Adakah Air di Merkurius?, Adakah Air di planet Merkurius? 

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/31/21150613/Adakah.Air.di.Merkurius.

Pertama Kali, Ahli Cari Sampel ke Mantel Bumi

Pertama kali ilmuwan akan melakukan penelitian ke daerah mantel bumi untuk mendapatkan sampel bumi. Yang menakutkan, mereka menjelajahi kawasan bersuhu 298 derajat Celcius.

Selain itu, sesampainya di sana, para ilmuwan dari National Oceanography Center, Southampton, Inggris dan Montpellier University, Perancis, akan menghadapi tekanan empat juta pon per inci kubik.
Ini setara dengan 285 ribu kali kekuatan gravitasi Bumi normal. Ilmuwan berharap pengambilan sampel ini dapat membantu pemahaman asal mula Bumi.

Headline
Struktur Bumi



Petualangan itu diumumkan Dr. Damon Teagle dari National Oceanography Centre dan Dr. Benoit Ildefonse dari Montpellier University. Mereka memilih menjelajahi mantel bumi karena lapisan ini mengandung sebagian besar batuan bumi. Karenanya, kemungkinan banyak spesiemen yang menarik.

Mereka juga menegaskan signifikasi batuan bumi dengan batuan bulan sehingga bisa memberi informasi keterkaitan jelas kedua objek antariksa itu.

Dr Teagle memaparkan bahwa tempat terbaik untuk melakukan pemboran untuk mantel bumi adalah lautan karena memiliki kerak tipis di sana.

Tantangan teknis begitu besar karena pengeboran tanpa riser, sebuah fitur keselamatan umum yang pipa ganda digunakan untuk melepaskan gas. Karenanya, ilmuwan harus memompa air laut ke dalam lubang dengan tekanan cukup untuk memaksa sampel yang digali dapat naik ke permukaan.

Tags: Pertama Kali, Ahli Cari Sampel ke Mantel Bumi, Untuk Pertama Kali, Ahli Cari Sampel ke Mantel Bumi

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1371702/pertama-kali-ahli-cari-sampel-ke-mantel-bumi

Profesor Amerika Temukan Lem Khusus Luar Angkasa

Sebuah zat perekat baru dengan bahan yang unik ditemukan. Zat ini bisa membuat benda menempel lebih mudah di luar angkasa. Meski tidak sekuat lem lain yang biasa ditemukan di supermarket, namun ia punya sifat lengket yang unik, khususnya ketika digunakan di lingkungan kering seperti di luar angkasa.

Di ruang angkasa, astronot dapat memanfaatkan lem baru ini misalnya untuk mengganti keramik yang rusak di pesawat. Zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pemicu saat dipasang di perangkat pendeteksi kelembaban.

Sebagai bahan, lem itu menggunakan peptide – serangkaian asam amino yang umumnya ditemukan di tubuh – yang menjadi semakin lengket saat pH mencapai level 9. Seperti diketahui, skala pH digunakan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat keasaman sebuah substansi dengan skala 0 (sangat asam) hingga 14 untuk tingkat terendah.

“Cara kerja peptide ini adalah saat pH dinaikkan, ia akan membentuk jaringan yang panjang. Jaringan-jaringan itu kemudian saling menjerat,” kata John Tomich, seorang profesor dari Kansas State University, yang menemukan bahan perekat tersebut, seperti dikutip dari Space.com, 30 Maret 2011. “Jika Anda lihat, benda ini tampak seperti spaghetti,” ucapnya.

Tomich menyebutkan, jaringan itu akan membentuk dan jika ia berada di permukaan yang keras, ia akan menangkap ujung dan lubang dari apapun bahan permukaan itu. “Lem umumnya menjadi rapuh dan retak saat kelembaban hilang, akan tetapi zat ini malah semakin lengket,” ucapnya.

“Zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pemicu pada perangkat pendeteksi kelembaban,” ucap Tomich. “Cukup pasangkan zat ini pada sirkuit atau semacamnya. Dan ketika kelembaban mencapai level tertentu, zat ini akan rusak dan mengaktifkan sirkuit yang menghidupkan alarm,” ucapnya.

Jika ada peminat, lem tersebut sudah siap diproduksi secara massal.

Tags: Lem luar angkasa, Lem khusus luar angkasa, Ditemukan, Lem Khusus Luar Angkasa

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/212127-ditemukan--lem-khusus-luar-angkasa

Thursday, March 31, 2011

Wallpaper (31 Maret 2011)

Klik pada gambar untuk memperbesar

       


Astronom Polandia Tangkap Citra "Bintang Kawin"

Para ilmuwan mengetahui bahwa dua bintang bisa menjadi satu layaknya manusia yang diikatkan oleh tali perkawinan. Tetapi, selama bertahun-tahun mencari, para astronom belum juga menemukannya.

Hingga akhirnya kabar baik datang dari Romuald Tylenda, astronom asal Polandia, yang berhasil menangkap citra fenomena bintang kawin itu.

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/03/25/1739309620X310.JPG

Penemuan fenomena tersebut diawali dari penemuan bintang bernama v1309 Scorpii. Bintang yang ditemukan lewat observasi di Nicolaus Copernicus Astronomical Centre di Torun, Polandia, itu dijumpai pertama kali tahun 2008 saat sedang mengeluarkan lidah api. Beberapa studi dilakukan, tetapi astronom belum juga menemukan apa yang terjadi.

Setelah melakukan pengamatan sejak tahun 2002 di sebuah observatorium di Warsawa, Tylenda dan rekannya menjumpai variasi cahaya di v1309.

Variasi tersebut mengindikasikan bahwa v1309 mulanya adalah bintang ganda dekat, sebuah bintang yang "hampir bersentuhan" dan mengelilingi satu sama lain dalam waktu yang sangat singkat, hanya 1,4 hari.

Seiring waktu berlalu, lapisan luar bintang yang mengorbit satu sama lain ratusan kali dan mulai membentuk satu kesatuan. Ketika itu terjadi, Tylenda dan rekannya melihat bahwa cahaya bintang tersebut lebih terang 300 kali selama 10 hari. Pada pengamatan bulan Agustus 2008, ledakan terjadi dan akhirnya inti bintang menjadi satu.

Ketika perkawinan bintang itu terjadi, cahayanya menjadi 30.000 kali lebih terang dari Matahari. Energi dari inti bintang tersebut berhamburan ke luar. Berdasarkan publikasi Tylenda di jurnal Astronomy & Astrophysics, cahaya bintang bertambah terang karena dua bintang menjadi satu. Setelah beberapa bulan, cahaya bintang kembali seperti semula.

Hingga kini, ilmuwan belum bisa memprediksi materi yang dihamburkan bintang tersebut saat kawin. Untuk mengetahuinya, diperlukan observasi dengan teleskop Hubble. Sayangnya, materi yang dihamburkan bisa menghalangi pengamatan. Tylenda adalah profesor astronomi di Nicolaus Copernicus Astronomical Center.

Tags: Astronom tangkap citra bintang kawin, Wow Astronom tangkap citra bintang kawin 

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/25/17404536/Astronom.Tangkap.Citra.Bintang.Kawin.

Sejarah Observasi Manusia Terhadap Planet Mars

Mars menyimpan segudang misteri bagi manusia di Bumi. Berbagai observasi dilakukan para ilmuwan untuk menguak misteri, mulai dari kadar materi yang ada sampai dengan makhluk hidup yang ada di sana.

Untuk yang terakhir, rencananya akan direalisasikan akhir tahun ini. Setelah lebih dari empat dekade terakhir manusia mengirim robot ke Mars, kini manusia memasuki babak baru. Manusia akan langsung terjun dengan misi kendaraan penjelajah Curiosity ke planet merah itu.

Sejatinya, Mars sudah diobservasi oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, dengan perspektif yang berbeda-beda. Seiring munculnya teknologi canggih, manusia terus mengubah persepsinya tentang Planet Merah ini dari waktu ke waktu.

Berikut ini adalah rentetan hasil observasi manusia yang dibagi ke dalam lima jaman, yang dikutip VIVAnews.com dari HowItWorksDaily.com, Sabtu 26 Maret 2011:

• Tahun 1.500 SMPermukaan Planet Mars
Pada era ini, Kerajaan Mesir cukup berjaya. Mereka menyebut Mars sebagai "Horus of the Hawk", seorang dewa berkepala elang. Horus dikenal sebagai salah satu dewa tertua dan perannya cukup signifikan dalam agama Mesir Kuno. Ketika itu, manusia mencatat gerak retrograde (kemunduran) Mars, di mana ia bergerak mundur atau menjauh dalam selama mengorbiti Bumi. Manusia masih menganggap Mars sebagai satelit selain bulan.

• Tahun 350 SM
Aristoteles menjadi manusia pertama yang mengatakan bahwa Mars jaraknya lebih jauh daripada jarak bulan ke Bumi, meski Planet Merah itu masih dianggap mengorbiti Bumi, bukan Matahari. Berdasarkan pengamatannya, Aristoteles mencatat bahwa bulan lewat di depan Mars.

• Tahun 1609 M
Di era ini, manusia telah mengenal teleskop. Dengan menggunakan teleskop, Galileo Galilei menjadi manusia pertama yang mengamati Mars langsung secara lebih dekat. Dia mengatakan bahwa Mars mengorbiti Matahari, bukan Bumi. Sayang, persepsinya itu langsung dibantah oleh kaum Vatikan.

• Tahun 1666 M
Seorang astronom bernama Giovanni Cassini coba menghitung berapa panjang satu hari di Mars. Melalui pengamatan teleskopiknya, dia mencatat bahwa ada es di bagian kutubnya, dan bahkan menghitung jaraknya dari Bumi.

• Tahun 1840 M
Wilhelm Beer dan Johann Heinrich Mädler merupakan dua astronom yang mempelajari Mars pertama kali melalui teleskop 3,75 inci, dan berhasil menggambarkan sketsa Mars pertama kali lengkap dengan permukaannya.

Tags: Sejarah penelitian manusia tentang planet Mars, Lima Babak Observasi Planet Mars, Inilah Lima Babak Observasi Planet Mars

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/211572-lima-babak-observasi-planet-mars


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto