Seorang kosmolog utama Oxford University menyatakan bahwa ia berhasil mengamati efek kosmik dari sebuah kejadian yang mendahului Big Bang. Roger Penrose, kosmolog itu menyebutkan bahwa dengan mengamati radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, ia menemukan gema dari kejadian-kejadian sebelum Big Bang. Sebagai informasi, Big Bang diyakini merupakan fenomena awal terciptanya jagat raya.
Penrose menyebutkan, lubang hitam yang ada sebelum Big Bang telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita. Bentuknya seperti lingkaran konsentrik di sekitar kluster galaksi di mana di dalamnya terdapat variasi temperatur yang rendah. Menurut Penrose, pemikiran bahwa jagat raya dimulai dari sebuah dentuman dahsyat yang disebut Big Bang dan kemudian meluas setelahnya merupakan pemikiran yang salah. Untuk mengganti teori itu, ia mengemukakan teori yang disebut Conformal Cyclic Cosmology.
Teori barunya ini tidak membutuhkan adanya asal muasal jagat raya dan ia mengklaim telah memiliki sejumlah data yang mendukung teorinya tersebut.
“Analisis dari Wilkinson Microwave Background Probe (WMAP) yang menganalisa latar belakang gelombang mikro kosmik pada peta 7 tahun mengungkapkan lingkaran konsentrik,” kata Penrose, seperti dikutip dari BBC, 1 Desember 2010.
Lingkaran ini, kata Penrose, dikonfirmasi setelah analisis yang sama diterapkan pada data dari BOOMERanG98, yang mengeliminasi kemungkinan adanya penyebab instrumental terhadap efek tersebut. “Prediksi observatorial ini tidak bisa dijelaskan dengan mudah menggunakan standar komsologi inflationary yang ada saat ini,” ucapnya.
Penrose menyebutkan, lingkaran itu terbentuk akibat sejumlah gelombang yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang mendahului Big Bang.
“Dalam skema yang saya tawarkan, terdapat ekspansi eksponensial akan tetapi itu bukan aeon (masa yang berabad-abad lamanya) kita,” kata Penrose. “Saya berani menyatakan bahwa aeon ini merupakan penerus dari kejadian sebelumnya, di mana masa depan dari aeon sebelumnya menjadi Big Bang dari aeon kita,” ucapnya.
Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/191526-teori-baru-lahirnya-jagat-raya
Penrose menyebutkan, lubang hitam yang ada sebelum Big Bang telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita. Bentuknya seperti lingkaran konsentrik di sekitar kluster galaksi di mana di dalamnya terdapat variasi temperatur yang rendah. Menurut Penrose, pemikiran bahwa jagat raya dimulai dari sebuah dentuman dahsyat yang disebut Big Bang dan kemudian meluas setelahnya merupakan pemikiran yang salah. Untuk mengganti teori itu, ia mengemukakan teori yang disebut Conformal Cyclic Cosmology.
Teori barunya ini tidak membutuhkan adanya asal muasal jagat raya dan ia mengklaim telah memiliki sejumlah data yang mendukung teorinya tersebut.
“Analisis dari Wilkinson Microwave Background Probe (WMAP) yang menganalisa latar belakang gelombang mikro kosmik pada peta 7 tahun mengungkapkan lingkaran konsentrik,” kata Penrose, seperti dikutip dari BBC, 1 Desember 2010.
Lingkaran ini, kata Penrose, dikonfirmasi setelah analisis yang sama diterapkan pada data dari BOOMERanG98, yang mengeliminasi kemungkinan adanya penyebab instrumental terhadap efek tersebut. “Prediksi observatorial ini tidak bisa dijelaskan dengan mudah menggunakan standar komsologi inflationary yang ada saat ini,” ucapnya.
Penrose menyebutkan, lingkaran itu terbentuk akibat sejumlah gelombang yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang mendahului Big Bang.
“Dalam skema yang saya tawarkan, terdapat ekspansi eksponensial akan tetapi itu bukan aeon (masa yang berabad-abad lamanya) kita,” kata Penrose. “Saya berani menyatakan bahwa aeon ini merupakan penerus dari kejadian sebelumnya, di mana masa depan dari aeon sebelumnya menjadi Big Bang dari aeon kita,” ucapnya.
Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/191526-teori-baru-lahirnya-jagat-raya