Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, November 23, 2012

Pengertian dan Penjelasan Airglow (Nightglow) Pada Atmosfer Bumi

Foto airglow yang diambil dari ISS. Image credit: NASA
Pada banyak foto Bumi yang diambil dari luar angkasa seperti dari ISS (International Space Station), di atmosfer Bumi akan tampak sebuah lapisan bening terkadang berwarna hijau, biru tapi kadang juga transparan di atmosfer Bumi, dan itulah yang disebut dengan airglow. Airglow sering disebut juga dengan nightglow.

Jadi Apa itu Airglow? Secara ilmiah Airglow atau nightglow adalah emisi cahaya yang sangat lemah pada atmosfer sebuah planet sehingga langit malam tidak benar-benar gelap. Pada atmosfer Bumi, airglow merupakan sebuah fenomena optik dimana cahaya Matahari di bagian Bumi yang terang, menyebar di atmosfer ke sisi langit gelap Bumi.

Fenomena airglow ini pertama kali ditemukan dan diselidiki oleh ilmuwan Swedia, Anders Angstrom pada tahun 1868. Angstrom menemukan berbagai macam reaksi kimia yang menghasilkan energi elektromagnetik sebagai bagian dari proses terbentuknya airglow. 

Terbentuknya airglow antara lain disebabkan oleh proses rekombinasi antara ion-ion yang terfotoionisasi (merubah cahaya menjadi bentuk energi lain) oleh Matahari pada siang hari. Pendaran atau pijaran cahaya di udara berasal dari sinar kosmik yang menabrak bagian atas atmosfer, dan emisi cahaya dihasilkan oleh oksigen dan nitrogen yang beraksi dengan ion hidroksil pada ketinggian beberapa ratus kilometer di atas permukaan Bumi. Airglow tidak terlihat pada siang hari karena cahaya Matahari begitu terang yang tersebar di permukaan Bumi.

Salah satu mekanisme terjadinya airglow adalah ketika sebuah atom nitrogen bergabung dengan atom oksigen untuk membentuk molekul nitric oxide (NO). Dalam proses tersebut foton di pancarkan. Foton tersebut memiliki panjang gelombang yang berbeda dan karakterisitik molekul oksida nitrat yang berbeda pula. Atom nitrogen dan atom oksigen tadi berupa atom bebas yang dihasilkan oleh energi surya di bagian atas atmosfer. Elemen lain yang bisa menghasilkan cahaya di atmosfer antara lain hidroksil (OH) molekul oksigen (O), Sodium (Na), dan lithium (Li).

Untuk pengamat di Bumi, airglow akan cukup terlihat terang pada ketinggian 10 derajat di atas cakrawala. (WP, UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, November 22, 2012

NASA Akan Umumkan Penemuan Besar Curiosity di Mars

Instrumen SAM di Curiosity. Image credit: NASA, JPL
NASA dikabarkan akan mengumumkan sesuatu yang besar yang telah ditemukan oleh robot penjelajah Mars Curiosity. Penemuan besar tersebut dikabarkan akan menjadi salah satu bagian dari buku-buku sejarah ilmu pengetahuan umat manusia. Hal itu diungkapkan oleh salah satu peneliti utama misi Curiosity John Grotzinger. "kami mendapakan data dari SAM (Sample Analysis at Mars) dan data ini akan menjadi salah satu bagian dari buku-buku sejarah dan itu tampaknya benar-benar baik," ungkap Grotzinger. Namun NASA baru akan mengumumkan penemuan tersebut beberapa minggu ke depan.

SAM yang menjadi salah satu instrumen penting di Curiosity dikabarkan telah mengkonfirmasi penemuan metana, hidrogen, oksigen, dan nitrogen di Mars yang berarti planet tersebut dahulu memang pernah mendukung kehidupan.

Robot senilai 2,5 miliar dollar tersebut memang dikirm untuk mencari bukti-bukti adanya kehidupan di planet Mars dan tampaknya sudah membuahkan hasil. Kita tunggu saja pengumuman hasilnya beberapa minggu ke depan. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Astronom Simpulkan Planet Makemake Tidak Punya Atmosfer

Ilustrasi permukaan planet Makemake. Image credit: ESO/L. Calçada/Nick Risinger
Sebuah planet kerdil (dwarf planet) yang bernama planet Makemake, mengundang rasa penasaran para astronom untuk menyelidiki apakah di planet kerdil tersebut terdapat atmosfer atau tidak. Planet Makemake merupakan planet kerdil yang ukurannya dua pertiga dari ukuran Pluto yang juga mengorbit Matahari dan letaknya jauh dibelakang Pluto sekitar 19 AU (2.84235954 × 109 kilometer). Walau begitu planet Makemake masih lebih dekat dengan Matahari jika dibandingkan dengan Eris.

Selama ini astronom beranggapan bahwa planet Makemake mungkin mirip dengan Pluto yang memiliki atmosfer tipis di atasnya. Namun tampaknya hasil penelitian terbaru para astronom menunjukkan hasil yang berbeda.

Tim yang terdiri dari sekumpulan astronom yang dipimpin oleh Jose Luis Ortiz dari Instituto de Astrofisica de Andalucia, CSIC, Spanyol, menggabungkan beberapa hasil pengamatan dari tiga teleskop ESI di La Silla dan Paranal Observatory di Chile, Very large Telescope (VLT), New Technology Telescope (NTT), TRAPPIST (TRAnsiting Planets and PlanetesImals Small Telescope) dan teleskop kecil lainnya di Amerika Selatan untuk melihat planet makemake saat melintas di depan sebuah bintang yang jauh.

"Planet Makemake melintas di depan sebuah bintang yang jauh kemudian menutup dan menghalangi cahaya bintang tersebut. Bintang menghilang dan kemudian cahaya langsung muncul lagi dengan tiba-tiba dan bukan pudar kemudian cerah secara bertahap saat planet Makemake selesai melintas, hal itu menunjukkan bahwa planet tersebut tidak memiliki atmosfer yang signifikan," ungkap Ortiz.

Okultasi di mana sebuah planet hadir di depan sebuah bintang bagi planet Makemake sangat jarang terjadi sebab Planet tersebut bergerak di bagian langit yang hanya terdapat sedikit bintang. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, November 17, 2012

Melihat Hujan Meteor Leonid Secara Online dan Realtime

Hujan meteor Leonid. Image credit: John Chumack
Hujan meteor Leonid yang akan puncaknya akan terjadi pada akhir pekan ini (17-18 November 2012) bisa Anda saksikan secara online dan real time melalui link berikut ini http://www.nasa.gov/topics/solarsystem/features/watchtheskies/leonids_2012.html

Astronom Temukan Galaksi Tertua dan Terjauh 420 Juta Tahun Setelah Big Bang

Citra galaksi MACS0647-JD. Image credit: NASA, ESA
Ilmu pengetahuan termasuk astronomi akan selalu berkembang, termasuk dari teknologi maupun metode yang digunakan astronom untuk mempelajari dan meneliti alam semesta ini. Tampaknya astronom kembali menemukan galaksi tertua dan terjauh di alam semesta ini. Penemuan ini mengalahkan penemuan galaksi terjauh sebelumnya yaitu galaksi LAEJ095950.99+021219.1 yang terbentuk 800 juta tahun setelah Big Bang. Galaksi tertua yang baru ditemukan itu bernama MACS0647-JD yang terbentuk hanya 420 juta tahun setelah Big Bang. Galaksi itu ditemukan dengan menggunakan dua teleskop terbaik di dunia yaitu teleskop Hubble dan Spitzer. Selain itu astronom menggunakan galaksi masif MACS J0647 7015 sebagai lensa gravitasi untuk memperbesar galaksi yang letaknya jauh dibelakangnya.

Cahaya galaksi ini menempuh perjalanan sejauh 13,3 miliar tahun untuk mencapai Bumi sehingga bisa kita tangkap hari ini. Usia galaksi ini 13,3 miliar tahun dan itu lahir semenjak umur alam semesta baru 3 persen dari umurnya sekarang yaitu 13,7 miliar tahun.

Boleh dibilang galaksi MACS0647-JD merupakan galaksi bayi atau galaksi mini sebab ukurannya sangat kecil yaitu hanya 600 tahun cahaya, berbeda dengan galaksi Bima Sakti yang berukuran 150.000 tahun cahaya. Namun tampaknya rekor galaksi paling jauh ini masih bisa terpecahkan suatu saat nanti seiring dengan berkembangnya teknologi astronomi. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Hujan Meteor Leonid Bisa Dilihat Akhir Pekan Ini

Hujan meteor Leonid. Image credit: John Chumack
Fenomena hujan meteor tahunan tampaknya sudah mulai berlangsung. Astrofotografer John Chumack di Ohio mengungkapkan bahwa ia berhasil mengambil gambar hujan meteor Leonid pada akhir pekan ini dan menurutnya kesempatan terbaik untuk melihat hujan meteor leonid ini adalah pada 17 November 2012 sebelum fajar.

Setiap tahun Bumi melewati puing-puing atau serpihan yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle. Serpihan kecil debu memasuki atmosfer Bumi dan terbakar dan terkadang memancarkan jejak cahaya yang kita sebut dengan meteor.

Di akhir minggu ini Bulan akan berada di bawah cakrawala sehingga cahayanya tidak akan mengganggu kita untuk melihat hujan meteor Leonid. Para astronom mengatakan bahwa pada kondisi langit cerah, kita bisa melihat sekitar 15 sampai 20 meteor per jam nya.
Konstelasi Leo dan hujan meteor Leonid. Image credit: StarDate magazine
Meskipun meteor tersebut berasal dari konstelasi Leo yang akan berada di langit timur pada pagi hari, namun hujan meteor bisa di lihat di semua bagian langit.

Berikut ini adalah video hujan meteor Leonid yang berhasil direkam oleh John Chumack:


(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, November 16, 2012

Video Planet Pengembara CFBDSIR J214947.2-040.308,9 (CFBDSIR2149)

Ilustrasi planet pengembara CFBDSIR J214947.2-040.308,9 atau CFBDSIR2149. Image credit: ESO/L. Calçada/P. Delorme/Nick Risinger/R. Saito/VVV Consortium
Video berikut ini merupakan ilustrasi dari planet pengembara yang baru ditemukan yaitu CFBDSIR J214947.2-040.308,9 atau CFBDSIR2149. Planet ini menjadi menarik karena mengambang bebas di alam semesta tanpa mengorbit sebuah bintang ibarat sebuah anak ayam kehilangan induknya. Selain itu hal menarik lainnya yaitu jaraknya relatif dekat dengan sistem tata surya kita yaitu sekitar 100 tahun cahaya. Nah ingin tahu seperti apa? berikut ini videonya:

Astronom Temukan Planet Pengembara Dekat Sistem Tata Surya Kita

Ilustrasi planet pengembara CFBDSIR J214947.2-040.308,9 atau CFBDSIR2149. Image credit: ESO/L. Calçada/P. Delorme/Nick Risinger/R. Saito/VVV Consortium
Planet pengembara atau planet kesepian (Rogue planets/ floating planets) yang melayang bebas tanpa bintang sangat menarik untuk diteliti. Planet-planet tersebut tidak mengorbit sebuah bintang maupun tergabung dalam suatu sistem tata surya melainkan benar-benar bebas melayang di alam semesta namun tetap mengelilingi pusat galaksi. Astronom mengatakan bahwa jumlah planet seperti ini banyaknya bisa melebihi jumlah bintang di galaksi Bima Sakti. Bahkan ada yang mengatakan bahwa jumlahnya 100 ribu kali lebih banyak dari pada jumlah bintang di Bima Sakti.

Baru-baru ini ditemukan sebuah planet pengembara yang letaknya tidak terlalu jauh dengan sistem tata surya kita sekitar 100 tahun cahaya. Tidak ada bintang yang dekat dengan planet tersebut namun tampaknya ada koneksi walaupun minim antara planet tersebut dengan kelompok bintang yang disebut AB Doradus Moving Group.

Planet pengembara yang bernama CFBDSIR J214947.2-040.308,9 atau CFBDSIR2149 tersebut ditemukan menggunakan Very Large Telescope di Chile dan Canada-France-Hawaii Telescope. Sekelompok astronom yang dipimpin oleh Philippe Delorme dari Institut de planétologie et d’astrophysique de Grenoble saat ini sedang mempelajari planet tersebut untuk mengkonfirmasi keadaaannya.

Kelompok bintang AB Doradus Moving Group merupakan kelompok bintang yang terdekat dengan sistem tata surya kita. "Mencari planet disekitar bintang hampir sama dengan mencari kunang-kunang yang disorot oleh lampu mobil yang kuat," ucap Delorme. Objek yang mengambang bebeas seperti planet CFBDSIR2149 memberikan kesempatan kepada kita untuk mempelajari "kunang-kunang" tanpa terganggu oleh sinar lampu mobil yang menyilaukan," tambahnya.

Planet CFBDSIR2149 diperkirakan telah terlempar dari sistem tata suryanya dan dimungkinkan dulu ia mengorbit sebuah bintang kerdil atau katai coklat dan saat ini planet ini seperti planet yatim piatu yang tidak memiliki orang tua.

"Planet tanpa bintang seperti ini membuat kita memahami bagaimana sebuah planet dapat terlempar ke luar dari sistem tata suryanya," ungkap Delorme.

Jika ternyata dari hasil penelitian ditemukan bahwa planet CFBDSIR2149 tidak ada hubungan dengan kelompok bintang AB Doradus Moving Group, maka akan lebih sulit untuk memastikan sifat dan kondisi planet tersebut.

Tugas para astronom saat ini adalah mengkonfirmasi planet CFBDSIR2149  sebagai planet yang mengambang bebas," ujar Delorme. Objek ini dapat digunakan sebagai patokan untuk memahami fisika dari setiap eksoplanet yang sejenis yang ditemukan oleh instrumen yang dipasang di VLT (Very Large Telescope) di gurun Atacama, Chile. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto