Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, September 17, 2011

Satelit UARS Diperkirakan Akan Jatuh ke Bumi

Satelit UARS. Credit: gats-inc.com
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA memperingatkan satelit ruang angkasanya yang sudah tidak beroperasi akan jatuh ke bumi pada akhir September 2011 ini. Satelit yang akan jatuh itu bernama Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) dengan berat 6,5 ton.

UARS dinonaktifkan pada 2005. Satelit ini bertugas mengamati cuaca dan iklim. NASA memperkirakan, satelit ini akan terjun ke bumi akhir pekan di bulan September atau awal pekan di bulan Oktober mendatang.

Meskipun sebagian satelit UARS akan terbakar karena gesekan dengan atmosfer, diperkirakan masih ada bagian-bagian yang akan jatuh sampai di permukaan bumi. NASA memperingatkan penduduk bumi akan risiko tertimpa puing-puing UARS.

Pejabat NASA mengatakan ada peluang 1 per 3.200 yang akan jatuh ke bumi dan akan melukai penduduk. Sekenario yang diharapkan satelit ini jatuh di atas permukaan lautan, sehingga tak menyebabkan korban manusia.

"Bumi sangat besar, sedangkan satelit ini kecil. Peluang menimpa manusia sangat-sangat kecil yang tergantung cuaca matahari, variasi gravitasi bumi, dan orientasi lain satelit. Bagaimanapun, jatuhnya UARS di dekat NASA harus bisa diprediksi lebih tepat," kata pejabat NASA sebagaimana dikutip space.com.

Badan ruang angkasa untuk pertama kali mengumumkan kemungkinan jatuhnya satelit ini minggu lalu. Oleh sebab itu, para ahli harus bisa menjelaskan jalur dan memastikan orbit UARS saat ini.

"Pada 12 September 2011, orbit UARS adalah 145 mil dengan 165 mil (235 km dengan 265 km," tulis pejabat NASA dalam keterangannya.

Satelit ini memiliki panjang 10,7 meter dan lebar 4,5 meter. Lokasi jatuhnya satelit ini masih dianalisis, namun area penyebaran jatuhnya material diperkirakan mencapai 800 km.

Pejabat NASA mengatakan setidaknya ada 26 bagian satelit yang akan sampai ke permukaan bumi. Masyarakat diimbau tidak memegang puing-puing UARS. Aparat penegak hukum juga diminta menyatakan semua puing-puing UARS ini tidak boleh disimpan dan dijual oleh siapapun karena merupakan properti dari pemerintah Amerika.

UARS dibangun dengan biaya US$750 juta. Diluncurkan pada 1991 untuk penelitian ozon dan susunan kimia lain yang ada di atmosfer bumi. Sejak itu, standar internasional yang berhubungan dengan penghentian satelit diambil.

Saat ini peluncuran satelit maupun pengembaliak ke bumi harus aman. Namun, tidak ada prosedur standar operasi untuk mengembalikannya ke bumi. (Sumber: vivanews.com)

Friday, September 16, 2011

Pembuatan Modul Orion Resmi Dimulai

Modul Orion akan menjalani test pertama di luar angkasa pada 2013. Credit: NASA
Modul pesawat ruang angkasa NASA yang direncanakan akan mengangkut astronot mulai dirakit di NASA's Michoud Assembly facility (MAF) di New Orleans. Elemen pertama dari Orion crew cabin telah selesai dibuat oleh insinyur dari Lockheed Martin yang bekerja di MAS pada 9 September 2011 lalu.

Orion Multi-Purpose Crew Module di Michoud Assembly Facility (MAF). Credit: NASA
Gambaran dari Orion Multipurpose Crew Vehicle. Credit: NASA
STS yang direncanakan akan membawa modul Orion. Credit: NASA

Dilansir dari universetoday.com. Jum'at (16/09/2011), setelah selesai dirakit di MAF, modul Orion akan dikirim ke fasilitas peluncuran pesawat luar angkasa di Kennedy Space Center untuk perakitan tahap akhir dan penggabungan beberapa bagian untuk peluncuran. Modul Orion ini rencananya akan diterbangkan ke luar angkasa dengan menggunakan roket baru NASA yang saat ini baru dalam tahap perancangan. Modul Orion diperkirakan akan menjalani tes terbang pada 2013 mendatang. Sedangkan untuk pengiriman awak dengan modul ini akan dilakukan pada tahun 2021 sampai roket STS selesai dibuat dan diuji coba, ungkap William gerstenmaier, Administrator NASA untuk Eksplorasi dan Operasional (HEO). (Adi Saputro/astronomi.us)

Thursday, September 15, 2011

Ledakan Supernova Diperkirakan Terjadi Pada Bintang Induk

Cosmic ray supernova. Credit: supernova-explosion.blogspot.com
Asal usul dari supernova tipe “1a” atau yang disebut juga “bintang zombie” diyakini merupakan sejenis bintang induk yang tak terduga, menurut penelitian baru yang dipublikasikan “Science” pada 12 Agustus.

Temuan itu mengungkapkan bahwa keluarnya aliran gas dari asal usul supernova merupakan karakteristik dari angin bintang yang diemisikan oleh bintang raksasa merah. Raksasa merah adalah bintang raksasa dengan massa rendah yang sedang mengalami tahap akhir evolusi bintang.

Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi melebih ledakan nuklir kataklismik (nova). Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat terang, sehingga mereka dapat digunakan sebagai standar intensitas cahaya untuk menentukan jarak dalam alam semesta, dan juga untuk mengukur energi gelap ruang angkasa.

Sebelumnya, para astronom tidak yakin tentang penyebab ledakan ini, dan apakah mereka semua memiliki asal-usul yang sama atau tidak.

Teori populer menyatakan bahwa bintang induk dari ledakan ini adalah bintang kerdil putih dalam sistem biner dengan bintang penuntun, yang bisa jadi merupakan bintang kerdil putih lain.

“Karena kami tidak mengetahui apa yang sebenarnya meledak, sehingga kami tidak begitu paham mengapa mereka semua tampak begitu mirip,” ujar penulis studi, Josh Simon dari Obervatorium Carnegie dalam sebuah siaran pers.

“Itu menimbulkan kemungkinan bahwa supernova tipe 1a yang terjadi 7 miliar tahun lalu, yakni satu-satunya yang memungkinkan kita untuk mengukur gaya tolak-menolak yang kita sebut energi gelap, mungkin berbeda dengan beberapa cara yang hampir tidak kentara dari yang terjadi sekarang,” tambahnya.

Ilmuwan ingin memahami seperti apa sistem bintang induk itu sebelum ledakan, untuk menentukan asal-usul terangnya, serta untuk memastikan tidak ada kesalahan berikutnya dalam menghitung energi gelap.

Tim ilmuwan internasional telah mempelajari 41 supernova tipe 1a dengan mengukur kecepatan fluks (berkas cahaya yang menembus luas permukaan) dalam awan gas natrium. Mereka menemukan bahwa sebagian besar supernova ini menunjukkan gas natrium yang mengalir menjauh dari ledakan dan menuju Bumi.

“Jika sistem bintang mula-mula terdiri dari dua bintang kerdil putih sebelum supernova, maka di sana seharusnya tidak ada natrium apapun,” kata Nidia Morrell dari Observatorium Carnegie dalam rilisnya.

“Kenyataannya bahwa kami mendeteksi natrium yang menunjukkan bahwa salah satu bintang-bintang itu seharusnya bukan bintang kerdil putih,” tambahnya.

Simon menjelaskan bahwa kecepatan yang rendah dan sempitnya fitur menyatakan bahwa material yang dekat dengan supernova dikeluarkan sebelum ledakan.

“Khususnya, gas dengan karakteristik ini adalah ciri dari angin bintang yang dihembuskan oleh bintang induk raksasa merah, bukan bintang kerdil putih,” ujar Simon menyimpulkan.  (Andrés Córdova / The Epoch Times / pls). (Sumber: epochtimes.co.id)

NASA Berencana Buat Roket terbesar di Dunia

NASA berencana untuk bangun roket terbesar di dunia. Credit: okezone.com
WASHINGTON - NASA memperlihatkan rencana pembangunan roket terbesar di dunia, yang dirancang untuk penerbangan ke Bulan dan Mars.

Seperti yang dikutip dari Mashable, Kamis (15/9/2011), NASA telah memperlihatkan sebuah animasi dari sebuah Space Launch System (SLS) setinggi 320 kaki, yang mungkin dapat menjadi roket terbesar setelah Saturn V yang memiliki tinggi 363 kaki. Menurut pihak NASA, roket baru tersebut dirancang untuk melakukan penerbangan di orbit rendah Bumi, lalu kemudian ke Bulan, asteroid dan bahkan sampai Mars.

Menurut pihak NASA, versi awal dari roket tersebut akan mampu mengangkat 77 ton kargo ke orbit rendah Bumi, dengan menggunakan teknologi hasil pengembangan dari jaman roket Apollo. "Hal inilah yang membuat proyek tersebut menjadi tidak begitu mahal, dan yang terpenting pihak Kongres Amerika Serikat (AS) sudah menganggarkan 9 persen dari budget musim panas NASA untuk proyek ini.

Dua roket pendorong yang berada di sisi roket utama masih menggunakan teknologi yang sama seperti pesawat ulang-alik, hanya saja sedikit lebih tinggi. Selain itu lima mesin berbahan bakarhidrogen/oksigen roket ini juga sama seperti mesin yang digunakan oleh pesawat ulang alik. Selain itu juga digunakan mesin J-2X, mesin yang juga digunakan oleh roket-roket yang melakukan penerbangan era tahun 60 dan 70-an.

Meski belum ada misi khusus yang direncanakan untuk roket baru ini, tapi pihak NASA mengatakan bahwa mereka akan menguji coba roket tersebut pada tahun 2017, dan mulai meluncurkan secara resmi pada tahun 2021.

Salah satu tujuan dari penerbangan roket ini adalah menuju asteroid pada tahun 2025. Namun untuk kurun waktu tersebut tentunya banyak yang akan terjadi dalam sektor pendanaan. Lalu akan bakal ada juga persaingan yang kuat dari sektor swasta.

Saat ini NASA menginginkan untuk terus mengembangkan kemampuan dari roket yang belum bernama tersebut. Mungkin juga agensi luar angkasa AS tersebut akan menggelar kompetisi bagi para desainer dan insinyur untuk mengembangkan roket raksasa dengan berat 130 ton tersebut. (Sumber: okezone.com)

Astronom Amatir Berhasil Abadikan Foto Matahari dari Belakang Rumah

Foto Matahari yang diambil oleh Andy Devey. Credit: dailymail.co.uk
Pengamat bintang Andy Devey berhasil mengambil gambar matahari dari halaman belakang rumahnya. Saking menakjubkannya, foto ini masuk situs NASA. Seperti apa?

Gambar menakjubkan close-up matahari ini kini sedang menjadi perhatian banyak penggemar luar angkasa di seluruh dunia yang sering mengakses situs badan luar angkasa Amerika Serikat (AS) itu seperti ditulis Dailymail.

Andy (55) yang merupakan mantan manajer tambang batu bara ini menjadi astronom amatir sejak enam tahun lalu. Ia menggunakan teleskop dan kamera untuk mengabadikan gambar tersebut dari taman di belakang rumahnya di Darton, Barnsley, Inggris.

Hasil jepretan lain astronom amatir ini bahkan menjadi sampul British Astronomical 2011. Matahari lahir 4,6 miliar tahun silam dengan diameter 1.351.000 km dengan suhu permukaan mencapai 5.500C. (Sumber: inilah.com)

Sunday, September 11, 2011

ESO Akan Umumkan Temuan Planet "Alien" Terbaru

Observatorium La Silla di Chile. Credit: ESO/Y. Beletsky
Observatorium Eropa akan bersiap mengumumkan apa yang disebutnya sebagai temuan planet alien terbesar pada hari Senin 12 September 2011. "The European Southern Observatory (ESO) akan mengadakan konferensi pers pada hari senin pukul 10 pagi waktu setempat untuk melaporkan hasil terbaru yang signifikan di bidang exoplanet," kata pejabat ESO dalam penjelasannya pada media. Nantinya ada beberapa ahli dari observatorium dan ESO yang akan berpartisipasi dalam konfrenesi pers tersebut.

Dikutip dari Space.com, Minggu (11/09/2011) Planet itu ditemukan dengan menggunakan teknologi High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS) yaitu berupa spektograf teleskop yang berada di Observatorium La Silla di Chile.

Berdasarkan data dari NASA's Jet Propulsion Laboratory, astronom telah menemukan setidaknya 564 planet alien (exoplanet) sampai saat ini. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Bumi Tampak Kecil di Gambar Menakjubkan Saturnus

Foto planet Saturnus hasil tangkapan satelit Cassini-Huygens. Credit: NASA
Banyak foto menakjubkan Saturnus muncul beberapa tahun terakhir namun tak ada yang semenakjubkan ini. Bahkan, Bumi terlihat dalam foto ini. Seperti apa?

Gambar menakjubkan ini diambil dari pesawat luar angkasa Cassini-Huygens saat mengorbit sekitar planet keenam dari matahari yang berjarak 1,2 miliar km dari Bumi. Gambar ini diambil di malam saat pesawat mengamati gerhana matahari seperti dilaporkan Dailymail.

Gambar menawan ini muncul karena sisi malam Saturnus sebagian terlihat menyala karena memantulkan cahaya dari sistem cincin besarnya. Selain itu menurut astronom NASA, cincin planet ini tampak gelap ketika tersiluet dan sedikit menyebarkan cahaya matahari dan menghasilkan gambar berwarna menawan ini.

Cassini-Huygens pertama diluncurkan pada 1997 dan telah banyak mengambil gambar-gambar menakjubkan serta menyediakan data ilmiah menarik. Misi pesawat ini akan berakhir pada 2017 ditandai dengan penabrakan dirinya ke permukaan Saturnus. (Sumber: inilah.com)

Satelit Kembar Dikirim NASA ke Bulan

Roket Delta 2 yang membawa satelit kembar GRAIL meluncur Sabtu (10/9/2011) dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS. Credit: NASA
Badan Antariksa AS, NASA, berhasil meluncurkan dua satelit kembar dengan sebuah roket Delta II dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS, Sabtu (10/9/2011) pukul 09.08 waktu setempat atau 20.08 WIB. Kedua satelit yang masing-masing seukuran kulkas diberi nama Grail A dan Grail B akan digunakan untuk memetakan inti Bulan.

"Grail akan menjadi misi pertama yang mengungkap struktur inti bulan," kata Bobby Fogel, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian yang akan dilakukan.

Grail A melepaskan diri dari bagian atas roket yang membawanya 1,15 jam setelah peluncuran kemudian disusul Grail B delapan menit kemudian. Proses pelepasan keduanya dari roket disiarkan langsung oleh NASA dengan kamera yang dipasang di badan roket.

Misi ini tergolong murah dengan menghabiskan dana 500 juta dollar AS. Butuh waktu bagi kedua satelit itu untuk mencapai Bulan selama sekitar empat bulan. Bandingkan dengan misi Apollo empat dekade lalu yang hanya butuh tiga hari.

Mulai Maret 2012, kedua satelit akan masuk ke orbit Bulan pada ketinggian 34 mil atau sekitar 54 km. Salah satu hal yang akan diungkap dalam misi tersebut adalah apakah benar dugaan bahwa Bulan yang ada saat ini merupakan hasil tumbukan dua benda langit atau di masa lalu ada dua Bulan yang mengelilingi Bumi.

Sumber: kompas.com


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto