Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, February 15, 2011

Anak Hasil Pembuahan di Luar Angkasa Berisiko Mandul

Jika kelak manusia berhasil mewujudkan gagasan migrasi antar planet, tentu banyak pasangan akan melakukan pembuahan di luar angkasa. Dampak radiasi perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan keturunan yang dihasilkan menjadi mandul.

Radiasi itu terutama berasal dari proton kuat yang dilepaskan oleh jilatan lidah api di permukaan matahari. Menurut sebuah penelitian terbaru, dampak radiasi proton bagi sistem reproduksi adalah kerusakan DNA pada keturunan yang dihasilkan.

Kerusakan DNA atau deoksiribo nukleat akan lebih memberikan dampak negatif jika keturunan yang dihasilkan adalah perempuan. Dalam sebuah eksperimen Badan Antariksa Amerika (NASA) yang dilakukan pada tikus, anak tikus betina hasil pembuahan di luar angkasa tidak bisa punya anak.

Anak tikus betina itu bisa dibuahi oleh tikus jantan, namun anaknya tidak pernah bisa lahir. Tikus betina mengalami kerusakan DNA dan kemudian bunting itu selalu mengalami keguguran karena oosit atau sel telurnya tidak cukup kuat.

Sementara jika keturunan yang dihasilkan adalah laki-laki, dampak kerusakan DNA dialami oleh sel sperma. Dikutip dari Dailymail, Senin (14/2/2011), sperma yang mengalami mutasi DNA akan menghasilkan keturunan yang cacat, atau bahkan tidak mampu membuahi sama sekali.

Di bumi, dampak radiasi tersebut tidak terlalu dirasakan karena sebagian besar bisa diserap oleh lapisan atmosfer. Sementara di planet-panet yang atmosfernya berbeda dengan bumi, radiasinya bahkan bisa menembus lapisan alumunium yang melapisi badan pesawat luar angkasa.

Meski demikian bukan berarti dampak radiasi terhadap sistem reproduksi tidak mungkin terjadi di bumi. Radiasi akibat radioterapi kanker dan ledakan bom nuklir diketahui dapat memberikan efek yang sama dengan temuan para peneliti NASA di luar angkasa.

Tags: Wah, Anak Hasil Pembuahan di Luar Angkasa Berisiko Mandul

Source: http://health.detik.com/read/2011/02/14/131759/1570818/763/anak-hasil-pembuahan-di-luar-angkasa-berisiko-mandul?l993306763

Astronom Temukan Lubang di Matahari

Sebuah satelit ruang angkasa telah mendeteksi dua lubang berukuran besar di Matahari. Lubang ini diyakini menjadi jalan bagi material dan gas milik bintang itu untuk keluar ke alam bebas.

Lubang yang disebut sebagai ‘coronal hole’ tersebut merupakan celah di antara medan magnet Matahari. Celah itu melubangi lapisan atmosfir luar yang super panas – disebut juga dengan corona – sehingga memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar.

Lubang itu terdeteksi oleh satelit Hinode yang khusus memantau aktivitas Matahari. Adapun kedua lubang tersebut terdeteksi dari foto-foto yang diambil pada 1 Februari lalu.

Lubang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan
kawasan di sekelilingnya.
Lubang ini memungkinkan gas panas dari inti Matahari
terlepas ke luar. (space.com)

Pada gambar yang ditangkap, lubang terdapat di bagian tengah atas di dekat kutub Matahari, adapun lubang lain berada di bagian bawah. Lubang juga terlihat lebih gelap dibanding bagian lain dari Matahari. Namun ada alasan untuk itu.

“Suhu lubang itu relatif dingin dibandingkan dengan kawasan aktif di sekelilingnya. Temperatur lebih dingin itu membuat lubang tampak lebih gelap di gambar,” kata juru bicara NASA, seperti dikutip dari Space, 15 Februari 2011.

Hinode Solar Observatory merupakan satelit pemantau milik Jepang yang telah mengamati bintang tersebut sejak diluncurkan pada tahun 2006 lalu. Satelit itu didesain untuk mempelajari medan magnet Matahari untuk membantu ilmuwan dalam memahami bagaimana energi disebarkan melalui lapisan berbeda milik atmosfir Matahari.

Misi pemantauan yang dilakukan Hinode sendiri merupakan misi gabungan antara Japan Aerospace Exploration Agency, Japan’s National Astronomical Observatory, NASA dan European Space Agency.

Tags: Lubang pada matahari, Ahli astronomi temukan lubang di matahari, Ada lubang di matahari, matahari ternyata berlubang, Matahari

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204732-astronom-temukan-lubang-di-matahari

Stabilkah Tata Surya Kita ?

Stabilkah Tata Surya? Dalam perhitungan-perhitungan yang sudah dilakukan oleh para astronom, terlihat kalau Tata Surya merupakan sistem yang stabil. Delapan planet disertai asteroid, planet katai dan objek lainnya di Tata Surya mengelilingi Matahari memang tampak memiliki kestabilan yang luar biasa dalam jangka waktu panjang. Dalam berbagai teori, Tata Surya bahkan lebih stabil dibandingkan sistem extrasolar planet. Tapi ternyata di antara kumpulan planet ini, ada kemungkinan terjadinya tabrakan bukan hanya oleh meteor, atau kemungkinan diakhirinya hidup Bumi saat Matahari tua nanti dan menjadi raksasa merah. Ternyata planet Jupiter, si planet gas raksasa di Tata Surya ini menyimpan kemungkinan yang mengerikan. Apa itu?

Ilustrasi tabrakan dua benda masif. Kredit Gambar : : NASA/JPL-Caltech/T. Pyle (SSC/Caltech)

Jupiter ternyata memiliki pengaruh gravitasi yang sangat kuat terhadap planet lainnya, terutama planet yang jauh lebih kecil. AKibatnya, masa depan planet-planet kecil di Tata Surya akan jadi suram jauh sebelum Matahari berubah jadi raksasa merah. Dan planet kecil itu tentunya termasuk Bumi. Dalam perjalanannya, gaya gravitasi Jupiter kelak akan menggangu Merkurius dan menyebabkan planet terdekat Matahari ini mengalami peningkatan eksentrisitas orbit yang besar. Bahkan Merkurius diperkirakan akan masuk dalam jalur Venus. Dan Bumi pun akan merasakan akibatnya.

Jupiter, planet kelima yang mengorbit Tata Surya pada jarak 5 SA atau 5 kali jarak Bumi ternyata walau dengan jarak yang sangat jauh pun menjadi masalah bagi planet lainnya. Gaya gravitasi Jupiter memang sangat besar, yakni 318 kali gravitasi di Bumi. Dan ini memang menjadi masalah bagi planet dalam di Tata Surya termasuk Merkurius. Merkurius sendiri dalam Tata Surya merupakan planet terdekat dengan jarak 0,47 SA (saat berada di titik terjauh dari Matahari) dan 0,31 SA (saat berada pada jarak terdekat dnegan Matahari). Massa Merkurius juga sangat kecil, hanya 0,055 kali Massa Bumi.

Simulasi yang dilakukan oleh Jacques Laskar dari Paris Observatory, juga Konstantin Batygin dan Gregory Laughlin dari University of California, Santa Cruz, menunjukan gravitasi Jupiter akan mengganggu orbit Merkurius, dan menyebabkan si planet kecil ini memperluas orbitnya sampai memasuki orbit Venus, atau bahkan Merkurius akan menabrak Matahari. Ada 4 kemungkinan jika Merkurius mengalami gangguan oleh jupiter yakni :

Merkurius akan menabrak Matahari
Merkurius akan terlontar keluar dari Tata Surya
Merkurius akan menabrak Venus
Merkurius akan menabrak Bumi

Ke-4 skenario kemungkinan itu sama sekali tidak menyenangkan bagi Merkurius yang harus mengakhiri hidupnya di Tata Surya lebih dahulu dibanding lainnya. Tapi kemungkinan Merkurius menabrak Bumi tentu sesuatu yang sangat menakutkan bagi kita. Bagaimana dengan kehidupan di Bumi? Kalau tabrakan besar asteroid dan komet bisa memusnahkan sleuruh dinosaurus, maka tak pelak kehidupan di Bumi bahkan Bumi sendiri akan hancur jika ditabrak Merkurius yang berdiameter 4880 km. Mungkin Bumi hanya menyisakan serpihan kecil jika tabrakan itu benar terjadi.

Nah itu tadi berita buruknya. Berita baiknya adalah, kemungkinan terjadinya ketidakstabilan di Tata Suryai itu hanyalah 1% sebelum Matahari berubah menjadi raksasa merah dan menelan Merkurius, Venus, Bumi dan Mars dalam 7 milyar tahun ke depan.

Tags: Stabilkah tata surya?, Kestabilan tata surya, Tata surya

Source : UniverseToday, Daily Galaxy, Chaotic diffusion in the Solar System (J. Laskar), dan On the dynamical stability of Solar System (Batygin & Laughlin)

Astronom Kalkulasi Massa Lubang Hitam Terbesar

Berukuran 6,6 milyar massa tata surya, lubang hitam di pusat galaksi M87 merupakan lubang hitam terbesar di mana massa persisnya telah diukur.

Dengan menggunakan Teleskop Frederick C. Gillett Gemini di Mauna Kea, Hawaii, satu tim astronom mengkalkulasi massa lubang hitam tersebut, yang lebih besar dari lubang hitam yang berlokasi di pusat Bimasakti, yang berukuran sekitar 4 juta massa tata surya.

Astronom Karl Gebhardt dari Universitas Texas, Austin, mempresentasikan hasil penelitian tim tersebut pada hari Rabu, 12 Januari, dalam pertemuan ke-217 Perhimpunan Astronomi Amerika. Dia mengatakan bahwa horison lubang hitam tersebut, yang berukuran 20 milyar km, empat kali lebih besar dari orbit Neptunus dan tiga kali lebih besar dari orbit Pluto. Dengan kata lain, lubang hitam tersebut dapat "menelan" keseluruhan sistem tata surya kita.

Black Hole

Sebelumnya para astronom telah memperkirakan massa lubang hitam tersebut sekitar 3 milyar masa tata surya, jadi hasil mereka agak mengejutkan. Untuk mengkalkulasi massa lubang hitam itu, para astronom mengukur seberapa cepat bintang-bintang di sekitar mengorbit lubang hitam tersebut. Mereka menemukan bahwa, rata-rata bintang-bintang tersebut mengorbit dengan kecepatan hampir 500 km per detik (sebagai perbandingan, matahari mengorbit lubang hitam di pusat galaksi Bimasakti sekitar 220 km per detik). Dari pengamatan ini, para astronom bisa menyimpulkan perkiraan yang paling akurat dari massa lubang hitam yang super besar ini.

Para astronom menganggap bahwa lubang hitam M87 bertumbuh menjadi sangat besar dengan cara bergabung dengan beberapa lubang hitam lainnya. M87 merupakan galaksi terbesar di alam semesta dekat, dan diperkirakan terbentuk oleh penggabungan kurang lebih 100 galaksi-galaksi yang lebih kecil.

Walaupun lubang hitam tersebut berlokasi sekitar 50 juta tahun cahaya, dia dianggap sebagai tetangga kita dalam perspektif kosmologi. Oleh karena ukuran besar dan kedekatan relatifnya, para astronom menganggap bahwa itu merupakan lubang hitam pertama yang benar-benar dapat mereka "lihat". Sejauh ini, tak ada seorangpun yang pernah menemukan bukti pengamatan langsung lubang-lubang hitam. Keberadaan mereka disimpulkan dari bukti tak langsung, khususnya bagaimana mereka mempengaruhi sekitar mereka.

Lubang hitam M87 mungkin tidak akan lama mempertahankan gelarnya, karena para astronom berencana untuk melanjutkan mencari dan mengkalkulasi ukuran-ukuran banyak lubang hitam lainnya. Salah satu proyek yang direncanakan melibatkan penghubungan teleskop-teleskop dari seluruh dunia untuk mengamati alam semesta pada panjang gelombang yang lebih pendek dari 1 milimeter. Hal ini mungkin akan memperkenankan para ilmuwan untuk mendeteksi bayangan hitam dari lubang hitam M87 horison. Hal tersebut mungkin juga memperkenankan para ilmuwan untuk mengkalkulasi ukuran lubang hitam lain yang berlokasi di sebuah galaksi sekitar 3,6 milyar tahun cahaya.

Informasi lebih lanjut bisa ditemukan di http://news.sciencemag.org/sciencenow/2011/01/the-solar-system-swallower.html.

Tags: Lubang hitam, Black Hole, Lubang hitam terbesar di alam semesta, Lubang hotam terbesar di jagat raya

Source: http://sainspop.blogspot.com/2011/01/astronom-kalkulasi-massa-lubang-hitam.html

Partikel Radiasi Mars Lenyapkan Calon Bayi

Astronom yang dikirim ke Mars untuk penjelajahan dilarang hamil saat perjalanan. Energi tinggi partikel radiasi Mars mampu mensterilkan semua janin wanita hamil.

Radiasi yang tinggi ini membuat ilmuwan semakin sulit memahami bagaimana koloni di Mars dapat terbentuk. DNA yang berhubungan dengan perkembangan embrio dan fungsi sel dalam tubuh dapat mudah dirusak jenis radiasi selama perjalanan maupun di Mars.

Ahli biofisika Tore Straume dari NASA Ames Research Center telah mengkaji bahaya radiasi dan menerbitkannya di Journal of Cosmology. Menurutnya, eksplorasi luar angkasa oleh manusia dan penjelajahan pada dasarnya berhubungan dengan reproduksi. Namun proses ini terganggu oleh radiasi Mars itu sendiri.


Studi pada primata itu menemukan dosis rendah radiasi ion Mars bahkan mampu membunuh sebagaian besar sel telur dalam janin perempuan pada paruh kedua kehamilan.

“Seseorang harus sangat melindungi sel selama kehamilan. Ini untuk memastikan perempuan tidak menjadi sterlil sehingga mereka mampu melanjutkan kehamilan itu,” kata Straume.

Bahaya juga muncul dari jilatan api matahari yang memuntahkan energi proton ke seluruh tata surya. Ilmuwan memahami bahaya radiasi pada reproduksi terkait kanker dan ledakan bom atom. Kerusakan salah satu sel dapat berdampak pada otak dan organ lain.

Tags: Partikel radiasi planet Mars berbahaya bagi janin, Radiasi di planet Maras berbahaya bagi bayi, Radiasi planet Mars, Partikel radiasi Mars

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1237092/partikel-radiasi-mars-lenyapkan-calon-bayi

Setelah 257 Hari, Kosmonot 'Mendarat' di Mars

Setelah 257 hari terkurung dalam kapsul tak berjendela,  Senin 14 Januari 2011, dua kosmonot Diego Urbina dan Alexander Smoleevskiy akhirnya 'mendarat' di Mars.

Dengan susah payah mengenakan baju luar angkasa seberat 30 kilogram,  mereka ke luar, ke tanah berpasir dan menancapkan bendera Rusia, China, dan Badan Antariksa Eropa di planet merah. Lalu mereka mengambil sample dari tanah. 

Namun sayang, itu hanya simulasi bagian dari proyek 'Mars 500' yang bertujuan menguji daya tahan manusia dalam misi panjang ke planet terdekat Bumi itu.

"Semua sistem berjalan normal, kru juga dalam kondisi baik," kata Deputi Kepala Badan Antariksa Rusia, Vitaly Davydov, Senin 14 Februari 2011.

Simulasi pendaratan manusia di Mars (CNN)

Tujuan misi yang paling penting adalah menyiapkan psikologis kru nyata di masa mendatang. Enam sukarelawan rela diisolasi, dikurung selama 520 hari di dalam kapsul, sesuai waktu yang diperkirakan untuk menjelajah 'planet merah' itu. Diprediksi, butuh waktu  250 hari untuk menuju ke Mars, 30 hari menjelajah permukaannya, dan 240 hari waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke Bumi.

Kondisi terkurung ini akan menempatkan para kru dalam kondisi stres. Davydov menggambarkan, percobaan ini sebagai bagian penting dari persiapan untuk penerbangan ke Mars yang diprediksi akan terwujud 20 tahun mendatang.

Enam relawan yang terpilih tak hanya bermodal nekat. Para relawan ini setidaknya bukan orang sembarangan. Romain Charles, 31 tahun, dari Prancis dan campuran Italia-Kolombia, Diego Urbina, 27 tahun, adalah insinyur. Wang Yue, 26 tahun, dari China adalah pegawai di pusat pelatihan luar angkasa China. Sementara Alexey Sitev, kapten dari Rusia bekerja di pusat pelatihan kosmonot negaranya, dua pria Rusia lainnya, Sukhrob Kamolov, 32 tahun, dan Alexander Smoleyevsky, 33 tahun, adalah dokter.

Para sukarelawan berkomunikasi dengan dunia luar melalui surat elektronik dan pesan video kadang-kadang komunikasi ini sengaja ditahan untuk menghilangkan kesan para sukarelawan ini tak jauh dari pusat kontrol, dari Bumi.

Sehari-hari para sukarelawan menjalani kebiasaan seperti para astronot pada umumnya. Mereka makan makanan kaleng yang biasa disantap di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan hanya mandi sekali dalam seminggu.

Ruang simulasi, tempat hidup para sukarelawan yang memiliki lebar 3,6 meter dan panjang 20 meter ditempatkan di sebuah lokasi parkir di Moskow. Di dalamnya ada enam tempat tidur, ruang duduk, dapur dan meja makan, zona kerja, toilet, laboratorium, dan rumah kaca.

Tags: Pendaratan manusia di planet Maras, Planet Mars, Misi ke planet Mars, Astronot mendarat di planet Mars

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204693-setelah-257-hari--kosmonot--mendarat--di-mars

Monday, February 14, 2011

Ilmuwan Temukan Planet Terbesar di Tata Surya

Ilmuwan menemukan planet baru di tata surya berukuran empat kali bobot Jupiter. Orbit planet terbesar ini ribuan kali lebih jauh dari Matahari ke Bumi.

Data yang bisa membuktikan keberadaan Tyche, gas raksasa di luar awan Oort, akan dirilis akhir tahun ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan NASA.

Profesor Daniel Whitmire dari University of Louisiana, Lafayette, percaya planet itu terdiri dari hidrogen dan helium.

Sama seperti Jupiter, Tyche memiliki cincin awan. Karena ukurannya yang besar, kemungkinan besar diteliti secara jelas membutuhkan waktu 2 tahun.

Tyche diperkirakan pula, sama seperti Pluto, memiliki temperatur minus 73 derajat Celcius. Awalnya, planet ini disangka sebagai komet.

Jika dikonfirmasi sebagai planet baru, maka objek ini akan menjadi planet kesembilan berdasarkan persetujuan Persatuan Astronomi Internasional.

Tags: Planet terbesar di tata surya, Planet terbesar di alam semesta, Planet terbesar di jagat raya

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1236612/ilmuwan-temukan-planet-terbesar-di-tata-surya

Mengenal Tata Surya: Matahari dan Strukturnya

Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.

Matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.

Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Fotosfer adalah lapisan matahari yang kita lihat sehari-hari. Cahayanya yang sangat terang mengalahkan lapisan paling luar matahari yaitu korona, sehingga sinar dari korona tidak terlihat oleh mata kita. Fotosfer memiliki kedalaman sekitar 500 km. Cahaya fotosfer dapat terlihat dan berwarna kuning dari bumi karena gas-gas panas pada fotosfer memancarkan cahaya dengan intensitas sangat kuat. Fotosfer kira-kira disusun oleh 94% hidrogen, 5,9% helium, dan 0,1% elemen-elemen lebih berat. Kromosfer adalah lapisan tipis di atmosfer matahari. Lapisan ini terletak di atas fotosfer, dan memiliki kedalaman sekitar 2.000 kilometer. Nama kromosfer berasal dari fakta bahwa kromosfer memiliki warna kemerahan. Warna kromosfer hanya dapat dilihat oleh mata telanjang pada saat gerhana matahari, ketika kromosfer terlihat di belakang bulan. Korona adalah bagian paling luar dari atmosfer matahari yang dicirikan oleh rendahnya massa jenis dan tingginya temperatur (> 1.0E+06 K). Korona tidak terlihat secara langsung dari bumi, kecuali pada saat terjadinya gerhana matahari total atau dengan bantuan teleskop dengan presisi.

Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.

Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14 miliar tahun lalu.

Suhu

[caption id="" align="alignnone" width="516" caption="Struktur Matahari"][/caption]

Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6.000 °C namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5.500 °C. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000 °C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi hidrogen helium sintetis.

Rotasi

Karena Matahari tidak berbentuk padat melainkan dalam bentuk plasma, menyebabkan rotasinya lebih cepat di khatulistiwa daripada di kutub. Rotasi pada wilayah khatulistiwanya adalah sekitar 25 hari dan 35 hari pada wilayah kutub. Setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga beribu bahkan berjuta kilometer ke angkasa. Semburan matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya.

Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh medan magnet bumi, sementara lapisan ozon pula melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet dan sinar infra-merah. Terdapat bintik matahari yang muncul dari masa ke masa pada matahari yang disebabkan oleh perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu menandakan kawasan yang "kurang panas" berbanding kawasan lain dan mencapai keluasan melebihi ukuran Bumi. Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi menghalangi sinaran matahari yang sampai ke Bumi, oleh itu mengakibatkan terjadinya gerhana matahari.

Prominensa

Lidah api yang ada di matahari atau juga disebut Prominensa merupakan bagian matahari yang sangat besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop (putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu, wahana ruang angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang khusus memantau matahari merekam fenomena selama 30 jam ini.

Prominensa terjadi di lapisan photosphere pada matahari dan bergerak keluar menuju korona matahari. Jika korona merupakan gas-gas yang telah diionisasikan menjadi sangat panas, dinamakan plasma, yang tidak begitu memperlihatkan cahayanya, prominensa berisikan plasma yang lebih dingin.

Prominensa biasanya menjulur hingga ribuan kilometer; yang terbesar yang pernah diobservasi terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000 kilometer - sekitar 28 kali diameter bumi. Massa di dalam prominensa berisikan material dengan berat hingga 100 miliar ton.

Gerakan Matahari

Matahari mempunyai dua macam gerakan sebagai berikut :
  • Rotasi mengelilingi sumbunya, lamanya 25 1/2 hari satu kali putaran. Gerakan rotasi dapat dibuktikan dengan terlihat noda-noda hitam di bagian inti yang kadang-kadang berada di sebelah kanan dan kira-kira 2 minggu berada di sebelah kiri.
  • Bergerak di antara gugusan-gugusan bintang. Selain berotasi, matahari bergerak diantara gugusan bintang dengan kecepatan 20 km per detik, pergerakan itu mengelilingi pusat galaksi.
Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari

Tags: Matahari, Struktur Matahari, Struktur penyusun matahari


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto