Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, August 19, 2011

Foto Terbaru Galaksi 'Bulu Domba'

Galaksi NGC 3521
Seperti inilah wujud galaksi NGC 3521. Galaksi yang letaknya dekat dengan bumi ini punya spiral mirip bulu-bulu domba.

European Southern Observatory (ESO) merilis foto terbaru dari galaksi NGC 3521. Galaksi yang ditemukan oleh astronom William Herschel pada 1784 ini, spiralnya tampak bergumpal-gumpal seperti bulu domba.

Diberitakan Space, galaksi NGC 3521, jaraknya 35 juta tahun cahaya dari bumi dan membentuk konstelasi Leo. Galaksi ini adalah salah satu yang berukuran besar. Ukuran diameternya 50.000 tahun cahaya.

Di dalamnya terdapat bintang-bintang terang yang jaraknya berdekatan serta debu-debu angkasa yang berserakan di antaranya. Bintang-bintang dan debu itulah yang membentuk spiralnya jadi mirip bulu-bulu domba. Bagian yang kemerahan di tengah galaksi menandakan bintang tua, sedangkan bagian biru yang terdapat di sekitarnya adalah bintang muda.

Galaksi ini terletak dekat dengan bumi, dan dapat dengan mudah diamati menggunakan teleskop kecil. Foto yang dirilis 10 Agustus 2011 ini diambil dengan menggunakan perangkat teleskop FORS1 milik ESO yang dipasang di Paranal Observatory ESO di Chili.

AS Sediakan $500.000 Untuk ke Bintang

Lembaga riset militer Amerika Serikat akan mendanai siapapun yang mau pergi ke bintang.

Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), lembaga penelitian dan pengembangan militer Amerika Serikat, siap mengeluarkan dana $500.000 atau setara dengan Rp4,2 miliar untuk diberikan kepada individu atau organisasi yang mau melakukan penelitian untuk misi pengiriman manusia ke bintang.

Proyek bernama 100-Year Starship ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Dana sebesar itu akan diberikan kepada pelaku riset pada November 11, tapi DARPA tidak akan melakukan pendampingan pada proses risetnya.

Seperti dilansir IBtimes,David Neyland, direktur Tactical Technology Office, DARPA, mengatakan bahwa lembaganya tidak akan mengiringi atau memberi bantuan kepada individu atau organisasi yang tertarik pada program ini. Mereka hanya akan merekrut dan membayar.

Sebuah Meteorit Akan Jatuh ke Bumi

Kamera di Southern Ontario Meteor Network mendeteksi adanya bola api atau meteor pada Senin (8/8/2011) pukul 01.22 EDT atau sekitar pukul 12.00 WIB pada tanggal yang sama.

"Meteor ini tertangkap di sekitar wilayah Danau Erie dan mengarah ke selatan-tenggara Ohio, AS," kata Kepala Meteoroid Environment Office NASA, Marshall Space Center, Huntsville. Meteor ini berpotensi lolos melewati atmosfer dan menumbuk permukaan Bumi. Jadi, bersiaplah untuk menyambutnya.

Seperti diketahui, meteor yang sampai ke permukaan Bumi disebut meteorit. Saat teramati, meteor tengah bergerak lambat di ketinggian 38 km di atas permukaan Bumi. Ketinggian ini tergolong rendah sebab umumnya bergerak di ketinggian 65-80 km di atas permukaan Bumi. Menurut Cooke, semakin dalam penetrasi meteor dan semakin lambat kecepatannya, maka makin berpotensi meteor sampai ke Bumi menjadi meteorit.

Meteor ini diketahui bergerak dengan kecepatan 40.555 km per jam. Massa meteor hanya 10 kg. Jadi, jika memang nanti menjadi meteorit, ukurannya kecil dan tak akan menimbulkan dampak serius. "Besarnya hanya sebesar kuku ibu jari, mungkin lebih besar sedikit," cetus Cooke. Massa meteoritnya nanti mungkin hanya 100 gram, dan diperkirakan hanya berdiamater 2,5-5 cm.

Cooke mengatakan, jika ada yang menemukan meteorit itu, diharapkan melapor ke NASA. Namun, Cooke mengingatkan bahwa meteorit yang jatuh menjadi hak milik si empunya lahan tempat meteorit itu jatuh, jadi yang mengambil mesti meminta izin. Jangan terlalu berharap akan jatuh di Indonesia sebab, menurut Cooke, meteorit nantinya akan tetap jatuh di wilayah Amerika Serikat, tepatnya di timur Cleveland.

Dua Bintang Ini Saling Mengelilingi Satu Sama Lain dan Akhirnya Menyatu

Para astronom yang tergabung dalam program survei Ariz di Observatorium MMT di Gunung Hopkins di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, berhasil menemukan sistem bintang katai putih kembar yang jarak antarbintangnya hanya 225.000 kilometer. Jarak ini lebih dekat dibanding jarak rata-rata Bumi dan Bulan sejauh 380.000 kilometer.

Kedua bintang saling mengitari dengan kecepatan 435 kilometer per detik dan menyelesaikan satu putaran dalam waktu 39 menit. Bintang katai putih yang pertama berukuran 17 persen dari massa Matahari. Adapun bintang kedua berukuran 43 persen massa Matahari.

Ilustrasi dua bintang katai putih yang hampir mati saling mengelilingi satu sama lain dengan periode 39 hari.

Jarak yang sangat dekat membuat tarikan gravitasi antarkeduanya akan semakin besar. Akibatnya, kedua bintang itu diperkirakan akan saling bertabrakan dan menjadi satu pada 37 juta tahun lagi.

"Bintang-bintang ini telah menikmati kehidupan pertamanya. Setelah bertabrakan dan bergabung menjadi satu bintang baru, ia akan menjalani kehidupan keduanya," kata Mukremin Kilic, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian kepada Sciencedaily, Rabu (6/4/2011)

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/04/11/21495624/Dua.Bintang.Berdansa.Menuju.Kematian

Menakjubkan, Inilah Cahaya Gas Bintik Matahari

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1410392.jpg

Inilah gambar menakjubkan dari bintik Matahari yang memancarkan gas bercahaya. Percaya atau tidak, fenomena itu terjadi saat Matahari berada dalam kondisi tenang. Seperti apa?
Inilah gambar menakjubkan dari bintik Matahari yang memancarkan gas bercahaya. Percaya atau tidak, fenomena itu terjadi saat Matahari berada dalam kondisi tenang.

Gambar menakjubkan itu menampilkan sekelompok bintik Matahari yang bergerak di seluruh permukaan Matahari. Terlihat area yang bersinar di dekat horizon AR 9169, sebuah kelompok bintik Matahari yang terbentuk di siklus Matahari terakhir.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1410392.jpg

Yang menarik, daerah yang relatif dingin dan gelap masih memiliki suhu mencapai ribuan derajat Celcius.
Gas yang bersinar terang itu berada di sekitar bintik Matahari yang memiliki suhu lebih dari satu juta derajat Celcius.

Alasan soal suhu yang tinggi ini belum diketahui, tapi diduga berkaitan dengan medan magnet plasma saluran curya. AR 9169 melintasi Matahari, sebelumnya, pada September 2000 dan bertahan selama beberapa minggu.

Gambar itu diambil pertama kali oleh satelit Transition Region and Coronal Explorer (TRACE). Wajar, TRACE memantau meningkatnya gangguan di ruang angkasa karena Matahari mulai memasuki masa paling aktif dalam siklus 12 tahun. Siklus maksimum Matahari terakhir terjadi pada 2001, sering dikenal dengan fenomena badai Matahari.

Badai Matahari sebenarnya bukanlah hal baru. Gelombang elektromagnetik Matahari pertama kali diketahui astronom Inggris Richard Carrington pada 1859.

"Ini bisa membahayakan jaringan komunikasi telepon jarak jauh di beberapa negara," ujar pihak NASA. Bahkan pada 1989, badai Matahari menciptakan pemadaman listrik di seluruh Provinsi Quebec, Kanada.

Sumber :
teknologi.inilah.com

PBB Tetapkan 12 April Sebagai Hari Penerbangan Antariksa Internasional

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 12 April menjadi Hari Penerbangan Antariksa Internasional. Penetapan hari tersebut dilakukan dalam sesi pertemuan khusus PBB, Kamis 7 April 2011.

Inisiatif penetapan hari internasional itu berasal dari Rusia. Penetapan ini sekaligus merupakan penghargaan bagi kosmonot Rusia, Yuri Gagarin, yang berhasil menjadi manusia pertama yang terbang ke antariksa.

"Lima puluh tahun telah lewat sejak momen kemenangan itu. Namun, keberanian Gagarin dan perjalanannya ke luar angkasa terus menjadi inspirasi eksplorasi luar angkasa bagi masyarakat dan negara di dunia," kata Kiyo Akasaka, Komunikasi dan Informasi Publik PBB.

Selain penetapan hari internasional itu, PBB juga menggelar pameran untuk memperingati kesuksesan Gagarin dalam menjalankan misi antariksa 50 tahun yang lalu. Gagarin meluncur ke angkasa pada 12 April 1961 pada pukul 09.07 dari tempat yang kini disebut kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Misi berlangsung selama 108 menit hingga akhirnya Gagarin mendarat di Desa Smelovka Distrik Ternovsky.

Video Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Vostok 1 Pembawa Yuri Gagarin

Hari Rabu 12 April 1961 atau tepat 50 tahun yang lalu, pesawat antariksa berawak Rusia Vostok 1 meluncur ke antariksa. Pesawat tersebut membawa kosmonot Yuri Gagarin yang kemudian menjadi manusia pertama yang terbang ke antariksa.

Peluncuran Vostok dilakukan pada pukul 9.07 pagi waktu Rusia saat itu. Gagarin sendiri berada di antariksa selama 108 menit. Setelah menyelesaikan satu putaran orbit tunggal, Gagarin kembali mendarat dengan parasit.

Gagarin terbang dengan kecepatan 27.400 km/jam hingga ketinggian 327 km di atas permukaan Bumi. Gagarin keluar dari pesawat antariksa dan mulai menggunakan parasit saat kembali pada ketinggian 7000 meter dpl.

Angkasawan Uni Sovet Kapten Yuri Gagarin sebelum penerbangannya ke angkasa luar yang menjadi pertama kali dalam sejarah manusia (Baikonur, 12 April 1961)

Setelah penerbangan Vostok 1 tahun 1961, beberapa penerbangan berikutnya termasuk oleh Amerika Serikat menyusul. Salah satu puncaknya adalah pada tahun 1969 dimana manusia berhasil mendarat di Bulan.

Berikut ini adalah video peluncuran Vostok 1 tahun 1961.



Video Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Vostok 1, Inilah Video Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Vostok 1

Aquarius, Satelit NASA Khusus untuk Pantau Lautan

Sesuai nama Dewa Laut dalam mitologi Yunani, wahana satelit terbaru NASA yang diberi nama Aquarius akan segera diluncurkan dan digunakan untuk memantau kondisi lautan. Pada 9 Juni mendatang, NASA berencana meluncurkan wahana ruang angkasa terbarunya itu.

Satelit baru ini akan sangat bermanfaat bagi para ilmuwan yang mempelajari siklus air di bumi serta hubungannya dengan arus laut dan iklim. Aquarius memetakan konsentrasi larutan garam di permukaan laut yang akan melengkapi data hasil pengamatan temperatur permukaan laut yang telah lebih dulu dimonitor melalui satelit.

Satelit Aquarius

Aquarius juga akan menyediakan data terkini tentang kadar garam di lautan sehingga para ilmuwan dapat memahami kaitan kadar garam dengan curah hujan dan penguapan, atau pencairan dan pembekuan es, serta pengaruhnya terhadap perbedaan iklim.

Aquarius dilengkapi dengan instrumen radiometer gelombang mikro, sebuah komponen yang dikembangkan untuk mengukur kadar garam dari luar angkasa. "Radiometer ini adalah radiometer paling stabil dan akurat yang dikembangkan untuk melakukan pemantauan dari luar angkasa," kata Shannon Rodriguez-Sanabria, seorang spesialis komunikasi gelombang mikro di Goddard Space Flight Center, NASA, Greenbelt, Md.

Selama melakukan misinya, Aquarius akan mengumpulkan data secara terus-menerus ketika terbang pada orbit dekat-kutub dan mengelilingi bumi 14-15 kali sehari. Sudut pandang instrumennya yang mencapai bentangan selebar 390 kilometer akan memasok peta global setiap tujuh hari. Data-data ini kemudian digabungkan untuk menghasilkan data bulanan yang lebih akurat selama misi berlangsung serta dirancang agar bisa jadi acuan minimal dalam jangka waktu tiga tahun.

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/04/14/17402981/Aquarius.Akan.Pantau.Lautan.dari.Langit


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto