Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, January 25, 2013

Foto Planet Uranus yang Diambil Voyager 2 Pada 27 Tahun Lalu

Foto planet Uranus yang diambil oleh Voyager 2 pada 24 Januari 1986. Image credit: NASA/JPL
Pada 27 tahun lalu tepatnya 24 Januari 1986, wahana satelit Voyager 2 NASA berhasil melintasi planet Uranus dan sekaligus mengambil foto planet tersebut dari jarak yang relatif dekat sekitar 965.000 km (600.000 mil) dan hasilnya adalah foto planet Uranus di atas.

Meskipun Uranus terdiri dari sebagian besar Hidrogen dan Helium, namun metana di atmosfer paling atas planet tersebut menyerap sebagian besar gelombang cahaya merah Matahari sehingga menyebabkan planet Uranus nampak berwarna biru pucat.

Foto 3 bulan baru Uranus yang ditemukan oleh Voyager 2. Image credit: NASA/JPL

Foto Oberon, salah satu bulan/ satelit terbesar planet Uranus yang diambil Voyager 2 pada 24 Januari 1986. Image credit: NASA/JPL
Voyager 2 juga berhasil menemukan adanya medan magnet di sekitar Uranus dan 10 bulan (satelit) baru yang dimilikinya. Jadi total satelit Uranus mencapai 27 satelit dengan 5 satelit terbesarnya antara lain Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.

Data yang dikumpulkan dari Voyager 2 didapat keterangan bahwa planet Uranus menyelesaikan satu kali rotasi dalam waktu 17 jam 14 menit dan saat tulisan ini dbuat, Voyager 2 telah menempuh jarak sekitar 15 milyar km dari Bumi dan terus menjauh dengan kecepatan 3.3 AU per tahun (1 AU = jarak Matahari dan Bumi = 149.597.871 km) dan sinyal yang dikirim Voyager 2 baru akan sampai ke Bumi sekitar 14 jam 4 menit. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, January 20, 2013

LQG, Struktur Terbesar di Alam Semesta

LQG tampak menyerupai rantai yang terbentuk dari lingkaran-lingkaran kecil berwarna hitam. Tanda plus merah menandakan posisi quasar yang lebih kecil di LQG. Image credit: R. G. Clowes / UCLan
Sebuah tim astronom internasional yang dipimpin oleh Dr Roger Clowes dari University of Central Lancashire menemukan apa yang disebut dengan struktur terbesar di alam semesta. Sebuah grup quasar/ kuasar besar (LQG) diketahui memiliki ukuran diameter sekitar 4 miliar tahun cahaya. Tim astronom tersebut menerbitkan hasil penelitian mereka di jurnal bulanan Royal Astronomical Society. Quasar sendiri merupakan inti galaksi yang memiliki tingkat kecerahan cahaya yang sangat tinggi yang disebabkan adanya gas disekitar lubang hitam yang masuk ke lubang hitam yang kemudian memanas dan berpijar dengan sangat terang dan cerah.

Sejak tahun 1982 Quasar diketahui berada dalam satu kelompok yang kemudian membentuk kelompok besar yang disebut LQG (Large Quasar Group). Tim astronom tersebut mengidentifikasi LQG sebagai kelompok quasar yang sangat besar dan menantang prinsip kosmologi karya Albert Einstein tentang asumsi bahwa alam semesta jika dilihat pada skala yang cukup besar akan terlihat sama tidak perduli dari mana kita mengamatinya. Namun prinsip ini belum diobservasi secara mendalam dan masih memiliki keraguan. Untuk memberikan gambaran skala, galaksi Bima Sakti (Milky Way) dengan galaksi Andromeda dipisahkan dengan jarak 0,75 Megaparsec (Mpc) atau 2,5 juta tahun cahaya dan cluster galaksi bisa berjarak 2-3 Mpc. Namun LQG bisa mencapai 200 Mpc dan struktur memanjangnya mencapai 1200 Mpc (4 miliar tahun cahaya) yang berarti jika kita melaju dengan kecepatan cahaya, maka kita membutuhkan waktu 4 miliar tahun cahaya untuk melintasinya dan itu berarti 1600 kali lebih besar daipada jarak Bima Sakti ke Andromeda.

Meskipun sangat sulit memahami struktur yang sangat besar ini, namun bisa dikatakan bahwa LQG ini merupakan struktur terbesar yang ada di jagat raya dan menantang prinsip-prinsip kosmologis yang telah banyak diterima pada era Albert Einstein. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, January 16, 2013

Curiosity Akan Mulai Bor Batuan Mars

Daerah John Klein dimana terdapat fitur geologis menarik dan bukti kuat adanya air di Mars. Foto di sebelah kanan merupakan perbesaran dari foto di sebelah kiri. Foto ini diambil oleh Curiosity. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Saat ini tim NASA sedang memersiapkan robot Curiosity untuk mengebor batu planet Mars dan hal itu merupakan yang pertama kalinya sejak robot Curiosity mendarat di Mars 5 Agustus lalu. Tim akan mengebor batuan yang terdapat di daerah bernama John Klein dimana pada tempat itu ditemukan bukti kuat bahwa pada masa lampau air pernah mengalir dan terkumpul di tempat itu. Nama John Klein sendiri diambil dari nama salah satu deputi proyek Curiosity yang meninggal pada tahun 2011 lalu. "Pada dasarnya batu-batu di sana telah dirubah oleh air,"  ungkap John Grotzinger ilmuwan dari Caltech di Pasadena.

Curiosity akan mengebor batu Mars tersebut sedalam 2,5 cm. Batu yang akan dibor adalah batu yang memiliki alur warna mineral mencolok seperti pada gambar di atas. Di Bumi fitur seperti itu terbentuk oleh air yang mengalir melalui celah patahan," kata Nicolas Mangold dari University of Nantes di Perancis yang merupakan salah satu tim pengembangan Chemcam Curiosity. Selain itu ada juga bagian yang terbuka yang disebut Shaler, membuktikan adanya aliran sedimen yang beberapa diantaranya terlalu besar yang kemungkinan digerakkan oleh air dan angin. Dari keragaman geologi di daerah John Klein, ilmuwan mengatakan bahwa sangat dimungkinkan bahwa planet Mars dulu merupakan planet yang basah dan hangat. Berikut ini adalah contoh foto batu di mars yang akan dibor. Foto ini diambil oleh Curiosity di daerah yang bernama Sheepbed.

Terlihat aliran putih pada batu yang diidentifikasi sebagai kalsium sulfat. Foto ini diambil dengan kamera Mastcam Curiosity. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA

(SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, January 13, 2013

Astronom Temukan Ledakan Supernova Pertama di Alam Semesta

Supernova SCP-0401 yang disebut juga Mingus.
Image credit: Space Telescope Science Institute.
Astronom berhasil mengidentifikasi dan menemukan ledakan supernova terjauh sekaligus menjadi ledakan supernova tertua yang pernah ditemukan. Ledakan supernova yang diberi nama SN SCP-0401 (Mingus) tersebut berjarak lebih kurang 10 miliar tahun cahaya yang berarti hanya 3,7 miliar tahun setelah ledakan big bang yang maha dahsyat. "Ini adalah orang supernova paling jauh yang pernah ditemukan," kata David Rubin, seorang anggota international Supernova Cosmology Project (SCP) yang berbasis di Berkeley Lab.

Supernova tersebut termasuk kedalam kategori supernova Ia yang berasal dari sebuah bintang katai putih yang mencapai masa kritis dan meledak dalam ledakan termonuklir yang dahsyat. Sebenarnya supernova ini telah ditemukan dengan teleskop Hubble pada tahun 2004, namun belum teridentifikasi dengan jelas sampai akhirnya dipasanglah instrumen kamera baru untuk memperjelas hasil pengamatan teleskop Hubble. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, January 12, 2013

Rekrutmen Penulis

Agar lebih memberikan manfaat yang lebih besar kepada pencinta Astronomi Indonesia, blog Astronomi.us membuka kesempatan bagi Anda penggemar astronomi untuk menjadi penulis di Astronomi.us. Syaratnya seperti yg tertera di bawah ini:

1. Cinta dan hobi dengan Astronomi
2. Berusia 16 th atau lebih.
3. Memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai EYD) baik lisan maupun tulisan.
4. Aktif dan Komunikatif.
5. Membuat 2 contoh tulisan astronomi yg sudah dibuat ke astronomi.kita@gmail.com (dan tunggu balasan melalui email).

Tugas dan tanggung jawab Penulis:
1. Membuat artikel astronomi original (bukan copy paste utuh dari blog atau situs lain) yang ilmiah dan diperbolehkan mengutip artikel dari buku, jurnal, makalah, atau menerjemahkan materi dari situs berbahasa asing dengan bahasa yang baik dan jelas dengan penyampaian yang mudah dipahami pembaca.

2.Katagori artikel disesuaikan dengan katagori yang sudah ada. Jika dirasa belum ada, bisa mengajukan katagori baru.

3. Penulis bisa memilih katagori mana yg ingin ditulis dengan jumlah artikel maksimal 3 (dalam 1 hari) dan minimal 1 artikel (per bulan).

4. Artikel tidak menyinggung SARA (Suku, Agama, dan Ras).

5. Memberikan komentar pada tulisan (jika ada)

Catatan:

1. Sifat keanggotaan adalah sukarela. Penulis dipersilahkan menampilkan namanya dan link ke luar (maksimal 2 link) pada artikel yang dibuatnya.

2. Jika dalam 3 bulan penulis tidak membuat satupun artikel, maka keanggotaannya akan digantikan oleh yang lain.

*Syarat diatas bisa berubah sesuai dengan kondisi yg ada.

Jika ada pertanyaan silahkan disampaikan.

Terima Kasih

Thursday, January 10, 2013

ESA Simpulkan Asteriod Apophis Tidak Akan Menghantam Bumi

Citra asteroid Apophis yang diambil oleh teleskop Herschel pada jarak sekitar 14,5 juta km. Image credit: ESA/Herschel/PACS/MACH-11/MPE/B.Altieri (ESAC) and C. Kiss (Konkoly Observatory)
Teleskop Herschel berhasil mengambil foto terbaru dari asteroid Apophis yang akan  melintas mendekati Bumi pada akhir pekan ini. Dan yang mengejutkan adalah ternyata asteroid Apophis ini lebih besar dari   yang diperkirakan sebelumnya.

Asteroid yang memiliki nama lain 999942 / 2004 MN4 dan ditemukan pada tahun 2004 ini sering disebut sebagai asteroid "kiamat" di berbagai sosial media di seluruh dunia dikarenakan berdasarkan  pengamatan dan penghitungan saat itu, asteroid tersebut memiliki peluang 2,7 % untuk menghantam dan menabrak Bumi pada April 2029. 

Berdasarkan data terbaru didapatkan bahwa   pada tahun 2029 asteroid Apophis akan   melintas pada jarak 36.000 km dari Bumi. Jarak tersebut lebih dekat dari orbit satelit geostasioner. Asteroid ini akan kembali melintasi Bumi pada tahun 2036 namun seberapa dekat jaraknya nanti dengan Bumi masih belum bisa diprediksi dengan pasti. 

Pada akhir minggu ini asteroid Apophis akan berada pada jarak sekitar 14,5 juta km sekitar sepersepuluh dari jarak Matahari ke Bumi. "Memahami sifat asteroid akan memberikan   rincian yang penting yang pada akhirnya   kita bisa mengetahui obyek luar angkasa   yang berpotensi bahaya," ucap Laurence O'Rourke, pengawas dari program MACH-11 teleskop Herschel.

Asteroid Apophis nampaknya juga terkena efek Yarkovsky yaitu efek perubahan orbit yang terjadi sebagai akibat dari panas Matahari. "Meskipun pada awalnya asteroid ini dikenal oleh publik sebagai ancaman bagi Bumi, namun nampaknya hal itu tidak akan terjadi di masa yang akan datang dan asteroid itu cukup dikenal sebagai salah satu dari Obyek dekat Bumi," ungkap Goran Pilbratt selaku peneliti di ESA untuk proyek Herschel.  Asteroid Apophis adalah asteroid kedua terdekat dengan Bumi yang diamati oleh teleskop Herschel setelah asteroid 2005 YU55 yang mendekat dengan Bumi pada bulan November 2011 lalu. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Gemini Observatory Gunakan Teknik Baru untuk Foto Peluru Orion

Foto baru Peluru Orion yang diambil oleh Gemini Observatory dengan menggunakan GeMS pada 28 Desember 2012. Image credit: Gemini Observatory/AURA
Tim dari Gemini Observatory berhasil mengembangkan teknik pengambilan gambar obyek luar angkasa. Kali ini yang menjadi obyek pengambilan gambar mereka adalah bagian dari nebula Orion yang disebut "Peluru Orion" (Orion Bullets).

Nebula Orion sendiri merupakan nebula yang dapat dilihat walau dengan menggunakan mata telanjang. Hal itu disebabkan karena jaraknya yang relatif dekat dengan Bumi yaitu sekitar 24 tahun cahaya di konstelasi Orion. Foto terbaru yang dikembangkan oleh peneliti di Gemini Observatory merupakan hasil pengembangan dari metode pengambilan gambar sebelumnya yang disebut Altair. Altair merupakan salah satu instrumen di Gemini Observatory yang pada tahun 2007 lalu digunakan untuk mengambil foto dari "Peluru Orion".

Benoit Neichel selaku ilmuwan yang memimpin proyek pengembangan metode dan sistem dari Gemini Observatory mengatakan bahwa pihaknya selama beberapa tahun ini disibukkan dengan pengembangan sistem yang baru yang dimungkinkan untuk dapat mengambil gambar obyek langit secara lebih jelas. Sistem baru tersebut disebut dengan GeMS.

Hasilnya pada 28 Desember lalu, 3 hari sebelum tahun baru Gemini Observatory berhasil memotret Peluru Nebula dengan hasil yang menakjubkan. Fotonya 2,5 kali lebih halus dan 16 kali lebih detail.

Untuk melihat perbedaan foto Peluru Orion yang diambil pada tahun 2007 dengan 2012, bisa Anda lihat di bawah ini:
Perbedaan foto yang diambil dengan Altair (2007 sebelah kiri) dengan yang diambil GeMS (2012 sebelah kanan) terlihat hasil jepretan GeMS lebih baik dan lebih jelas. Image credit: Gemini Observatory/AURA
(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, January 8, 2013

Apakah Bulan Planet PH2 b Memiliki Kehidupan?

Ilustrasi planet PH2 b dilihat dari permukaan bulannya. Image credit: H. Giguere, M. Giguere/Yale University
Astronom saat ini sedang hangat-hangatnya membicarakan planet PH2 b. Planet gas raksasa yang mirip Jupiter ini memiliki air dalam jumlah yang sangat banyak dengan suhu permukaan mencapai 46 derajat Celcius. Planet tersebut berada pada zona layak huni namun tidak ada kehidupan di sana sebab planet PH2 b tidak memiliki permukaan yang padat, sama seperti planet gas lainnya.

Jika planet tersebut tidak memiliki kehidupan, bagaimana dengan Bulan atau satelit alam yang mengelilinginya?. Planet gas raksasa seperti Jupiter memiliki belasan Bulan akan tetapi planet dan Bulannya tersebut tidak berada pada zona yang layak huni.

Planet PH2 b merupakan planet yang berada di konstelasi Cygnus beberapa ratus tahun cahaya dari Bumi. Planet tersebut ditemukan oleh tim dari Planet Hunters yang terdiri dari 40 astronom yang berburu planet di langit malam. Tim Planet Hunters dipimpin oleh Profesor Debra Fisher dari Yale University. Sebelumnya tim pemburu planet ini juga telah menemukan 19 eksoplanet yang berada di zona layak huni yang disebut dengan Goldilocks Zone dimana pada zona ini planet sangat mungkin memiliki air berwujud cair dipermukaannya.

Dr Wang Ji yang juga merupakan salah satu ilmuwan yang bergabung dalam Planet Hunters mengatakan bahwa dirinya sudah tidak sabar menanti para astronom menemukan tanda-tanda kehidupan di planet lain dan bukan hanya potensi kelayakhunian suatu planet, ucapnya. (UT, TLG, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto