Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, February 11, 2011

Observatorium Tertua Ada di Korea Selatan

Cheomseongdae tercatat dalam sejarah sebagai peninggalan Dinasti Shilla pada awal abad ke-7. Terletak di kota Gyeongju, Korea Selatan, Cheomseongdae merupakan tempat pengamatan bintang (observatorium) tertua sekaligus satu dari sedikit observatorium kuno yang tersisa di dunia. Buku Rekor Dunia resmi mencantumkannya sebagai bangunan observatorium tertua yang masih tegak berdiri.

Bangunan yang terbuat dari batu itu dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok. Bangunannya yang masih berdiri sampai sekarang menjadi warisan kebudayaan bangsa Korea dan salah satu obyek wisata menarik di Korea Selatan.

Observatorium Cheomseongdae di Korea.
Konstruksi Cheomseongdae diduga sengaja didesain sedemikian rupa berdasarkan filosofi-filosofi khusus. Bagian alas yang tersusun atas 12 balok batu, 12 tingkat pada tangga pintu masuk, dan 12 lapis di bagian bawah jendela tampaknya melambangkan ke-12 bulan dalam tahun. Jumlah batu untuk menyusun menara utama, 365 buah, menandakan jumlah hari dalam satu tahun Masehi.

Sebagian besar peneliti setuju akan status Cheomseongdae sebagai observatorium. Hal itu dikarenakan catatan-catatan sejarah di Korea, Jepang, dan China yang mendukung. Peneliti modern pertama yang meninjau Cheomseongdae, Tadashi Sekino, menyimpulkan bahwa Cheomseongdae adalah observatorium walaupun strukturnya ganjil.

Ahli meteorologi dari Jepang, Yuji Wada, yang mulai meneliti di lokasi Cheomseongdae tahun 1909 meyakinkan bahwa Cheomseongdae adalah observatorium. Pengamatan astronomi dilakukan dengan mata telanjang dengan alat-alat seperti gnomon. Tentunya penghitungan-penghitungan khusus dilakukan dengan bantuan kalender.

Menurut penelitian pula, bangunan ini selama ratusan tahun dipakai para astronom kerajaan untuk mempelajari pergerakan bintang dan planet serta memperkirakan gerhana bulan dan matahari.Kemudian setelah diinterpretasi, hasilnya dilaporkan kepada raja atau ratu untuk membantu mereka mengambil keputusan dalam upaya memperkuat otoritas kerajaan serta meningkatkan kualitas taraf kehidupan. Selain itu, Cheomseongdae dipercaya pula membantu menyingkapkan pemahaman rakyat pada zaman itu mengenai surga dan kuasa ilahi.

Tags: Observatorium Tertua Ada di Korea, Observatorium Tertua di dunia

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/02/09/15410876/Observatorium.Tertua.Ada.di.Korea

NASA Temukan 54 Planet Serupa Bumi

Perburuan planet-planet ekstrasurya atau di luar tata surya yang mirip Bumi dan mendukung kehidupan terus dilakukan. Teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa AS (NASA) dirancang secara khusus untuk mencari planet-planet seperti itu.

"Hanya dalam waktu setahun meneropong sebagian kecil galaksi kita, Kepler berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. Yang mengejutkan, 54 di antaranya kemungkinan dapat dihuni manusia, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin," kata William Borucki, kepala ilmuwan yang terlibat dalam misi Kepler, Rabu (2/2/2011) malam waktu AS.

Dari 1.235 planet baru yang terdeteksi, 68 di antaranya seukuran Bumi, 288 super Bumi, 662 seukuran Neptunus, 165 seukuran Jupiter, dan 19 lebih besar dari Jupiter. Sementara dari 54 planet yang ditemukan di zona orbit yang mendukung kehidupan, 5 di antaranya seukuran Bumi dan sisanya antara super Bumi atau dua kali ukuran Bumi hingga seukuran Jupiter.
Ilustrasi Kepler-11, bintang mirip Matahari yang dikelilingi enam planet.
"Kami mulai dari nol ke 68 kandidat planet seukuran Bumi dan dari nol hingga 54 kandidat di zona yang mendukung kehidupan, sebuah wilayah di mana air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan planet. Beberapa kandidat mungkin juga memiliki bulan dengan air dalam bentuk cair," jelas Borucki.

Penemuan planet yang mendukung kehidupan sebanyak 54 buah merupakan jumlah yang sangat banyak. Sejauh ini bahkan bisa dikatakan belum pernah ditemukan planet ekstrasurya yang benar-benar dapat dipastikan mirip Bumi dan kemungkinan dapat dihuni. Kalaupun mengandung senyawa organik dan zat-zat yang dibutuhkan untuk kehidupan, planet yang ditemukan biasanya terlalu jauh atau terlalu dekat bintangnya.

Meski disebut mendukung kehidupan, planet-planet tersebut belum dapat dipastikan ada kehidupan di sana saat ini seperti Mars misalnya. Kalaupun ada kehidupan mungkin berupa jasad renik seperti bakteri atau jenis kehidupan yang belum terbayangkan saat ini. Pekerjaan rumah berikutnya yang masih harus dilakukan para ilmuwan adalah menentukan ukuran planet-planet tersebut, komposisi, suhu permukaan, jarak dari bintangnya, kondisi atmosfer, dan kemungkinan adanya air serta senyawa karbon.

Semua planet asing tersebut ditemukan di galaksi Bima Sakti. Namun, jaraknya terlalu jauh dari Bumi dan mustahil mengirim misi ke sana. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, perlu jutaan tahun untuk berkunjung ke planet-planet tersebut.

"Cucu-cucu kita yang akan memutuskan apa langkah selanjutnya. Apakah mereka akan pergi ke sana? Apakah mereka hanya akan mengirim robot ke sana?" kata Borucki.

Tags: Planet lain serupa bumi, Planet lain mirip bumi, Planet mirip bumi

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/02/03/0956169/NASA.Temukan.54.Planet.Serupa.Bumi

Bahaya Sampah Luar Angkasa Berpotensi Melumpuhkan Ponsel

Tak hanya mengganggu perjalanan para astronot, sampah luar angkasa juga berpotensi mengacaukan jaringan telekomunikasi seluler.

Akibatnya, sinyal ponsel kerap mengalami down dan putus-putus.

Informasi ini disampaikan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) divisi luar angkasa.

Dalam laporan Space Posture Review, lembaga yang bermarkas di Pentagon ini menyebutkan belum ada cara untuk menangani sampah luar angkasa tersebut.

Berdasarkan informasi dari ahli roket bernama Bharath Gopalaswamy, saat ini ada sekitar 370 ribu puing sampah yang melayang-layang di luar angkasa, pada ketinggian antara 490 hingga 620 mil di atas permukaan bumi.

Ilustrasi sampah luar angkasa yang mengelilingi bumi

"Di area yang sama, terdapat 1.100 satelit komunikasi yang menerima dan memancarkan sinyal dari dan ke bumi," ujar ahli roket dari Stockholm International Peace Research Institute ini diberitakan Telegraph.
Sampah luar angkasa memang menjadi masalah tersendiri bagi dunia antariksa.

Sampah yang umumnya terdiri dari satelit bekas, atau puing-puing dari komponen roket atau rudal, kerap membahayakan perjalanan pesawat luar angkasa.

Selain itu, jika sampah luar angkasa sedikit saja bertabrakan dengan satelit, hal ini tak hanya akan mengganggu komunikasi seluler, tetapi juga layanan televisi kabel dan seluruh perangkat yang memiliki GPS (Global Positioning System).

Tags: Sampah luar angkasa bisa berpotensi melumpuhkan ponsel, Sampah luar angkasa

Source: http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/teknologi/38177-bahaya-sampah-luar-angkasa-berpotensi-lumpuhkan-ponsel.html

Penelitian: 95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki

Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.

Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.

Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.


Fosil ular yang ditemukan memiliki kaki. (livescience.com)

Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.

“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.

Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.

Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.

Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.

“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.

Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.

Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.

Tags: Dulu ular punya kaki, 95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki, Ular punya kaki

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204057-95-juta-tahun-lalu--ular-punya-kaki

Thursday, February 10, 2011

NASA Ciptakan Pesawat Antariksa Tenaga Surya Pertama di Dunia

NASA lagi-lagi mencatat sejarah baru. Kali ini badan antariksa asal Amerika Serikat itu berhasil menciptakan pesawat ruang angkasa pertama yang berbasis tenaga surya.

Awalnya memang terdengar seperti cuplikan cerita fiksi ilmiah. Tapi, kini NASA telah membuat pesawat ruang angkasa tak berawak tanpa bahan bakar mineral.

Tak seperti pesawat ruang angkasa lainnya, NanoSail-D yang menyerupai bentuk layangan berukuran relatif lebih kecil dan orbitnya tidak terlalu tinggi dari atas permukaan Bumi.

NanoSail-D menggunakan tekanan radiasi matahari untuk membuatnya bergerak dan terbang dengan kecepatan tinggi. NASA mengatakan bahwa satelit mungil ini hanya sebesar 100 kaki persegi dan beroperasi sesuai rencana.

NanoSail-D, pesawat ruang angkasa NASA berbasis tenaga surya. (Foto: inhabitat.com)
"Satelit NanoSail-D mengibarkan layar seluas 100 kaki dan beroperasi secara normal," menurut pernyataan dari Marshal Space Flight Center di Huntsville, Alabama.
Sebetulnya NanoSail-D telah dilepas ke angkasa sejak 20 Januari 2011 lalu.

Namun, hari itu tidak bisa dijadikan sebagai hari pertama ia terbang sampai NASA berhasil menerima frekuensi berupa paket data dari NanoSail-D, yakni lima hari setelahnya.

"Ini adalah kali pertama NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa dengan orbit terendah di permukaan Bumi," kata Dean Alhorn, jurubicara NASA, seperti diberitakan Dailymail.

"Kami sangat senang bahwa layar tersebut berhasil dikembangkan oleh satelit NanoSail-D,"

NanoSail-D akan terus mengirim sinyal suar hingga baterai di dalamnya habis. Diperkirakan ia akan terbang mengorbiti Bumi sampai 70-120 hari ke depan, tergantung pada kondisi atmosfer.

NanoSail-D sengaja dirancang untuk sebagai demonstrasi teknologi berbasis tenaga surya untuk pesawat ruang angkasa. Jika berhasil, teknologi ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dalam teknologi pengorbitan.

Sebagai bagian dari eksperimen yang menggunakan layar untuk memperlambat dan mempercepat pesawat. Eksperimen ini ditujukan untuk melihat apakah layar tersebut bisa membantu satelit di orbit Bumi.

Tags: NASA Ciptakan Pesawat Antariksa Tenaga Surya Pertama di Dunia, Pesawat luar angkasa tenaga surya milik NASA, Pesawat luar angkasa bertenaga surya, NASA

Source: http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/teknologi/37557-nasa-ciptakan-pesawat-antariksa-tenaga-surya-pertama-di-dunia.html

Ilustrasi Bergabungnya Galaksi Andromeda dan Bima Sakti

Andromeda, galaksi besar yang menjadi tetangga galaksi kita diketahui merupakan kanibal luar angkasa. Hingga tumbuh besar seperti sekarang ini, ia telah memakan galaksi lain yang terbang terlalu dekat dengannya. Yang menarik, Andromeda kini semakin mendekati galaksi dimana Bumi berada, Bima Sakti. Untuk lebih jelasnya Anda bisa menyaksikan video berikut:




Source: http://video.vivanews.com/read/12882-galaksi-andromeda-dan-bima-sakti-saling-mendekat

Keren! Logo Superman Ditemukan di Luar Angkasa

Tokoh fiksi Superman dikabarkan berasal dari luar galaksi Bima Sakti. Terbaru, ilmuwan Eropa menemukan lambang Superman di galaksi NGC 147. Seperti apa?

Cerita Superman memang karangan belaka. Namun, ilmuwan di Observatorium Selatan Eropa (European Southern Observatory/ ESO) merilis foto yang menggambarkan adanya kesamaan antara galaksi semesta dengan tokoh Superman.

Berdasarkan gambar yang ditangkap instrumen HAWK-I dari Very Large Telescope (VLT) ESO muncul objek kosmik campuran biru dan merah yang membentuk huruf S.


Instrumen ini memang mampu mendeteksi cahaya infra merah sehingga memberikan kesempatan bagi ilmuwan mencari tahu objek yang sempat terhalang debu dan gas luar angkasa.

Proses pembentukan materi di galaksi NGC 157 membutuhkan waktu setidaknya 4,5 juta tahun. Galaksi ini berada di di konstelasi Cetus, sering dikenal dengan nama Monster Laut.

Tags: Logo superman di luar angkasa, Keren! Logo Superman di Luar Angkasa, Superman, Superman di luar angkasa

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1222782/keren-logo-superman-di-luar-angkasa

Bau Ruang Angkasa Ternyata Seperti "Steak Barbeque"

Angkasa luar ternyata memiliki bau yang kebanyakan bersumber dari bintang yang hampir mati. Campuran asap solar, logam panas, dan aroma bakaran barbeque, kira-kira seperti itulah bau ruang angkasa.

Campuran bebauan dari bintang mati itu disebut polycyclic aromatic hydrocarbons.

Menurut penemu dan Direktur Laboratorium Astrofisika dan Astrokimia Pusat Penelitian Ames NASA, Louis Allamandola, molekul-molekul tersebut sepertinya berada di seluruh ruang angkasa.

"Molekul tersebut juga melayang di sana selamanya, di dalam komet, meteor, dan debu angkasa," tuturnya. Hidrokarbon itu bahkan disebut-sebut sebagai bentuk awal kehidupan di Bumi. Karena itu, hidrokarbon dapat ditemukan pada batu bara, minyak, dan makanan.

http://www.sciencedaily.com/images/2009/04/090409142301-large.jpg
Bumi
Astronot sering kali melaporkan mencium bau steak bakar setelah berjalan di ruang angkasa. Walaupun manusia tidak bisa menghirup bebauan di ruang angkasa, saat astronot berada di luar stasiun ruang angkasa, senyawa dan komponen antariksa menempel pada baju mereka dan ikut masuk ke stasiun.

Bau ruang angkasa tercium dengan jelas saat tiga tahun lalu NASA memerintahkan Steven Pearce, pembuat wewangian Omega, untuk kembali dan menciptakan bau yang cocok untuk simulasi.

Allamandola menjelaskan, sistem tata surya kita baunya tajam dan pedas karena kaya akan karbon dan rendah oksigen.

Analoginya sama dengan mobil. Jika kekurangan oksigen di dalam mobil, maka akan terlihat jelaga hitam dan bau busuk. Bintang yang kaya oksigen tercium seperti arang terpanggang.

Saat nanti kita dapat meninggalkan galaksi, baunya akan semakin menarik. Di dalam ruang angkasa yang gelap dan molekul penuh debu,  bau gula manis hingga bau telur busuk dan belerang akan tercium.

Tags: Bau Ruang Angkasa seperti "Steak" Bakar, Bau ruang angkasa seperti steik

Source: http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/556/bau-ruang-angkasa-seperti-steik


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto