Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, April 20, 2012

Astronom Deteksi Debu dan Gas Lubang Hitam Pada Awal Alam Semesta

Galaksi J1120+0641 (titik merah dalam lingkaran hijau0 terlihat pada panjang gelombang terpendek, dan emisinya terdeteksi oleh IRAM (bawah). Image credit: Royal Astronomical Society (RAS)
Pengembangan terbaru terhadap IRAM memungkinkan para ilmuwan mendeteksi gas dan debu yang baru ditemukan, yang mencakup karbon dalam jumlah yang cukup signifikan.

Dengan menggunakan array IRAM teleskop gelombang-milimeter di Pegunungan Alpen Perancis, tim astronom Eropa dari Jerman, Inggris dan Perancis telah menemukan sebuah waduk besar gas dan debu dalam galaksi yang mengitari lubang hitam supermasif yang paling jauh yang pernah diketahui. Galaksi yang disebut J1120 0641 ini memiliki jarak tempuh cahaya yang mengindikasikan usia 740 juta tahun setelah Big Bang, ketika alam semesta ini hanya 1/18 usia saat ini.

Ketua tim riset, Dr. Bram Venemans dari Institut Astronomi Max-Planck di Heidelberg, Jerman, akan mempresentasikan penemuan baru ini pada Rabu, 28 Maret, dalam Pertemuan Astronomi Nasional di Manchester.

Array Institut de Radioastronomie Millimetrique (Iram) terdiri dari enam teleskop berukuran 15-m yang mendeteksi emisi pada panjang gelombang milimeter (sekitar sepuluh ribu kali selama cahaya terlihat), berlokasi di Dataran de Bure pada ketinggian 2550-m di Pegunungan Alpen Perancis. Teleskop IRAM bekerja bersamaan dalam mensimulasikan sebuah teleskop yang jauh lebih besar dalam interferometer, yang dapat mempelajari objek dalam detail yang sangat halus.

Pengembangan terbaru terhadap IRAM memungkinkan para ilmuwan mendeteksi gas dan debu yang baru ditemukan, yang mencakup karbon dalam jumlah yang cukup signifikan. Ini sungguh tidak terduga, karena unsur kimiawi karbon terbentuk melalui fusi nuklir helium di dalam pusat bintang besar dan dihempaskan ke dalam galaksi ketika bintang tersebut mengakhiri hidupnya dalam ledakan supernova yang dramatis.

“Sungguh membingungkan bahwa sejumlah besar karbon yang berlimpah gas dapat terbentuk pada saat-saat awal alam semesta. Keberadaan karbon yang sedemikian banyak itu menegaskan bahwa pembentukan bintang besar pasti terjadi dalam periode singkat antara Big Bang dan waktu di mana kita saat ini mengamati galaksi tersebut,” kata Dr. Venemans.

Berdasarkan emisi dari debu, Venemans beserta timnya mampu menunjukkan bahwa galaksi tersebut masih bekerja membentuk bintang-bintang dengan kecepatan 100 kali lebih tinggi daripada di Bima Sakti kita.

Mereka bersyukur atas dilakukannya pengembangan terhadap IRAM, yang membuat penemuan ini bisa terwujud. “Memang, beberapa tahun yang lalu kami tidak akan mampu mendeteksi emisi itu.” kata salah satu anggota tim riset, Dr. Pierre Cox, direktur IRAM.

Para astronom sangat antusias dengan fakta bahwa sumber ini juga terlihat dari belahan bumi selatan di mana Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), yang akan menjadi teleskop sub-milimeter/milimeter paling canggih di dunia, saat ini sedang dibangun di Chili. Pengamatan dengan ALMA akan memungkinkan studi yang mendetail terhadap struktur galaksi tersebut, termasuk bagaimana gas dan debu bergerak masuk ke dalamnya.

Dr. Richard McMahon, salah satu anggota tim riset dari Universitas Cambridge di Inggris membayangkan ke depan ketika ALMA sepenuhnya beroperasi pada akhir tahun ini. “Pengamatan saat ini hanya menyediakan sekilas tentang apa yang akan ALMA mampu lakukan saat kita menggunakannya untuk mempelajari pembentukan generasi galaksi-galaksi pertama.” (faktailmiah.com, astronomi.us)

Astronom Temukan Bintang Kerdil Putih Tertua di Alam Semesta

Terbakarnya inti bintang kerdil putih serupa dengan Matahari kita, ungkap Kilic. Image credit: spacedaily.com
Asisten profesor di University of Oklahoma dan beberapa rekan lainnya telah mengidentifikasi dua bintang kerdil putih yang dianggap sebagai paling tua dan paling dekat yang dikenal manusia. Para astronom ini memperkirakan usia dari bintang ini sekira 11-12 miliar tahun dan berjarak hanya 100 tahun cahaya dari Bumi. Bintang-bintang ini merupakan contoh bintang yang terbentuk tidak lama setelah Big Bang.

Mukremin Kilic, asisten profesor fisika dan astronomi di OU College of Arts and Sciences dan penulis utama makalah ini, mengumumkan penemuan itu. Kilic mengatakan, "Sebuah kerdil putih adalah seperti kompor panas, satu kali kompor dimatikan, mendingin perlahan-lahan dari waktu ke waktu dan dengan mengukur bagaimana mendinginnya kompor, kita bisa mengatakan berapa lama akan mati. Dua bintang telah kita identifikasi.. pendinginan selama miliaran tahun. "

Dikutip dari spacedaily.com, Jum'at (20/04/2012), Kilic menjelaskan bahwa inti bintang kerdil putih mirip dengan Matahari. Dalam sekitar 5 miliar tahun, Matahari juga akan terbakar dan berubah menjadi bintang katai putih. Ini akan kehilangan lapisan luarnya karena mati dan berubah menjadi bintang yang sangat padat seukuran Bumi.

Dikenal sebagai WD 0346+246 dan SDSS J110217, 48+411315.4 (J1102), bintang-bintang ini terletak di rasi bintang Taurus dan Ursa Mayor. Kilic dan rekannya mengambil gambar inframerah menggunakan NASA Spitzer Space Telescope untuk mengukur suhu dari bintang-bintang tersebut. Dan, selama periode tiga tahun, mereka mengukur jarak J1102 itu dengan melacak gerakannya menggunakan teleskop 2.4 meter di Observatorium MDM di dekat Tucson, Arizona.

"Kebanyakan bintang hampir berada tetap di langit, tetapi J1102 bergerak dengan kecepatan 600.000 mil per jam dan sedikit lebih dari 100 tahun cahaya dari Bumi," komentar rekan penulis John Thorstensen dari Dartmouth College.

"Berdasarkan pengamatan optik dan inframerah dari bintang-bintang dan analisis kita, bintang-bintang ini memiliki suhu sekitar 3700 dan 3800 derajat di permukaannya," kata co-penulis Piotr Kowalski dari Piotr Kowalski of Helmholtz Center Potsdam di Jerman. Berdasarkan pengukuran suhu, Kilic dan rekan-rekannya mampu untuk memperkirakan usia bintang-bintang tersebut.

"Hal ini seperti penyelidikan TKP," tambah Kilic. "Kami mengukur suhu mayat - dalam kasus kami sebuah bintang mati - kemudian menentukan waktu kejahatan Dua bintang kerdil putih sudah mati untuk hampir seluruh sejarah alam semesta.." (Adi Saputro/astronomi.us)

Thursday, April 19, 2012

Misteri Kehidupan Ekstraterestrial

Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan sebagai kehidupan yang tidak berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan. Stephen Hawking dan Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi saja.

Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.

Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars; bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa, nceladus dan Titan; dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni

Kepercayaan bahwa benda terbang aneh (BETA) berasal dari kehidupan ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan. Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau hanya berupa hoax, namun beberapa penampakan tidak dapat dijelaskan. (Wikipedia.org, astronomi.us)

Syarat Kelayakhunian Suatu Planet



Kelayakhunian planet (Inggris: planetary habitability) adalah ukuran potensi dari planet atau satelit alami untuk mendukung kehidupan. Kehidupan mungkin berkembang dengan sendirinya pada suatu planet atau satelit alami, atau mungkin juga ditransfer dari planet lain, suatu proses teoretis yang dikenal sebagai panspermia. Karena eksistensi kehidupan luar bumi masih belum pasti adanya, sebagian besar kelayakhunian planet adalah perhitungan dari kondisi di Bumi dan karakteristik Matahari dan tata surya yang tampaknya menguntungkan makhluk hidup untuk berkembang–khususnya faktor-faktor yang menopang makhluk hidup yang kompleks, organisme multiselular, tidak hanya yang sederhana, organisme uniselular. Penelitian dan teori dalam hal ini adalah komponen dari ilmu planet dan disiplin yang muncul dari astrobiologi.

Syarat mutlak untuk adanya kehidupan adalah sumber energi, dan gagasan kelayakhunian planet menunjukkan bahwa kriteria lain dari geofisika, geokimia, dan astrofisika harus dipenuhi sebelum suatu badan astronomi dapat mendukung kehidupan. Dalam rencana astrobiologi NASA, telah didefinisikan kriteria kelayakhunian utama sebagai "daerah luas untuk air, kondisi yang baik untuk terhubungnya molekul-molekul organik kompleks, dan sumber energi untuk menyokong metabolisme."

Dalam menentukan potensi kelayakhunian suatu planet atau satelit, studi terfokus kepada komposisi, sifat orbit, atmosfer, dan interaksi kimia yang potensial. Karakteristik bintangnya yang penting mencakup massa dan luminositas, variabilitas yang stabil, tingkat logam yang tinggi. Planet dan satelit terestrial atau bebatuan dengan potensi kimiawi mirip Bumi adalah fokus utama dalam penelitian astrobiologi, meskipun teori kelayakhunian yang lebih spekulatif kadang mempertimbangkan biokimia alternatif dan jenis lain dari badan astronomi.

NASA: SpaceX Akan Kirimkan Pesawat Tak Berawak ke ISS

SpaceX dengan roket Falcon 9 nya. Image credit: google

National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengatakan, ada kesempatan bagi Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) untuk menjadi perusahaan swasta pertama yang meluncurkan pesawat ruang angkasa pada misi kargo tak berawak ke stasiun ruang angkasa internasional atau International Space Station (ISS).

"Semuanya tampak berjalan dengan baik menuju tanggal peluncuran 30 April 2012. Masih ada beberapa pekerjaan yang tersisa sebelum peluncuran tersebut dapa diselesaikan," ujar NASA Associate Administrator Human Exploration and Operations, Bill Gerstenmaier, seperti dilansir Space-travel, Selasa (17/4/2012).

Menurut Program Manager International Space Station, Michael Suffredini mengatakan, tujuan utama dari penerbangan SpaceX ini adalah menguji coba perjalanan menuju ke ISS dan operasi penggunaan kapal ruang angkasa yang bernama Dragon. Kapal ruang angkasa Dragon ini akan membawa kargo dengan berat 521 kg dan kemudian akan kembali ke Bumi dengan membawa muatan seberat 660 kg.

Dia juga mengabarkan, misi tersebut untuk beberapa tugas seperti verifikasi prosedur dan kordinasi baik hardware maupun software yang ia gambarkan sebagai "the last little bit of testing" atau pengujian terakhir. "Kami akan meninjau semuanya dan dengan asumsi semuanya terkendali dengan baik, kami akan memulai peluncuran," pungkasnya.

Sementara itu, SpaceX merupakan perusahaan yang bergerak di bidang space transport asal California. SpaceX dimiliki oleh Internet entrepreneur dan pendiri PayPal, Elon Musk. SpaceX pernah meluncurkan pesawat ruang angkasa Dragon pada Desember 2010 serta menjadi perusahaan penerbangan luar angkasa pertama yang berbasis komersil.

Informasi yang terungkap sebelumnya menyatakan, NASA dan Space Exploration Technologies (SpaceX) mengundang 50 orang dari pengikut media sosial, selama dua hari (29 & 30 April 2012). Orang-orang yang beruntung ini dapat menghadiri demonstrasi penerbangan Commercial Orbital Transportation Service (COTS) kedua pada Kennedy Space Center di Florida.

Para tamu ini akan melihat peluncuran, perjalanan tur seputar fasilitas NASA di Kennedy, berbicara dengan perwakilan dari kedua organisasi (NASA dan SpaceX) serta melihat landasan peluncuran roket SpaceX. Selain itu, mereka juga dapat bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat serupa yang juga aktif di media sosial, bertemu dengan anggota SpaceX dan tim media sosial NASA.

Rocket Falcon 9 dari SpaceX ini ditargetkan akan meluncur pada pukul 12.22 p.m, menurut waktu Eastern Daylight Time (EDT) pada 30 April 2012. Hal ini menunjukkan perusahaan komersial pertama yang mengirimkan pesawat antariksa ke International Space Station. (okezone.com, astronomi.us)

Wednesday, April 18, 2012

Pesawat Ulang Alik Discovery Dimuseumkan

Pesawat ulang alik Discovery dibawa oleh pesawat Boeing 747.
Image credit: REUTERS/Robert Markowitz/NASA/Handout
Sejak kali pertama diterbangkan ke luar angkasa 30 Agustus 1984, pesawat ulang alik Discovery telah merampungkan 39 misi antariksa, 5.830 kali mengorbit Bumi, dan menempuh jarak total 238.539.663 kilometer.

Pada Selasa 17 April 2012 waktu setempat, ia harus menempuh sekali lagi perjalanan, dari Kennedy Space Centre di Florida ke Washington DC, 'digendong' di punggung Boeing 747, sebelum akhirnya paripurna. Discovery akan diistirahatkan di Museum Udara dan Antariksa Nasional Smithsonian.

Seperti dimuat situs Voice of America (VOA), pada tanggal 19 April, Discovery akan diresmikan sebagai bagian dari koleksi di pusat Museum Udvar-Hazy, tepat di luar ibukota AS.

Beberapa mantan astronot yang pernah menumpang Discovery ke luar angkasa akan hadir. Termasuk astronot John Glenn, yang pada tahun 1962 adalah astronot Amerika pertama yang mengorbit bumi. Ia bahkan kembali lagi ke ruang angkasa bersama Discovery pada tahun 1998.

Astronot NASA, Dan Burbank, yang juga pernah terbang dengan Discovery mengatakan, pesawat ulang-alik yang telah bekerja hampir selama 30 tahun itu layak untuk "menikmati" masa pensiunnya.

"Discovery melakukan sejumlah observasi luar angkasa dan beberapa satelit dengan spektakuler, dan telah membantu membangun hampir 1.000.000 pound (hampir 453.600 kg) laboratorium kelas dunia yaitu, Stasiun Luar Angkasa Internasional," kata Burbank. (vivanews.com, astronomi.us)

Ilmuwan: Kawah Meteor Mars Mungkin Terdapat Organisme

Kawah meteor Mars. Image credit: marsdaily.com
Para peneliti di University of Edinburgh mengetakan bahwa organisme telah ditemukan hidup di bawah sebuah tempat di Chesapeake Bay di Amerika Serikat di mana dahulu 35 juta tahun lalu sebuah asteroid jatuh menghantam tempat tersebut.

Berdasar dari hal tersebut, dikutip dari marsdaily.com (18/04/2012), ilmuwan Skotlandia mengatakan kemungkinan kawah meteor di planet Mars juga menyimpan organisme tersebut. Panas dari dampak seperti itu akan menyebabkan musnahnya segala sesuatu yang ada di permukaan planet tapi memungkinkan sisa air dan nutrisi mengalir dan mendukung kehidupan.

"Daerah retakan disekitar kawah merupakan tempat yang aman di mana mikroba dapat berkembang untuk jangka waktu yang lama," kata peneliti Charles Cockrell kepada BBC. Kawah dapat memberikan perlindungan bagi mikroba, melindungi mereka dari dampak perubahan musim dan peristiwa bencana seperti pemanasan global atau zaman es, katanya.

"Temuan kami menunjukkan bahwa bawah permukaan kawah di Mars mungkin tempat yang menjanjikan untuk mencari bukti kehidupan," tambahnya. (Adi Saputro/astronomi.us)

Gurun Lut, Tempat Paling Panas di Bumi

Gurun Lut di Iran, tempat paling panas di dunia. Image credit: upi.com
Awalnya, El Aziza di Libya diklaim menjadi tempat paling panas di dunia. Namun, peneliti Amerika Serikat (AS) menemukan tempat terpanas di Bumi. Ingin tahu?

El Aziza dinyatakan menjadi tempat terpanas pada 13 September 1922 dengan suhu tercatat mencapai 57,78C. Namun, menggunakan data dari US Geological Survey (USGS), tim dari University of Montana menemukan tempat terpanas di Bumi.

Gurun Lut di Iran tercatat memiliki suhu 70,72C pada 2005. Lalu, mengapa tempat ini tak dinyatakan sebagai tempat terpanas di dunia sejak awal? “Gurun panas Bumi secara iklim sangat keras dan sulit diakses untuk pengukuran rutin,” kata peneliti David Mildrexler.

Titik terpanas di Bumi biasanya tak diukur langsung menggunakan instrument berbasis daratan, lanjutnya seperti dikutip UPI. Diakuinya, Lut memiliki semua kondisi untuk suhu ekstrem, yakni kering, berbatu dan tanah berwarna gelap. (inilah.com, astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto