Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, February 12, 2011

Wow, Ilmuwan Bongkar Rahasia Awan Jupiter

Ilmuwan berhasil menangkap gambar paling rinci dari gejolak hebat di sabuk awan Jupiter selama beberapa bulan terakhir. Kini, sabuk itu berubah putih memudar.

Gambar Sabuk Khatulistiwa Selatan (South Equatorial Belt) yang berada di bawah ekuator Jupiter ini diambil 30 November 2010 menggunakan teleskop Keck II di Hawaii. Ini mengungkapkan lapisan es di bulan Jupiter, Europa.

Sensor teleskop berhasil mendapatkan gambar di balik lapisan awan. Kini, warna lapisan sabuk bulan Jupiter itu sudah memudar.

Awan yang menutupi planet Jupiter
“Alasan mengapa Jupiter tampak seperti kehilangan sabuk awan ini adalah turunnya jumlah angin sehingga mengeringkan suhu dan melenyapkan awan,” ujar Glen Orton, ilmuwan NASA.

Sabuk awan putih itu berasal dari es amonia putih yang mengambang di ketinggian ekstrem sehingga mengaburkan materi cokelat lain. Perubahan ekstrim hanya terjadi di South Equatorial Belt sehingga membuat Jupiter tampak paling unik dari objek tata surya lain.

Orton mengakui, warna badai Jupiter yang berukuran hampir tiga kali lipat Bumi ini bisa muncul kembali.

Tags: Rahasia awan Jupiter, Wow, Ilmuwan Berhasil Bongkar Rahasia Awan Jupiter

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1229802/wow-ilmuwan-bongkar-rahasia-awan-jupiter

Friday, February 11, 2011

VY Canis Majoris, Bintang Terbesar di Alam Semesta yang Diketahui Manusia

VY Canis Majoris adalah bintang terbesar di alam semesta (jagat raya) yang diketahui oleh manusia. VY Canis Majoris berada di gugusan bintang Canis Major. Karena saking besarnya, ia termasuk salah satu
bintang yang paling terang cahayanya. Letaknya sekitar 4.900 tahun cahaya dari bumi.

Bintang ini pertama kali diketahui berdasarkan katalog dari Jerome Lalande pada 7 Maret 1801. Katalog tersebut mencatat VY Canis Majoris sebagai 7 bintang besar. Sejak tahun 1847, VY Canis Majoris diketahui sebagai bintang merah. Dengan suku sekitar 3000 K, suhu yang termasuk dingin untuk sebuah bintang.

Tidak seperti bintang-bintang besar lainnya VY canis majoris adalah bintang tunggal dan bukan sistem bintang yang dalam satu tata surya memiliki lebih dari satu bintang.Ukuran VY Canis Majoris sangatlah besar jika dibandingkan dengan tata surya kita besar diameternya kira-kira dari matahari sampai melampaui orbit Saturnus (9 kali jarak matahari ke bumi) atau 3.063.000.000 km, dan jika dilihat dari kecepatan cahaya VY Canis Majoris harus ditempuh 8 jam oleh kecepatan cahaya untuk mengitarinya sekali putaran. Untuk bahan perbandingan cahaya hanya memerlukan waktu 14,5 detik untuk memutari matahari kita. Diperlukan 7.000.000.000.000.000 (7 quadrilion) bumi untuk mengisi volumenya. Sedangkan bila dibandingkan dengan matahari kita, perbadingannya adalah 1 Milyar untuk matahari dan 1 untuk VY Canis Mayoris.

Perbandingan planet dan bintang

Perbandingan matahari kita dengan VY Canis Majoris

Perbandingan matahari kita dengan VY Canis Majoris

Polarisasi cahaya yang terjadi karena ledakkan dahsyat di VY Canis Majoris

VY Canis Majoris boleh dibilang adalah bintang yang sekarat. Seperti bintang besar lainnya, VY Canis Majoris menjadi begitu besar karena bahan bakar yang berupa hidrogen telah habis di dalamnya dan mulai menggabungkan hidrogen dengan kulit luar dari inti helium. Bahkan VY Canis Majoris dapat lebur bersama helium, lithuim dan sebagainya. akhirnya ia akan memiliki inti yang terdiri dari besi seperti halnya planet. Masalahnya setelah reaksi fusi terbentuknya inti besi tersebut, mereka tidak menghasilkan energi sehingga tidak mampu mengimbangi tekanan gravitasi yang dihasilkan oleh bintang. Ketika semua bahan bakar fusi habis, bintang akan runtuh serempak dalam sebuah ledakan supernova dan akan menjadi lubang hitam.

Bintang VY Canis Majoris saat ini masih menjadi bintang terbesar yang diketahui manusia, namun belum menjadi bintang yang terbasar di jagat raya, karena masih banyak bintang di alam semesta yang belum diketahui dan dijangkau oleh ilmu pengetahuan manusia.

Sumber: wikipedia, wisegeek

Tags: Bintang terbesar, bintang terbesar di alam semesta, bintang terbesar yang diketahui manusia, VY Canis Majoris, VY Canis Majoris bintang terbesar di jagat raya

10 Fakta Ajaib Tentang Hidup di Luar Angkasa

Gimana ya rasanya hidup dan tinggal di luar angkasa. Penasaran, Nah berikut ini adalah 10 fakta menarik yang bisa terjadi jika kita hidup di luar angkasa

1. Satu hari mengalami 17x matahari terbit

Matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit di orbit , sehingga sangat sulit untuk tidur nyenyak karena tidak adanya hari normal / siklus malam. Untuk mengatasi ini, administrator ISS mengatur jadwal astronot untuk menjaga agar kegiatan mereka sesuai. Jam onboard ISS diset ke Greenwich Mean Time (GMT). Untuk menjaga astronot tetap pada jadwalnya, Mission Control melakukan panggilan saat bangun tidur. Untuk mengisi waktu Mereka biasanya memainkan musik dan kegiatan sejenisnya.

http://farm2.static.flickr.com/1227/1398245798_e5e430312c.jpg

2.Anda Akan Tumbuh lebih tinggi



Tanpa gaya tekan gravitasi, tulang belakang Anda berkembang dan Anda tumbuh lebih tinggi, biasanya antara 5cm dan 8cm. Sayangnya, tinggi ekstra dapat membawa komplikasi, yang dapat mencakup masalah sakit punggung dan saraf.

3.Berhenti Mendengkur



Sebuah studi 2001 menunjukkan bahwa astronot yang mendengkur di Bumi tertidur diam di ruang angkasa. Itu karena gravitasi memainkan peran yang dominan dalam generasi apneas, hypopneas, dan mendengkur. NASA bahkan telah merekam aktivitas awak kapal yang sering mendengkur , tetapi efek gravitasi nol muncul untuk mengurangi mendengkur.

4.Beberapa makanan dan bumbu membutuhkan penambahan air untuk dimakan



Dalam pesawat, garam dan merica tersedia tetapi hanya dalam bentuk cair. Hal ini karena astronot tidak menaburkan garam dan merica pada makanan mereka di ruang angkasa. Garam dan merica hanya akan mengambang. Sangat berbahaya karena bisa menyumbat ventilasi udara, mencemari peralatan atau terjebak dalam mulut, mata atau hidung astronot.

5.Astronot terlama yang tinggal di pesawat selama 438 hari



Rekor untuk misi terlama dipegang oleh kosmonot Rusia Valeri Polyakov, yang menyelesaikan 438 hari (atau 14 bulan) perjalanan dinas di dalam stasiun ruang angkasa Mir pada tahun 1995

6. Hanya 3 orang yang pernah meninggal di pesawat antariksa



Para awak dari Soyuz 11, Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev dan Vladislav Volkov, tewas setelah undocking dari stasiun ruang angkasa Salyut 1 setelah tinggal tiga minggu.

7.Hampir setiap astronot mengalami space sickness



Dengan tidak adanya gravitasi, sinyal dari sistem vestibulary dan reseptor tekanan menjadi kacau. Efeknya biasanya menyebabkan disorientasi pada tubuh: banyak astronot tiba-tiba merasa diri mereka seperti terbalik, atau bahkan mengalami kesulitan dalam penginderaan lokasi lengan dan kaki mereka sendiri. disorientasi ini adalah penyebab utama dari apa yang disebut Space Adaptasi Syndrome

8.Hal yang paling sulit adalah untuk Adaptasi ketika Anda kembali dari ruang angkasa



Ketika mereka kembali ke bumi, astronot harus beradaptasi kembali seperti pengalaman ketika mereka pertama kali ke ruang angkasa. Ada satu fase adaptasi yang agak lama untuk di biasakan, Beberapa kosmonotRusia telah melaporkan bahwa beberapa bulan setelah penerbangan , mereka masih sesekali melepaskan cangkir atau benda lain di udara - dan bingung ketika jatuh ke lantai

9.Radiasi Cosmic membuat Anda melihat Silauan saat berkedip



Menatap keluar dari kapsul ruang mereka, astronot Apollo menyaksikan pemandangan yang manusia belum pernah lihat sebelumnya. Mereka melihat pemandangan bumi yang biru terang terhadap. Mereka melihat sisi jauh Bulan. Mereka juga melihat kilatan cahaya aneh di dalam bola mata mereka!.

10.Anda mungkin harus mengambil spons mandi untuk kebersihan diri



Sementara stasiun seperti Skylab dan Mir telah dilengkapi dengan pancuran,Banyak astronot mengganti spons mandi dengan menggunakan waslap atau handuk basah. Hal ini akan mengurangi jumlah air yang dikonsumsi. Setiap astronot juga akan memiliki kit kebersihan diri dengan sikat gigi, pasta gigi, shampoo, pisau cukur dan perlengkapan mandi dasar lainnya.

Tags: Fakta tentang hidup di luar angkasa, Fakta tinggal di luar angkasa

Source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6723798

Observatorium Tertua Ada di Korea Selatan

Cheomseongdae tercatat dalam sejarah sebagai peninggalan Dinasti Shilla pada awal abad ke-7. Terletak di kota Gyeongju, Korea Selatan, Cheomseongdae merupakan tempat pengamatan bintang (observatorium) tertua sekaligus satu dari sedikit observatorium kuno yang tersisa di dunia. Buku Rekor Dunia resmi mencantumkannya sebagai bangunan observatorium tertua yang masih tegak berdiri.

Bangunan yang terbuat dari batu itu dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok. Bangunannya yang masih berdiri sampai sekarang menjadi warisan kebudayaan bangsa Korea dan salah satu obyek wisata menarik di Korea Selatan.

Observatorium Cheomseongdae di Korea.
Konstruksi Cheomseongdae diduga sengaja didesain sedemikian rupa berdasarkan filosofi-filosofi khusus. Bagian alas yang tersusun atas 12 balok batu, 12 tingkat pada tangga pintu masuk, dan 12 lapis di bagian bawah jendela tampaknya melambangkan ke-12 bulan dalam tahun. Jumlah batu untuk menyusun menara utama, 365 buah, menandakan jumlah hari dalam satu tahun Masehi.

Sebagian besar peneliti setuju akan status Cheomseongdae sebagai observatorium. Hal itu dikarenakan catatan-catatan sejarah di Korea, Jepang, dan China yang mendukung. Peneliti modern pertama yang meninjau Cheomseongdae, Tadashi Sekino, menyimpulkan bahwa Cheomseongdae adalah observatorium walaupun strukturnya ganjil.

Ahli meteorologi dari Jepang, Yuji Wada, yang mulai meneliti di lokasi Cheomseongdae tahun 1909 meyakinkan bahwa Cheomseongdae adalah observatorium. Pengamatan astronomi dilakukan dengan mata telanjang dengan alat-alat seperti gnomon. Tentunya penghitungan-penghitungan khusus dilakukan dengan bantuan kalender.

Menurut penelitian pula, bangunan ini selama ratusan tahun dipakai para astronom kerajaan untuk mempelajari pergerakan bintang dan planet serta memperkirakan gerhana bulan dan matahari.Kemudian setelah diinterpretasi, hasilnya dilaporkan kepada raja atau ratu untuk membantu mereka mengambil keputusan dalam upaya memperkuat otoritas kerajaan serta meningkatkan kualitas taraf kehidupan. Selain itu, Cheomseongdae dipercaya pula membantu menyingkapkan pemahaman rakyat pada zaman itu mengenai surga dan kuasa ilahi.

Tags: Observatorium Tertua Ada di Korea, Observatorium Tertua di dunia

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/02/09/15410876/Observatorium.Tertua.Ada.di.Korea

NASA Temukan 54 Planet Serupa Bumi

Perburuan planet-planet ekstrasurya atau di luar tata surya yang mirip Bumi dan mendukung kehidupan terus dilakukan. Teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa AS (NASA) dirancang secara khusus untuk mencari planet-planet seperti itu.

"Hanya dalam waktu setahun meneropong sebagian kecil galaksi kita, Kepler berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. Yang mengejutkan, 54 di antaranya kemungkinan dapat dihuni manusia, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin," kata William Borucki, kepala ilmuwan yang terlibat dalam misi Kepler, Rabu (2/2/2011) malam waktu AS.

Dari 1.235 planet baru yang terdeteksi, 68 di antaranya seukuran Bumi, 288 super Bumi, 662 seukuran Neptunus, 165 seukuran Jupiter, dan 19 lebih besar dari Jupiter. Sementara dari 54 planet yang ditemukan di zona orbit yang mendukung kehidupan, 5 di antaranya seukuran Bumi dan sisanya antara super Bumi atau dua kali ukuran Bumi hingga seukuran Jupiter.
Ilustrasi Kepler-11, bintang mirip Matahari yang dikelilingi enam planet.
"Kami mulai dari nol ke 68 kandidat planet seukuran Bumi dan dari nol hingga 54 kandidat di zona yang mendukung kehidupan, sebuah wilayah di mana air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan planet. Beberapa kandidat mungkin juga memiliki bulan dengan air dalam bentuk cair," jelas Borucki.

Penemuan planet yang mendukung kehidupan sebanyak 54 buah merupakan jumlah yang sangat banyak. Sejauh ini bahkan bisa dikatakan belum pernah ditemukan planet ekstrasurya yang benar-benar dapat dipastikan mirip Bumi dan kemungkinan dapat dihuni. Kalaupun mengandung senyawa organik dan zat-zat yang dibutuhkan untuk kehidupan, planet yang ditemukan biasanya terlalu jauh atau terlalu dekat bintangnya.

Meski disebut mendukung kehidupan, planet-planet tersebut belum dapat dipastikan ada kehidupan di sana saat ini seperti Mars misalnya. Kalaupun ada kehidupan mungkin berupa jasad renik seperti bakteri atau jenis kehidupan yang belum terbayangkan saat ini. Pekerjaan rumah berikutnya yang masih harus dilakukan para ilmuwan adalah menentukan ukuran planet-planet tersebut, komposisi, suhu permukaan, jarak dari bintangnya, kondisi atmosfer, dan kemungkinan adanya air serta senyawa karbon.

Semua planet asing tersebut ditemukan di galaksi Bima Sakti. Namun, jaraknya terlalu jauh dari Bumi dan mustahil mengirim misi ke sana. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, perlu jutaan tahun untuk berkunjung ke planet-planet tersebut.

"Cucu-cucu kita yang akan memutuskan apa langkah selanjutnya. Apakah mereka akan pergi ke sana? Apakah mereka hanya akan mengirim robot ke sana?" kata Borucki.

Tags: Planet lain serupa bumi, Planet lain mirip bumi, Planet mirip bumi

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/02/03/0956169/NASA.Temukan.54.Planet.Serupa.Bumi

Bahaya Sampah Luar Angkasa Berpotensi Melumpuhkan Ponsel

Tak hanya mengganggu perjalanan para astronot, sampah luar angkasa juga berpotensi mengacaukan jaringan telekomunikasi seluler.

Akibatnya, sinyal ponsel kerap mengalami down dan putus-putus.

Informasi ini disampaikan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) divisi luar angkasa.

Dalam laporan Space Posture Review, lembaga yang bermarkas di Pentagon ini menyebutkan belum ada cara untuk menangani sampah luar angkasa tersebut.

Berdasarkan informasi dari ahli roket bernama Bharath Gopalaswamy, saat ini ada sekitar 370 ribu puing sampah yang melayang-layang di luar angkasa, pada ketinggian antara 490 hingga 620 mil di atas permukaan bumi.

Ilustrasi sampah luar angkasa yang mengelilingi bumi

"Di area yang sama, terdapat 1.100 satelit komunikasi yang menerima dan memancarkan sinyal dari dan ke bumi," ujar ahli roket dari Stockholm International Peace Research Institute ini diberitakan Telegraph.
Sampah luar angkasa memang menjadi masalah tersendiri bagi dunia antariksa.

Sampah yang umumnya terdiri dari satelit bekas, atau puing-puing dari komponen roket atau rudal, kerap membahayakan perjalanan pesawat luar angkasa.

Selain itu, jika sampah luar angkasa sedikit saja bertabrakan dengan satelit, hal ini tak hanya akan mengganggu komunikasi seluler, tetapi juga layanan televisi kabel dan seluruh perangkat yang memiliki GPS (Global Positioning System).

Tags: Sampah luar angkasa bisa berpotensi melumpuhkan ponsel, Sampah luar angkasa

Source: http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/teknologi/38177-bahaya-sampah-luar-angkasa-berpotensi-lumpuhkan-ponsel.html

Penelitian: 95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki

Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.

Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.

Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.


Fosil ular yang ditemukan memiliki kaki. (livescience.com)

Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.

“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.

Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.

Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.

Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.

“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.

Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.

Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.

Tags: Dulu ular punya kaki, 95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki, Ular punya kaki

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204057-95-juta-tahun-lalu--ular-punya-kaki

Thursday, February 10, 2011

NASA Ciptakan Pesawat Antariksa Tenaga Surya Pertama di Dunia

NASA lagi-lagi mencatat sejarah baru. Kali ini badan antariksa asal Amerika Serikat itu berhasil menciptakan pesawat ruang angkasa pertama yang berbasis tenaga surya.

Awalnya memang terdengar seperti cuplikan cerita fiksi ilmiah. Tapi, kini NASA telah membuat pesawat ruang angkasa tak berawak tanpa bahan bakar mineral.

Tak seperti pesawat ruang angkasa lainnya, NanoSail-D yang menyerupai bentuk layangan berukuran relatif lebih kecil dan orbitnya tidak terlalu tinggi dari atas permukaan Bumi.

NanoSail-D menggunakan tekanan radiasi matahari untuk membuatnya bergerak dan terbang dengan kecepatan tinggi. NASA mengatakan bahwa satelit mungil ini hanya sebesar 100 kaki persegi dan beroperasi sesuai rencana.

NanoSail-D, pesawat ruang angkasa NASA berbasis tenaga surya. (Foto: inhabitat.com)
"Satelit NanoSail-D mengibarkan layar seluas 100 kaki dan beroperasi secara normal," menurut pernyataan dari Marshal Space Flight Center di Huntsville, Alabama.
Sebetulnya NanoSail-D telah dilepas ke angkasa sejak 20 Januari 2011 lalu.

Namun, hari itu tidak bisa dijadikan sebagai hari pertama ia terbang sampai NASA berhasil menerima frekuensi berupa paket data dari NanoSail-D, yakni lima hari setelahnya.

"Ini adalah kali pertama NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa dengan orbit terendah di permukaan Bumi," kata Dean Alhorn, jurubicara NASA, seperti diberitakan Dailymail.

"Kami sangat senang bahwa layar tersebut berhasil dikembangkan oleh satelit NanoSail-D,"

NanoSail-D akan terus mengirim sinyal suar hingga baterai di dalamnya habis. Diperkirakan ia akan terbang mengorbiti Bumi sampai 70-120 hari ke depan, tergantung pada kondisi atmosfer.

NanoSail-D sengaja dirancang untuk sebagai demonstrasi teknologi berbasis tenaga surya untuk pesawat ruang angkasa. Jika berhasil, teknologi ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dalam teknologi pengorbitan.

Sebagai bagian dari eksperimen yang menggunakan layar untuk memperlambat dan mempercepat pesawat. Eksperimen ini ditujukan untuk melihat apakah layar tersebut bisa membantu satelit di orbit Bumi.

Tags: NASA Ciptakan Pesawat Antariksa Tenaga Surya Pertama di Dunia, Pesawat luar angkasa tenaga surya milik NASA, Pesawat luar angkasa bertenaga surya, NASA

Source: http://www.suaramedia.com/dunia-teknologi/teknologi/37557-nasa-ciptakan-pesawat-antariksa-tenaga-surya-pertama-di-dunia.html


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto