Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, February 19, 2011

FOTO: Bintang Baru Lahir di Galaksi Tetangga

Teleskop ruang angkasa Hubble kembali menangkap gambar fantastis. Kali ini, gambar yang ditangkap tidak berada di galaksi tata surya melainkan galaksi tetangga kita, NGC 2841. Galaksi ini merupakan salah satu galaksi terdekat yang sengaja dipilih untuk meneliti pembentukan bintang.

Foto menakjubkan yang baru dirilis oleh badan ruang angkasa NASA itu memperlihatkan sebuah galaksi besar dengan taburan bintang-bintang kecil berwarna biru layaknya batu permata. Fantastis.

Gambar ini diambil dengan instrumen baru teleskop Hubble, yakni Wide Field Camera 3 (WFC3). Dengan kemampuan yang dimilikinya, NASA berhasil menangkap gambar secara detail bahkan sampai memperoleh komposisi warna biru solid pada permukaan bintang.

Sekadar diketahui, galaksi berbentuk spiral, yang lebih dikenal dengan sebutan NGC 2841 ini terletak di konstelasi Ursa Major, sekitar 46 juta tahun cahaya dari Bumi.

Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841

Sebelumnya, jika ingin melihat gambar dengan resolusi lebih besar, Anda bisa mengunjungi link berikut ini.

Jika diamati, cahaya bintang paling terang terpusat di tengah galaksi. Sementara cahaya spiral adalah debu yang menjadi siluet limpahan bintang paruh baya.

Objek samar-samar berwarna merah jambu pada gambar merupakan emisi nebula. Hal ini menandakan bintang tersebut benar-benar baru saja lahir.

Peneliti mengatakan, foto NGC 2841 di atas adalah bagian dari studi baru bagi ilmuwan untuk memahami dan mempelajari pembentukan bintang di alam semesta. Para ilmuwan akan mengamati lingkungan yang berbeda di sekitar galaksi tersebut untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci.

"Para astronom tidak mengerti, misalnya, bagaimana sifat pembibitan bintang sehingga variatif sesuai dengan komposisi dan kepadatan gas yang ada. Mereka juga bahkan tidak tahu apa yang memicu pembentukan bintang pertama kali," kata peneliti, yang dikutip VIVAnews dari Space.com, Sabtu 18 Februari 2011.

Saat ini, WCF3 digunakan para astronom untuk mempelajari wilayah pembentukan bintang. Target observasi adalah gugusan (cluster) bintang dan galaksi serta tingkat kelahiran bintang di galaksi aktif. Misalnya, seperti Messier 82 hingga galaksi kurang aktif seperti NGC 2841.

Tags: FOTO: Bintang Baru Lahir di Galaksi Tetangga, FOTO: Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/205393-foto--bintang-baru-lahir-di-galaksi-ngc-2841

Mengenal Apa Itu Gaya Gravitasi

Mengapa kita tetap berpijak di atas permukaan bumi? Mengapa setiap benda yang jatuh selalu menuju pusat bumi? Mengapa bulan tetap mengelilingi bumi dan bumi bersama-sama bulan mengelilingi matahari? Mengapa demikian?

Disadari atau tidak, seringkali kita tidak memahami pengalaman kita hidup di dunia ini. Tentang ‘sesuatu’ yang menyebabkan kita tetap lekat di permukaan bumi. Apakah sesuatu itu? Mengapa sesuatu itu ada? Bagaimana cara ia bekerja?

Suatu pertanyaan sederhana seringkali memerlukan pemikiran yang mendalam untuk memperoleh jawabannya. Dan mungkin, sedikit sekali yang berupaya sungguh-sungguh, karena hal itu tampaknya sesuatu yang “biasa” dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali anak-anak yang polos dan lugu serta ingin tahu yang seringkali mengusik kita dengan pertanyaan-pertanyaan mereka yang spontan tentang segala sesuatu yang mereka lihat dan rasakan. Yang terkadang terkesan lucu namun menyenangkan. Diantaranya mengapa benda jatuh selalu ke “bawah”?

Penjelasan yang kita terima seperti mereka juga belumlah tuntas, bahkan mungkin hingga saat ini. Sebenarnya, setiap orang tentu mengalami pengaruh gravitasi. Demikian juga dengan semua benda yang ada di sekitar kita. Walau tanpa kita sadari, semua benda yang terdiri dari partikel materi saling berinteraksi tarik-menarik satu sama lain. Gravitasilah yang memungkinkan kita tetap nyaman tinggal di permukaan bumi dan kita dapat menikmati indahnya cahaya bulan purnama di malam hari, juga kemilaunya sinar matahari di waktu senja dan pagi hari. Tanpa gravitasi, kita semua akan beterbangan “hilang” dalam ruang makrokosmos yang teramat luas akibat rotasi bumi. Tanpa gravitasi, bumi yang kita huni, bulan dan matahari serta planet-planet yang mengisi ruangan jagat raya ini akan berhamburan dalam gerak acak yang tak beraturan. Bersyukurlah kita, bahwasannya Allah telah menciptakan gravitasi sehingga kita pun mengalami proses kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam kita.

Namun, apakah “gravitasi” itu? Sejauh ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk memahami fenomena gravitasi. Sejarah mengatakan, mula pertama gagasan gravitasi dipahami dan dijelaskan oleh tuan Isaac Newton dalam Philosophiae Naturalis Principia Mathematica yang sering juga disebut Principia yang muncul pertama kali tahun 1687 (walaupun sebenarnya gagasan gravitasi tersebut telah diperolehnya 22 tahun sebelumnya) yang antara lain menjelaskan hukum gravitasi universal di samping mengemukakan teori bagaimana benda bergerak dalam ruang dan waktu.

Hukum gravitasi universal menjelaskan bagaimana benda berinteraksi tarik-menarik. Gagasan hukum gravitasi universal dapat kita pahami sebagai berikut,”tiap benda dalam jagat raya ditarik ke arah semua benda lain oleh suatu gaya yang makin kuat dengan makin besarnya massa benda-benda itu, dan dengan dekatnya benda itu satu sama lain”. Artinya, setiap partikel materi yang berada di dalam jagat raya ini saling tarik-menarik satu sama lain yang besarnya gaya tarik-menarik tersebut bertambah besar bila jaraknya semakin dekat dan kandungan massa dari tiap-tiap partikel materi tersebut bertambah banyak.

Meskipun pengalaman kita hidup sehari-hari tidak merasakan hal demikian, hal ini dikarenakan oleh adanya kenyataan bahwa gaya gravitasi itu teramat lemah, sehingga pengaruh yang ditimbulkannya amat kecil untuk dapat kita rasakan.

Seiring dengan usaha pemahaman atas gaya interaktif lain yang ada di jagat raya ini, konsep medan telah diperkenalkan oleh ilmuwan fisika masyhur, Michael Faraday pada akhir abad 19 yang berusaha memahami gaya interaktif partikel bermuatan elektrik yang kita kenal sekarang sebagai gaya elektromagnetik (gagasan “partikel” untuk dunia mikroskopis adalah suatu model saja). Konsep medan ini kemudian dibuat umum hingga kemudian diterapkan juga pada gagasan gravitasi tuan Newton, yang dikenal dengan konsep medan gravitasi.

Konsep medan gravitasi ini memandang setiap partikel materi sebagai pengubah ruang medan gravitasi. Medan ini beraksi pada setiap partikel materi lain yang berada di dalam medan tersebut, yang seolah-olah “mengerahkan” gaya tarikan gravitasi pada partikel materi tersebut. Medan ini memainkan peranan perantara dalam pemikiran kita mengenai gaya-gaya interaksi di antara partikel-partikel materi.

Mungkin kita jadi berpikir, bahwa bila setiap partikel materi yang berada dalam medan gravitasi telah berusaha untuk mengerahkan daya tarikan gravitasi pada setiap partikel materi lain, maka terdapat “sesuatu” yang menjadi penghubung sehingga terjadi interaksi antar partikel-partikel materi.
Pengenalan konsep kuantum dan penelitian mutakhir dari partikel elementer memungkinkan pemahaman yang jauh lebih baik daripada sebelumnya mengenai mekanisme gravitasi. Hasilnya adalah, diduga ada “partikel interaktif” yang dikenal dengan nama graviton sebagai pembawa gaya gravitasi yang memungkinkan partikel-partikel materi berinteraksi. Partikel interaktif tersebut tidak memiliki massa, bersifat maya-karena belum ada kenyataan eksperimental yang menemukan partikel interaktif tersebut. Karena graviton tidak bermassa, maka sebagai akibatnya ia dapat dipertukarkan pada jarak yang jauh sekali yang meliputi seluruh volume ruang jagat raya. Sebagai ilustrasi, berapa “keliling” jagat raya ini bila dikatakan bahwa di dalamnya terdapat sekitar 100 milyar galaksi yang tiap-tiap galaksi berisi sekitar 100 milyar bintang! Jumlah ini adalah suatu pendekatan saja, boleh jadi jumlah yang sebenarnya melebihi aproksimasi di atas. Sementara itu, dari pengamatan yang dilakukan terdeteksi bahwa antar galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain mirip dengan balon karet yang kita tiup, dengan kecepatan yang semakin bertambah besar dengan bertambah jauhnya jarak antar galaksi. Menurut prediksi, bahkan hal ini akan tetap berlangsung sekitar 5 atau 10 milyar tahun lagi.

http://www.lhup.edu/~dsimanek/scenario/img008.gif

Meskipun gaya gravitasi mempunyai kekuatan yang lemah bila dibandingkan dengan gaya-gaya lain yang terdapat di jagat raya ini, ia dapat mempunyai kekuatan yang sangat besar, bila kita meninjau suatu misal, sebuah objek langit yang mengalami pemampatan materi dan telah kehilangan energi termonuklirnya yang ia pergunakan untuk melangsungkan hidup, akan mengalami pengerutan yang sangat hebat. Bintang yang ambruk tersebut akan mengerut mencapai ukuran yang sangat kecil karena efek tarikan gravitasinya yang sangat kuat. Objek semacam inilah yang sering kita kenal sebagai lubang hitam, suatu objek yang menjadi perhatian utama saat ini dikarenakan ia memiliki sifat-sifat yang diramalkan dari teori kuantum dan teori relativitas umum, yang aneh, menawan dan menakjubkan. Mungkin sulit bagi kita untuk membayangkan terdapatnya objek yang demikian sangat rapat, bila suatu misal, dalam sebuah kelereng yang berdiameter dua cm mengandung sejumlah massa 80 milyar ton! Bintang yang mempunyai massa sekian itu akan terus-menerus mengerut dalam ukuran yang semakin kecil dan semakin rapat. Tarikan gravitasinya bahkan mampu menarik cahaya yang lewat mendekatinya.

Struktur atom dan struktur inti lubang hitam tidak lagi seperti yang telah kita kenal dalam teori atom dan teori nuklir, karena tarikan gravitasi telah menarik awan elektron di sekeliling inti dan menembusnya! Sifat-sifat apakah yang terjadi dan hukum bagaimanakah yang mampu menjelaskan adanya fenomena seperti itu, hingga saat ini masih dalam perumusan para fisikawan dunia. Dan akan selalu menjadi bahan kajian yang menarik karena ia merupakan aspek penting dalam pemahaman kita terhadap alam semesta, kelahiran serta proses evolusinya secara keseluruhan dalam suatu pemahaman utuh yang menunjukkan kebesaran Allah Yang Maha Rahman dalam menciptakan jagat raya ini.

Tags: Gaya gravitasi, Serba-serbi gaya gravitasi bumi, Seluk beluk gaya gravitasi

Source: http://www.indonesiaindonesia.com/f/94993-fenomena-gravitasi-menakjubkan/

Peneliti Mengungkap Teori Asal Usul Emas dan Platina

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan darimana sesungguhnya logam mulia emas dan platina, serta elemen lainnya.

Ternyata tabrakan hebat antara Bumi, Bulan dan Mars pada 4,5 miliar tahun lalu telah menyuntikkan elemen-elemen berharga ke bumi.

Pada hari-hari terakhir pembentukan planet, objek sebesar Pluto menabrak Bumi, kata para peneliti. Mars dan Bulan menyerap yang kecil, tapi penghancuran tetap luar biasa.



Dalam tabrakan kosmik traumatis itu telah mengetuk Bumi dari sumbunya hingga bergeser 10 derajat. Tapi tabrakan juga mengeluarkan emas dan elemen lainnya dan mungkin membawa sejumlah besar air ke Bulan, kata para peneliti.

"Kami dapat menggunakan informasi ini untuk memberitahu kami tentang percepatan pertumbuhan yang membesar dari bumi, bulan dan Mars," kata pemimpin studi Bill Bottke dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado.

Emas, platina, paladium dan lainnya yang disebut elemen "siderophile" memiliki afinitas yang kuat pada besi. Jadi elemen ini akan mengikuti besi ke dalam inti Bumi, Bulan dan Mars saat objek itu terbentuk dan bergerak dari kerak.

Tapi siderophiles ditemukan di bagian atas dalam jumlah berlimpah, sehingga ini masih menjadi tand tanya baru. "Kelimpahan elemen ini sangat tinggi," kata Bottke pada SPACE.com.

Tags: Terungkap asal usul emas dan platina, Peneliti Mengungkap Teori Asal Usul Emas dan Platina

Source: http://www.apakabardunia.com/2011/02/peneliti-mengungkap-teori-asal-usul.html, http://www.berita2.com/iptek/teknologi/8087-terungkap-asal-usul-emas.html

Friday, February 18, 2011

Badai Geomagnetik Matahari Ganggu Sistem Bumi

Gelombang partikel plasma dari letusan raksasa Matahari mengganggu kutub utara Bumi. Ini menciptakan aurora dan gangguan komunikasi radio.

Meskipun lolos dari badai geomagnetik dalam lingkup luas, fenomena alam ini tetap terjadi di garis lintang utara dan mencapai Norwegia serta Kanada.

“Ada pemadaman sporadis berdasarkan kejadian skala kecil tertentu,” ujar Dean Persnell, ilmuwan proyek Solar Dynamics Observatory NASA di Goddard Space Flight Center.



Ia juga menegaskan keberadaan perubahan kondisi kecil di beberapa kawasan meskipun tidak sampai taraf parah. Fenomena ledakan Matahari ini terjadi Selasa lalu dengan letusan spektakuler di bintik matahari berukuran seperti Jupiter.

Letusan menciptakan semburan plasma partikel bermuatan yang sering disebut coronal mass ejection (CME) sekitar 560 mil per detik, ungkap pihak Solar Dynamics Observatory.

Tembakan langsung dari CME bisa memicu badai geomagnetik raksasa sehingga partikel yang memantul medan geomagnetik bumi memblokir komunikasi radio, mengganggu sistem navigasi GPS dan menyebabkan listrik padam.

Tags: Bahaya Badai Geomagnetik Matahari Ganggu Sistem Bumi, Badai Geomagnetik Matahari Ganggu Sistem Bumi

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1250072/badai-geomagnetik-matahari-ganggu-sistem-bumi

Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?

Bintang kita, Matahari, berwarna kuning sangat pucat. Tetapi bintang-bintang memiliki ragam warna yang mencengangkan.

Ada satu kelompok bintang yang disebut "Kotak Permata." Di tengah angkasa yang hitam beludru terdapat sebidang bintang-bintang biru safir, dengan satu bintang oranye berkilau di tengah.

Perbedaan warna bintang tergantung pada suhu mereka yang sangat berbeda-beda. Beginilah cara kerjanya.

Cahaya adalah radiasi yang bergerak dalam gelombang. Jarak antara puncak satu gelombang dan puncak gelombang berikutnya disebut sebagai panjang gelombang.

Gelombang cahaya sangat pendek. Sependek apa? Bayangkan membagi satu sentimeter menjadi 100.000 bagian. Beberapa dari bagian ini disatukan adalah panjang gelombang cahaya.

Semakin merah warna bintang maka suhunya semakin rendah

Kita tahu dari pengalaman sehari-hari bahwa warna sebuah benda dapat berubah saat suhunya berubah.

Ambil tongkat besi dan masukkan ke perapian. Saat besi hitam dingin tadi memanas, kilau pucat kemerahan menyebar di permukaannya.

Saat bertambah panas, besi menjadi makin merah. Kalau kamu masih bisa terus memanaskan, besi itu akan berubah dari merah ke oranye ke kuning ke putih, dan akhirnya ke biru.

Para ilmuan telah menemukan hukum alam yang memberi tahu bagaimana warna dan suhu berhubungan. Saat zat bertambah panas, kebanyakan radiasi datang darinya memiliki lebih banyak energi dan panjang gelombang yang lebih pendek.


Cahaya biru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya merah. Jadi benda panas yang mengeluarkan cahaya biru tentunya lebih panas dari pada yang berkilau merah.

Atom gas-gas panas dalam bintang mengeluarkan partikel-partikel cahaya yang disebut foton. Semakin panas gas, semakin tinggi energi foton, dan semakin pendek gelombang cahayanya.

Jadi bintang paling panas dan paling muda mengeluarkan cahaya putih kebiruan. Dengan terpakainya bahan bakar nuklir, mereka cenderung mendingin.

Akibatnya, bintang tua yang mendingin biasanya mengeluarkan cahaya merah. Bintang setengah baya, seperti Matahari, bersinar kuning.

Matahari kita jaraknya hanya 150 juta km. Kita dapat melihat dengan jelas apa warnanya. Tetapi bintang-bintang yang lebih jauh dari Matahari berjarak trilyunan km lebih, dan sukar untuk diketahui, walaupun dengan teleskop yang paling kuat sekalipun.

Jadi para ilmuan membiarkan sinar bintang yang datang melewati filter-filter, atau melalui alat yang disebut spektograf. Ini mengungkapkan berapa banyak cahaya dari setiap panjang gelombang yang datang dari sebuah bintang.

Para astronom menetukan warna keseluruhan sebuah bintang dengan mencatat panjang gelombang cahaya mana yang paling kuat.

Begitu mereka mengetahui warnanya, maka mereka dapat menerka suhu permukaannya menggunakan rumus matematika sederhana. Dengan suhu itu, mereka juga bisa mendapatkan gambaran berapa umur bintang itu.

Tags: Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?, Kira-kira Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?

Source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7031776

Ada Lho Bagian Mars yang Berwarna Biru

Planet Mars memang terkenal dengan sebutan planet merah. Tapi, tak seluruh permukaan Mars berwarna merah ketika dicitrakan.

Hasil jepretan Mars Reconaissance Orbiter NASA menunjukkan bahwa ada bagian planet itu yang berwarna biru, seperti Bumi.

Hasil jepretan yang dipublikasikan di New Scientist itu ialah bukit pasir di Kawah Rabe, wilayah berdiameter 100 kilometer di dataran tinggi belahan selatan Mars. Gundukan itu benar-benar tampak biru, seperti lautan bumi tampak dari udara.

http://kcdn5.stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/02/18/1309291620X310.jpg

Bukit pasir itu menutupi sebagian wilayah Kawah Rabe. Bukit pasir terbentuk dari pasir basalt di dasar kawah dan dibentuk oleh angin Mars. Citra lebih dekat menunjukkan pegunungan berstruktur mirip sidik jari, lembah, dan riak-riak.

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa bagian gundukan pasir tampak berwarna lebih gelap dibanding wilayah kawah lain?

Salah satu kemungkinannya adalah pasir di dasar kawah bukan pasir lokal, tetapi pasir dari daerah lain yang terjebak oleh kondisi topografis daerah tersebut. Tidak ada uraian mengapa wilayah tersebut berwarna biru.

Tags: Ternyata Ada Lho Bagian Mars yang Berwarna Biru, Wuih Ada Lho Bagian Mars yang Berwarna Biru, Wow, Ternyata Ada Juga Bagian Mars yang Berwarna Biru

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/02/18/13103680/Ada.Lho.Bagian.Mars.yang.Berwarna.Biru

Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien

Sebuah instrumen sedang dibuat di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Amerika Serikat. Instrumen itu akan digunakan pada salah satu teleskop terbesar dan terkuat yang pernah dibuat ilmuwan yang ada di Canary Islands, Spanyol.

Alat ini nantinya akan digunakan oleh astronom untuk membantu melengkapi data yang diperoleh pesawat ruang angkasa Kepler dalam mencari dan mengkarakteristikkan planet-planet alien yang diduga berpotensi mengandung kehidupan.

Instrumen spectograph yang disebut sebagai HARPS-North (Hight-Accuracy Radial velocity Planet Searcher) itu didesain untuk mendeteksi sinyal yang kecil sekalipun yang dihasilkan oleh planet hingga sekecil Bumi yang mengorbit dekat dengan bintangnya.

“Selama ini, Kepler memberikan informasi ukuran planet berdasarkan banyaknya cahaya yang ia blokir saat melintas di depan bintangnya,” kata David Latham, astronom Smithsonian, seperti dikutip dari Space, Kamis, 17 Februari 2011.

Latham menyebutkan, kini pihaknya membutuhkan alat untuk mengukur massa planet, sehingga peneliti bisa mengetahui kepadatan planet yang bersangkutan. “Alat ini memungkinkan kami membedakan planet batu dan planet air dari objek yang didominasi oleh atmosfir yang penuh hidrogen dan helium,” ucapnya.

Cara kerja spectograph tersebut adalah dengan memisahkan cahaya dari sebuah bintang ke dalam komponen panjang gelombang atau warna, sama seperti cara kerja sebuah prisma. Elemen kimia kemudian akan digunakan untuk menyerap sinar dengan warna tertentu, dan meninggalkan garis hitam di dalam spektrum bintang.

Garis-garis ini perlahan berubah posisi karena pengaruh gravitasi dari planet yang mengorbit bintang mereka dan memungkinkan peneliti melakukan pengukuran.

“HARPS-N akan meneliti objek yang paling menarik yang ditemukan oleh Kepler,” kata Dimitar Sasselov, direktur pada Harvard Origins of Life Initiative, pusat penelitian yang mempelajari pembentukan planet dan pendeteksian sumber serta evolusi awal dari kehidupan.

Sasselov menyebutkan, HARPS-N akan bekerja sama dengan Kepler dan dijadwalkan akan mulai melakukan pengukuran pada April 2012.

Tags: Lacak Alien Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien, Mencari alien Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/205176-astronom-bikin-alat-pendeteksi-alien

Thursday, February 17, 2011

Bagaimana Sistem Tata Surya Terbentuk?

Ilmuwan tak yakin bagaimana tata surya terbentuk. Namun ada satu hal yang mereka sepakati, yakni tata surya terbentuk 4,6 miliar tahun silam.

Bagaimana matahari terbentuk

Awalnya, gas terkumpul dalam pusat yang padat dari sebuah putaran disk dan menciptakan protosun. Tabrakan antara molekul pun memanas dan akhirnya suhu meningkat sekitar 10 juta derajat celsius.

Menurut ulasan 'From Suns to Life' dari seorang astronom, suhu ini benar-benar panas dan tabrakan ganas memicu reaksi nuklir yang mengubah protosun menjadi sebuah bintang. Proses ini membutuhkan 100 ribu tahun.
http://www.aerospaceweb.org/question/astronomy/solar-system/solar-system.jpg
Sistem Tata Surya


Bagaimana planet terbentuk

Sementara itu, dalam materi disk sekitar matahari muda ada sebuah proses yang disebut 'akresi' membentuk planet, bulan, komet dan asteroid. Partikel kecil saling bertabrakan dan membentuk badan yang lebih besar dan akhirnya mencapai ukuran planet.

Partikel-partikel ini akhirnya menjadi cukup masif dan mampu menciptakan gravitasinya sendiri. Kemudian badan-badan ini menarik lebih banyak tabrakan. Menurut Lunar and Planetary Institute, badan yang terbesar saja yang akhirnya bisa selamat.

Di daerah dekat matahari, air cenderung menguap, gas tersapu keluar dan material seperti silikon dan logam pun berkondensasi memadat. Planet muda di tata surya, seperti Bumi, terbentuk dari materi batuan padat ini.

Lebih jauh lagi, suhu lebih dingin dan es berlimpah memungkinkan badan lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Jupiter dan Saturnus. Menurut 'The Solar System', gravitasi inti ini cukup besar untuk menarik gas dari nebula sekitar dan gas raksasa di tata surya terluar.

Obyek lain tata surya

Di luar Neptunus, tak cukup ada bahan bagi planet untuk menumbuhkan raksasa gas. Potongan ini mengerdil dan membentuk sabuk Kuiper. Model nebular ini menjelaskan mengapa semua planet mengorbit rotasi Matahari.

Teleskop berhasil mengambil gambar saat awal pembentukan tata surya lain di seluruh alam semesta yang menunjukkan apa yang kita yakini secara langsung sebagai matahari.

Tags: Asal-usul Bagaimana Sistem Tata Surya Terbentuk, Awal mula Bagaimana Sistem Tata Surya Terbentuk, Sejarah terbentuknya tata surya, Tata Surya

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1242262/bagaimana-sistem-tata-surya-terbentuk


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto