Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, June 15, 2010

3,5 Miliar Tahun Lalu Planet Mars Memiliki Samudra Luas Seperti Bumi

Dahulu kala planet Mars adalah sebuah planet yang memiliki samudra luas layaknya bumi. Samudra tersebut diperkirakan meliputi 36 % dari keseluruhan luas planet Mars dengan jumlah air sekitar 30 juta kubik mil air. Hal itu terjadi 3.5 miliar tahun yang lalu.

Bukan hanya itu, dulu planet Mars juga terjadi hujan, sehingga sangat dimungkinkan di sana pernah ada kehidupan.Penelitian itu didasarkan atas sebuah studi yang dilakukan terhadap delta yang ada pada sungai-sungai kering dan ribuan lembah sungai yang terdapat di permukaan Mars.

[caption id="" align="alignnone" width="634" caption="Keadaan di Planet Mars, 3.5 miliar tahun yang lalu"]Life-sustaining: The ocean and shoreline of Mars as it might have  looked 3.5billion years ago[/caption]



Para ilmuwan dari University of Colorado di Boulder tidak mengetahui dengan pasti mengapa air tersebut lenyap, tapi banyak jejak tetap berada di laut es yang terkubur di bawah permukaan.


Dr Brian Hynek, yang mengambil bagian dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience, berkata "Mars mungkin pernah memiliki siklus air seperti Bumi dengan hujan yang jatuh ke sungai dan laut, menguap ke atmosfir dan membentuk awan."



[caption id="" align="alignnone" width="634" caption="Penelitan menunjukkan, laut belahan bumi utara Mars, memiliki air 10 kali lebih banyak dari seluruh bumi"]Vast: Mars's northern hemisphere ocean may have held 10 times more  water than all the Earth's, research suggests[/caption]





Laut Mars yang belum diberi nama berisi sekitar sepersepuluh dari semua air yang ditemukan di lautan bumi, katanya. Mars sedikit lebih dari setengah ukuran Bumi.

Menggunakan peta yang terperinci dari NASA dan pesawat ruang angkasa European Space Agency, para peneliti melihat sisa-sisa 52 delta sungai, masing-masing terdiri dari lembah-lembah sungai banyak.

Lebih dari setengah berada di ketinggian yang sama dan muncul untuk menandai batas-batas samudra besar. Jumlah air di laut akan membentuk lapisan setara dengan 1.800 kaki menyebar di seluruh planet.

Dr Gaetano Di Achille berkata: "Di Bumi, delta dan danau yang sangat baik untuk mengetahui tanda-tanda kehidupan masa lalu. Jika kehidupan pernah muncul di Mars, delta dapat menjadi kunci untuk membuka masa lalu biologis Mars '. "

Sebuah studi kedua juga mendeteksi sekitar 40.000 lembah-lembah sungai empat kali lebih banyak dari yang terlihat sebelumnya. Lembah adalah sumber sedimen yang dibawa ke hilir dan dibuang ke delta-delta.


Dr Hynek berkata: 'Kelimpahan lembah sungai ini dibutuhkan sejumlah besar curah hujan. "


[caption id="" align="alignnone" width="306" caption="Keadaaan Mars sekarang, kering dan berdebu"]Barren: Dry and dusty, how Mars looks today[/caption]


Gagasan besar tentang samudra kuno di Mars telah diperdebatkan selama dua dekade. Namun, studi baru memberikan bukti kuat bahwa laut memang pernah ada dan menimbulkan pertanyaan menggoda tentang sejarah planet itu.

"Salah satu pertanyaan utama kami ingin menjawab adalah ke mana semua air di Mars pergi," kata Dr Di Achille.

Misi untuk Mars yang akan datang yaitu termasuk NASA's Mars Atmosphere and Volatile Evolution project pada 2013, untuk memecahkan misteri tersebut.



Referensi: http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-1286370/The-red-plains-Mars-covered-vast-ocean.html

Monday, June 14, 2010

Badai Matahari (Solar Storm) dan Dampaknya Terhadap Bumi

Badai matahari (solar storm) sangat mencemaskan banyak ahli astronomi, pasalnya hal tersebut dapat menyebabkan efek negatif pada bumi. Badai matahari berupa bintik hitam (sunspot) yang diikuti badai dan flare. Apa sebenarnya badai matahari itu dan bagaimana dampaknya terhadap bumi? Nah berikut ini penjelasan rincinya.

Badai matahari atau coronal mass ejection (CME)adalah proses keluarnya atau terlemparnya material dari korona matahari. Material yang keluar ini adalah plasma yang terdiri dari elektron dan proton (selain jumlah kecil dari unsur-unsur yang lebih berat seperti helium, oksigen, dan besi), ditambah medan magnet dari dalam dalam korona.

Sebagai pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan sumber energi bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir untuk mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu di bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.

Proses terjadinya badai matahari


Sebagai pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan sumber energi bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir untuk mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu di bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.

Di dalam perut matahari terjadi rotasi dan aliran massa atau konveksi yang memengaruhi gaya magnetnya. Pada aktivitas tinggi, gaya magnet ini bisa terpelintir atau berpusar hingga menembus permukaan matahari membentuk kaki-kaki, yang tampak bagai bintik hitam.

Bintik hitam matahari memiliki diameter sekitar 32.000 kilometer, umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang disebut umbra, berdiameter 13.000 km atau seukuran diameter rata-rata bumi dan bagian luar disebut penumbra yang garis tengahnya kurang lebih 19.000 km. Suhu penumbra lebih panas dan warnanya lebih cerah dibanding umbra.

Suhu gas yang terbentuk di lapisan fotosfer dan kromosfer di atas kelompok bintik hitam itu naik sekitar 800º Celsius di atas suhu normalnya. Akibatnya, gas ini memancarkan sinar lebih besar dibandingkan dengan gas di sekelilingnya.



Setelah beberapa hari, pelintiran magnetik ini terpecah menjadi beberapa pelintiran lebih tipis. Masing-masing bergerak melintasi permukaan ke berbagai arah hingga menghilang.

Seperti di bumi, di permukaan matahari pun terjadi badai. Badai matahari (solar storm) terjadi di daerah kromosfer dan korona berada di atas kawasan munculnya bintik-bintik hitam. Beberapa badai matahari juga muncul ketika terjadi ledakan cahaya atau flare. Ketika flare muncul, terjadi pelepasan sejumlah besar energi. Umumnya, kian banyak bintik hitam terbentuk, maka flare pun makin banyak.

Dampak


Flare yang mengeluarkan partikel kecepatan tinggi dalam badai matahari menyebabkan timbulnya tekanan pada magnetosfer bumi hingga mengakibatkan badai magnetik di bumi. Fenomena ini mengganggu komunikasi radio dan membuat jarum kompas berputar liar di bumi.

[caption id="" align="alignnone" width="220" caption="Badai matahari 2001 (image credit: wikipedia)"][/caption]

Bintik hitam matahari dan flare, menurut Sri Kaloka, Kepala Pusat Pengamatan Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), telah menimbulkan dampak berarti di beberapa wilayah di bumi terutama di lintang tinggi karena meningkatnya elektron di lapisan ionosfer. Tahun 1980-an, misalnya, pembangkit listrik di Quebec, Kanada, padam akibat terpengaruh badai matahari.

Gangguan di lapisan ionosfer di ketinggian 60 km-6.000 km dari permukaan bumi ini juga menyebabkan kekacauan dalam penyampaian sinyal komunikasi frekuensi tinggi, yang menggunakan lapisan itu sebagai media pemantul sinyal. Sistem navigasi dengan satelit global positioning system menjadi tidak akurat.

Jumlah bintik hitam yang tampak dari pengamatan dari bumi bervariasi, dari 1-100 titik. Bintik ini butuh waktu 11 tahun untuk mencapai jumlah tertinggi, lalu menurun lagi. Periode ini disebut siklus bintik matahari.

Sri Kaloka mengingatkan, puncak jumlah bintik hitam dapat terjadi lagi tahun 2011. Karena itu, semua pihak yang berkaitan dengan potensi dampak hendaknya mengantisipasi.

Data pemantauan bintik matahari dan flare terpantau di Pusat Pengamatan Dirgantara Lapan di Tanjungsari, Sumedang, sejak stasiun itu beroperasi 1975. Data itu dapat dimanfaatkan semua pihak yang berkepentingan. Hasilnya dikirimkan ke Bank Data di Swiss, urai Sri.

Periode dingin


Dalam kondisi ekstrem, baik tinggi maupun rendah, bintik hitam atau flare memberi dampak buruk bagi kondisi di bumi. Saat ini kejadian bintik hitam, menurut Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mezak Ratag, justru dalam titik terendah.

Bintik hitam adalah indikator aktivitas matahari. Bila sedikit jumlahnya, energi yang dipancarkan matahari berkurang, yaitu 0,1 persen pada cahaya tampak, tetapi bisa puluhan persen pada ultraviolet. Kejadian bintik matahari bisa berkurang akibat menurunnya aktivitas dinamo matahari, konveksi, dan atau tekanan radiasi dari reaksi nuklir di pusat matahari.

Dalam beberapa tahun terakhir terjadi anomali aktivitas matahari itu. Hanya beberapa hari saja dalam dua tahun terakhir ini terpantau aktivitas bintik matahari, ujar Mezak. Kondisi permukaan matahari hampir tanpa sunspot dalam beberapa tahun terakhir itu dikhawatirkan mengarah pada minimum Maunder kedua setelah kejadian pendinginan global sekitar tahun 1600-an.

Rendahnya aktivitas matahari berarti berkurangnya suplai panas ke bumi secara rata-rata global dalam skala waktu tahunan bukan harian atau bulanan. Akan tetapi, pemanasan lokal masih bisa terjadi. Seperti beberapa bulan terakhir, suhu laut di bagian timur agak hangat, urai Mezak.

Berkurangnya suplai energi dari matahari pada bumi menyebabkan berkurangnya pemanasan lautan, berarti pula penguapan air laut yang akan menjadi hujan pun rendah.

Menurunnya suplai energi matahari juga melemahkan monsun. Gerakan angin monsun terjadi karena perbedaan panas antarlautan dan benua berdasarkan posisi garis edar matahari.

Pengaruh matahari ini tidak berkorelasi dengan peningkatan suhu udara beberapa pekan terakhir. Tingginya suhu udara di bumi disebabkan tingginya uap air, tetapi sedikit yang terbentuk menjadi awan, sedangkan matahari sudah di lintang selatan. Cahaya matahari sampai ke permukaan bumi tanpa halangan awan. Namun, inframerah yang dipancarkan ke bumi tertahan uap air sehingga menaikkan suhu. Uap air banyak dari laut.

Itu dijelaskan Mezak selaku Executive Panel Riset Monsun Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada pertemuan WMO di Beijing, Selasa (21/10), berdasarkan laporan sejumlah ilmuwan dari AS, China, dan Australia. Mereka mengatakan, ada tren pelemahan monsun di berbagai tempat di bumi. Di Indonesia, kondisi itu mengakibatkan pelemahan monsun rata-rata dalam beberapa tahun terakhir, tetapi variasinya dari tahun ke tahun bisa besar, tambahnya.

Senin (20/10), Pusat Data Aktivitas Matahari (SIDC) di Belgia menghentikan peringatan All Quiet Alert, karena peneliti di sana mendeteksi adanya aktivitas di matahari. Namun, laporan ini belum final, mengingat banyak pakar astrofisika matahari meyakini perioda aktivitas rendah ini masih akan berlangsung lama hingga berdampak pendinginan global (global cooling).

Pada kondisi belakangan ini, China mengalami musim dingin paling dingin dalam 100 tahun terakhir, Amerika Utara mencatat rekor tinggi salju, Inggris mengalami April terdingin.

Kondisi ini bukan pertama kali ini terjadi. Dari catatan sejarah, tahun 1645-1715 matahari hampir tanpa bintik, aktivitasnya sangat lemah. Pada kurun waktu itu, suhu permukaan global sangat rendah sehingga dinamakan Zaman Es Kecil.

Referensi: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1224679057&12, http://en.wikipedia.org/wiki/Coronal_mass_ejection

Friday, June 11, 2010

Serba-serbi Planet Bumi dari Titik Tertinggi Sampai Terendah

Bumi telah tercipta lebih dari 4 miliar tahun yang lalu dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang diberi kekuasaan dan kemampuan oleh Tuhan untuk mengelola semua sumber daya yang ada di dalamnya. Belum banyak rahasia dari planet bumi yang diketahui manusia. Untuk menambah wawasan kita tentang planet bumi yang kita cintai ini, berikut ini adalah hal yang menarik dari bumi kita mulai dari atas atmosfer sampai bawah laut terdalam.

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Bumi, dari atmosfer sampai laut terdalam (image credit: gizmodo)"][/caption]

Thursday, June 10, 2010

Kenapa Bumi Bisa Berputar / Berotasi?

Apa yang menyebabkan bumi bisa berputar/berotasi?. Rotasi bumi menyebabkan terjadinya siang dan malam. Bumi bisa berputar karena sisa momentum gerakan yang dihasilkan dari solar nebula yaitu sebuah tempat dimana semua planet dan Matahari terbentuk di dalamnya.

[caption id="" align="alignright" width="288" caption="Solar nebula"][/caption]

Solar nebula runtuh karena sebuah ledakan supernova yang memberikan daya kejut yang terhantar melalui awan dingin molekul hidrogen. Nah, Setiap molekul dalam awan itu punya momentum gerakan sendiri, Setiap molekul dalam awan itu momentum sendiri, dan saat mereka datang bersama-sama, momentumnya semakin besar. Ini mengatur nebula matahari berputar, dan menciptakan disk planet. dan saat mereka terkumpul secara bersamaan, momentumnya bertambah. Semakin besar massa sebuah benda, momentum benda tersebut juga semakin besar, itu yang menyebabkan solar nebula berputar. Dari material tersebut kemudian karena gaya gravitasi maka terjadilah akumulasi (penambahan) material yang kemudian bersatu menjadi planet. Pada planet juga sama, berotasi sebagai akibat dari panambahan materi yang menjadi satu, seperti halnya pada solar nebula. Materi itu kemduain memadat dan karena putaran maka tertarik ke inti (ke arah dalam) pusat akumulasi yang kemudian menyebabkan planet menjadi bulat.

Sebagian besar rotasi datang tentang dari kekekalan momentum sudut. Momentum sudut dirumuskan L=m*w*r2 dimana m adalah massa, w adalah kecepatan sudut dalam radian per detik, dan r adalah jari-jari gerakan melingkar. Karena kekekalan momentum sudut, jika radius (jarak orbit) sebuah benda berkurang, maka kecepatan sudutnya meningkat (massa konstan).

Contoh momentum sudut misalnya jika kita mendorong pintu rumah, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (v besar), sedangkan bagian pintu yang ada di dekat engsel, bergerak lebih pelan (v kecil). Walaupun kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda, kecepatan sudut semua bagian benda itu selalu sama. Ketika kita mendorong pintu, semua bagian pintu itu, baik tepi pintu maupun bagian pintu yang ada di dekat engsel, berputar menempuh sudut yang sama, selama selang waktu yang sama. Jika pintu berhenti berputar, semua bagian pintu itu ikut2an berhenti berputar (kecepatan sudut = 0). Mirip seperti jika dirimu menghentikan sepeda motor, maka semua bagian sepeda motormu itu ikut-ikutan berhenti bergerak (kecepatan = 0). Ini mengatur perputaran solar nebula, dan menciptakan susunan planet.

Diyakini bahwa tabrakan besar pada awal Tata Surya mungkin sudah merubah rotasi planet. Salah satu contoh akibat tabrakan yang merubah arah rotasi planet adalah tabrakan yang menimpa planet venus. Planet Venus berotasi berlawanan arah (barat ke timur), dan hal yang sama juga mungkin menyebabkan kemiringan 23 derajat saat ini di poros bumi.

[caption id="" align="alignnone" width="340" caption="Arah rotasi Venus dan Bumi"][/caption]

Karena ruang angkasa adalah ruang hampa, maka tidak ada yang akan menghentikan rotasi bumi atau planet-planet. Seperti gasing berputar yang tidak mengalami gesekan apapun, mereka akan terus berputar selamanya. gravitasi bulan tidak cukup kuat untuk menghentikan rotasi bumi.

Referensi: http://www.knowswhy.com/why-does-the-earth-spin/, http://www.universetoday.com/guide-to-space/earth/why-does-the-earth-rotate/, http://curious.astro.cornell.edu/question.php?number=416
L=m*w*r2 dimana m adalah massa, w adalah kecepatan sudut dalam radian per detik, dan r adalah jari-jari gerakan melingkar. Karena kekekalan momentum sudut, jika radius (jarak orbit) sebuah benda berkurang, maka kecepatan sudutnya meningkat (massa konstan).

Suara Mengerikan dari Cincin Planet Saturnus

Pesawat luar angkasa NASA, Cassini merekam suara mengerikan yang diperkirakan berasal dari cincin planet Saturnus. Suara ini bukan sebuah hoax, melainkan rilis resmi dari NASA. Suara ini dihasilkan oleh sesuatu yang disebut dengan Saturn kilometric radiation yang dihasilkan bersamaan dengan aurora Saturnus. Radio Cassini dan Plasma Wave Science (RPWS) mengambil frekuensi gelombang dengan resolusi tinggi yang memungkinkan untuk mengkonversi gelombang radio tersebut ke dalam rekaman audio dengan menggeser rentang frekuensinya seperti halnya pada radio yang kita miliki yaitu dari gelombang radio diterjemahkan menjadi suara.

Berikut ini adalah suara dari cincin Saturnus yang diambil oleh pesawat luar angkasa Cassini:



Referensi: http://news.discovery.com/space/the-sounds-of-saturn.html, http://www.universetoday.com/2010/01/20/the-sound-of-saturns-rings/

Monday, June 7, 2010

Peluncuran Roket Falcon 9 Milik SpaceX Berjalan Sukses


[youtube sP5gykvTBpM]

Sunday, June 6, 2010

Planet Upsilon Andromedae b, Setengah Api Setengah Es

Planet Upsilon Andromedae b adalah planet yang memiliki kondisi setengah bagian sangat panas seperti api dan sebagian lagi dingin sedingin es. Planet tersebut berada di konstelasi Andromeda dan termasuk planet extrasolar (planet yang ada di luar sistem tata surya). jarak dari bumi sekitar 44 tahun cahaya. Planet tersebut mengorbit bintang Upsilon Andromedae hanya kurang dari 5 hari (4.6 hari). Planet ini ditemukan pada bulan Juni 1996 oleh Geoffrey Marcy dan R. Paul Butler.

Dengan satu sisi selalu panas dan sisi lainnya dingin di bawah titik beku, Upsilon Andromedae b adalah planet gas raksasa yang mengorbit sangat dekat dengan Upsilon Andromeda A, bintang yang berjarak 40 tahun cahaya dari tata surya kita dalam konstelasi Andromeda.

[caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Gambaran planet Upsilon Andromedae b"][/caption]

http://www.centauri-dreams.org/wp-content/uploads/2006/10/upsilon_andromedae_b.jpg

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Planet Upsilon Andromedae b mengorbit bintangnya Upsilon Andromedae A"]File:PIA01936.jpg[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="545" caption="Perbandingan lama waktu orbit planet-planet di sistem Upsilon Andromedae dengan sistem tata surya kita"][/caption]

"Jika Anda bergerak di seluruh planet dari sisi ke sisi malam hari, temperatur akan melompat setara dengan melompat ke gunung berapi," kata pemimpin studi Brad Hansen dari University of California, Los Angeles.

Para peneliti berpikir Upsilon Andromedae b ini menyerap dan kemudian segera memancarkan panas dari bintang, sehingga satu sisi selalu lebih panas dari yang lain. Ini juga mungkin planet terkunci dengan bintangnya hal yang sama seperti Bulan dengan Bumi, sehingga satu sisi planet ini selalu berhadapan dengan sisi yang tetap dan selalu dipanaskan oleh bintang.

Upsilon Andromedae b ditemukan tahun 1996. Ini adalah apa yang dikenal sebagai "hot-Jupiter," sebab metari penyusunnya kebanyakan gas seperti Jupiter. Planet gas ini berada dalam lingkaran orbit yang sangat dekat, dalam hal ini 4,6 hari. Dua planet lain juga ada di lingkaran Upsilon Andromeda, tapi jauh.

Sepanas dan sedingin apa?


Dengan menggunakan data inframerah yang dikumpulkan oleh NASA Spitzer Space Telescope, para peneliti menghitung bahwa suhu di sisi yang diterangi matahari b Andromeda Upsilon adalah bersuhu antara 2.550 sampai 3.000 derajat Fahrenheit (Celcius= 1.400 sampai 1.650 derajat), tetapi hanya minus 4-450 derajat Fahrenheit (-20 sampai 230 derajat Celsius) di sisi gelap.

Spitzer membuat pengukuran inframerah planet di lima titik berbeda selama orbitnya dan menemukan bahwa tingkat cahayanya naik dan turun, tergantung pada apakah diterangi matahari atau sisi gelap menghadap Bumi. Dari data ini, para astronom menghitung perbedaan suhu antara kedua belah pihak.

Referensi: http://www.space.com/scienceastronomy/061012_fireice_planet.html, http://en.wikipedia.org/wiki/Upsilon_Andromedae_b

Saturday, June 5, 2010

Beginilah Cara Menghitung Jarak Benda-benda Langit

Bagaimana sebenarnya cara astronom untuk dapat menghitung dan mengetahui jarak diantara benda-benda langit seperti matahari, planet, bintang, galaksi dan sebagainya. Metode penentuan jarak bintang dan objek luar angkasa lainnya yang paling sederhana adalah metode paralaks trigonometri. Akibat perputaran Bumi mengitari Matahari, maka bintang-bintang yang dekat tampak bergeser letaknya terhadap latar belakang bintang-bintang yang jauh. Dengan mengukur sudut pergeseran itu (disebut sudut paralaks), dan karena kita tahu jarak Bumi ke Matahari, maka jarak bintang dapat ditentukan.

Berkas:UpdatedPlanets2006-indonesian.jpg

Sudut paralaks ini sangat kecil hingga cara ini hanya bisa digunakan untuk bintang-bintang yang jaraknya relatif dekat, yaitu hanya sampai beberapa ratus tahun cahaya (bandingkan dengan diameter galaksi kita yang 100.000 tahun cahaya, dan jarak galaksi Andromeda yang dua juta tahun cahaya). Ada metode lain yang dapat meraih jarak lebih jauh, yaitu metode fotometri.

Bayangkan pada suatu malam yang gelap Anda melihat sebuah lampu di kejauhan. Anda diminta menentukan jarak lampu itu. Ini dapat Anda lakukan asalkan Anda tahu berapa watt daya lampu itu. Dalam istilah astronomi daya sumber cahaya disebut luminositas, yaitu energi yang dipancarkan sumber setiap detik. Jarak ditentukan dengan menggunakan prinsip inverse-square law, artinya terang sumber cahaya yang kita lihat sebanding terbalik dengan jarak kuadrat. Suatu lampu yang jaraknya kita jauhkan dua kali, cahayanya akan tampak lebih redup empat kali.

Ada benda-benda langit yang luminositasnya dapat diketahui. Ini disebut sebagai lilin penentu jarak (standard candle). Salah satu lilin penentu jarak adalah bintang-bintang variabel Cepheid yang berubah cahayanya dengan irama tetap (periodik). Perubahan cahaya itu disebabkan karena bintang itu berdenyut. Makin panjang periode (selang waktu antara) denyutan, makin terang bintang itu.

Sifat tersebut ditemukan oleh astronom wanita Henrietta Leavitt pada tahun 1912. Jadi, luminositas bintang dapat ditentukan dengan cara mengukur periode denyutannya. Variabel Cepheid merupakan bintang yang sangat terang, hingga beberapa puluh ribu kali matahari, karena itu dapat digunakan untuk menentukan jarak galaksi lain.

Ada lilin penentu jarak yang jauh lebih terang lagi, yaitu Supernova Type Ia. Ini bintang meledak, terangnya telah dikalibrasi sekitar 10 miliar kali matahari. Ini lilin penentu jarak yang sangat penting karena bisa digunakan untuk menentukan jarak galaksi-galaksi yang sangat jauh. Studi tentang Supernova Type Ia ini intensif dilakukan sekarang.

Alam semesta


Sebuah mobil ambulans bergerak sambil membunyikan sirene. Bila mobil itu sedang mendekati kita, maka suara lengking sirene itu bernada tinggi. Tetapi bila mobil melewati kita dan bergerak menjauh, nada lengking menjadi rendah. Ini disebut efek Doppler. Bunyi adalah peristiwa gelombang. Pada saat sumber bunyi mendekat, waktu getarnya (frekuensinya) bertambah, maka nadanya terdengar tinggi. Tetapi bila sumber bunyi menjauh, waktu getarnya merendah.

Cahaya merupakan gelombang elektromagnet. Cahaya yang waktu getarnya cepat berwarna biru, yang waktu getarnya lambat berwarna merah. Efek Doppler juga berlaku untuk cahaya. Sebuah sumber cahaya akan tampak lebih biru bila benda tadi bergerak mendekat dan lebih merah bila menjauh.

Vesto Slipher di Observatorium Lowell, Amerika, pada tahun 1920 menunjukkan bahwa garis spektrum galaksi-galaksi yang jauh bergeser ke arah merah. Ini disebut pergeseran merah atau red shift. Artinya, galaksi-galaksi itu semuanya bergerak menjauhi kita. Dengan mengukur besar pergeseran merah itu kecepatan menjauh galaksi-galaksi itu dapat diukur.

Pada tahun 1929 Edwin Hubble di Observatorium Mount Wilson, Amerika, mendapatkan adanya hubungan antara kecepatan menjauh itu dan jarak galaksi. Makin jauh suatu galaksi, makin besar kecepatannya. Hubble mendapatkan hubungan itu linier dan menuliskannya dalam rumus V = H D dengan V = kecepatan menjauh, D = jarak galaksi dan H disebut tetapan Hubble. Dengan rumus Hubble itu dapat diperoleh bahwa semua galaksi itu dulu menyatu di suatu titik. Kapan ? Waktunya adalah t = D / V atau t = 1 / H. Pada waktu itulah terjadi big bang atau ledakan besar yang membentuk alam semesta ini.

Harga t inilah yang kita sebut sebagai umur alam semesta. Dengan mengukur tetapan Hubble H, maka umur alam semesta dapat ditentukan, yaitu sekitar 13-15 miliar tahun. Taksiran terbaik adalah 13,7 miliar tahun. Ini juga cocok dengan umur bintang-bintang tua di globular cluster (gugus bintang bola) yang ditentukan dari teori evolusi bintang, yaitu 12-13 miliar tahun.

Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa alam semesta kita ini sekarang mengembang. Pengembangan alam semesta dan Hukum Hubble dapat dijelaskan oleh model alam semesta Friedmann. Sebenarnya sifat alam semesta yang tidak statis ini sudah diperoleh Einstein ketika mengembangkan Teori Relativitas Umum-nya. Namun, Einstein dan banyak ahli fisika lainnya tidak memercayainya. Hanya Alexander Friedmann, seorang ahli fisika dan matematika Rusia, mengembangkan modelnya berdasarkan solusi non-static pada Teori Relativitas Umum Einstein. Ia memprediksi kemungkinan alam semesta yang mengembang pada tahun 1922, tujuh tahun sebelum Hubble menemukan hukumnya.

Dengan menggunakan hukum Hubble ini, galaksi yang dapat ditentukan pergeseran merah atau red shift-nya (dengan kata lain kecepatan menjauhnya), maka jaraknya dapat ditentukan. Galaksi Abell 1835 IR1916 pada awal tulisan ini, yang merupakan galaksi yang terjauh, ditentukan jaraknya dengan cara ini. Garis spektrum yang berasal dari hidrogren (disebut Lyman-alpha) di galaksi ini yang seharusnya berada di warna ultraviolet bergeser ke warna inframerah.

Jarak galaksi itu 13,23 miliar tahun cahaya. Bila alam semesta ini berumur 13,7 miliar tahun, berarti kita melihat galaksi itu hanya 470 juta tahun setelah big bang, sewaktu umur alam semesta baru 3,4 persen dari umurnya sekarang. Bila kita umpamakan alam semesta ini kakek berumur 80 tahun, yang kita lihat adalah balita berumur 2,5 tahun.

Bola terjauh


Seberapa jauh kita dapat melihat alam semesta" Pertama kita pahami dulu bagaimana posisi kita melihat masa lalu alam semesta. Imajinasikan kita berdiri di suatu titik dalam alam semesta. Kemudian kita bayangkan suatu bola dengan kita sebagai pusat. Katakan radius bola itu 1.000 tahun cahaya. Maka bila kita melihat benda yang berada di permukaan bola itu, berarti kita melihat benda itu pada keadaan 1.000 tahun yang lalu. Ini karena cahaya yang kita lihat (atau informasi yang kita terima) dari benda itu berangkat dari sana 1.000 tahun yang lalu.

Kita bisa membuat bola lain, kita tetap sebagai pusat, dan radius bola kita ambil jauh lebih besar, misalnya sejuta tahun cahaya. Kalau kita bisa melihat benda yang berada di permukaan bola itu, di mana pun arahnya, berarti kita melihat ke masa sejuta tahun yang lalu. Begitu seterusnya kita bisa membuat bola-bola histori alam semesta. Makin besar bola itu, makin jauh kita melihat ke masa silam.

Umur alam semesta ditaksir sekitar 13,7 miliar tahun. Maka benda terjauh yang bisa kita lihat adalah benda yang terletak di permukaan bola yang radiusnya dari kita 13,7 miliar tahun cahaya. Itulah bola terbesar yang bisa kita buat. Apa yang bisa kita lihat di situ ?

Kita tengok sebentar peristiwa sehari-hari. Pada siang hari yang berawan kita melihat langit berwarna putih. Kita tidak bisa melihat matahari yang berada di balik awan itu. Ini disebabkan karena partikel uap air di awan menyebarkan cahaya matahari. Ibaratnya, cahaya matahari "dipingpong" ke sana kemari oleh partikel uap air (disebut penyebaran Mie). Dengan begitu, kita kehilangan informasi tentang arah sumber cahaya itu, yaitu matahari. Tetapi bila ada pesawat terbang yang terbang di bawah awan, kita bisa melihatnya. Jadi, ruang di antara kita dan awan transparan, sedangkan awan tidak transparan.

Kembali ke alam semesta. Tak lama setelah big bang terjadi, alam semesta dihuni oleh partikel cahaya atau radiasi (photon), inti-inti atom ringan (yang terdiri dari proton dan neutron) dan elektron bebas. Elektron bebas bersifat menyebarkan cahaya (photon), sama seperti partikel uap air di dalam awan tadi. Jadi pada saat itu alam semesta tidak transparan, karena cahaya atau radiasi di situ "dipingpong" oleh elektron (disebut penyebaran Compton), mirip yang terjadi pada awan pada analogi di atas.

Akan tetapi, sekitar 400.000 tahun setelah big bang, proton dan elektron bergabung membentuk atom hidrogen netral. Jumlah elektron bebas berkurang. Karena partikel penyebarnya (elektron) berkurang, maka penyebaran cahaya atau radiasi juga berkurang. Jadi, alam semesta sekitar 400.000 tahun setelah big bang menjadi transparan.

Permukaan bola pada jarak 400.000 tahun setelah big bang disebut "permukaan penyebaran terakhir" atau surface of last scattering. Kalau kita melihat ke surface of last scattering (berarti ke masa 400.000 tahun setelah big bang), ibaratnya kita melihat ke awan pada analogi di atas. Yang di balik itu tidak dapat kita lihat karena alam semesta waktu itu tidak transparan. Alam semesta mulai dari surface of last scattering hingga kita transparan. Dari surface of last scattering itu kita melihat radiasi yang berasal dari big bang yang dikenal sebagai latar belakang gelombang mikrokosmik atau cosmic microwave background disingkat CMB.

Pengamatan CMB


Pada tahun 1948, ahli astrofisika kelahiran Rusia, George Gamow, mengemukakan bila kita melihat cukup jauh ke alam semesta, maka kita akan melihat radiasi latar belakang sisa dari big bang. Gamow menghitung bahwa setelah menempuh jarak yang sangat jauh, radiasi itu akan teramati dari Bumi sebagai radiasi gelombang mikro.

Pada tahun 1965, Arno Penzias dan Robert Wilson sedang mencoba antena telekomunikasi milik Bell Telephone Laboratory di Holmdel, New Jersey. Mereka dipusingkan oleh adanya desis latar belakang yang mengganggu. Mereka mengecek antena mereka, membersihkan dari tahi burung, tetapi desis itu tetap ada. Mereka belum menyadari desis yang mereka dengar itu berasal dari tepi jagat raya.

Penzias dan Wilson menelepon astronom radio Robert Dicke di Universitas Princeton untuk minta pendapat bagaimana mengatasi masalah itu. Dicke segera menyadari apa yang didapat kedua orang itu. Segera setelah itu dua makalah dipublikasikan di Astrophysical Journal. Satu oleh Penzias dan Wilson yang menguraikan penemuannya, satu oleh Dicke dan timnya yang memberikan interpretasi. Penzias dan Wilson memperoleh Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1978.

Penemuan CMB itu dikukuhkan oleh satelit Cosmic Background Explorer (Cobe) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Pengukuran oleh satelit Cobe itu menunjukkan temperatur CMB yang hanya 2,725 derajat Kelvin (nol derajat Celsius sama dengan 273 derajat Kelvin). Satelit Cobe memetakan radiasi itu di segala arah dan ternyata semuanya uniform sampai ketelitian satu dibanding 10.000. Kalau kita mempunyai mata yang peka pada CMB, maka langit seperti dilabur putih, sama di semua arah, mulus sempurna, tidak ada noda-nodanya. Ini sesuai dengan prinsip dasar kosmologi bahwa alam semesta ini isotropik dan homogen; seragam di semua arah. Yang kita lihat adalah surface of last scattering.

Sedemikian seragamnya CMB hingga hanya alat yang sangat sensitif dapat melihat adanya fluktuasi atau ketidakseragaman pada CMB. Untuk itu, NASA telah meluncurkan satelit antariksanya, Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), yang lebih cermat daripada Cobe untuk mempelajari fluktuasi itu. Dengan mempelajari fluktuasi itu, diharapkan kita dapat mengetahui asal mula galaksi-galaksi dan struktur skala besar alam semesta dan mengukur parameter-parameter penting dari big bang.

Referensi: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1115502702&9


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto