Teleskop ruang angkasa Rusia yaitu Radio Astron, merupakan teleskop terbesar yang pernah ada. Teleskop ini telah diluncurkan dari Baikonur di Kazakhstan.
Teleskop ini sendiri terhubung ke teleskop berbasis darat melalui interferometri untuk memberikan resolusi yang jauh lebih tingi dan penggunannya lebih baik 10 ribu kali dibandingkan Hubble Space, milik NASA.
Stasiun bawah tanah di Australia, Chili, China, Eropa, India, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah berjanji mengambil bagian untuk Radio Astron.
"Ini akan memungkinkan kita untuk melihat lebih jauh di alam semesta dengan resolusi yang sangat tajam dan menerima data tentang ekstra fenomena galaksi," ujar Kepala proyek Viktor Khartov, seperti dikutip TG Daily, Rabu (20/7/2011).
Teleskop seberat 5 ribu kg diterbangkan dengan menggunakan pesaeat ruang angkasa oleh sebuah peluncuran Zenit-3M bersama Fregat-SB, Senin pada pukul 06.31 waktu setempat. Ini akan mengorbit pada jalur elips dan mencakup jarak 390 ribu km. Jaraknya lebih jauh dari teleskop sebelumnya yang berada dekat Bumi.
Bahan pembuat teleskop ini terdiri dari 27 serat karbin yang akan membentang di orbit. Teleskop ini memiliki misi lima tahun yang memiliki tugas pengumpulan data pada maser air. Ini merupakan awan molekul air yang terdapat pada cakram galaksi. Data harus membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tentang tingkat rotasi galaksi, yang mana saat ini disebut tingkat perluasan ruang dan efek dari energi gelap yang dapat dihitung.
Selain itu, teleskop tersebut juga akan mempelajari astronomi radio, untuk memeriksa distribusi debu dan gas di sekitar bintang-bintang yang meledak. Dan itu akan memeriksa cakrawala peristiwa mengenai sebuah lubang hitam di pusat galaksi M87.
Gambar pertama dari Radio Astro dikenal sebagai Spektrum R yang diharapkan akan dirilis pada akhir tahun ini.
Teleskop ini sendiri terhubung ke teleskop berbasis darat melalui interferometri untuk memberikan resolusi yang jauh lebih tingi dan penggunannya lebih baik 10 ribu kali dibandingkan Hubble Space, milik NASA.
Stasiun bawah tanah di Australia, Chili, China, Eropa, India, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah berjanji mengambil bagian untuk Radio Astron.
Radio Astron, teleskop asal Rusia |
"Ini akan memungkinkan kita untuk melihat lebih jauh di alam semesta dengan resolusi yang sangat tajam dan menerima data tentang ekstra fenomena galaksi," ujar Kepala proyek Viktor Khartov, seperti dikutip TG Daily, Rabu (20/7/2011).
Teleskop seberat 5 ribu kg diterbangkan dengan menggunakan pesaeat ruang angkasa oleh sebuah peluncuran Zenit-3M bersama Fregat-SB, Senin pada pukul 06.31 waktu setempat. Ini akan mengorbit pada jalur elips dan mencakup jarak 390 ribu km. Jaraknya lebih jauh dari teleskop sebelumnya yang berada dekat Bumi.
Bahan pembuat teleskop ini terdiri dari 27 serat karbin yang akan membentang di orbit. Teleskop ini memiliki misi lima tahun yang memiliki tugas pengumpulan data pada maser air. Ini merupakan awan molekul air yang terdapat pada cakram galaksi. Data harus membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tentang tingkat rotasi galaksi, yang mana saat ini disebut tingkat perluasan ruang dan efek dari energi gelap yang dapat dihitung.
Selain itu, teleskop tersebut juga akan mempelajari astronomi radio, untuk memeriksa distribusi debu dan gas di sekitar bintang-bintang yang meledak. Dan itu akan memeriksa cakrawala peristiwa mengenai sebuah lubang hitam di pusat galaksi M87.
Gambar pertama dari Radio Astro dikenal sebagai Spektrum R yang diharapkan akan dirilis pada akhir tahun ini.