European Extremely Large Telescope. Image credit: eso.org. KLIK gambar untuk memperbesar. |
Selain itu, teleskop ini dapat menjelaskan misteri "materi gelap" yang diduga merupakan bahan utama penciptaan alam semesta. Dengan bagian dari EELT ini, Ilmuwan dari Universitas Oxford dan Durham akan dapat memahami bagaimana proses galaksi dan lubang hitam setelah terjadinya Dentuman Besar atau Big Bang.
Jika proyek ini tercipta, EELT akan menjadi teleskop paling sensitif dibandingkan dengan teleskop lainnya yang ada di Bumi. Teleskop yang dijadwalkan selesai pada 2018 ini akan dilengkapi dengan 40 m cermin, 1000 bagian yang terpisah dan dapat mengukur hingga setengah lapangan sepakbola. Selain itu, spesifikasi dari teleskop ini memungkinkannya untuk mengumpulkan cahaya 15 kali lebih banyak dibandingkan dengan teleskop yang ada sekarang ini.
Pengerjaan teleskop ini bekerja sama dengan beberapa pihak, yaitu European Southern Observatory (ESO) dan Science and Technology Facilities Council (STFC). "Bantuan dari STFC menempatkan Inggris dalam posisi yang terbaik dalam pengembangan instrumen utama dengan mitra internasional. Fakta bahwa desain kami telah dinilai cukup tinggi oleh ESO merupakan bukti bahwa kami mempunyai peneliti yang luar biasa," papar pemimpin proyek EELT, Colin Cunningham. (nationalgeographic.co.id, astronomi.us)