Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, August 18, 2011

Meteorit Berusia 4,5 Miliar Tahun Ungkap Mineral Pembentuk Tata Surya

Meteorit berusia 4,5 miliar tahun yang ditemukan di barat laut Afrika berisi jenis mineral baru pembentuk tata surya yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Krotite adalah jenis mineral yang belum pernah ditemukan sebelumnya, menurut Anthony Kampf, kurator dari Ilmu Mineral dari Natural History Museum di Los Angeles County. Demikian seperti yang dikutip dari Pravda, Rabu (11/5/2011).

"Mineral ini belum diketahui sebelumnya sampai akhirnya kita temukan. Hal ini cukup dramatis," ujar Kampf

Meteorit yang membawa mineral Krotite adalah NWA 1934 CV3 carbonaceous chondrite. Meteorit ini adalah bekas dari elemen awal yang membentuk planet-planet.

Mineral ini terbentuk atas kalsium, alumunium dan oksigen. Untuk membentuk mineral tersebut dibutuhkan suhu 1500 derajat celsius. Hal inilah yang memunculkan dugaan kalau mineral ini terbentuk pada awal lahirnya tata surya, ketika kabut nebula dan planet mulai terbentuk.

NASA Buat Tiruan Permukaan Asteroid di Dasar Laut

Sebelum manusia mengeksplorasi asteroid di luar angkasa, sekelompok astronot dan ilmuwan akan menguji konsep misi di asteroid dengan uji coba di batuan di dasar laut.

Seperti dikutip dari space.com (10/05/2011), Minggu ini, insinyur sedang meletakkan dasar bagi ekspedisi NASA's NEEMO 15 expedition yang dijadwalkan akan dimulai pada 17 Oktober. Untuk mempersiapkan misi di bawah laut, kru menyelam sedang mengatur alat dan lingkungan berbatu diperlukan untuk mensimulasikan suatu keadaan lingkungan di asteroid.

NASA's NEEMO 15 expedition akan mensimulasikan berbagai hal untuk misi ke asteroid. Pada gambar di atas adalah konfigurasi batuan yang ada di laboratorium bawah laut Aquarius

Ekspedisi NEEMO berlangsung di National Oceanic and Atmospheric Administration's Aquarius Underwater Laboratorium, yang terletak lebih dari 62 kaki (19 meter) di bawah permukaan laut, lepas pantai Key Largo di Florida Keys.

Tahun ini NEEMO akan melakukan 15 ekspedisi yang akan mensimulasikan perjalanan ke asteroid, dan apa yang disebut "aquanauts" akan menyelidiki bagaimana cara terbaik untuk mendarat ke permukaan batu dan cara bergerak, kata juru bicara NASA Brandi Dean.

Untuk mempersiapkan misi 10 hari, berbagai teknik tes akan dilaksanakan dari 9 Mei - 13 Mei di laboratorium Aquarius. Tim dukungan NEEMO akan melakukan penyelaman permukaan untuk lay out lokasi tes, termasuk mengkonfigurasi dinding batu, seperti yang dikatakan pejabat NASA.

"Dinding batu akan digunakan untuk mensimulasikan permukaan asteroid," kata Dean SPACE.com. "Untuk tes rekayasa, itu akan menjadi 16 dengan 12 kaki ini terbuat dari panel fiberglass Mereka akan mencoba metode penahan yang berbeda di atasnya -.. Pengeboran ke dalamnya atau menggunakan pelat logam untuk mensimulasikan penahan magnetik."

Tim juga akan memeriksa sistem komunikasi dan melakukan tes awal untuk NEEMO 15. Sementara para ilmuwan dan insinyur akan bekerja keras di dasar laut, mereka tidak akan tinggal di dalam Aquarius.

Tidak seperti mendarat di bulan atau Mars, asteroid akan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada gravitasi yang berguna untuk mengerahkan pada astronot atau kendaraan mereka. NEEMO 15 akan mengevaluasi metode anchoring yang berbeda, dan cara yang berbeda untuk terhubung jangkar beberapa untuk membentuk jalur.

"Bahkan para ahli tidak tahu seperti apa jika berada di permukaan asteroid," kata Manajer Proyek NEEMO Bill Todd dalam sebuah pernyataan. "Kita akan menguji bagaimana kita melakukannya.." tambahnya

Tujuan utama NEEMO 15's prime mission adalah untuk menguji konsep operasional yang dibutuhkan untuk menjelajahi asteroid di dekat Bumi.Aquanauts menguji konsep-konsep ini dan mereka akan memberikan informasi dan masukan yang berharga untuk insinyur NASA.

"Tidak seperti Mars atau bulan, asteroid memiliki gravitasi sangat sedikit," kata Dean. . "Spacewalks Melakukan pada asteroid akan mirip dengan spacewalks tampil di stasiun ruang angkasa Melakukan tugas di bawah air adalah salah satu cara terbaik untuk mensimulasikan apa akan seperti untuk melakukan mereka dalam ruang - itulah sebabnya astronot berlatih untuk spacewalks bawah air di Buoyancy Netral Laboratorium. "

Kendaraan amfibi bawah laut yang berfungsi sebagai konsep Space Kendaraan Eksplorasi (SEVs) juga akan digunakan, dan aquanauts akan melakukan ekstra-kendaraan Kegiatan (EVA) untuk menilai efisiensi operasi yang berbeda.

NASA menggunakan laboratorium Aquarius dan dasar laut untuk mensimulasikan aspek lingkungan gravitasi rendah dan untuk membantu para peneliti memahami faktor-faktor yang relevan untuk misi yang sebenarnya.

6 Fakta Unik Pesawat Luar Angkasa Endeavour

NASA berencana meluncurkan pesawat luar angkasa Endeavour pada 16 Mei 2011. Peluncuran yang sempat tertunda itu menjadi misi terakhir bagi Endeavour.

Dalam misi terakhirnya, Endeavour akan membawa Alpha Magnetic Spectrometer 02 (AMS 02), perangkat yang berfungsi melakukan deteksi antimateri dan materi gelap serta mengukur radiasi sinar kosmos.

Pesawat luar angkasa Endeavour

Sejarah pembuatan Endeavour, misi yang dilakukannya, dan pencapaian krunya menjadi fakta menarik yang bisa disimak. Berikut ini, enam fakta tentang pesawat luar angkasa Endeavour.

1. Endeavour pesawat luar angkasa termuda

Endeavour merupakan pesawat luar angkasa termuda yang dimiliki NASA. Pesawat luar angkasa ini dibuat untuk menggantikan Challenger yang mengalami kecelakaan pada tahun 1986 dan menewaskan 7 astronot.

Endeavour mulai dikembangkan pada 15 Februari 1982 dan meluncur kali pertama ke luar angkasa pada 7 Mei 1992. Misi yang akan dimulai pada 16 Mei nanti akan menjadi misi ke-25 sekaligus misi terakhir.

2. Endeavour dinamai oleh pelajar

Endeavour adalah satu-satunya pesawat luar angkasa yang dinamai oleh pelajar. Pada tahun 1988, NASA menggelar kompetisi penamaan bagi para pelajar SD dan SMP di Amerika. Saat itu, anak-anak diberi pengarahan bahwa nama pesawat harus berdasarkan misi penelitian kelautan.

Tahun 1989, Presiden George Bush mengumumkan pemenangnya. Nama Endeavour akhirnya terpilih, berasal dari nama kapal HMS Endeavour yang dipakai dalam ekspedisi James Cook pada abad ke-18 ke Pasifik Selatan.

3. Endeavour dikembangkan dengan biaya "murah"

Endeavour dikembangkan dengan biaya yang murah, dengan memanfaatkan sisa dari pengembangan pesawat luar angkasa Discovery dan Atlantis. Strategi ini membuat ongkos pengembangan Endeavour bisa diturunkan hingga 1,7 miliar dollar AS.

4. Endeavour membantu menyelamatkan Teleskop Hubble

Sesaat setelah Teleskop Hubble diluncurkan, ilmuwan menyadari bahwa gambar yang dikirim teleskop luar angkasa itu sedikit kabur. Tahun 1993, Endeavour dikirim untuk menyelesaikan masalah itu dalam serangkaian spacewalk yang kompleks, astronot optik, dan ke bagian lain Hubble. Segera, gambar yang dihasilkan Hubble menjadi jernih dan tajam. Tanpa misi itu, Hubble takkan ada gunanya.

5. Endeavour turut mengantar komponen penting ISS

Dalam misi STS-88 tahun 1998, Endeavour turut mengantar komponen penting ISS. Komponen itu adalah Unity Node, bagian yang menghubungkan modul kerja dan modul tinggal di ISS.

Modul itu digabungkan dengan modul Zarya milik Rusia. Dengan penggabungan itu, stasiun luar angkasa menjadi benar-benar internasional.

Pada misi 16 Mei 2011 nanti, Endeavour mengantar Alpha Magnetic Spectrometer 02 (AMS 02) yang akan membantu pencarian antimateri dan materi gelap.

6. Endeavour adalah agen perubahan

Misi kedua Endeavor pada tahun 1992 membawa perubahan pada misi antariksa. Untuk kali pertama dalam sejarah, astronot Afro Amerika perempuan terbang ke antariksa.

Misi ini juga membawa astronot Jepang bernama Mamoru Mohri. Untuk kali pertama pula, suami-istri astronot bernama Mark Lee dan Jan Davis terbang ke antariksa bersamaan.

Meski menjadi pesawat luar angkasa termuda, Endeavour pensiun lebih dulu dibandingkan Atlantis yang lebih tua. Begitu pensiun, Endeavour akan dimuseumkan di California Science Center di Los Angeles.

Observatorium Herschel Berhasil Menemukan Angin Perusak Galaksi

http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/05/11/110729_hembusan-angin-penyebab-rusaknya-galaksi_300_225.jpg

Observatorium infra merah luar angkasa Herschel milik European Space Agency (ESA) telah mendeteksi pergerakan angin yang terdiri dari molekul gas yang mengalir pergi dari galaksi.
Observatorium infra merah luar angkasa Herschel milik European Space Agency (ESA) telah mendeteksi pergerakan angin yang terdiri dari molekul gas yang mengalir pergi dari galaksi.

Angin yang sudah dipantau selama bertahun-tahun ini diduga memiliki kekuatan yang cukup untuk memusnahkan galaksi yang terdiri dari gas dan menghentikan pembentukan bintang sejak dini.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/05/11/110729_hembusan-angin-penyebab-rusaknya-galaksi_300_225.jpg

Angin yang dideteksi Herschel tersebut sangat luar biasa. Sebagian bertiup sangat kencang, dengan kecepatan lebih dari 1.000 kilometer per detik. Angin ini 10 ribu kali lebih cepat dibandingkan dengan badai yang berhembus di Bumi.

�Ini kali pertama aliran gas molekular seperti itu bisa diamati dengan jelas dalam sebuah galaksi,� kata Echard Sturm, peneliti dari Max-Planck Institut, yang mengetuai penelitian, seperti dikutip dari Daily Galaxy.

Temuan ini, kata Sturm, merupakan hal yang penting karena bintang terbentuk dari gas molekular. Sementara aliran angin ini mencuri bahan-bahan milik galaksi yang dibutuhkan untuk membuat bintang baru. �Jika hembusannya cukup kuat, mereka bahkan bisa menghentikan total pembentukan bintang,� ucapnya.

�Dengan Herschel, kini kita bisa mempelajari apa pengaruh hembusan angin ini terhadap evolusi galaksi,� sebut Sturm.

Dari penelitian, disimpulkan bahwa hingga 1.200 kali lipat massa Matahari kita hilang setiap tahunnya akibat hembusan angin dahsyat tersebut.

Jumlah itu sama dengan terkurasnya persediaan gas milik galaksi untuk membentuk bintang antara satu sampai 100 juta tahun ke depan. Padahal, gangguan terhadap pembentukan bintang memiliki efek buruk pada galaksi tersebut.

Angin ini sendiri bisa jadi disebabkan oleh pengeluaran partikel dan cahaya yang sangat intens dari sebuah bintang baru atau bisa juga oleh gelombang kejut yang berasal dari ledakan bintang tua.

Alternatif lain, angin bisa dipicu oleh radiasi yang diakibatkan oleh zat-zat yang berputar kencang di sekitar lubang hitam, di tengah-tengah galaksi.

Sumber :
teknologi.vivanews.com

Komet Hartley 2, Komet yang Berbentuk Seperti Kacang

Setelah melalui 4,6 miliar kilometer perjalanan pengejaran, wahana luar angkasa EPOXI milik NASA berhasil bergerak mendekati Komet Hartley 2 dan mengirimkan citra close up komet tersebut ke Bumi yang direkam dari jarak 700 kilometer.

Sekilas, penampilannya menunjukkan bahwa komet Hartley 2 memiliki bentuk yang belum pernah ditemui sebelumnya. Komet itu memiliki bentuk seperti kacang, bagian tengah yang lebih tipis dan halus memisahkan dua bagian ujung atau kutub komet yang lebih tebal dan kasar. Ukurannya diperkirakan dengan panjang 2 kilometer dan tebah di bagian tengah 0,4 kilometer.

Komet Hartley 2

Sementara itu, bagian belakang komet tersebut tampak bagai bagian pembuangan hasil pembakaran pada pesawat jet. Seperti komet umumnya, terdapat ekor gas yang terjadi akibat penguapan material komet (gas dan debu) akibat pergerakan komet yang mendekati Matahari.

“Kami berpikir, bentuk kacang bisa didapatkan karena bagian ujung inti nukleus itu banyak menguap. Hasil penguapan itu yang mungkin terakumulasi dan menggumpal di bagian ujung,” ujar Jessica Sunshine, salah satu peneliti yang terlibat dalam misi menganalisa komet ini, seperti dilansir situs National Geographic, pekan lalu.

Lebih lanjut, Sunshine mengatakan, “Pada bagian tengah tidak terlihat aktivitas penguapan sama sekali.” Sunshine berspekulasi, bagian tengah yang halus adalah bagian yang diisi oleh penguapan material komet yang dihasilkan di kutub komet. Hasil penguapan dan debu tertarik ke bagian tengah komet karena gravitasi.

Komet Hartley 2, Mengenal Komet Hartley 2

Wow, Planet Gliese 581d Dipastikan Layak Huni

Gliese 581d, sebuah planet bebatuan raksasa yang mengitari sebuah bintang red dwarf (bintang dengan massa lebih rendah dibanding Matahari dan bersuhu di bawah 4000 derajat Kelvin) dikonfirmasi sebagai planet pertama yang memenuhi persyaratan mampu menampung kehidupan.

Planet yang berjarak sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi ini merupakan salah satu tetangga terdekat planet kita. Ia diperkirakan bersuhu cukup hangat dan cukup basah untuk menumbuh kembangkan kehidupan serupa yang dimiliki planet Bumi.

Sebelum ini, perhatian astronom justru fokus ke saudaranya, yakni planet Gliese 581g, setelah diketahui bahwa planet itu memiliki massa serupa dengan Bumi dan juga berada di dekat zona Goldilocks.

Gliese 581d mengorbit di zona Goldilocks (kawasan di mana kehidupan dimungkinkan terbentuk) milik bintang Gliese 581. Seperti diketahui, di Goldilocks zone, temperatur tidak terlalu panas sehingga menyebabkan air mendidih ataupun tidak terlalu dingin hingga membuatnya membeku namun berada di suhu yang tepat agar air tetap dalam bentuk cair.

“Dengan atmosfir yang padat akan karbon dioksida, yang merupakan skenario paling memungkinkan untuk planet berukuran raksasa, iklim di Gliese 581d stabil dan cukup hangat untuk memiliki samudera, awan, dan curah hujan,” kata peneliti National Centre for Scientific Research (CNRS).

Dikutip dari Daily Galaxy, 19 Mei 2011, menurut penelitian yang dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters, Gliese 581d memiliki massa setidaknya 7 kali lipat dibanding Bumi berukuran sekitar 2 kali lipat planet Bumi.

Sebelum ini, perhatian astronom justru fokus ke saudaranya, yakni planet Gliese 581g, setelah diketahui bahwa planet tersebut memiliki massa serupa dengan massa Bumi dan juga berada di dekat zona Goldilocks.

Pertamakali ditemukan pada tahun 2007, Gliese 581d awalnya tidak masuk kandidat sebagai tempat untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Salah satu alasannya adalah ia hanya mendapat sepertiga radiasi Matahari seperti yang didapat Bumi dan kemungkinan ‘tidally locked’ atau hanya satu sisi yang selalu menghadap mataharinya dan punya siang dan malam hari permanen.

Akan tetapi, pemodelan terbaru yang dibuat oleh Robin Wordsworth, Francois Forget, dan rekan-rekan ilmuwan CNRS lainnya menunjukkan hasil yang mengejutkan. Atmosfir planet itu mampu menyimpan panas berkat padatnya gas CO2 dan dihangatkan oleh cahaya dari bintangnya.

“Secara keseluruhan, temperatur di sana memungkinkan air cair hadir di permukaan planet itu,” kata peneliti. “Massa planet yang besar juga berarti gravitasi di permukaannya kurang lebih dua kali lipat dibanding gravitasi Bumi,” ucapnya.

Akan tetapi, tidak begitu saja peneliti bisa mengirimkan astronot ke planet itu. Dari Bumi, pesawat ruang angkasa yang mampu terbang dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk tiba di sana. Sayangnya, teknologi roket yang sudah dimiliki umat manusia saat ini baru bisa mengantarkan kita ke Gliese 581d dalam waktu 300 ribu tahun.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/221376-planet-gliese-581d-dipastikan-layak-huni

Foto-foto Ledakan Dahsyat di Luar Angkasa

Gambar ini berasal dari Observasi Chandra yang sangat mendalam dari sisa-sisa super Tycho. X-ray bertenaga rendah (warna merah) memperluas puing-puing ledakan.
1. Garis X-ray Di Supernova Tycho

Video: Planet Kerdil yang Diselimuti Es

Haumea, planet kerdil berbentuk aneh, dan setidaknya salah satu dari dua bulan yang ia miliki diperkirakan mengandung es.

Dengan ukuran lebar seluas 1.960 kilometer, planet berbentuk lonjong ini merupakan planet kerdil kelima yang teridentifikasi milik Matahari kita. Planet berjarak 35 kali lebih jauh dibanding jarak Matahari dengan Bumi ini memiliki bobot sepertiga massa Pluto.

Haumea, planet lonjong berlapis es
Sama-sama mengitari Matahari, orbit planet ini berada di sekitar sabuk Kuiper, tepat di belakang Pluto. Bentuknya yang lonjong kemungkinan diakibatkan oleh periode rotasinya yang sangat cepat yakni 3,9 jam saja.

Ia pertamakali ditemukan pada tahun 2003 lalu oleh sekelompok astronom Amerika Serikat di Cerro Tololo Inter-American Observatory. Awalnya ia diberi nama 2003 EL61, sebelum diganti menjadi Haumea, nama seorang dewi penduduk Hawaii yang melambangkan kesuburan.

Tidak seperti benda lain di sabuk Kuiper, Haumea tidak terdiri dari campuran es dan batu dalam jumlah yang imbang, melainkan kerak es yang menyelimuti interior yang berbatu. Berikut video: Planet Kerdil yang Diselimuti Es.



Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/221609-video--planet-kerdil-yang-diselimuti-es


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto