Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, June 11, 2010

Serba-serbi Planet Bumi dari Titik Tertinggi Sampai Terendah

Bumi telah tercipta lebih dari 4 miliar tahun yang lalu dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang diberi kekuasaan dan kemampuan oleh Tuhan untuk mengelola semua sumber daya yang ada di dalamnya. Belum banyak rahasia dari planet bumi yang diketahui manusia. Untuk menambah wawasan kita tentang planet bumi yang kita cintai ini, berikut ini adalah hal yang menarik dari bumi kita mulai dari atas atmosfer sampai bawah laut terdalam.

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Bumi, dari atmosfer sampai laut terdalam (image credit: gizmodo)"][/caption]

Thursday, June 10, 2010

Kenapa Bumi Bisa Berputar / Berotasi?

Apa yang menyebabkan bumi bisa berputar/berotasi?. Rotasi bumi menyebabkan terjadinya siang dan malam. Bumi bisa berputar karena sisa momentum gerakan yang dihasilkan dari solar nebula yaitu sebuah tempat dimana semua planet dan Matahari terbentuk di dalamnya.

[caption id="" align="alignright" width="288" caption="Solar nebula"][/caption]

Solar nebula runtuh karena sebuah ledakan supernova yang memberikan daya kejut yang terhantar melalui awan dingin molekul hidrogen. Nah, Setiap molekul dalam awan itu punya momentum gerakan sendiri, Setiap molekul dalam awan itu momentum sendiri, dan saat mereka datang bersama-sama, momentumnya semakin besar. Ini mengatur nebula matahari berputar, dan menciptakan disk planet. dan saat mereka terkumpul secara bersamaan, momentumnya bertambah. Semakin besar massa sebuah benda, momentum benda tersebut juga semakin besar, itu yang menyebabkan solar nebula berputar. Dari material tersebut kemudian karena gaya gravitasi maka terjadilah akumulasi (penambahan) material yang kemudian bersatu menjadi planet. Pada planet juga sama, berotasi sebagai akibat dari panambahan materi yang menjadi satu, seperti halnya pada solar nebula. Materi itu kemduain memadat dan karena putaran maka tertarik ke inti (ke arah dalam) pusat akumulasi yang kemudian menyebabkan planet menjadi bulat.

Sebagian besar rotasi datang tentang dari kekekalan momentum sudut. Momentum sudut dirumuskan L=m*w*r2 dimana m adalah massa, w adalah kecepatan sudut dalam radian per detik, dan r adalah jari-jari gerakan melingkar. Karena kekekalan momentum sudut, jika radius (jarak orbit) sebuah benda berkurang, maka kecepatan sudutnya meningkat (massa konstan).

Contoh momentum sudut misalnya jika kita mendorong pintu rumah, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (v besar), sedangkan bagian pintu yang ada di dekat engsel, bergerak lebih pelan (v kecil). Walaupun kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda, kecepatan sudut semua bagian benda itu selalu sama. Ketika kita mendorong pintu, semua bagian pintu itu, baik tepi pintu maupun bagian pintu yang ada di dekat engsel, berputar menempuh sudut yang sama, selama selang waktu yang sama. Jika pintu berhenti berputar, semua bagian pintu itu ikut2an berhenti berputar (kecepatan sudut = 0). Mirip seperti jika dirimu menghentikan sepeda motor, maka semua bagian sepeda motormu itu ikut-ikutan berhenti bergerak (kecepatan = 0). Ini mengatur perputaran solar nebula, dan menciptakan susunan planet.

Diyakini bahwa tabrakan besar pada awal Tata Surya mungkin sudah merubah rotasi planet. Salah satu contoh akibat tabrakan yang merubah arah rotasi planet adalah tabrakan yang menimpa planet venus. Planet Venus berotasi berlawanan arah (barat ke timur), dan hal yang sama juga mungkin menyebabkan kemiringan 23 derajat saat ini di poros bumi.

[caption id="" align="alignnone" width="340" caption="Arah rotasi Venus dan Bumi"][/caption]

Karena ruang angkasa adalah ruang hampa, maka tidak ada yang akan menghentikan rotasi bumi atau planet-planet. Seperti gasing berputar yang tidak mengalami gesekan apapun, mereka akan terus berputar selamanya. gravitasi bulan tidak cukup kuat untuk menghentikan rotasi bumi.

Referensi: http://www.knowswhy.com/why-does-the-earth-spin/, http://www.universetoday.com/guide-to-space/earth/why-does-the-earth-rotate/, http://curious.astro.cornell.edu/question.php?number=416
L=m*w*r2 dimana m adalah massa, w adalah kecepatan sudut dalam radian per detik, dan r adalah jari-jari gerakan melingkar. Karena kekekalan momentum sudut, jika radius (jarak orbit) sebuah benda berkurang, maka kecepatan sudutnya meningkat (massa konstan).

Suara Mengerikan dari Cincin Planet Saturnus

Pesawat luar angkasa NASA, Cassini merekam suara mengerikan yang diperkirakan berasal dari cincin planet Saturnus. Suara ini bukan sebuah hoax, melainkan rilis resmi dari NASA. Suara ini dihasilkan oleh sesuatu yang disebut dengan Saturn kilometric radiation yang dihasilkan bersamaan dengan aurora Saturnus. Radio Cassini dan Plasma Wave Science (RPWS) mengambil frekuensi gelombang dengan resolusi tinggi yang memungkinkan untuk mengkonversi gelombang radio tersebut ke dalam rekaman audio dengan menggeser rentang frekuensinya seperti halnya pada radio yang kita miliki yaitu dari gelombang radio diterjemahkan menjadi suara.

Berikut ini adalah suara dari cincin Saturnus yang diambil oleh pesawat luar angkasa Cassini:



Referensi: http://news.discovery.com/space/the-sounds-of-saturn.html, http://www.universetoday.com/2010/01/20/the-sound-of-saturns-rings/

Monday, June 7, 2010

Peluncuran Roket Falcon 9 Milik SpaceX Berjalan Sukses


[youtube sP5gykvTBpM]

Sunday, June 6, 2010

Planet Upsilon Andromedae b, Setengah Api Setengah Es

Planet Upsilon Andromedae b adalah planet yang memiliki kondisi setengah bagian sangat panas seperti api dan sebagian lagi dingin sedingin es. Planet tersebut berada di konstelasi Andromeda dan termasuk planet extrasolar (planet yang ada di luar sistem tata surya). jarak dari bumi sekitar 44 tahun cahaya. Planet tersebut mengorbit bintang Upsilon Andromedae hanya kurang dari 5 hari (4.6 hari). Planet ini ditemukan pada bulan Juni 1996 oleh Geoffrey Marcy dan R. Paul Butler.

Dengan satu sisi selalu panas dan sisi lainnya dingin di bawah titik beku, Upsilon Andromedae b adalah planet gas raksasa yang mengorbit sangat dekat dengan Upsilon Andromeda A, bintang yang berjarak 40 tahun cahaya dari tata surya kita dalam konstelasi Andromeda.

[caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Gambaran planet Upsilon Andromedae b"][/caption]

http://www.centauri-dreams.org/wp-content/uploads/2006/10/upsilon_andromedae_b.jpg

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Planet Upsilon Andromedae b mengorbit bintangnya Upsilon Andromedae A"]File:PIA01936.jpg[/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="545" caption="Perbandingan lama waktu orbit planet-planet di sistem Upsilon Andromedae dengan sistem tata surya kita"][/caption]

"Jika Anda bergerak di seluruh planet dari sisi ke sisi malam hari, temperatur akan melompat setara dengan melompat ke gunung berapi," kata pemimpin studi Brad Hansen dari University of California, Los Angeles.

Para peneliti berpikir Upsilon Andromedae b ini menyerap dan kemudian segera memancarkan panas dari bintang, sehingga satu sisi selalu lebih panas dari yang lain. Ini juga mungkin planet terkunci dengan bintangnya hal yang sama seperti Bulan dengan Bumi, sehingga satu sisi planet ini selalu berhadapan dengan sisi yang tetap dan selalu dipanaskan oleh bintang.

Upsilon Andromedae b ditemukan tahun 1996. Ini adalah apa yang dikenal sebagai "hot-Jupiter," sebab metari penyusunnya kebanyakan gas seperti Jupiter. Planet gas ini berada dalam lingkaran orbit yang sangat dekat, dalam hal ini 4,6 hari. Dua planet lain juga ada di lingkaran Upsilon Andromeda, tapi jauh.

Sepanas dan sedingin apa?


Dengan menggunakan data inframerah yang dikumpulkan oleh NASA Spitzer Space Telescope, para peneliti menghitung bahwa suhu di sisi yang diterangi matahari b Andromeda Upsilon adalah bersuhu antara 2.550 sampai 3.000 derajat Fahrenheit (Celcius= 1.400 sampai 1.650 derajat), tetapi hanya minus 4-450 derajat Fahrenheit (-20 sampai 230 derajat Celsius) di sisi gelap.

Spitzer membuat pengukuran inframerah planet di lima titik berbeda selama orbitnya dan menemukan bahwa tingkat cahayanya naik dan turun, tergantung pada apakah diterangi matahari atau sisi gelap menghadap Bumi. Dari data ini, para astronom menghitung perbedaan suhu antara kedua belah pihak.

Referensi: http://www.space.com/scienceastronomy/061012_fireice_planet.html, http://en.wikipedia.org/wiki/Upsilon_Andromedae_b

Saturday, June 5, 2010

Beginilah Cara Menghitung Jarak Benda-benda Langit

Bagaimana sebenarnya cara astronom untuk dapat menghitung dan mengetahui jarak diantara benda-benda langit seperti matahari, planet, bintang, galaksi dan sebagainya. Metode penentuan jarak bintang dan objek luar angkasa lainnya yang paling sederhana adalah metode paralaks trigonometri. Akibat perputaran Bumi mengitari Matahari, maka bintang-bintang yang dekat tampak bergeser letaknya terhadap latar belakang bintang-bintang yang jauh. Dengan mengukur sudut pergeseran itu (disebut sudut paralaks), dan karena kita tahu jarak Bumi ke Matahari, maka jarak bintang dapat ditentukan.

Berkas:UpdatedPlanets2006-indonesian.jpg

Sudut paralaks ini sangat kecil hingga cara ini hanya bisa digunakan untuk bintang-bintang yang jaraknya relatif dekat, yaitu hanya sampai beberapa ratus tahun cahaya (bandingkan dengan diameter galaksi kita yang 100.000 tahun cahaya, dan jarak galaksi Andromeda yang dua juta tahun cahaya). Ada metode lain yang dapat meraih jarak lebih jauh, yaitu metode fotometri.

Bayangkan pada suatu malam yang gelap Anda melihat sebuah lampu di kejauhan. Anda diminta menentukan jarak lampu itu. Ini dapat Anda lakukan asalkan Anda tahu berapa watt daya lampu itu. Dalam istilah astronomi daya sumber cahaya disebut luminositas, yaitu energi yang dipancarkan sumber setiap detik. Jarak ditentukan dengan menggunakan prinsip inverse-square law, artinya terang sumber cahaya yang kita lihat sebanding terbalik dengan jarak kuadrat. Suatu lampu yang jaraknya kita jauhkan dua kali, cahayanya akan tampak lebih redup empat kali.

Ada benda-benda langit yang luminositasnya dapat diketahui. Ini disebut sebagai lilin penentu jarak (standard candle). Salah satu lilin penentu jarak adalah bintang-bintang variabel Cepheid yang berubah cahayanya dengan irama tetap (periodik). Perubahan cahaya itu disebabkan karena bintang itu berdenyut. Makin panjang periode (selang waktu antara) denyutan, makin terang bintang itu.

Sifat tersebut ditemukan oleh astronom wanita Henrietta Leavitt pada tahun 1912. Jadi, luminositas bintang dapat ditentukan dengan cara mengukur periode denyutannya. Variabel Cepheid merupakan bintang yang sangat terang, hingga beberapa puluh ribu kali matahari, karena itu dapat digunakan untuk menentukan jarak galaksi lain.

Ada lilin penentu jarak yang jauh lebih terang lagi, yaitu Supernova Type Ia. Ini bintang meledak, terangnya telah dikalibrasi sekitar 10 miliar kali matahari. Ini lilin penentu jarak yang sangat penting karena bisa digunakan untuk menentukan jarak galaksi-galaksi yang sangat jauh. Studi tentang Supernova Type Ia ini intensif dilakukan sekarang.

Alam semesta


Sebuah mobil ambulans bergerak sambil membunyikan sirene. Bila mobil itu sedang mendekati kita, maka suara lengking sirene itu bernada tinggi. Tetapi bila mobil melewati kita dan bergerak menjauh, nada lengking menjadi rendah. Ini disebut efek Doppler. Bunyi adalah peristiwa gelombang. Pada saat sumber bunyi mendekat, waktu getarnya (frekuensinya) bertambah, maka nadanya terdengar tinggi. Tetapi bila sumber bunyi menjauh, waktu getarnya merendah.

Cahaya merupakan gelombang elektromagnet. Cahaya yang waktu getarnya cepat berwarna biru, yang waktu getarnya lambat berwarna merah. Efek Doppler juga berlaku untuk cahaya. Sebuah sumber cahaya akan tampak lebih biru bila benda tadi bergerak mendekat dan lebih merah bila menjauh.

Vesto Slipher di Observatorium Lowell, Amerika, pada tahun 1920 menunjukkan bahwa garis spektrum galaksi-galaksi yang jauh bergeser ke arah merah. Ini disebut pergeseran merah atau red shift. Artinya, galaksi-galaksi itu semuanya bergerak menjauhi kita. Dengan mengukur besar pergeseran merah itu kecepatan menjauh galaksi-galaksi itu dapat diukur.

Pada tahun 1929 Edwin Hubble di Observatorium Mount Wilson, Amerika, mendapatkan adanya hubungan antara kecepatan menjauh itu dan jarak galaksi. Makin jauh suatu galaksi, makin besar kecepatannya. Hubble mendapatkan hubungan itu linier dan menuliskannya dalam rumus V = H D dengan V = kecepatan menjauh, D = jarak galaksi dan H disebut tetapan Hubble. Dengan rumus Hubble itu dapat diperoleh bahwa semua galaksi itu dulu menyatu di suatu titik. Kapan ? Waktunya adalah t = D / V atau t = 1 / H. Pada waktu itulah terjadi big bang atau ledakan besar yang membentuk alam semesta ini.

Harga t inilah yang kita sebut sebagai umur alam semesta. Dengan mengukur tetapan Hubble H, maka umur alam semesta dapat ditentukan, yaitu sekitar 13-15 miliar tahun. Taksiran terbaik adalah 13,7 miliar tahun. Ini juga cocok dengan umur bintang-bintang tua di globular cluster (gugus bintang bola) yang ditentukan dari teori evolusi bintang, yaitu 12-13 miliar tahun.

Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa alam semesta kita ini sekarang mengembang. Pengembangan alam semesta dan Hukum Hubble dapat dijelaskan oleh model alam semesta Friedmann. Sebenarnya sifat alam semesta yang tidak statis ini sudah diperoleh Einstein ketika mengembangkan Teori Relativitas Umum-nya. Namun, Einstein dan banyak ahli fisika lainnya tidak memercayainya. Hanya Alexander Friedmann, seorang ahli fisika dan matematika Rusia, mengembangkan modelnya berdasarkan solusi non-static pada Teori Relativitas Umum Einstein. Ia memprediksi kemungkinan alam semesta yang mengembang pada tahun 1922, tujuh tahun sebelum Hubble menemukan hukumnya.

Dengan menggunakan hukum Hubble ini, galaksi yang dapat ditentukan pergeseran merah atau red shift-nya (dengan kata lain kecepatan menjauhnya), maka jaraknya dapat ditentukan. Galaksi Abell 1835 IR1916 pada awal tulisan ini, yang merupakan galaksi yang terjauh, ditentukan jaraknya dengan cara ini. Garis spektrum yang berasal dari hidrogren (disebut Lyman-alpha) di galaksi ini yang seharusnya berada di warna ultraviolet bergeser ke warna inframerah.

Jarak galaksi itu 13,23 miliar tahun cahaya. Bila alam semesta ini berumur 13,7 miliar tahun, berarti kita melihat galaksi itu hanya 470 juta tahun setelah big bang, sewaktu umur alam semesta baru 3,4 persen dari umurnya sekarang. Bila kita umpamakan alam semesta ini kakek berumur 80 tahun, yang kita lihat adalah balita berumur 2,5 tahun.

Bola terjauh


Seberapa jauh kita dapat melihat alam semesta" Pertama kita pahami dulu bagaimana posisi kita melihat masa lalu alam semesta. Imajinasikan kita berdiri di suatu titik dalam alam semesta. Kemudian kita bayangkan suatu bola dengan kita sebagai pusat. Katakan radius bola itu 1.000 tahun cahaya. Maka bila kita melihat benda yang berada di permukaan bola itu, berarti kita melihat benda itu pada keadaan 1.000 tahun yang lalu. Ini karena cahaya yang kita lihat (atau informasi yang kita terima) dari benda itu berangkat dari sana 1.000 tahun yang lalu.

Kita bisa membuat bola lain, kita tetap sebagai pusat, dan radius bola kita ambil jauh lebih besar, misalnya sejuta tahun cahaya. Kalau kita bisa melihat benda yang berada di permukaan bola itu, di mana pun arahnya, berarti kita melihat ke masa sejuta tahun yang lalu. Begitu seterusnya kita bisa membuat bola-bola histori alam semesta. Makin besar bola itu, makin jauh kita melihat ke masa silam.

Umur alam semesta ditaksir sekitar 13,7 miliar tahun. Maka benda terjauh yang bisa kita lihat adalah benda yang terletak di permukaan bola yang radiusnya dari kita 13,7 miliar tahun cahaya. Itulah bola terbesar yang bisa kita buat. Apa yang bisa kita lihat di situ ?

Kita tengok sebentar peristiwa sehari-hari. Pada siang hari yang berawan kita melihat langit berwarna putih. Kita tidak bisa melihat matahari yang berada di balik awan itu. Ini disebabkan karena partikel uap air di awan menyebarkan cahaya matahari. Ibaratnya, cahaya matahari "dipingpong" ke sana kemari oleh partikel uap air (disebut penyebaran Mie). Dengan begitu, kita kehilangan informasi tentang arah sumber cahaya itu, yaitu matahari. Tetapi bila ada pesawat terbang yang terbang di bawah awan, kita bisa melihatnya. Jadi, ruang di antara kita dan awan transparan, sedangkan awan tidak transparan.

Kembali ke alam semesta. Tak lama setelah big bang terjadi, alam semesta dihuni oleh partikel cahaya atau radiasi (photon), inti-inti atom ringan (yang terdiri dari proton dan neutron) dan elektron bebas. Elektron bebas bersifat menyebarkan cahaya (photon), sama seperti partikel uap air di dalam awan tadi. Jadi pada saat itu alam semesta tidak transparan, karena cahaya atau radiasi di situ "dipingpong" oleh elektron (disebut penyebaran Compton), mirip yang terjadi pada awan pada analogi di atas.

Akan tetapi, sekitar 400.000 tahun setelah big bang, proton dan elektron bergabung membentuk atom hidrogen netral. Jumlah elektron bebas berkurang. Karena partikel penyebarnya (elektron) berkurang, maka penyebaran cahaya atau radiasi juga berkurang. Jadi, alam semesta sekitar 400.000 tahun setelah big bang menjadi transparan.

Permukaan bola pada jarak 400.000 tahun setelah big bang disebut "permukaan penyebaran terakhir" atau surface of last scattering. Kalau kita melihat ke surface of last scattering (berarti ke masa 400.000 tahun setelah big bang), ibaratnya kita melihat ke awan pada analogi di atas. Yang di balik itu tidak dapat kita lihat karena alam semesta waktu itu tidak transparan. Alam semesta mulai dari surface of last scattering hingga kita transparan. Dari surface of last scattering itu kita melihat radiasi yang berasal dari big bang yang dikenal sebagai latar belakang gelombang mikrokosmik atau cosmic microwave background disingkat CMB.

Pengamatan CMB


Pada tahun 1948, ahli astrofisika kelahiran Rusia, George Gamow, mengemukakan bila kita melihat cukup jauh ke alam semesta, maka kita akan melihat radiasi latar belakang sisa dari big bang. Gamow menghitung bahwa setelah menempuh jarak yang sangat jauh, radiasi itu akan teramati dari Bumi sebagai radiasi gelombang mikro.

Pada tahun 1965, Arno Penzias dan Robert Wilson sedang mencoba antena telekomunikasi milik Bell Telephone Laboratory di Holmdel, New Jersey. Mereka dipusingkan oleh adanya desis latar belakang yang mengganggu. Mereka mengecek antena mereka, membersihkan dari tahi burung, tetapi desis itu tetap ada. Mereka belum menyadari desis yang mereka dengar itu berasal dari tepi jagat raya.

Penzias dan Wilson menelepon astronom radio Robert Dicke di Universitas Princeton untuk minta pendapat bagaimana mengatasi masalah itu. Dicke segera menyadari apa yang didapat kedua orang itu. Segera setelah itu dua makalah dipublikasikan di Astrophysical Journal. Satu oleh Penzias dan Wilson yang menguraikan penemuannya, satu oleh Dicke dan timnya yang memberikan interpretasi. Penzias dan Wilson memperoleh Hadiah Nobel untuk Fisika pada tahun 1978.

Penemuan CMB itu dikukuhkan oleh satelit Cosmic Background Explorer (Cobe) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Pengukuran oleh satelit Cobe itu menunjukkan temperatur CMB yang hanya 2,725 derajat Kelvin (nol derajat Celsius sama dengan 273 derajat Kelvin). Satelit Cobe memetakan radiasi itu di segala arah dan ternyata semuanya uniform sampai ketelitian satu dibanding 10.000. Kalau kita mempunyai mata yang peka pada CMB, maka langit seperti dilabur putih, sama di semua arah, mulus sempurna, tidak ada noda-nodanya. Ini sesuai dengan prinsip dasar kosmologi bahwa alam semesta ini isotropik dan homogen; seragam di semua arah. Yang kita lihat adalah surface of last scattering.

Sedemikian seragamnya CMB hingga hanya alat yang sangat sensitif dapat melihat adanya fluktuasi atau ketidakseragaman pada CMB. Untuk itu, NASA telah meluncurkan satelit antariksanya, Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP), yang lebih cermat daripada Cobe untuk mempelajari fluktuasi itu. Dengan mempelajari fluktuasi itu, diharapkan kita dapat mengetahui asal mula galaksi-galaksi dan struktur skala besar alam semesta dan mengukur parameter-parameter penting dari big bang.

Referensi: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1115502702&9

A1689-zD1, Galaksi Terjauh dan Tertua di Alam Semesta

Galaksi yang diduga sebagai galaksi terjauh sekaligus tertua di alam semesta (jagat raya) telah ditemukan dan diperkirakan berjarak 13 miliar tahun cahaya dari bumi. Galaksi itu diberi nama A1689-zD1. Gambar galaksi tersebut tertangkap oleh teleskop Hubble dan Spitzer pada 12 Februari 2008. Para ilmuwan meramalkan bahwa galaksi tersebut terbentuk saat alam semesta baru berusia sekitar 700 juta tahun. Bentuknya jauh berbeda dengan Galaksi Bimasakti karena termasuk di antara formasi yang kali pertama terbentuk di alam semesta ini.

“Ukurannya lebih kecil dan tipis. Galaksi itu memiliki dua pusat dan memiliki formasi bintang-bintang yang lebih ekstrem,” jelas Holland Ford, profesor astronomi dari Johns Hopkins University, AS.

Untuk melihat objek sejauh itu, para astronom menggunakan metode yang disebut lensa galaksi. Metode tersebut mengandalkan sekelompok galaksi yang letaknya lebih dekat dengan Bumi untuk digunakan sebagai lensa tambahan dan berfungsi memperkuat daya pandang teleskop Hubble maupun Spitzer.

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Embrio galaksi penuh dengan kelahiran bintang di awal alam semesta, kurang dari satu miliar tahun setelah Big Bang. Image: NASA, ESA, dan Bacon G. (Space Telescope Science Institute)"][/caption]



[caption id="" align="alignnone" width="598" caption="Ini adalah sebuah gambaran yang menunjukkan zaman kosmik alam semesta dari Big Bang hingga saat ini. Galaksi yang baru ditemukan A1689-zD1 pada pergeseran merah dari 7,6 ~ diindikasikan pada posisi yang bersesuaian, muncul sebagai itu hanya 700 juta tahun setelah Big Bang."][/caption]

Karena letak galaksi sangat jauh, cahayanya perlu waktu sangat lama untuk menghubungi kami, jadi apa yang kita lihat sekarang merupakan sebuah snapshot dari bagaimana galaksi ini tampak 13 miliar tahun lalu. Pada titik waktu, galaksi pasti baru dibentuk, sehingga pengamatan baru memberikan gambaran bayi.

"Kami terkejut menemukan seperti galaksi muda yang cerdas 13 miliar tahun di masa lalu," ujar astronom Garth Illingworth dari University of California, Santa Cruz, anggota tim peneliti. "Ini adalah tampilan paling detail untuk tanggal pada obyek yang begitu jauh ke masa lalu."

Gaya gravitasi yang kuat di sekitar kluster galaksi akan membelokkan cahaya yang datang dari belakangnya sehingga menimbulkan efek pembesaran jika objek yang jaraknya sangat jauh itu dilihat dari Bumi. “Dalam pengamatan kali ini, galaksi tertua tersebut dapat terlihat sepuluh kali lebih terang karena efek itu. Jutaan objek yang terletak di belakang kluster terlihat ratusan kali lebih tajam,” sambungnya.

Meski hanya dalam gambar hitam putih dan buram, jelas Ford, rekaman tersebut merupakan foto paling jelas untuk melihat objek dengan jarak sejauh itu. Dengan teleskop lebih canggih, termasuk Hubble generasi baru -yang rencananya diluncurkan pada 2013-objek-objek seperti itu akan menarik untuk dipelajari. “Ada sejumlah karakteristik tertentu pada galaksi ini. Di masa depan, sepertinya, susunan galaksi ini akan terbentuk seperti Bimasakti,” tegas Ford

Kluster A1689-zD1 itu kekuningan dengan sejumlah cahaya ungu dan putih yang berpendar mengelilinginya. Formasi galaksi baru tersebut ditemukan di sekitar formasi bintang yang lebih dulu terpetakan dan dinamakan Abell 1689.

Estimasi jarak A1689-zD1 tersebut juga didasarkan pada Abell 1689 yang berlokasi di titik dua miliar tahun cahaya dari Bumi. Gambar hasil proyeksi Hubble dan Spitzer saling mengover untuk menghasilkan sudut pandang yang lebih detail. “Akhirnya, hasil gambar Hubble ini dapat menembus lokasi yang tak terjangkau kinerja teleskop mana pun di muka bumi,” sambung Rychard Bouwens dari University California yang tergabung dalam tim peneliti tersebut.

A1689-zD1 itu diperkirakan terbentuk di era “masa kegelapan”, yaitu masa di antara terbentuknya galaksi awal setelah Big Bang (ledakan besar) terjadi. Para ahli Astronomi percaya bahwa A1689-zD1 termasuk di antara sekian galaksi yang berperan untuk mengakhiri “masa kegelapan” tersebut.

Para ahli astronomi kini mempersiapkan materi penemuan baru itu untuk diperdalam dalam penelitian lanjutan setelah teleskop generasi terbaru penerus Hubble bernama James Webb Space Telescope (JWST) diluncurkan pada 2013. Selain JWST, saat ini para ilmuwan dunia sedang merancang radio teleskop Atacama Large Millimeter Array (ALMA) yang segera dituntaskan pada 2012. “ALMA dan JWST akan menjadi kombinasi yang sangat sempurna dalam usaha memahami alam semesta ini secara utuh,” tulis mereka dalam sebuah jurnal ilmiah.

Referensi: http://www.space.com/scienceastronomy/080212-farthest-galaxy.html, http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=326023, http://sci.esa.int/science-e/www/object/index.cfm?fobjectid=42355

Friday, June 4, 2010

Bisakah Manusia dan Pesawat Luar Angkasa Mendarat di Planet Jupiter?

Manusia maupun pesawat luar angkasa tidak akan bisa mendarat di planet Jupiter, sebab Jupiter tidak memiliki permukaan yang solid (padat) untuk didarati, melainkan planet tersebut hanya terdiri dari gas. Awan gas Jupiter terus masuk menekan menuju inti, sehingga tekanan semakin tinggi. Dan apa yang akan terjadi jika kita mencoba untuk melompat ke permukaan Jupiter dari pesawat ruang angkasa? Kita akan tenggelam dalam awan dan peningkatan tekanan akan menghancurkan kita.
Jika tekanan tidak membunuh kita, maka pasti suhu tinggi dekat inti yang akan membunuh kita.

http://atropos.as.arizona.edu/aiz/teaching/nats102/images/Jupiter_interior.gif

Karena gaya gravitasi yang besar, maka benda apapun yang melintas dekat Jupiter akan tersedot masuk seperti asteroid, meteorit dan sebagainya, seperti debu yang masuk ke dalam mesin penyedot debu.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto