Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, August 29, 2012

Curiosity Ambil Gambar Panorama Mount Sharp Mars

Foto panorama Mount Sharp / Aeolis Mons yang diambil oleh Curiosity. Image credit: NASA/MSL
Curiosity mengirimkan foto panorama menakjubkan dari Gunung Sharp (Mount Sharp / Aeolis Mons) di Mars. Foto dinding Mount Sharp tersebut diambil dengan menggunakan kamera telephoto Mastcam (Mast Camera) yang terpasang pada Mars Rover tersebut. Letak Mount Sharp / Aeolis Mons di kawah Gale bisa Anda lihat pada gambar di bawah ini
Lokasi Mount Sharp/ Aeolis Mons di kawah Gale mars. Image credit: NASA/JPL-Caltech/ASU/UA
Mount Sharp atau dikenal juga dengan nama Aeolis Mons merupakan sebuah gunung yang terletak di kawah Gale Mars dengan ketinggian sekitar 5.5 km. Tampak pada foto banyaknya bebatuan yang tersebar di atas permukaan tanah, kemudian agak jauh kita bisa melihat permukaan tanah yang lebih rendah yang disebut Swale, kemudian ada permukaan menanjak yang terdapat batu-batu besar dan tidak jauh dari batu-batu besar itu terdapat permukaan yang terdiri dari material agak gelap. Jarak Curiosity dengan bagian paling atas Mount Sharp pada gambar tersebut sekitar 16.2 km.

Warna pada gambar panorama Mount Sharp di atas telah dimodifikasi dari foto aslinya. Hal itu untuk mengetahui perbedaan bentang alam dan material di permukaan. Gambar tersebut menggunakan teknik pencahayaan yang menyerupai pencahayaan di Bumi seperti yang kita lihat sehari-hari. Gambar di bawah ini merupakan gambar asli dari panorama Mount Sharp Mars yang diambil Curiosity dan belum dilakukan pengeditan warna.
Foto panorama Mount Sharp yang diambil oleh kamera Mastcam Curiosity. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/MSL
Sebagai gambaran untuk mengetahui perbandingan / proporsi ukuran manusia dengan gambar tersebut, maka peneliti menjadikan objek batu yang ada pada salah satu bukit di Mount Sharp sebagai perbandingan yang menurut peneliti ukurannya tidak jauh beda dengan manusia. Batu tersebut bisa Anda lihat pada gambar di bawah ini pada pojok kanan bawah.
Batu pada kotak kanan bawah menggambarkan ukuran manusia. Image credit: NASA/MSL
Bukit di belakang batu tersebut secara keseluruhan memiliki tinggi sekitar 300 meter. Rencananya Curiosity akan mendekat dan mendaki Mount Sharp untuk mencari tanda-tanda kehidupan. (UT, Adi Saputro/ astronomi.us)

Tuesday, August 28, 2012

Video Pendaratan Neil Armstrong di Bulan Pada Misi Apollo 11

Video pendaratan Neil Amrstrong di Bulan
Neil Armstrong menjadi astronot sekaligus manusia pertama yang mendarat dan menjejakkan kaki di Bulan. Neil Armstrong mendarat di Bulan dengan menggunakan Modul Eagle Apollo 11. Keberhasilan tersebut disambut oleh lebih kurang 500 juta pasang mata yang menyaksikan secara langsung proses pendaratan tersebut melalui layar televisi di seluruh dunia.

Saat pertama kali mendarat di Bulan 20 Juli 1969, Neil Armstrong mengucapkan kata-kata yang akan dikenang sepanjang masa. Kata-kata itu adalah "That is one small step for (a) man, one giant leap for mankind," yang berarti "Itu adalah satu langkah kecil yang dilakukan oleh seseorang, satu langkah besar untuk umat manusia."

Neil Armstrong meninggal dunia pada Sabtu, 25 Agustus 2012 waktu Amerika setelah menderita komplikasi dan penyumbatan pembuluh darah koroner. Neil Armstrong meninggal dalam usia 82 tahun.

Untuk mengingat kembali momen emas pendaratan Neil Armstrong sekaligus mengenangnya, berikut ini adalah video detik-detik pendaratan Neil Armstrong di Bulan.

Paleontolog Temukan Dua Jejak Kaki Dinosaurus di NASA

Jejak kaki Nodosaurus yang temukan di NASA’s Goddard Space Flight Center. Image credit: NASA/GSFC/Rebecca Roth
Nodosaurus. Image credit: universetoday.com
Paleontologis baru-baru ini berhasil menemukan jejak kaki Dinosaurus di NASA’s Goddard Space Flight Center di Maryland. Jejak kaki yang ditemukan ada dua yang diduga adalah ibu dan anak Dinosaurus.

Dari bentuk jejak kakinya, Paleontologis dari USGS Dr. Robert Weems mengungkapkan bahwa itu adalah jejak kaki dari Nodosaurus yang merupakan Dinosaurus pemakan tumbuhan atau herbivora. Jejak kaki tersebut akan dianalisa lebih lanjut oleh para ilmuwan. (UT, Adi Saputro/ astronomi.us)

Sunday, August 26, 2012

Manusia Pertama yang Mendarat di Bulan, Neil Armstrong Meninggal Dunia

Neil Amrstrong. Image credit: nettavisen.no
Astronot yang sekaligus menjadi manusia pertama yang mendarat di Bulan, Neil Armstrong meninggal dunia pada hari Sabtu, 25 Agustus 2012 (waktu Amerika) atau Minggu, 26 Agustus 2012 (waktu Indonesia). Neil Armstrong meninggal pada usia 82 tahun setelah menderita komplikasi dan penyumbatan pembuluh darah koroner. Sebelumnya Neil Armstrong menjalani operasi bypass jantung pada awal bulan Agustus.

Sebagai orang pertama yang menjejakkan kaki di Bulan, Neil Armstrong dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Kata-katanya yang paling terkenal saat pertama kali mendarat di Bulan adalah "That's one small step for (a) man, one giant leap for mankind." yang artinya "Itu satu langkah kecil yang dilakukan oleh seseorang tapi lompatan besar bagi umat manusia."

Neil Armstrong lahir di Wapakoneta, Ohio pada 5 Agustus 1930. Sejak remaja ia bekerja di sebuah bandara kecil di kota tersebut. Armstrong kemudian mengambil lisensi terbang pada usia 15 tahun dan menerimanya pada usia 16 tahun. Sebagai penerbang Angkatan Laut AS, Ia terbang dalam 78 misi saat perang Korea berlangsung. Armstrong kemudian bergabung dengan NASA pada tahun 1955 dan mendapatkan lisensi sebagai astronot pada tahun 1962. Kemudian ia ditugaskan untuk menjadi pilot pada misi Gemini 8 dan sukses melakukan docking di luar angkasa.

Pada 20 Juli 1969, lebih kurang 500 juta pasang mata melalui siaran televisi berbahagia ketika Neil Armstrong mengatakan bahwa modul Eagle Apollo telah mendarat dengan selamat di permukaan Bulan.

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan dalam pidatonya memuji Neil Armstrong dan menyebutnya sebagai "Pahlawan terbesar Amerika" sepanjang masa.

Dikutip astronomi.us dari space-travel.com, Minggu (26/08/2012), Setelah pensiun dari NASA pada tahun 1971, Neil Armstrong mengajar rekayasa kedirgantaraan di University of Cincinnati selama hampir 10 tahun dan menjadi dewan direksi di beberapa perusahaan seperti Lear Jet, United Airlines, dan Marathon Oil. Armstrong juga menjabat sebagai wakil administrator asosiasi aeronautika di NASA, yang mengkoordinasi dan mengelola riset aeronautika dan teknologi antariksa NASA. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, August 25, 2012

Warna Galaksi Bima Sakti (Milky Way)

Galaksi SDSS J083909.27+450747.7 yang diteliti oleh Jeffrey Newman dan Timothy Licquia. Galaksi ini memiliki sifat yang sangat cocok dengan Bima Sakti. Seperti inilah galaksi Bima Sakti. Image credit: Sloan Digital Sky Survey
Apa warna galaksi Bima Sakti (Milky Way)? Kenapa galaksi kita disebut Milky Way?. Jika ada alien di luar sana yang sedang memandang galaksi kita, kira-kira akan berwarna seperti apa yah? menurut Dr Jeffrey Newman dari University of Pittsburgh, warna galaksi Bima Sakti adalah putih seperti salju halus musim dingin yang terlihat saat pagi. Hal itu disampaikannya pada pertemuan American Astronomical Society (AAS).

Nenek moyang kita memberikan nama galaksi kita "Milky Way" karena saat mereka memandang langit, mereka melihat "pita" yang membentang dari cakrawala satu ke cakrawala lainnya tampak berwarna putih. Hal itu disebabkan oleh tingkat cahaya yang rendah yang menyebabkan pengelihatan kita menjadi tidak sensitif. "Ada bagian-bagian dari galaksi Bima Sakti yang berwarna kuning, merah, dan biru. Mata kita tidak bisa melihatnya, namun instrumen astronomi atau peralatan fotografi bisa menangkap warna cahaya tersebut." kata Newman.

Saat kita melihat galaksi lain, kita bisa melihatnya secara keseluruhan dan mengetahui warna dan lumonitasnya dan membantu kita untuk mempelajarinya. Hal itu berbeda dengan galaksi Bima Sakti tempat kita tinggal. kita tidak bisa melihatnya dari luar galaksi. Belum lagi pandangan kita terhalang oleh debu astronomi dan awan. Kita hanya bisa melihat hingga jarak sekitar 1000-2000 tahun cahaya ke segala arah. Padahal galaksi kita diameternya 100 ribu tahun cahaya.
Panorama galaksi Bima Sakti yang merupakan hasil perpaduan lebih dari 3000 gambar yang diambil dari Bumi. Image credit: Axel Mellinger
Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Sabtu (25/08/2012), Newman bersama dengan rekannya, Timothy Licquia yang merupakan seorang mahasiswa PhD bidang Fisika di University of Pittsburgh, menggunakan gambar dari Sloan Digital Sky Survey yang berisi sifat rinci dari sekitar 1 juta galaksi, mereka mencari dan mempelajari galaksi lain yang memiliki sifat mirip dengan Bima Sakti baik dalam hal massa dan formasi bintang. Mereka menemukan bahwa warna komposit Bima Sakti adalah Putih salju yang pada pusatnya berwarna kuning dan keluar "kebiruan" pada lengan spiralnya. Newman juga mengukur suhu dari warna cahaya Bima Sakti yaitu sekitar 4.840 K kemudian membandingkannya dengan nyala bola lampu standar dengan suhu warna 4.700-5000 K. Mata kita menangkap sinar tersebut sebagai warna putih. Maka tidaklah salah jika galaksi kita diberi nama Milky Way. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Monday, August 20, 2012

Nebula Barnard 59, Nebula Gelap dengan Awan Debu Sangat Tebal

Nebula Barnard 59 / Pipe Nebula. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESO
Teleskop MPG / ESO di La Silla Observatory berhasil menangkap citra dari nebula Barnard 59. Nebula ini berbeda dengan nebula-nebula lainnya sebab ia tidak memancarkan cahaya melainkan berwarna hitam gelap.

Pada awalnya para astronom mengira bahwa nebula ini merupakan suatu daerah di mana tidak ada bintang di situ, namun setelah diamati, nebula Barnard 59 ternyata merupakan sebuah nebula yang terdiri dari awan debu antar bintang yang sangat tebal sehingga cahaya bintang tidak mampu menembusnya.

Nebula Barnard 59 juga dikenal dengan sebutan nebula Pipa atau Pipe Nebula. Nebula ini berada dekat dengan pusat galaksi Bima Sakti di konstelasi Ophiuchus (The Serpent Bearer) dan berada sekitar 600-700 tahun cahaya dari Bumi.

Nebula Barnard 59 pertama kali ditemukan oleh astronom Amerika bernama Edward Emerson Barnard yang untuk pertama kalinya merekam citra nebula gelap ini menggunakan peralatan fotografi. Ia banyak memberikan konsribusi dalam bidang astronomi pada abad ke-19 dan 20.

Seperti nebula lainnya, nebula Barnard 59 juga merupakan tempat terbentuknya bintang-bintang. Bedanya bintang yang terbentuk di sana hanya sedikit dan lebih banyak debu antar bintangnya. Terlihat di beberapa bagian dari nebula ini berbentuk seperti kaki laba-laba. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, August 18, 2012

Bagaimana Membedakan Cahaya Bintang dan Planet Pada Malam Hari ?

Panorama galaksi Bima Sakti di malam hari.
Salah satu obyek paling menarik di langit malam bagi astronom amatir adalah planet-planet besar di tata surya. Paling tidak, ada empat planet utama yang bisa diamati dengan jelas, yakni Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Namun, untuk mengamati planet-planet tersebut, seorang pengamat harus bisa membedakan penampakan planet dan bintang di langit malam. Bagi mata orang awam, seluruh obyek tampak sama, berupa titik cahaya yang bertebaran di langit dan secara umum disamakan sebagai "bintang".

Padahal, ada perbedaan mendasar antara planet dan bintang. Salah satunya, bintang memancarkan cahaya sendiri (Matahari adalah sebuah bintang), sedangkan planet terlihat bercahaya karena memantulkan cahaya Matahari (seperti Bulan).

Ada beberapa cara membedakan planet dan bintang di langit malam dengan mata telanjang tanpa bantuan alat. Setelah mata telanjang bisa mengenali mana planet dan mana bintang, baru orang dapat meneropong planet yang ingin diamati. Beberapa caranya adalah:
  1. Cahaya planet tampak lebih terang dan ukurannya lebih besar dibandingkan dengan bintang. Hal ini karena letak mereka lebih dekat dibandingkan dengan jarak bintang. Salah satu contoh planet yang paling mudah dikenali adalah Venus. Biasanya tampak sesaat setelah Matahari tenggelam dan menjelang Matahari terbit. Planet Venus sering disebut "Bintang Fajar" atau "Bintang Kejora" karena cahayanya sangat cemerlang. Adapun Planet Mars dapat dikenali dari cahayanya yang berwarna kemerahan.
  2. Cahaya bintang tampak berkelap-kelip, sedangkan cahaya planet cenderung tidak berkelap-kelip. Letak bintang sangat jauh dari Bumi sehingga cahaya yang tiba di permukaan Bumi sudah sangat lemah dan mudah terganggu turbulensi udara di atmosfer. Turbulensi udara ini bisa membiaskan atau membelokkan cahaya sehingga cahaya bintang tampak berkelap-kelip.
  3. Sedang cahaya dari planet cenderung lebih stabil karena planet lebih dekat sehingga cahaya yang sampai di permukaan Bumi "lebih banyak". Gangguan turbulensi udara di atmosfer juga tak terlalu berpengaruh.
  4. Apabila pengamatan dilakukan beberapa hari berturut-turut, akan terlihat posisi planet akan berpindah dari hari ke hari (waktu terbit atau tenggelam akan berbeda dari hari ke hari). Planet terlihat bergerak terhadap latar belakang bintang-bintang yang lain.
  5. Hal ini disebabkan gerakan Bumi mengelilingi Matahari sehingga posisi planet-planet itu akan terlihat bergeser pada hari yang berbeda. Karakter ini juga dapat dijadikan patokan untuk membedakan planet dan bintang.

Copenhagen Suborbitals Luncurkan Kapsul Beautiful Betty

Peluncuran kapsul Beautiful Betty dari kapal Randy oleh Copenhagen Suborbitals. Image credit: Thomas Pedersen/Copenhagen Suborbitals
Roket Launch Escape System (LES) berhasil meluncur. Image credit: Thomas Pedersen/Copenhagen Suborbitals
Sebuah organisasi nirlaba Denmark, Copenhagen Suborbitals pada hari Minggu (12/08/2012) lalu melakukan peluncuran kapsul luar angkasa buatan mereka. Kapsul yang diberi nama "Beautiful Betty" tersebut diluncurkan melalui sebuah kapal bernama Randy di lepas laut Baltik. Beautiful Betty di luncurkan dengan menggunakan roket Launch Escape System (LES).

Launch Escape System (LES) sebagai roket pembawa kapsul meluncur sedikit tak terkendali sehingga berputar dan menyebabkan kapsul Beautiful Betty jatuh pada ketinggian yang terlalu rendah. Hal itu menyebabkan parasut kapsul Beautiful Betty tidak membuka dengan sempurna sehingga kapsul tersebut jatuh dengan "keras" ke laut dan salah satu bagiannya penyok.

Diungkapkan oleh salah satu anggota tim dari Copenhagen Suborbitals yang dipimpin oleh Kristian von Bengtson dan Peter Madsen, mereka cukup senang dengan peluncuran tersebut.

"Hari ini semua sistem bekerja, sistem menempatkan Beautiful Betty pada ketinggian yang terlalu rendah sehingga parasut tidak membuka sepenuhnya. tapi kami senang," tulis anggota Copenhagen Suborbitals di facebook mereka sesaat setelah peluncuran seperti yang dikutip astronomi.us dari space.com, Sabtu (18/08/2012).

Tujuan dari Copenhagen Suborbitals adalah menciptakan sebuah sistem peluncuran luar angkasa dengan biaya murah. Copenhagen Suborbitals didanai oleh sumbangan orang perorang dan biaya dari berbagai sponsor. Copenhagen Suborbitals telah melaksanakan serangkaian riset dan uji coba sejak tahun 2008. Ini sekaligus menandai momen bahwa perusahaan antariksa swasta semakin antusias untuk ikut meramaikan dunia teknologi antariksa (Adi Saputro/ astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto