Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, May 15, 2012

Sejarah Dimulainya Program / Misi Apollo Amerika

Logo misi Apollo. Image credit: wikipedia.org
Program Apollo adalah serangkaian misi luar angkasa berawak yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat (NASA) menggunakan pesawat antariksa Apollo dan roket Saturn, dilaksanakan selama tahun 1961-1975. Program ini didedikasikan untuk cita-cita (dari perkataan terkenal Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy) "mendaratkan seorang manusia di Bulan dan mengembalikannya dengan selamat ke Bumi" selama dekade 1960-an. Cita-cita ini dicapai oleh misi Apollo 11 pada Juli 1969.

Program diteruskan hingga awal 1970-an untuk melakukan eksplorasi ilmiah di Bulan, dengan total enam pendaratan sukses. Hingga 2006, tidak ada lagi misi luar angkasa berawak yang melebihi orbit bumi rendah. Program Skylab yang dibuat kemudian, dan Proyek Percobaan Apollo-Soyuz menggunakan perlengkapan yang awalnya diproduksi untuk Apollo dan sering dianggap sebagai bagian dari program Apollo.

Lokasi di Bulan yang pernah di darati oleh misi Apollo. Image credit: wikipedia.org

Di luar keberhasilan tersebut, terdapat beberapa kegagalan besar; salah satu di antaranya mengakibatkan tewasnya tiga astronot, Virgil Grissom, Ed White dan Roger Chaffee dalam peristiwa kebakaran landasan peluncuran Apollo 1. Ada juga ledakan pada misi Apollo 13 yang hampir menewaskan tiga astronotnya. Pelepasan gas beracun selama masuk kembali ke atmosfer Bumi dalam pesawat Proyek Percobaan Apollo-Soyuz hampir juga menewaskan tiga astronot lagi.

Program Apollo dinamai berdasarkan dewa matahari Yunani kuno.

Latar Belakang

Program Apollo semula disusun terlambat pada masa pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower sebagai program lanjutan dari Program Mercury dalam melakukan misi mengorbit Bumi berawak yang lebih maju. Faktanya Apollo menjadi program ketiga setelah Program Gemini. Program Apollo secara dramatis diorientasikan kembali menjadi sebuah cita-cita agresif pendaratan manusia di Bulan oleh Presiden Kennedy dengan pengumumannya di sesi gabungan istimewa sidang Kongres AS pada 25 Mei 1961:
"..Saya percaya bahwa bangsa ini sebaiknya melibatkan diri dalam mencapai cita-cita, sebelum dasawarsa ini berakhir, mendaratkan seorang manusia di Bulan dan mengembalikannya dengan selamat ke Bumi. Tak ada satu pun proyek luar angkasa pada periode ini yang akan lebih mengesankan bagi umat manusia, atau lebih penting lagi pada eksplorasi luar angkasa jangka panjang; dan tak ada satu pun yang akan begitu sulit atau mahal untuk menyelesaikan.."

(wikipedia.org, astronomi.us)

Vesta, Asteroid Mirip Planet

Salah satu kawah di astereoid Vesta. Image credit: NASA
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa asteroid Vesta, objek terbesar kedua di antara orbit Mars dan Jupiter, sejatinya merupakan protoplanet (embrio planet). Sayangnya, embrio planet ini mengalami kegagalan berkembang atau keguguran.

Astronom dari Jet Propulsion Laboratory, NASA, di California baru-baru ini menggali data hasil tangkapan wahana antariksa Dawn untuk memperoleh hasil tersebut.

"Kami sekarang mengetahui bahwa Vesta adalah satu-satunya bangunan protoplanet yang utuh berasal dari masa-masa awal sejarah Tata Surya," ungkap Carol Raymond, pimpinan investigasi misi Dawn seperti dikutip Scientific American, Jumat (11/5/2012).

Menurut astronom, objek lain seumuran Vesta mungkin saja bergabung dengan planet atau sudah hancur akibat tumbukan miliaran tahun lalu.

Astronom menguraikan, ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa Vesta adalah sebuah protoplanet. Pertama, Vesta memiliki inti besi selebar 220 km. Inti besi tersebut sanggup menghasilkan medan magnet serupa yang dimiliki Bumi.

Sebelumnya, astronom menduga Vesta adalah adalah induk dari howardite-eucrite-diogenite (HED) meteorit (terdiri dari batuan magmatik yang terbentuk di temperatur tinggi). Riset menunjukkan bahwa Vesta memang induk dari jenis meteorit ini.

Bukti ketiga, permukaan asteroid Vesta menunjukkan kompleksitas yang tinggi, yang lebih menyerupai planet batuan daripada sebuah asteroid. Ini menegaskan bahwa Vesta adalah sebuah obbjek angkasa yang spesial.

Lalu, apa yang menyebabkan Vesta gagal menjadi planet? Astronom memperkirakan, penyebabnya adalah, Vesta berada di tempat yang tidak tepat.

Merkurius, Venus, Bumi dan Mars berada di orbit dalam Tata Surya, relatif tidak terpengaruh oleh gravitasi benda lain. Dengan demikian, protoplanet bisa membentuk planet dengan lebih mudah. Sementara, Vesta berada di antara orbit Mars dan Jupiter, dimana gravitasi Jupiter sangat mempengaruhi.

"Di sabuk asteroid, Jupiter memberi pengaruh sangat besar sehingga protoplanet-protoplanet tidak bisa berakresi (bergabung) satu sama lain," ungkap David O'Brien, peneliti di misi Dawn, seperti dikutip Space, kamis (10/5/2012).

Di wilayah sabuk asteroid, benda-benda juga bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga berpotensi untuk bertabrakan satu sama lain. Kecepatan tinggi inilah yang diduga menghancurkan banyak objek seperti Vesta.

Vesta yang memiliki lebar 530 km sendiri mengalami tumbukan. kawah di kutub selatan selebar 505 km dan kawah lain selebar 400 km menjadi buktinya.

Menurut ilmuwan, Vesta sendiri sudah beruntung dapat bertahan hidup di tengah berbagai tumbukan selama 4,5 miliar tahun. Ilmuwan mensyukuri hal ini sebab dapat menggunakan Vesta sebagai alat mempelajari Tata Surya.

"Vesta istimewa karena bisa selamat dari tumbukan keras di lingkungan sabuk asteroid selama miliaran tahun, memungkinkan kita untuk menginterogasi saksi kunci peristiwa pada masa-masa awal Tata Surya," kata Raymond.

Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science, Kamis (10/5/2012) lalu. (kompas.com, astronomi.us)

Tiga Astronot Diluncurkan dari Baikonur, Kazakhstan

Roket Soyuz pembawa ketiga astronot.
Image credit: spacedaily.com
Dua astronot Rusia Gennady Padalka dan Sergei Revin, beserta astronot Amerika Joseph Acaba, berhasil meluncur dengan baik ke luar angkasa dengan menggunakan roket Soyuz FG untuk kemudian bergabung dengan ISS. Kapsul TMA-04M yang membawa mereka sukses memasuki orbit sesuai dengan rencana dan semuanya dalam keadaan baik, ucap pengendali misi. Mereka dijadwalkan tiba di ISS pada hari Kamis.

Dikutip dari spacedaily.com, Selasa (15/05/2012), Saat ini Rusia menjadi satu-satunya negara yang mampu mengirim manusia ke luar angkasa setelah pesawat ulang alik Amerika dipensiunkan, dan peluncuran kali ini merupakan yang pertama kali sejak 21 Desember 2011 lalu. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Galaksi NGC 891, Galaksi Spiral Bertabur Bintang

Galaksi NGC 891. Image credit: NASA
Bagian tepi utara dari galaksi spiral NGC 891 yang menyerupai ujung "pedang" dari kisah-kisah fiksi, berhasil ditangkap oleh teleskop Hubble. Tepi galaksi tersebut tampak bersinar terang oleh cahaya dari miliaran bintang yang di sekelilingnya terdapat awan dan debu.

Dikutip dari universetoday.com, Selasa (15/05/2012), Diameter galaksi NGC 891 ini hampir sama dengan galaksi BIma Sakti yaitu sekitar 100.000 tahun cahaya dan ujung utara yang seperti tampak pada gambar ukuranya mencapai 40.000 tahun cahaya.

Tidak seperti galaksi Bima Sakti, galaksi NGC 891 ini memiliki begitu banyak gas dan debu. Para astronom berpendapat ahwa ini merupakan hasil dari ledakan supernova dan pembentukan bintang yang memancarkan materi dalam jumlah besar ke ruang antar bintang jauh di ruang angkasa. galaksi ini terletak di konstelasi Andromeda dan berjarak 30 juta tahun cahaya dari Bumi. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Monday, May 14, 2012

Video: UFO Melintas di Dekat Matahari

Penampakan UFO melintas di Matahari.
Image credit: vivanews.com
Setelah melakukan pembesaran, video YouTube menunjukkan obyek misterius berada di sekitar permukaan matahari pada awal bulan ini.

NASA tidak lama kemudian menutup proyek pesawat angkasa luar yang mengambil gambar itu. Pengguna YouTube melayangkan tuduhan konspirasi NASA dalam menutup-nutupi bukti keberadaan UFO.

"Inilah bukti konspirasi menutupi bukti untuk mencegah kita melihat obyek ini lagi. NASA pasti sudah melihat video ini dan mulai membuat rencana untuk mengubah cara Anda dan saya melihatnya," ujar akun YouTube, rob19791 pada pemuatan video keduanya.

NASA menghentikan misi dengan alasan modus darurat perolehan ulang matahari pada 4 Mei 2012. Gangguan ini disebabkan pemicu palsu yang menunjukkan detektor anomali.

Agen angkasa luar Amerika Serikat itu menyebutkan dalam proses memperbaiki pesawat ruang angkasa dalam beberapa hari.

"Satu hari setelah video saya keluar di YouTube, video itu langsung masuk halaman utama dan tetap berada di sana. Jutaan orang berpotensi melihatnya," ujar rob19791.

Menurut pengguna YouTube itu, terlalu kebetulan NASA menutup proyek secara tiba-tiba setelah videonya menyebar.

Pada Maret, temuan serupa membawa teori Bintang Mati. Ilmuwan NASA membantah teori obyek serupa planet mengisi bahan bakar di matahari.

Menurut Dailymail.co.uk, NASA menjelaskan kamera hanya mengambil gambar filamen matahari. Obyek ini merupakan materi meluas dari matahari dan mendingin hingga membentuk titik gelap.

Penjelasan ini serupa sepertinya akan digunakan untuk menjelaskan penampakan UFO yang ketiga kalinya ini.

Jawaban NASA lebih singkat daripada teori konspirasi. Tapi, memberi teka-teki pada ilmuwan yang memberikan jawaban. Mereka tidak yakin mengenai jenis filamen dan penyebab terbentuknya.


Please install the Flash Plugin

Insinyur Akan Buat Pesawat USS Enterprise Star Trek Sungguhan

USS Enterprise. Image credit: BuildTheEnterprise.org
Tentunya kita semua sudah tahu dan cukup sering menonton film Star Trek. Dalam film tersebut terdapat sebuah pesawat luar angkasa yang sangat terkenal yaitu USS Enterprise. Pada film Star Trek, dikisahkan pesawat tersebut dibuat pada tahun 2245. Namun saat ini beberapa insinyur yakin bahwa dengan teknologi yang ada saat ini, mereka mampu membuat pesawat USS Enterprise sungguhan.. Hal itu diungkapkan oleh penulis di website proyek ini http://www.buildtheenterprise.org/ yang bernama BTE Dan.

USS Enterprise generasi pertama akan dibuat dalam jangka waktu 20 tahun, termasuk waktu untuk penelitian, perancangan dan pembuatan. Jika pesawat tersebut jadi, diperkirakan ia akan akan mampu mencapai planet Mars hanya dalam waktu 9 hari. Dalam rancangan yang terdapat dalam website tersebut, panjang dari pesawat USS Enterprise adalah 960 meter yang berarti lebih panjang dari bangunan tertinggi di dunia saat ini , Burj Khalifa di Dubai. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Arkeolog Temukan Ruang Kelas Astronomi Suku Maya

Ruang kelas Astronomi suku Maya. Image credit: Tyrone Turner / National Geographic
Sekelompok arkeolog dari Amerika Serikat berhasil menemukan ruangan kecil dalam reruntuhan peninggalan Suku Maya di hutan hujan Xultun, timur laut Guatemala. Ruangan dengan dinding penuh dengan coretan astronomi itu diperkirakan jadi 'ruang kelas' bagi para astronom suku tersebut.

Coretan ini juga berisi perhitungan kalender rumit yang ditaksir berusia 1.200 tahun. Sebelumnya sudah diketahui jika Suku Maya memiliki pengetahuan luar biasa di zamannya mengenai astronomi. Namun, penemuan sebelumnya hanya berusia 600 tahun. Dan penemuan ini mengartikan ilmu astronomi Suku Maya sudah hadir jauh sebelum waktu tersebut.

'Ruang belajar' ini hanya berukuran 1,8 meter per segi dan merupakan bagian dari kompleks besar reruntuhan Suku Maya di Xultun. Selain coretan astronomi dan kalender, terdapat juga sosok raja yang tengah duduk bersama dengan beberapa sosok lainya. Namun, ditegaskan para peneliti dalam jurnal Science, Jumat (11/5), sosok tersebut tak ada hubungannya dengan disiplin astronomi Suku Maya.

Satu bagian khusus dari dinding itu berisikan fase Bulan selama 13 tahun. Menurut para peneliti, hitungan ini dilakukan untuk menentukan dewa mana yang tengah mengawasi Bulan pada saat tertentu.

Ditambahkan ahli astronomi Suku Maya dari Colgate University, New York, Anthony Aveni, jika perhitungan ini juga digunakan ahli nujum untuk memperkirakan bulan purnama. Waktu tersebut kerap disarankan untuk memulai perang atau kapan waktu tepat untuk mulai menanam. "Apa yang Anda lihat di sini adalah astronomi yang didorong oleh agama," kata Aveni.

Berdekatan dengan dinding kalender, terdapat dinding dengan angka acak. Belum ada penjelasan pasti dari arti coretan tersebut. Tapi diperkirakan coretan ini digunakan ahli nujum untuk perhitungan beberapa even penting yang berhubungan dengan pergerakan benda langit seperti planet dan Bulan. (nationalgeographic.co.id, astronomi.us)

NASA Rekam Adanya Pergerakan Pasir di Mars

Foto permukaan Mars yang diambil oleh wahana penjelajah Mars, Viking 2 pada tahun 1976. Image credit: NASA
Perangkat angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Mars Reconnaissance Orbiter, merekam pergerakan pasir di permukaan Planet Mars. Peristiwa ini terbilang mengejutkan karena kondisi cuaca dan atmosfer planet merah itu.

Mars memiliki atmosfer yang lebih tipis dari Bumi. Kecepatan angin di Mars juga jauh lebih lemah dan jarang. Namun, pergerakan pasir di Mars nyaris menyerupai pergerakan di Bumi.

Pergerakan ini direkam oleh High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) yang terdapat di Mars Reconnaissance Orbiter. Disimpulkan dalam jurnal Nature yang dirilis Rabu (9/5), gundukan pasir tersebut memiliki ketebalan 61 meter dan bergerak sejajar dengan permukaan Mars.

"Penemuan ini akan membantu para peneliti untuk memahami perubahan kondisi Mars dalam skala global," ujar Kepala Program Eksplorasi Mars NASA Doug McCuistion. Selain itu, kata McCuistion, pemahaman terhadap permukaan Mars yang dinamis akan jadi informasi penting dalam perencanaan eksplorasi Mars. Baik menggunakan robot maupun misi pengiriman manusia.

Para peneliti menganalisa foto yang diambil di tahun 2007 dan 2010 di wilayah Nili Patera, gundukan pasir berlokasi di dekat garis khatulistiwa Mars. Dengan menghitung gerak lapisan, disimpulkan jika gundukan tersebut benar bergerak. Gerakan ini akhirnya memungkinkan pengukuran volume dan aliran pergerakan pasir.

"Kami memilih Nili Patera karena tahu ada pergerakan pasir di sana yang bisa kami ukur. Gundukan pasir di sana juga mirip dengan gundukan di Antartika dan beberapa lokasi lainnya di Mars," ujar Nathan Bridges, peneliti dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory.

Hasil studi ini juga memperkaya informasi mengenai pengikisan batu oleh pasir di Mars. Dengan memperhitungkan volume pasir yang bergerak, para peneliti memperkirakan bebatuan di Nili Patera akan terkikis layaknya bebatuan di Antartika. (nationalgeographic.co.id, astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto