Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Monday, October 3, 2011

Fakta dan Penjelasan Ilmiah Tentang Crop Circle

Bermacam-macam bentuk Crop Circle. Credit: narutomourahclub.blogspot.com
Fenomena crop circle bisa dijelaskan secara Fisika. Pola yang muncul bisa jadi dihasilkan dari gelombang mikro dari Bumi, laser, dan GPS. Demikian dijelaskan oleh Richard Taylor, peneliti dari University of Oregon, AS, yang sekaligus mengungkap bahwa jejak pola simetris di areal pertanian tersebut tidak ada kaitannya dengan makhluk luar angkasa.

Crop circle diperkirakan muncul lebih dari 10.000 kali di sepanjang abad 20. Setiap kemunculannya selalu dikaitkan dengan keberadaan makhluk luar angkasa, bahkan hal-hal yang berhubungan dengan supranatural.

Baru pada 1991, muncul pengakuan pertama dari pembuat crop circle. Ia mengaku membuat crop circle untuk menebar gosip tentang UFO. Meski begitu, penjelasan tersebut masih meninggalkan pertanyaan di kalangan para ilmuwan: bagaimana bisa karya seni seperti itu dibuat tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan biasanya dapat rampung dalam satu malam.

Dalam penjelasannya, Richard Taylor menampik penggunaan sejumlah alat tradisional yang mungkin digunakan untuk membuat crop circle. "Di zaman modern, penggunaan papan dan tali untuk merebahkan tanaman dan bangku untuk melompat dari satu area ke area lain agar tak meninggalkan jejak, rasanya terlalu merepotkan untuk mendapatkan hasil dalam waktu singkat," kata Taylor.

Menurut Taylor, pembuat crop circle dapat menggunakan perangkat berteknologi tinggi, seperti perangkat GPS untuk menempatkan bentuk dan magnetron, tabung yang menggunakan tenaga listrik dan magnet untuk menghasilkan panas tinggi, untuk merebahkan tanaman dengan kecepatan tinggi.

Meski terkesan sahih dan masuk akal, penjelasan Taylor tidak serta-merta bisa diterima, sampai ada pembuat crop circle yang mau menjelaskan trik-trik pembuatannya. Meski begitu, pernyataan Taylor yang dimuat di Physics World ini bisa dijadikan referensi.

"Taylor sudah bertindak sebagai ilmuwan yang baik, menguji fakta terkait desain dan konstruksi crop circle tanpa terbawa arus UFO, gosip, dan alien," kata Matin Durrani, editor Physics World. (Sumber: nationalgeographic.co.id)

Keberadaan Lautan di Planet Pluto Masih Menjadi Misteri

Planet Pluto. Credit: erabaru.net
Para ilmuwan sampai saat ini masih bertanya-tanya apakah Pluto memiliki lautan. Pasalnya, temperatur permukaan planet terjauh dari bumi itu berada di kisaran -230 °C.

Guillaume Robuchon dan Francis Nimmo, keduanya ilmuwan dari University of California, Santa Cruz, mengungkapkan teori bahwa keberadaan lautan bergantung pada dua faktor; jumlah potasium radioaktif dalam inti Pluto dan temperatur es yang menyelubunginya.

Pengukuran kepadatan planet itu menunjukkan, inti planet yang berupa batuan mengisi 40 persen volume Pluto. Apabila inti planet itu juga mengandung konsentrasi potasium sebanyak 75 part per milyar, peluruhannya dapat menghasilkan panas yang dapat mencairkan lapisan es yang menutupi serta menghasilkan campuran nitrogen dan air.

Panas dari inti Pluto akan memicu konveksi es di sekitarnya. Namun apabila es bergolak terlalu cepat, panas tersebut akan terlepas ke ruang angkasa sebelum dapat melelehkan lebih banyak lapisan es. Sedangkan jika lapisan es yang mulai mencair itu bergerak lebih lambat dibandingkan gletser Antartika di bumi, maka lapisan es setebal 165 kilometer di permukaan Pluto dapat melindungi lautan dengan kedalaman yang sama di bawahnya. Demikian kesimpulan yang disampaikan para ilmuwan.

Tingkat viskositas es sangat bergantung pada partikel-partikel es yang ada, dimana partikel yang berukuran kecil akan lebih mudah mengapung di permukaan yang cair. Meskipun begitu, sulit untuk mengukur kondisi ini dari Bumi. Namun bentuk Pluto dapat memberi petunjuk mengenai keberadaan lautan di planet itu.

"Sangat menarik untuk mengungkap adanya potensi astrobiologis di planet muda ini," kata Alan Stern, ilmuwan senior New Horizons. (Sumber: Nationalgeographic.co.id, Daily Galaxy)

VIDEO: Gambar dan Suara Solar Flare (Lidah Matahari) Raksasa

Pada artikel sebelumnya, Jean-Pierre Brahic seorang fotografer astronomi berhasil mengabadikan foto solar flare (lidah matahari) raksasa. Nah saat mengamati matahari, ia melihat area yang dinamakan Active Region 1302 atau AR 1302, dimana merupakan titik matahari yang paling aktif pada saat itu.

Seperti yang dikutip dari space.com, Senin (01/10/2011), Brahic terkejut dan menggunakan beberapa teleskop yang berbeda untuk mengambil foto lidah matahari tersebut. "Gambar yang saya lihat di komputer sangat luar biasa, lidah api ekstrim keluar dari matahari, dan kita merasa sangat-sangat kecil jika dibandingkan dengan ini", ungkap Brahic.

AR 1302 mengeluarkan dua lidah matahari X1.4 pada 22 September dan X1.9 pada 24 September, dan itu begitu besar sehingga dapat dilihat tanpa menggunakan teleskop.

Titik api di matahri bisa mencapai diameter 50.000 mil (80.467 km). Bahkan diameter AR 1302 yang pernah diukur memiliki diameter 62.000 mil (99.780 km) dan itu lebih besar dari bumi.

"Mengamati matahari sangat menarik. Matahri kita berkembang dari jam ke jam dari menit ke menit dan kita tidak pernah melihat hal yang sama", tambah Brahic.

FOTO: Solar Flare (Lidah Matahari) Raksasa

Gambar lidah Matahari (solar flare) yang diambil oleh Jean-Pierre Brahic. Credit: Jean-Pierre Brahic
Fotografer astronomi Jean-Pierre Brahic menangkap foto lidah matahari/lidah api (solar flare) raksasa dari titik matahari 1302 yang merupakan salah satu kelompok titik api paling aktif di tahun ini. Titik api disebabkan oleh aktivitas magnetik matahari yang kuat. Foto baru yang diambil pada 22 September 2011 tersebut menunjukkan plasma magnetis matahari menggantung dipermukaan matahari setelah titik matahari 1302 mengeluarkan lidah api berkategori X-class dengan disisipkan gambar Bumi sebagai perbandingan ukuran. Perlu diketahui bahwa kategori X-class merupakan kategori lidah api terbesar. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Sunday, October 2, 2011

Teori Wormhole (Lubang Cacing)

Credit: wikipedia.org
Dalam fisika dan fiksi, wormhole (lubang cacing) adalah jalan pintas melalui ruang dan waktu. Hingga sekarang masih belum diketahui apakah lubang cacing terbentuk secara alami. Jika lubang cacing benar ada, untuk membuat lubang cacing tetap terbuka, sejenis materi akan dibutuhkan. Jika tidak, lubang cacing akan hilang dengan sangat cepat setelah terbentuk. Jika digambarkan melalui bidang datar, seperti kertas yang dilipat, lubang cacing membengkokan bidang tersebut, sehingga kedua ujung akan saling bertemu (seperti pada gambar).

Istilah lubang cacing pertama kali digunakan oleh John Archibald Wheeler tahun 1957. Namun, pada tahun 1921, matematikawan Jerman Hermann Weyl telah mengusulkan teori lubang cacing.

Wormhole posisinya bisa dikatakan berada didalam lubang hitam. Diteorikan wormhole memiliki momentum angular (berotasi). Utamanya wormhole hanyalah sekedar teori dan hipotesa penyelesaian persamaan medan Einstein. Tidak ada fakta wormhole ada. Bahkan secara teori pun wormhole tidak mungkin ada.

Gambaran Wormhole (lubang cacing). Credit: geoffreylandis.com
Penyelesaian geometri Schwarzschild mengandung unsur, sebuah lubang hitam, sebuah lubang putih(lubang hitam di semesta lain), dan dua buah semesta yang (horizon-nya) dihubungkan oleh wormhole (lubang cacing). Semisal penggambaran berikut,

Diteorikan wormhole ini adalah terowongan ruang dan waktu. Tidak seperti black hole yang hanya memiliki satu bukaan, maka wormhole memiliki 2 bukaan. Karena itu memungkinkan dari teori ini bahwa kita dapat mundur ke waktu yang lalu. walaupun mekanismenya terkait erat dengan keberadaan materi eksotic, yang bermassa negatif, dengan efek gravitasi negatif, untuk memanipulasi geometri ruang-waktu. Hanya saja hal ini memerlukan energi yang teramat sangat tinggi, hampir tidak masuk akal dalam kapasitas manusia. (Sumber: wikipedia.org, answers.yahoo.com)

Very Large Array (VLA), Observatorium Astronomi Radio Terbesar di Dunia

Very Large Array (VLA) di New Mexico, Amerika Serikat. Credit: wikipedia.org
Very Large Array (VLA) adalah sebuah kompleks observatorium astronomi radio yang berlokasi di dataran tinggi San Augustin, di antara kota Magdalena dan Datil, sekitar 50 mil (80 km) sebelah barat Socorro, New Mexico, Amerika Serikat. VLA berada pada koordinat 34°04′43″LU,107°37′04″BB, di ketinggian 2.124 meter (6.970 kaki) di atas permukaan laut. Kompleks ini merupakan salah satu komponen dari National Radio Astronomy Observatory (NRAO).

Kongres Amerika Serikat menyetujui proyek VLA pada Agustus 1972 dan konstruksinya dimulai setelah enam bulan. Antena pertama ditempatkan pada September 1975 dan keseluruhan kompleks secara resmi dibuka pada 1980 memakan biaya sebesar 78,5 juta dolar AS

Very Large Array (VLA). Credit: apod.nasa.gov
Very Large Array (VLA). Credit: vla.nrao.edu
Konfigurasi VLA berbentuk huruf Y sebagaimana tampak pada foto satelit. (Tidak semua antena muncul di foto). Credit: wikipedia.org
Kompleks observatorium ini terdiri dari 27 buah antena radio yang masing-masing memiliki diameter 25 meter (82 kaki) dan berat 209 metrik ton. Antena-antena tersebut tersebar di tiga buah garis berbentuk-Y yang masing-masing memiliki panjang 21 km/13 mil. Masing-masing antena ini dapat dipindahkan ke berbagai posisi di sepanjang garis dengan menggunakan lokomotif khusus di atas rel di sepanjang garis berbentuk Y tersebut.

Ada empat macam konfigurasi antena, dari posisi A (terbesar) sampai posisi D (terkecil, ketika semua antena berada dalam radius 600 meter dari titik pusat). Observatorium normalnya akan memakai semua konfigurasi setiap 16 bulan, dengan kata lain setiap kali perubahan dilakukan terhadap posisi antena-antena tersebut, tidak akan ada lagi perubahan sampai tiga atau empat bulan berikutnya.

Pusat operasi VLA (AOC) terletak di kampus New Mexico Tech di Socorro. AOC juga menjadi pusat kontrol dari Very Long Baseline Array (VLBA), sebuah VLBI array yang terdiri dari sepuluh piringan berdiameter 25 meter yang tersebar dari Hawai'i di barat sampai Kepulauan Virgin Amerika Serikat di timur yang menjadikannya sebagai instrumen astronomi terbesar di dunia. Saat ini ada beberapa rencana untuk meningkatkan tingkat sensitivitas, jangkauan frekuensi dan resolusi instrumen.

Tipe, Jenis, dan Bentuk Galaksi

Galaksi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis utama: eliptik, spiral dan irregular. Karena sistem klasifikasi Hubble hanya berdasarkan pada pengamatan visual, klasifikasi ini mungkin melewatkan beberapa karakteristik penting dari galaksi, seperti laju pembentukan bintang (di galaksi starburst) dan aktivitas inti galaksi (di galaksi aktif).

Eliptik

Jenis-jenis galaksi berdasarkan sistem klasifikasi Hubble. E merupakan tipe galaksi eliptik, S merupakan galaksi spiral, dan SB merupakan galaksi spiral berbatang
Sistem klasifikasi Hubble membedakan galaksi eliptik berdasarkan tingkat keelipsannya, dari E0 yang hampir berupa lingkaran, hingga E7 yang sangat lonjong. Galaksi tersebut memiliki bentuk dasar elipsoid, sehingga tampak elips dari berbagai sudut pandang. Galaksi tipe ini tampak memiliki sedikit struktur dan sedikit materi antar bintang, sehingga galaksi tersebut memiliki sedikit gugus terbuka dan laju pembentukan bintang yang lambat. Galaksi tipe ini didominasi oleh bintang yang berumur tua yang mengorbit pusat gravitasi dengan arah yang acak. Dalam hal tersebut, galaksi tipe ini mirip dengan gugus bola.

Banyak galaksi besar yang berbentuk eliptik. Banyaknya galaksi berbentuk eliptik dipercaya terbentuk karena interaksi antar galaksi menghasilkan tabrakan dan penggabungan. Galaksi dapat tumbuh menjadi besar (misalnya jika dibandingkan dengan galaksi spiral), galaksi eliptik raksasa sering ditemukan didekat inti dari kelompok galaksi besar. Galaksi starburst merupakan akibat dari tabrakan antar galaksi dan dapat menghasilkan pembentukan galaksi eliptik.

Spiral


Galaksi Whirlpool (kiri), sebuah galaksi spiral tanpa batang.
Galaksi spiral terdiri dari piringan berupa bintang dan materi antar bintang yang berotasi, serta gembung pusat yang terdiri dari bintang-bintang tua. Terdapat lengan spiral yang menjulur dari gembung pusat. Dalam sistem klasifikasi Hubble, galaksi spiral ditandai sebagai tipe S, diikuti huruf (a, b, atau c) yang menunjukkan tingkat kerapatan dari lengan spiral dan ukuran dari gembung pusat. Galaksi Sa memiliki lengan spiral yang kurang jelas dan membelit secara rapat, serta gembung pusat yang relatif besar. Sedangkan galaksi Sc memiliki lengan spiral yang terbuka dan gembung pusat yang relatif kecil.


NGC 1300, contoh galaksi spiral berbatang.
Sebagian besar galaksi spiral memiliki bentuk batang linier yang memanjang ke dua sisi dari gembung inti, yang kemudian bergabung dengan struktur lengan spiral. Di sistem klasifikasi Hubble, galaksi ini dikategorikan sebagai SB, dan diikuti huruf (a, b atau c) yang mengindikasikan bentuk lengan spiralnya. Batang galaksi diperkirakan merupakan struktur sementara yang disebabkan oleh gelombang kejut dari inti galaksi, atau karena interaksi pasang surut dengan galaksi lain. Banyak galaksi spiral berbatang yang berinti aktif, kemungkinan karena adanya gas yang menuju ke inti melalui lengan spiral.

Galaksi Bima Sakti merupakan galaksi spiral berbatang ukuran besar dengan diameter sekitar 30 kiloparsecs dan ketebalan sekitar satu kiloparsec. Bima Sakti memiliki sekitar 200 milyar (2×1011) bintang dengan massa total sekitar 600 juta (6×1011) kali massa Matahari.

Morfologi lain

Hoag's Object, merupakan galaksi cincin.
Galaksi aneh (peculiar galaxies) merupakan galaksi yang memiliki sifat-sifat yang tidak biasa karena interaksi pasang surut dengan galaksi lain. Contohnya adalah galaksi cincin, yang memiliki struktur mirip cincin berupa bintang dan materi antar bintang yang mengelilingi inti kosong. Galaksi cincin diperkirakan terbentuk saat galaksi kecil melewati inti galaksi yang lebih besar. Kejadian tersebut mungkin terjadi pada galaksi Andromeda yang memiliki beberapa struktur mirip cincin jika diamati pada spektrum inframerah.

NGC 5866, merupakan galaksi lenticular. Credit: NASA/ESA
Galaksi lenticular merupakan bentuk pertengahan yang memiliki sifat baik dari galaksi eliptik maupun galaksi spiral, dan dikategorikan sebagai tipe S0 dan memiliki lengan spiral yang samar-samar serta halo bintang berbentuk eliptik. (Barred lenticular galaxies receive Hubble classification SB0.). (Sumber: wikipedia.org)

FOTO: Fenomena Halo Bulan Oleh Earl Matenga

Fenomena Halo Bulan oleh Earl Matenga. Credit: Earl Matenga
Biasanya kita sering melihat foto halo matahari, tapi jarang yang melihat atau mengabadikan foto halo bulan. Earl Matenga menangkap fenomena halo bulan dengan menggunakan kameranya pada 25 Maret 2010. Fenomena halo bulan sama seperti halnya halo matahari yaitu akibat pembiasan sinar  dari kristal es heksagonal yang sangat kecil di atmosfer. (Adi Saputro/Astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto