Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Monday, July 25, 2011

Inilah Cara Terbentuknya Tata Surya

Ilmuwan tak sepenuhnya tahu cara terbentuknya tata surya. Namun, ini adalah penjelasan terbaik yang disetujui sebagian besar kaum cendekia tersebut.

Awan molekul yang runtuh ke dalam dirinya sendiri dan membentuk tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam, menjadi penjelasan yang disetujui ilmuwan. Dalam penggambaran yang disebut model nebula ini, matahari menjadi yang pertama terbentuk kemudian dikelilingi cakram gas dan debu berputar-putar.
Ilustrasi tata surya

Cara Matahari terbentuk

Beberapa bukti, termasuk hasil studi 2010 oleh ilmuwan di lembaga Carnegie, menunjukkan adanya kontraksi yang didorong ledakan supernova terdekat. Menurut �From Suns to Life: A Chronological Approach to the History of Life on Earth� (Springer, 2004), kekuatan lain seperti perbedaan kepadatan juga menyebabkan awan ini mulai runtuh.

Awalnya, gas yang terkumpul dalam pusat padat cakram berputar ini menciptakan Protosun. Tabrakan antara molekul memanaskan benda-benda lain dan akhirnya meningkatkan suhu hingga 10 juta derajat Celcius.

Tabrakan yang makin panas dan ganas ini memicu reaksi nuklir yang mengubah Protosun menjadi bintang. Menurut �From Suns to Life,� proses ini memakan waktu sekitar 100 ribu tahun.

Cara Planet terbentuk

Sementara itu, dalam materi cakram yang mengelilingi matahari muda, proses yang disebut akresi membentuk planet, bulan, komet serta asteroid. Partikel kecil yang saling bertabrakan membentuk tubuh yang lebih besar akhirnya mencapai ukuran planetesimal, hingga beberapa diameter kilometer.

Ukuran ini cukup besar untuk menciptakan gravitasi sendiri. Kemudian menurut Lunar and Planetary Institute, badan-badan ini menarik lebih banyak partikel kecil dan menyisakan yang terbesar saja.

Di daerah panas dekat Matahari berkembang, air pada planetesimal ini cenderung menguap dan gasnya tersapu keluar dan hanya materi berat, seperti silikon dan logam bisa mengembun menjadi padat. Planet muda di tata surya bagian dalam (seperti Bumi) terbentuk dari materi ini, batuan padat.

Lebih jauh dari bintang baru, suhu dingin dan es yang melimpah memungkinkan tubuh yang jauh lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Yupiter dan Saturnus. Menurut buku referensi astronomi edisi ketiga �The Solar System� sebuah buku referensi astronomi, inti-inti ini cukup besar sehingga gravitasi bisa menarik gas dari nebula sekitar dan menciptakan raksasa gas di luar tata surya.

Obyek lain di tata surya

Di luar Neptunus, di bagian cakram yang lebih dingin, tak ada cukup materi tersedia untuk planetesimal tumbuh menjadi raksasa gas. Potongan-potongan terhambat ini akhirnya membentuk sabuk Kuiper.

Menurut �The Solar System,� bidang planetesimal lain yang menjadi sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter diduga disimpan dari penggumpalan planet oleh gravitasi Yupiter. Model Nebula inilah yang menjelaskan mengapa semua planet berada di orbit bidang rotasi matahari.

Inilah Tujuh Asteroid Terunik di Tata Surya

Asteroid, benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, ternyata banyak tersebar di tata surya kita. Namun, hanya beberapa yang memiliki kisah unik tersendiri. Seperti apa?

Pada 17 Juli lalu, pesawat Dawn NASA bertemu asteroid Vesta. Hal ini merupakan momen ketika manusia bisa melihat asteroid dari dekat. Vesta, seperti kebanyakan asteroid lain, berada di cincin seperti donat dari sabuk asteroid utama yang memisahkan Mars dan Yupiter.
Asteroid

Asteroid lain berada sangat dekat matahari. Namun, tak semua asteroid tampak senang, terbukti banyak asteroid yang juga memiliki lintas orbit di tata surya.

Ceres

Asteroid terbesar saat ini adalah Ceres. Massa asteroid ini setara sepertiga massa sabuk asteroid. Saking besarnya, obyek ini memiliki kekuatan gravitasi untuk menarik dirinya sendiri. Ceres juga disebut sebagai �planet kerdil� layaknya Pluto.

Setelah �menengok� Vesta, Dawn akan berkunjung ke Ceres yang diperkirakan sampai pada 2015 untuk mempelajari komposisinya serta mencapi tahu kemungkinan adanya cairan di bawah permukaannya.

Baptistina

Baptistina merupakan nama salah satu keluarga termuda asteroid di sabuk asteroid. Menurut model komputer, asteroid muncul 160 juta tahun silam dengan ukuran diameter 60km dan 170km.

Salah satu batu ini menghantam Bumi 65 juta tahun silam dan membantu kepunahan dinosaurus. Sisa hantaman asteroid ini terkubur di semenanjung Yucatan dan Tekuk Meksiko.

Kleopatra

Percaya atau tidak, banyak asteroid memiliki bulan, bahkan beberapa diantaranya memiliki dua satelit. Salah satunya adalah Klepoatra yang memiliki dua bulan bernama Alexhelios dan Cleoselene. Asteroid metalik ini memiliki bentuk yang tak lazim, yakni tulang anjing, dengan ukuran panjang, tinggi dan lebar 217x94x81 kilometer. Sedangkan bulan-bulan asteroid ini memiliki ukuran diameter 5km dan 3km.

Hektor

Seperti Kleopatra, Hektor sangat panjang, dengan dimensi panjang dan lebar sekitar 370x200 kilometer. Hektor juga memiliki bulan. Bedanya, asteroid ini tak ditemukan di sabuk asteroid utama. Benda kemerahan ini menjadi Trojan terbesar yang terjebak di orbit Yupiter.

Themis

Asteroid besar ini menjadi benda langit pertama yang diketahui memiliki es di permukaannya. Pada 2009, penyelidikan menggunakan cahaya infra merah memastikan keberadaan es serta karbon atau molekul organik.

Karakteristik ini membuat Themis menjadi kandidat kuat penghantar air dan karbon pada permukaan Bumi muda yang panas dan kering, empat miliar tahun silam.

Toutatis

Asteroid ini diberi nama serupa dewa Celtic. Benda langit ini menjadi asteroid paling aneh. Pasalnya, bukannya berputar mengikuti sumbunya, asteroid ini memiliki gerakan yang tak beraturan.

Asteroid ini berpotensi mendekati Bumi namun karena orbitnya kacau, kapan asteroid ini mencapai Bumi tak bisa diprediksi.

Apophis

Pada 2004, Toutatis mencapai posisi terdekatnya, 1,61 juta kilometer, dengan Bumi. Namun, terdapat batu-batu lain yang pernah sangat dekat Bumi, dan yang paling mengkhawatirkan astronom adalah Apophis. Batu ini ditemukan pada 2004.

Apophis sendiri merupakan nama dewa kegelapan Mesir. Asteroid ini akan kembali berada dekat lingkungan Bumi pada 2029. Saat itu, ilmuwan memperhitungkan kesempatan benda langit ini menabrak Bumi, dalam perhitungan yang cukup mencengangkan, yakni 1 dibanding 40.

Beruntungnya, perhitungan terbaru menunjukkan, kemungkinan asteroid ini menabrak Bumi menjadi nol. Disebutkan, pada 2029, asteroid ini akan berada 30 ribu kilometer di atas permukaan Bumi.

Saturday, July 23, 2011

Radio Astron, Teleskop yang Lebih Canggih daripada Hubble

Teleskop ruang angkasa Rusia yaitu Radio Astron, merupakan teleskop terbesar yang pernah ada. Teleskop ini telah diluncurkan dari Baikonur di Kazakhstan.

Teleskop ini sendiri terhubung ke teleskop berbasis darat melalui interferometri untuk memberikan resolusi yang jauh lebih tingi dan penggunannya lebih baik 10 ribu kali dibandingkan Hubble Space, milik NASA.

Stasiun bawah tanah di Australia, Chili, China, Eropa, India, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Afrika Selatan, Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah berjanji mengambil bagian untuk Radio Astron.
Radio Astron, teleskop asal Rusia

"Ini akan memungkinkan kita untuk melihat lebih jauh di alam semesta dengan resolusi yang sangat tajam dan menerima data tentang ekstra fenomena galaksi," ujar Kepala proyek Viktor Khartov, seperti dikutip TG Daily, Rabu (20/7/2011).

Teleskop seberat 5 ribu kg diterbangkan dengan menggunakan pesaeat ruang angkasa oleh sebuah peluncuran Zenit-3M bersama Fregat-SB, Senin pada pukul 06.31 waktu setempat. Ini akan mengorbit pada jalur elips dan mencakup jarak 390 ribu km. Jaraknya lebih jauh dari teleskop sebelumnya yang berada dekat Bumi.

Bahan pembuat teleskop ini terdiri dari 27 serat karbin yang akan membentang di orbit. Teleskop ini memiliki misi lima tahun yang memiliki tugas pengumpulan data pada maser air. Ini merupakan awan molekul air yang terdapat pada cakram galaksi. Data harus membantu peneliti mempelajari lebih lanjut tentang tingkat rotasi galaksi, yang mana saat ini disebut tingkat perluasan ruang dan efek dari energi gelap yang dapat dihitung.

Selain itu, teleskop tersebut juga akan mempelajari astronomi radio, untuk memeriksa distribusi debu dan gas di sekitar bintang-bintang yang meledak. Dan itu akan memeriksa cakrawala peristiwa mengenai sebuah lubang hitam di pusat galaksi M87.

Gambar pertama dari Radio Astro dikenal sebagai Spektrum R yang diharapkan akan dirilis pada akhir tahun ini.

Misi NASA Terbaru Jelajah Gunung di Mars

NASA mengumumkan telah membuat sebuah laboratorium bergerak yang berfungsi untuk mengungkap apa yang ada di Planet Mars. Pembuatan laboraturium tersebut menghabiskan dana fantastis yaitu USD2,5 miliar.

Benda ini dijuluki 'Curiosity' yang memiliki misi untuk melihat tanda-tanda kehidupan di Mars. Kendaraan ini dikendalikan secara otomatis dan tidak berawak. Meskipun demikian, benda ini mampu mendaki gunung yang ada di sana.
Ilustrasi Curiosity, yang akan digunakan NASA pada Misi ke Mars

Laboratorium ini dilengkapi dengan enam roda mekanik dan akan menjelajah kawah Gale, karena disana terdapat gunung yang tinggi. Ini akan membantu para ilmuwan mempelajari tanah liat dan kandungan sulfat pada tiap tingkat ketinggian gunung tersebut.

"Para ilmuwan mengidentifikasi Gale sebagai pilihan utama mereka untuk mengejar tujuan misi penjelajah yang baru," kata Jim Green, direktur Divisi Planetary Science di Markas NASA di Washington.

"Lab ini memberikan pemandangan visual yang dramatis dan juga potensi besar untuk penemuan ilmu pengetahuan yang penting,"tambahnya, seperti dikutip Straits Times, Sabtu (23/7/2011).

Penjelajahan ini dikenal dengan Mars Science Laboratory (MSL), guna menemukan adanya tanda-tanda kehidupan dan makhluk hidup disana. Diketahui saat ini hanya ada tanda bahwa beberapa kehidupan mikroba mungkin telah ada di kedalaman kawah yang mungkin mengandung air.

NASA sebelumnya akan membuat pesawat Spirit dan Opportunity yang akan membawa manusia ke planet Mars di tahun 2030.

Friday, April 1, 2011

Adakah Air di Planet Merkurius?

Observasi Merkurius akan dimulai secara resmi pada 4 April 2011 mendatang dengan bantuan wahana luar angkasa Messenger yang sudah mengorbit di planet tersebut. Pemetaan seluruh permukaan Merkurius akan dilakukan untuk menguak misteri geologi, sejarah, dan pembentukan planet itu.

Salah satu pertanyaan yang mengemuka dalam observasi Merkurius adalah adakah air dalam bentuk es di planet itu? Dengan suhu Merkurius yang mencapai 450 derajat celsius, pertanyaan itu mungkin terkesan konyol.



Permukaan planet Merkurius yang diambil wahana ruang angkasa Messenger.

Namun, Sean Solomon, pimpinan investigator Messenger, mengatakan adanya kemungkinan itu. "Bisakah es terjebak di sana? Model suhu mengatakan ya, itu mungkin. Tapi apakah es tersebut berbahan dasar air? Ada banyak spekulasi," katanya.

Sementara itu, 20 tahun lalu pernah ada data radar menemukan material reflektif di wilayah kutub planet terdekat dari Matahari itu. Material reflektif itu bisa saja air dalam bentuk es.

Jawaban positifnya mungkin akan diketahui dalam jangka waktu setahun mendatang ketika Messenger berhasil menuntaskan misinya. Bersamaan dengan itu, mungkin akan diketahui struktur inti dan alasan mengapa Merkurius berdensitas lebih rendah.

Messenger sendiri telah sampai di orbit Merkurius sejak 17 Maret 2011 setelah menempuh perjalanan selama 6,5 tahun. Wahana luar angkasa ini 2 hari lalu baru saja mengirimkan citra Merkurius berupa kawah Debussy dan Matabei.

Messenger adalah singkatan dari MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging. Misinya bukanlah misi berbiaya murah sebab dana pembuatannya mencapai 446 juta dollar AS.

Tags: Adakah Air di Merkurius?, Adakah Air di planet Merkurius? 

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/31/21150613/Adakah.Air.di.Merkurius.

Pertama Kali, Ahli Cari Sampel ke Mantel Bumi

Pertama kali ilmuwan akan melakukan penelitian ke daerah mantel bumi untuk mendapatkan sampel bumi. Yang menakutkan, mereka menjelajahi kawasan bersuhu 298 derajat Celcius.

Selain itu, sesampainya di sana, para ilmuwan dari National Oceanography Center, Southampton, Inggris dan Montpellier University, Perancis, akan menghadapi tekanan empat juta pon per inci kubik.
Ini setara dengan 285 ribu kali kekuatan gravitasi Bumi normal. Ilmuwan berharap pengambilan sampel ini dapat membantu pemahaman asal mula Bumi.

Headline
Struktur Bumi



Petualangan itu diumumkan Dr. Damon Teagle dari National Oceanography Centre dan Dr. Benoit Ildefonse dari Montpellier University. Mereka memilih menjelajahi mantel bumi karena lapisan ini mengandung sebagian besar batuan bumi. Karenanya, kemungkinan banyak spesiemen yang menarik.

Mereka juga menegaskan signifikasi batuan bumi dengan batuan bulan sehingga bisa memberi informasi keterkaitan jelas kedua objek antariksa itu.

Dr Teagle memaparkan bahwa tempat terbaik untuk melakukan pemboran untuk mantel bumi adalah lautan karena memiliki kerak tipis di sana.

Tantangan teknis begitu besar karena pengeboran tanpa riser, sebuah fitur keselamatan umum yang pipa ganda digunakan untuk melepaskan gas. Karenanya, ilmuwan harus memompa air laut ke dalam lubang dengan tekanan cukup untuk memaksa sampel yang digali dapat naik ke permukaan.

Tags: Pertama Kali, Ahli Cari Sampel ke Mantel Bumi, Untuk Pertama Kali, Ahli Cari Sampel ke Mantel Bumi

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1371702/pertama-kali-ahli-cari-sampel-ke-mantel-bumi

Profesor Amerika Temukan Lem Khusus Luar Angkasa

Sebuah zat perekat baru dengan bahan yang unik ditemukan. Zat ini bisa membuat benda menempel lebih mudah di luar angkasa. Meski tidak sekuat lem lain yang biasa ditemukan di supermarket, namun ia punya sifat lengket yang unik, khususnya ketika digunakan di lingkungan kering seperti di luar angkasa.

Di ruang angkasa, astronot dapat memanfaatkan lem baru ini misalnya untuk mengganti keramik yang rusak di pesawat. Zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pemicu saat dipasang di perangkat pendeteksi kelembaban.

Sebagai bahan, lem itu menggunakan peptide – serangkaian asam amino yang umumnya ditemukan di tubuh – yang menjadi semakin lengket saat pH mencapai level 9. Seperti diketahui, skala pH digunakan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat keasaman sebuah substansi dengan skala 0 (sangat asam) hingga 14 untuk tingkat terendah.

“Cara kerja peptide ini adalah saat pH dinaikkan, ia akan membentuk jaringan yang panjang. Jaringan-jaringan itu kemudian saling menjerat,” kata John Tomich, seorang profesor dari Kansas State University, yang menemukan bahan perekat tersebut, seperti dikutip dari Space.com, 30 Maret 2011. “Jika Anda lihat, benda ini tampak seperti spaghetti,” ucapnya.

Tomich menyebutkan, jaringan itu akan membentuk dan jika ia berada di permukaan yang keras, ia akan menangkap ujung dan lubang dari apapun bahan permukaan itu. “Lem umumnya menjadi rapuh dan retak saat kelembaban hilang, akan tetapi zat ini malah semakin lengket,” ucapnya.

“Zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pemicu pada perangkat pendeteksi kelembaban,” ucap Tomich. “Cukup pasangkan zat ini pada sirkuit atau semacamnya. Dan ketika kelembaban mencapai level tertentu, zat ini akan rusak dan mengaktifkan sirkuit yang menghidupkan alarm,” ucapnya.

Jika ada peminat, lem tersebut sudah siap diproduksi secara massal.

Tags: Lem luar angkasa, Lem khusus luar angkasa, Ditemukan, Lem Khusus Luar Angkasa

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/212127-ditemukan--lem-khusus-luar-angkasa

Thursday, March 31, 2011

Wallpaper (31 Maret 2011)

Klik pada gambar untuk memperbesar

       



Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto