Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, March 30, 2011

Katai Putih (G2 Star) dan Katai Gelap (Brown Dwarf)

Banyak astronom berpendapat, katai putih sebenarnya bintang lanjut yang tak mampu lagi membangkitkan tenaga di terasnya. Dalam astrofisika, bintang di jagat raya ini mengawali masa hidup dengan reaksi nuklir di teras bintang. Dalam reaksi termonuklir itu terjadi pembakaran hidrogen menjadi berton-ton helium setiap detik. Pembakaran inti hidrogen berlangsung miliaran tahun. Ketika hidrogen habis, di teras bintang bertumpuk abu helium.

Namun suhu belum begitu tinggi untuk memulai reaksi termonuklir tahap kedua, yaitu mengubah helium jadi karbon yang lebih dikenal sebagai reaksi siklus karbon. Akibatnya, di teras bintang tak lagi ada tenaga yang mampu menahan pengerutan gravitasi, dan bintang pun runtuh lagi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL3Tmj2Ae_xWR9nIfrZCJS_zQFSaN628dGYIRvIqutLwDkfX9t8N5ZyebTc-TxkdGj055q7orzZqyPM2_W2Eun7b8gncMIKVABjN1FVo-TfkaTdIbiXD-L4AE-6pFmxsB23o97AzQgXkbU/s400/Bintang+Katai+Putih.jpg
Bintang katai putih (G2 star)
http://www.cbsnews.com/i/tim//2010/07/30/dwarf.jpg
Brown Dwarf (kedua dari kiri)
http://www.nova.org/~sol/solcom/stars/b-dwarfs.gif
Tingkat terang cahaya bintang

Sebagian energi yang dilepas pada pengerutan dipakai untuk memanasi pusat (inti), sehingga helium terbakar. Bintang pun berhenti mengerut, karena sumber tenaga baru sudah bangkit. Suhu pusat minimum agar reaksi kedua bisa berlangsung sekitar 100 juta derajat Kelvin. Ketika bintang mengerut, energi yang dilepaskan sangat dahsyat sehingga angkasa bintang terdorong keluar dan mengembang menjadi raksasa merah.

Pada tahap itu keseimbangan bintang terganggu. Tubuhnya berdenyut secara periodik. Beberapa juta tahun berikutnya, bintang kehilangan sebagian massa melalui proses angin bintang. Sementara itu reaksi termonuklirnya terus berlangsung membentuk unsur-unsur berat dan bintang terus melontarkan sebagian besar selubung, sehingga yang tinggal teras panas yang mengerut dikelilingi lingkaran materi. Suhu permukaan sisa bintang itu sekitar 10.000 derajat Kelvin.

Sekarang bintang itu berada pada tahap planetary nebulae. Lingkaran materi mengembang cepat, meninggalkan pusat yang terus ambruk. Pengerutan baru berhenti ketika tekanan degenerasi elektron sudah kuat menahan tubuhnya.

Kini, bintang menjadi katai putih yang tenang. Selama periode ribuan juta tahun sesudah itu tak ada lagi kejadian fisis istimewa yang menimpa. Perlahan-lahan suhu bintang menurun dan setelah beberapa puluh miliar tahun meredup menjadi benda dingin, padat, dan gelap yang dikenal dengan sebutan katai gelap.

Bintang Ganda

Lain lagi riwayat bintang ganda atau berpasangan, misalnya pasangan katai putih dan bintang normal. Jika jarak kedua bintang cukup dekat, evolusi salah satu anggota itu bisa memengaruhi nasib pasangannya. Misalnya, Alpha Centauri, bintang ganda paling benderang di Rasi Centaurus,  Albereo di Rasi Cygnus, dan Epsilon Auriga.

Katai putih bermedan gravitasi besar mampu menyedot materi bintang pasangannya (katai merah), sehingga menumpuk di permukaan yang kecil dan panas. Karena bintangnya normal, tentu materi itu terdiri atas hidrogen segar. Makin tebal tumpukan materi, kian besar pula tekanan. Jadi hidrogen itu terpanasi dan permukaan katai putih menjadi dapur reaktor nuklir kedua.

Reaksi fusi nuklir (penggabungan inti atom) itu menghasilkan selubung gas cemerlang yang mengembang cepat, ibarat ledakan bom hidrogen yang menyebabkan materi bintang berhamburan. Ledakan nuklir bintang itu menghasilkan nova (bintang meledak). Nova terjadi berulang-ulang pada pasangan bintang ganda jenis itu. Contohnya, Nova Scorpii 2007a (atau V1280 Scorpii) yang ditemukan astronom amatir Jepang, 4 Februari 2007, di konstelasi Scorpio. Selama beberapa hari, objek itu jadi terang dan makin terang sehingga mencapai maksimal pada 17 Februari. Pada saat itu, kecerlangannya membuatnya jadi nova paling terang selama 35 tahun terakhir. Selama masa itu, nova tersebut gampang dikenali hanya dengan mata telanjang.

Ketika materi habis terbakar, penumpukan materi berulang, kemudian dibakar lagi, terus meledak, dan seterusnya. Jika penyedotan berlangsung cepat, hidrogen diubah cepat menjadi helium tanpa ledakan. Sebaliknya, helium masih dibakar menjadi abu karbon. Itu berarti massa katai putih bertambah pelan-pelan. Limit Chandrasekhar makin ditekan, tetapi karbon dibakar. Suhu pun terus meningkat dan memanasi pusat bintang.

Pembakaran karbon berlangsung makin cepat dan terus memanasi pusat. Ketika suhu pusat bintang mencapai 4 miliar derajat, degenerasi lenyap, dan bintang meledak dengan kecepatan puluhan ribu kilometer per detik. Proses ledakan yang mahadahsyat itu dikenal sebagai supernova.

Bintang ganda (berpasangan)  yang sangat menarik bagi astronom adalah Bintang Sirius. Bintang Sirius B tua biasa berpasangan dengan Sirius A yang biru dan masih sangat muda. Padahal, sebagai bintang biru yang masif, ia harus berevolusi cepat. Jadi sudah mati lebih dulu daripada Sirius B. Satu-satunya penjelasan adalah mula-mula B lebih masif dari A, mungkin dua atau tiga kali masa matahari kita. Maka ia berevolusi cepat sekali sampai menjadi planetary nebulae.

Waktu itu boleh jadi ia memuntahkan massa amat besar, sehingga hanya tersisa satu kali massa matahari, teramati sebagai Sirius B. Sirius A tentu menelan sedikit massa yang dibuang B, sehingga bertambah besar seperti sekarang ini.

Kini, para astronom sudah menemukan ratusan bintang katai putih di jagat raya. Namun masih ada miliaran bintang katai putih lain yang belum diketahui. Bagi astronom, kehadiran bintang katai putih masih merupakan misteri alam semesta yang belum terungkap sepenuhnya.

Mereka masih terus terkesima ketika berhasil mendeteksi keberadaan bintang neutron dan Lubang Hitam yang ribuan kali lebih padat dan lebih masif, tetapi ratusan ribu kali lebih kecil daripada si Kerdil Putih. Jadi bintang katai putih, bintang neutron, dan Lubang Hitam merupakan fenomena eksotik alam semesta, yang menarik diteliti dan ditelaah lebih lanjut.

Tags: Perbedaan terang cahaya bintang, Brown Dwarf adalah, Katai putih dan katai gelap

Ilmuwan Bongkar Misteri Hilangnya Bintik Matahari

Ilmuwan memecahkan misteri hilangnya bintik Matahari yang membingungkan astrofisikawan seluruh dunia selama lebih dari dua abad. Ini terkait medan magnet Matahari.

"Medan magnet lemah yang tidak biasa mengurangi aktivitas Matahari sehingga melenyapkan bintik Matahari," ujar ahli fisika Piet Martens dari Montana State University.

Bintik Matahari dapat dilihat mata telanjang manusia sebagai titik gelap di Matahari dengan luas setidaknya 49 ribu mil. Mereka muncul disebabkan aktivitas medan magnet yang kuat atau badai di permukaan Matahari yang disebut plasma.

Bintik Matahari sering mengeluarkan partikel ke ruang angkasa yang dikenal sebagai solar flare. Namun, sempat hilang pada 2008 hingga 2010 dalam sebuah kejadian langka. Peristiwa itu juga sempat dilaporkan pada 1810.

"Memahami bintik Matahari sangat penting karena aktivitas Matahari mempengaruhi cuaca ruang angkasa serta teknologi di antariksa dan Bumi,” ujar Piet Martens.

Menggunakan komputer dengan model perubahan permukaan Matahari selama 2 ribu tahun, tim melacak hubungan ketidaan bintik Matahari dengan bidang kutub yang lemah. Temuan itu membuka jalan bagi para ilmuwan untuk memprediksi besarnya gelombang pada aktivitas matahari.

Penyimpangan dalam aktivitas Matahari mampu mengurangi angin surya sehingga mencegah pembusukan sampah antariksa seperti satelit yang mati. Penelitian itu diterbitkan pada jurnal Nature.

Tags: Ilmuwan Bongkar Misteri Hilangnya Bintik Matahari, Akhirnya Ilmuwan Bongkar Misteri Hilangnya Bintik Matahari

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1292422/ilmuwan-bongkar-misteri-hilangnya-bintik-matahari

Misteri Kawah Kembar di Mars

Wahana ruang angkasa HiRISE milik Badan Antariksa Jepang (JAXA) merekam kawah kembar dan berdempetan di permukaan Mars yang lebarnya hampir sama. Hal tersebut menimbulkan spekulasi bagaimana kedua kawah dapat terbentuk demikain. Salah satu hipotesa untuk mengungkap misteri kawah kembar Mars adalah terjadinya hantaman oleh dua meteorit sekaligus.

"Jika sebuah tubrukan terjadi satu per satu, kawah baru akan di atas kawah yang lama. Tapi ini sangat simetris, jadi mereka tercipta pada saat yang sama," kata Ian O'Neill, kontributor Discovery News.

Pertanyaannya, bagaimana hal itu terjadi? Awalnya meteor itu mungkin hanya satu, tapi kemudian terbelah menjadi dua ketika masuk ke dalam atmosfer Mars. Kebetulan, kedua belahan itu berukuran hampir sama dan jatuh di tempat yang sangat dekat, bahkan saling berdampingan.

Kawah kembar di permukaan Mars yang masih menjadi misteri bagaimana terbentuknya.
Tercatat pada situs web HiRISE kalau asteroid dan komet bisa terpecah jadi dua ketika masuk ke dalam atmosfer sebuah planet. Asteroid Itokawa, yang dikunjungi oleh Hayabusa, pesawat luar angkasa milik Jepang, punya dua bagian.

Mars bukan hanya punya kawah kembar dua, tapi juga punya kawah kembar tiga. Akan tetapi, kawah kembar tiga ini tidak tampak sejelas kawah kembar dua. "Mungkin karena kawah ini lebih tua dan sudah tergerus," jelas O'Neill.

Namun, bagaimana sebenarnya yang memicu terbentuknya dua kawah kembar tersebut masih menjadi msiteri hingga kini.

Tags: Misteri Kawah Kembar di Mars, Mengungkap Misteri Kawah Kembar di Mars

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/02/23330368/Misteri.Kawah.Kembar.di.Mars

Batu Meteor Ungkap Masa Lalu Planet Mars

Sebuah batu meteor seukuran buah semangka raksasa yang ditemukan di Planet Mars menjadi salah satu petunjuk pengungkap tabir masa lalu planet merah tersebut.

Meteor Mars itu berbobot setidaknya 0,5 ton sehingga dianggap terlalu besar untuk menembus atmosfer Mars yang tipis dan mendarat tanpa hancur. Hal itu memunculkan dugaan atmosfer Mars pada masa lalu jauh lebih tebal dari yang diduga selama ini atau batu tersebut jatuh miliaran tahun lalu saat atmosfer Mars jauh lebih tebal.

”Ada kemungkinan, Mars mempunyai karbon dioksida padat yang dapat menyuplai gas karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer selama ’musim panas’ pada siklus iklim belakangan ini atau batu jatuh miliaran tahun lalu,” ujar Matt Golombek, anggota tim peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.

Awan yang terekam di atmosfer Mars dekar garis ekuatornya ini tersusun dari karbon dioksida padat (es kering).
Atmosfer planet dapat memperlambat kecepatan jatuh meteor karena ada gesekan. Kendaraan NASA, Opportunity, menemukan meteor mengandung logam, yang kemudian dinamai Block Island oleh para ilmuwan, pada akhir Juli lalu.

Block Island panjangnya sekitar 60 cm dan tingginya sekitar 30 cm, dengan noda kebiruan. Batu itu sepuluh kali lebih besar dari Heat Shield Rock, batu Mars lain yang ditemukan tahun 2004.

Tags: Batu Meteor Ungkap Masa Lalu Planet Mars, Serpihan Batu Meteor Ungkap Masa Lalu Planet Mars

Source: http://sains.kompas.com/read/2009/08/13/07522837/Batu.Meteor.Ungkap.Masa.Lalu.Planet.Mars

Ilmuwan India Temukan Goa Raksasa di Bulan

Pada 2009 lalu, Badan Angkasa Jepang JAXA mengumumkan ada sebuah lubang di bulan yang bisa disiapkan jadi pangkalan manusia. Kini, Organisasi Riset Angkasa India menemukan, terdapat sebuah gua raksasa di ekuator bulan, di kawasan Samudera Procellarum.

Gua raksasa ini, yang ditemukan pesawat ulang-alik Chandrayaan-1, memiliki panjang lebih dari 1,7 kilometer dan lebar 120 meter. Sebagai perbandingan, lubang yang ditemukan JAXA hanya berukuran 65 meter panjang dan 88 meter lebar.

Saking panjang dan lebarnya, ilmuwan India berpendapat gua ini bisa menjadi sebuah kota kecil di bulan atau menjadi pangkalan rahasia Nazi untuk menampung sejumlah pesawat ala UFO.

Para ilmuwan India ini telah mempublikasikan penelitiannya dan bicara kemungkinan menjadikan gua ini sebagai pangkalan manusia di masa depan. Pangkalan ini nanti akan terlindungi dari radiasi, dampak meteor kecil, debu dan suhu ekstrem yang diakibatkan struktur lava di bulan.

Struktur lava bulan ini menghasilkan lingkungan dengan temperatur konstan pada minus 20 derajat Celsius, bertolak belakang dengan suhu permukaan bulan yang bervariasi dari minimum minus 180 derajat Celsius (malam hari) sampai maksimum 130 derajat Celsius di siang hari.

Namun dengan struktur gua ini, para peneliti berharap dengan konstruksi minimal, suhu ekstrem bisa diminimalisir. Dengan begitu, ongkos pun berkurang drastis.

Dan jika ini berhasil, para peneliti India berharap kota itu nanti bernama Attilan.

Tags: Ilmuwan India Temukan Goa Raksasa di Bulan, Wow Ilmuwan India Temukan Goa Raksasa di Bulan

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/207424-ilmuwan-india-temukan-goa-raksasa-di-bulan

Planet Nibiru dan Kiamat 2012, Ramalan yang Tak Berdasar

Beragam observasi telah dilakukan dan tidak memperlihatkan eksistensi benda langit dengan ciri sebagaimana Nibiru. Bahkan dengan teknik astrofotografi sekalipun, yang secara teoretis memungkinkan identifikasi Nibiru dalam layar kamera, meski observasi dilakukan di lingkungan perkotaan yang relatif terpolusi cahaya. Apalagi peluang observasi berbasis teleskop lebih besar, terlebih estimasi koordinat langitnya (deklinasi dan RA) sudah diketahui.

Kenyataannya, tak satu pun yang berhasil mengidentifikasi Nibiru, baik yang bekerja secara manual maupun mengandalkan sistem pelacakan otomatis seperti LINEAR, NEAT, LONEOS, Spacewatch, Catalina Sky Survey, dan Siding Spring Survey. Dengan kemampuan teleskop-teleskop masa kini yang dengan mudah sanggup menyasar benda redup hingga magnitude +20, Nibiru seharusnya sudah hadir dalam citra fotografis sejak 1980.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjihkS250jcSy7WWn41jJpGmQQuwvG_nwtRKlVdtFRZGaQ-TpIi2ULPlMHLWuBAJzK-ZwSKXf4jZhORQLzaJFY3whpBcjs2sMiKRwpjfYKzkfu4vkTLDbiPIuYJ2OtshMT1sxP7BJiSEXc/s1600/NibiruOrbit.jpg

http://jeniusz.files.wordpress.com/2009/06/nibiru2.gif?w=480&h=360

Realitas bahwa hingga saat ini tidak ada yang terdeteksi, menunjukkan Nibiru sebenarnya tidak eksis. Argumen Nibiru amatlah redup sehingga amat sulit dideteksi tidak bisa diterima, mengingat simulasi tersebut bahkan mengidentikkan Nibiru dengan objek paling redup di tata surya.

Kesimpulan itu diperkuat hasil survei penyigian langit berskala besar dari satelit COBE dan WMAP (spektrum gelombang mikro), IRAS (spektrum sinar inframerah), serta Compton GRO (spektrum sinar gamma). Juga dengan penyigian teleskop pada spektrum cahaya tampak dalam Sloan Digital Sky Survey. Semua tidak menemukan Nibiru. Khusus IRAS, awalnya memang teridentifikasi 10 objek misterius seukuran Saturnus yang berdekatan kawasan tata surya. Informasi menimbulkan kehebohan besar. Namun penyelidikan lebih lanjut mengungkap objek itu adalah 10 galaksi berbeda yang sangat jauh dari galaksi kita (Bima Sakti) dan mempunyai luminositas inframerah sedemikian tinggi sehingga bisa terekam satelit IRAS.

Ketidakeksisan Nibiru kian nyata ketika hukum gravitasi diperhitungkan. Masuknya Nibiru ke tata surya akan berimplikasi terhadap perubahan orbit planet luar beserta satelitnya dan komet seperti diteorikan John Adams dan Urbain LeVerrier. Padahal, realitasnya tidak demikian. Observasi-observasi via teleskop menegaskan orbit benda-benda langit itu tak berubah. Pun dengan data yang dikirim wahana antariksa Cassini yang saat ini masih bekerja di Saturnus dan New Horizon yang sedang dalam perjalanan menuju Pluto. Dengan orbit hampir mirip parabola, interaksi gravitasi Nibiru dan planet-planet besar membuat posisi Nibiru sangat kritis ketika berada di perihelionnya. Sebab, tanpa gangguan planet-planet besar itu pun kecepatan Nibiru di perihelionnya hanya 0,1% lebih kecil dari kecepatan lepasnya, yakni batas kecepatan yang bila dilampaui Nibiru akan membuatnya terlempar keluar dari tata surya. Padahal, kombinasi gravitasi planet-planet besar mampu membuat Nibiru melampaui kecepatan lepasnya dengan mudah. Konsekuensinya, objek seperti Nibiru, jika memang ada, seharusnya sudah lenyap terlempar keluar dari lingkungan tata surya sejak bermiliar tahun silam.

Semua itu menunjukkan Nibiru tidaklah eksis, sehingga tak berdampak terhadap bumi, apalagi pada tahun 2012. Dalam perspektif astronomi, kiamat 2012 tidak memiliki bukti kuat dan semata-mata ditopang justifikasi sembrono yang berada di luar ilmu pengetahuan.

Tags: Planet Nibiru, Ramalan kiamat 2012, Planet Nibiru adalah, Apa itu planet Nibiru, Apakah planet Nibiru benar-benar ada

Source: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/14/136931/Ramalan-yang-Tak-Berdasar

Seperti Apa Ruang Antarbintang Itu ?

Jika jarak bumi-matahari dipendekkan jadi 1 m, bintang terdekat baru ditemukan pada jarak sekitar 30 km. Maka di antara bumi dan matahari (bintang), tiada lain adalah ruang antarbintang. Dahulu orang menganggap ruang itu kosong. Namun berkat kemajuan teknologi, di beberapa tempat di ruang antarbintang itu ditemukan beberapa jenis zat yang sebagian besar dari unsur hidrogen.

Umumnya ruang antarbintang menyerupai vakum seperti dikenal di bumi. Di ruang itu ada materi antarbintang. Di beberapa tempat, materi antarbintang dapat dilihat sebagai awan antar bintang yang tampak terang. Di dalam materi itu ada 10.000 atom/cm2, sedangkan kerapatan di ruang antarbintang jauh lebih rendah, sekitar 1 atom/cm2.

Bintang
 Selain hidrogen, ditemukan partikel lain yang jauh lebih kecil dengan diameter sekitar 1 mikron (0,0001 mm). Partikel semacam itu pun jika ada hanya dapat dicari “sebuah” dalam volume 5 juta m3. Meski sangat langka, beberapa pengaruh bisa ditimbulkannya. Salah satu akibat yang dapat dirasakan adalah kemelemahan cahaya bintang, yang melewati partikel itu dibandingkan jika sinar itu yang melewati daerah tersebut, astronom akan dapat mengetahui susunan materi di sana.

Beberapa bagian langit di bumi lebih banyak materi. Di daerah padat materi itu, atom-atom lebih rapat. Namun hanya beberapa puluh atom setiap 1 cm3. Bandingkan dengan kerapatan angkasa bumi yang mengandung 3 kali 10 pangkat -9 molekul per cm3. Pemotretan bagian langit menunjukkan letak dan kumpulan materi itu tak teratur. Itu memberikan kesan semua dalam keadaan bergerak, seolah-olah bersinar, yang dapat dipelajari lewat cara optis. Ada pula awan gelap yang hanya dapat dianalisis lewat sinyal-sinyal yang ditangkap di bumi melalui teleskop radio.

Awan gelap mencerminkan gas dan debu yang dingin. Jadi molekul hidrogen di kawasan itu dalam keadaan netral. Daerah itu biasanya diberi simbol H I, yang berarti atom H belum kehilangan muatan negatif. Lain dari awan pijar yang dapat diamati secara visual. Cahaya berasal dari refleksi sinar bintang panas di dekatnya. Radiasi yang disumbangkan bintang-bintang itu mampu memberikan suhu sampai 15.000 derajat Celcius. Temperatur yang sedemikian tinggi mengakibatkan hidrogen kehilangan elektron. Gumpalan awan itu disebut daerah H II.

Pengamatan dari wahana Interstellar Boundary Explorer (Ibex) milik NASA, beberapa waktu lalu, berhasil memetakan wilayah heliosfer tata surya kita dan mendapatkan temuan menarik, yakni ada pita cemerlang yang melengkung melingkupi tata surya kita. Pemahaman kita akan heliosfer penting dalam mengetahui peran dalam melindungi sistem tata surya dari hujan sinar kosmos. Ukuran dan bentuknya menjadi faktor kunci dalam menentukan kekuatan perlindungan, dan berapa banyak sinar kosmos yang sampai ke bumi. Dengan mengetahui hal itu, kita dapat memahami bagaimana tanggapan heliosfer ketika berinteraksi dengan awan antarbintang dan medan magnet galaksi.

Kendati cukup terang dalam peta Ibex, ia tidak berpendar sebagaimana dipahami dalam pengamatan visual. Sebab, pita itu tidak berasal dari sumber cahaya, tetapi dari partikel atom netral berenergi (energetic neutral atoms/ENA), yang bisa dideteksi Ibex dan diproduksi di wilayah luar heliosfer saat angin surya melambat dan bercampur dengan materi antarbintang dari luar sistem tata surya kita.
Jadi berdasar informasi yang disadap dari materi antarbintang itulah kemudian yang disimpulkan oleh para astronom untuk menjelaskan keberadaan awan tebal yang mendekati tata surya kita.
Awan Galaktika Agaknya berita mengenai awan galaktika yang mendekati tata surya kita bukan hal baru bagi para astronom. Fred Hoyle tahun 1957 dalam bukunya, Black Cloud, merangkai fenomena astronomik itu dengan cerita sain fiksi yang banyak mengejutkan ilmuwan AS. Kabar itu hangat kembali setelah empat astronom Prancis, yakni Claudine Laurent, Bruston, Alfred Vidal, dan J Audoze, memublikasikan hasil penelitian mereka di Majalah Nature tahun 1979, berjudul “Physical and Chemical Fractionation of Deuterium in the Interstellar Medium”. Namun petunjuk soal keberadaan awan gas itu sudah lama tercium, ketika satelit Copernicus mengambil spektrum dari bintang-bintang terang yang panas di sekitar matahari.

Pada 22 September 2010, teleskop ruang angkasa Hubble menangkap penampakan jantung Nebula Laguna atau lebih dikenal dengan nama Messier 8. Laguna Nebula adalah awan antarbintang pada konstelasi Sagitarius. Laguna Nebula ditemukan Guillaume Le Gentil tahun 1747, yang merupakan satu dari dua bintang yang membentuk awan samar-samar yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Laguna Nebula yang terletak di sekitar 4.500 tahun cahaya tampak seperti sulur-sulur tipis. Jantung awan antarbintang itu terlihat seperti terkena radiasi ultroviolet yang mengikis debu dan gas menjadi bentuk baru.

Dari sekian banyak bintang yang diteliti, ada sembilan daerah yang diperkirakan ditempati awan antarbintang. Itulah daerah-daerah yang terletak di garis pandangan bintang-bintang Alpha Eri, Alpha Centuri, Alpha Cmi, Alpha aur, Alpha Boo, Alpha Tau, Epsilon Eri, dan seterusnya. Namun arah yang tepat dari awan itu belum diketahui. Satu dari sembilan kandidat itulah yang akan dicari kelompok astronom tersebut.

Astronom Vidal Majar dan koleganya menganalisis melalui tiga cara. Pertama, ingin mengetahui seberapa besar kemungkinan molekul hidrogen dan helium yang menerobos ke kawasan tata surya dari berbagai arah. Dengan cara itu diperoleh simpulan jumlah atom hidrogen per satuan volume dari arah Centaurus 10 kali lebih banyak dari sisi lain yanng terletak di luar orbit matahari dalam perjalanan mengitari pusat galaksi.

Cara kedua dengan melihat perbedaan radiasi energi ultraviolet dari bintang panas terdekat. Kesimpulan yang diperoleh, ada anisotropi di sekitar panjang gelombang 950-1.000 Angstrong (1 Angstrom sama dengan 0,000.000.01 cm). Cara ketiga, menentukan perbandingan antara Deuterium (H2) dan hidrogen untuk berbagai arah pandangan. Ternyata perbandingan itu memperlihatkan ordo sepersejuta dalam arah Alpha Century dan seperseratus ribu daerah Alpha Aur.

Dari serangkaian percobaan dan penjabaran yang disarikan dari ketiga cara itu disimpulkan, ada awan tebal berdaya serap tinggi di daerah 40 derajat dari pusat galaksi, yang bergerak dengan kecepatan supersonik dengan laju 15-20 km/detik. Saat itu, jaraknya sekitar 0,1 tahun cahaya.

Itu berarti jika ia mempunyai kecepatan cahaya (1 detik cahaya kira-kira 300.000 km), awan tersebut akan datang lebih cepat. Namun dengan kecepatan 20 km/detik, ia baru tiba 1.500 tahun lagi. Cukup lama bagi ukuran manusia di bumi, tetapi efeknya sudah lebih awal kita rasakan.

Kedudukan di langit bila dilihat dari bumi, ditandai dengan latar belakang panorama Scorpius Ophiocus. Penemuan itu kelihatannya kurang menarik jika tak dikaitkan dengan fenomena antariksa yang mungkin terjadi di sistem tata surya kita. Sekelompok astronom teoretis pun telah mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan penemuan tersebut.

Tags: Ruang antarbintang, Ruang antarbintang tak kosong, Ruang antarbintang adalah, Pengertian ruang antarbintang

Source: http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/11/15/130145/Ruang-Antarbintang-Tak-Kosong

VIDEO Suara Alien yang Direkam di Rusia

Hingga saat ini belum ada bukti sahih soal keberadaan mahluk luar angkasa atau alien. Apalagi yang mendarat di Bumi. Walau para ahli kerap menjelaskan soal ini secara ilmiah, banyak orang menyangsikan keberadaan mahluk itu. 

Klaim terbaru soal keberadaan Alien itu datang dari pesisir Siberia. Petugas lalu lintas kontrol udara di wilayah Yakutsk, Rusia itu, mengklaim mendengar  dengungan UFO (benda terbang aneh) dan suara alien yang diduga perempuan.

Namun, suara perempuan itu tidak seperti manusia kebanyakan. Suaranya justru mirip suara kuncing.
Seperti dimuat Daily Mail, Rabu 2 Maret 2011, awalnya, sebuah benda misterius tiba-tiba masuk ke radar monitor udara di atas wilayah Yakutsk itu. Dari catatan radar diketahui bahwa benda itu terbang dengan kecepatan lebih dari 6.000 mph dan dengan cepat mengubah arah di langit pagi.

UFO tertangkap radar monitor udara di Rusia (Daily Mail)



Benda yang diduga UFO tersebut tercatat berada di ketinggian 64.895 kaki di atas permukaan air laut dan sempat mengganggu frekuensi penerbangan.

Dalam rekaman yang diunggah ke situs YouTube, terdengar petugas pengawas penerbangan mencoba melakukan kontak dengan UFO tersebut.

Sementara, dalam rekaman juga terlihat, radar menunjukkan UFO tersebut bergerak cepat di udara, ketika pesawat udara di sekelilingnya bergerak lebih lambat.

"Saya mendengar suara perempuan, dia terus berkata 'miaw..miaw'," kata petugas tersebut kepada pilot Aeroflot yang melintas, seperti terdengar dalam rekaman berbahasa Rusia itu.

Lalu, komunikasi petugas tersebut dengan pesawat Rusia terputus  diduga akibat gangguan dari UFO itu.

Dalam insiden itu, petugas kontrol udara secara otomatis menyebut UFO tersebut sebagai '00000' karena ia tak memiliki nomor penerbangan.

Rekaman tersebut diunggah ke YouTube, namun masih belum jelas kapan gambar dalam rekaman itu diambil. Rekaman gambar lapangan udara tidak menunjukkan keberadaan salju. Padahal delapan bulan dalam setahun Yakutsk diselimuti salju, dengan suhu udara di malam hari sampai minus 36 derajat Celcius.

Belum ada penjelasan resmi soal insiden ini dari pihak bandara. Sementara, sejumlah ahli mengklaim, sudah jadi pengetahuan umum bahwa UFO telah membuat kontak dan bahkan mendarat di Bumi, namun detailnya belum diungkap ke publik.

Tags: VIDEO Suara Alien yang Direkam di Rusia, Inilah VIDEO Suara Alien yang Direkam di Rusia

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/207299-alien-bicara-seperti-kucing---miaw--miaw-


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto