Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, September 18, 2013

Saking Kuatnya, Gaya Gravitasi Galaksi Ini Bisa Membelokkan Cahaya

Foto galaksi cluster Abell S1077 yang dambil oleh teleskop Hubble. Saking kuatnya gravitasi sampai-sampai mampu membelokkan dan melengkungkan cahaya. Image credit: ESA/Hubble & NASA
Teleskop Hubble kembali membuat kejutan. Kali ini teleskop Hubble berhasil mengambil foto galaksi cluster (galaxy clusters) Abell S1077. Galaksi ini sangat istimewa karena memiliki gravitasi yang sangat kuat dan saking kuatnya sampai-sampai bisa membelokkan cahaya.

Galaksi cluster adalah suatu kelompok besar galaksi dimana setiap galaksi memiliki jutaan bintang. Galaksi cluster merupakan struktur terbesar di alam semesta dan setiap galaksi di dalamnya mempunyai hubungan gravitasi yang saling tarik-menarik.

Gravitasi yang sangat kuat itu memberikan efek seperti lensa pembesar sehingga seolah-olah cahaya dari sebuah galaksi terlihat melengkung dan menjadi garis-garis karena terdistorsi oleh gravitasi tersebut. Manfaat positifnya, kita bisa melihat obyek yang jauh dibelakang galaksi yang secara normal tidak bisa kita lihat. Dengan cahaya yang menjelma menjadi garis tadi, kita jadi bisa melihatnya.

Astronom menggunakan galaksi cluster untuk melihat dan menemukan obyek lain yang lebih jauh di alam semesta dikarenakan efek gravitasinya yang berkerja seperti kaca pembesar alami. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, September 17, 2013

Heboh Penampakan Manusia di Merkurius

Foto penampakan sosok "manusia" di planet Merkurius. Foto diambil oleh wahana MESENGGER pada Juli 2011. Image credit: NASA
Bagi mereka yang maniak atau penggemar UFO dan alien, mungkin foto penampakan di atas langsung dihubung-hubungkan dengan peradaban-peradaban di planet lain atau perbuatan alien dan semacamnya.

Pada foto yang diambil oleh wahana MESENGGER yang mengorbit planet Merkurius tampak adanya fitur yang menyerupai bentuk manusia. Ada badan, tangan, kaki, dan kepala (agak sedikit samar). Foto ini diambil oleh MESENGGER pada Juli 2011, tapi baru heboh akhir-akhir ini.

Sebenarnya yang terlihat itu bukanlah hal yang aneh sebab itu hanyalah ilusi semata. Fitur berbentuk manusia itu merupakan sisa material keras ketika kawah raksasa Caloris basin terbentuk. Cekungan kawah tersebut merupakan hasil dari tumbukan meteorit / asteroid saat Merkurius masih muda, sekitar 3.9 miliar tahun yang lalu. Akibat tumbukan meteorit / asteroid itu maka permukaan planet yang masih muda itu diguncang oleh gelombang seismik dari situ muncul daerah bukit dan permukaan daratan yang beralur dan sebagainya.

Dengan memahami proses, maka kita tidak gampang terpengaruh oleh hoax yang bergentayangan di luar sana seperti ada wajah di Mars, kalajengking di Venus dan mitos lainnya sebab semua itu bisa dijelaskan dengan logis.
Ilusi penampakan wajah di Mars yang sempat heboh di internet. Image credit: NASA
Ilmuwan sendiri menyebut fenomena ilusi mata itu sebagai Pareidolia.Menurut Wikipedia,  Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak (seringkali sebuah gambar atau suara) yang dianggap penting. Contoh umum termasuk melihat gambar binatang atau wajah-wajah di awan, pria di bulan atau kelinci Bulan, dan pendengaran pesan tersembunyi di rekaman yang dimainkan secara terbalik. Fenomena yang paling terkenal adalah ilusi wajah di Mars (bisa dibaca di sini untuk penjelasannya). (UT,WKP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Foto Menakjubkan Galaksi Bima Sakti dari Gunung Bromo Jawa Timur

Foto pemandangan indah galaksi Bima Sakti yang diabadikan oleh Justin Ng dari gunung Bromo, Jawa Timur. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Justin Ng
Astrofotografer senior asal Singapura Justin Ng berhasil mengambil foto menakjubkan pemandangan galaksi Bima Sakti dari Gunung Bromo, Jawa Timur. Terlihat dalam foto adalah pemandangan galaksi Bima Sakti, awan Magellan kecil, awan Magellan besar, Bintang terang Canopus, dan galaksi Andromeda yang tampak samar-samar.

Pemandangan di sekitar gunung Bromo dengan kabut yang menyelimuti tubuh gunung menambah suasana syahdu. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Orbital Sciences dengan Roket Antares dan Kapsul Cygnus Siap Meluncur ke ISS

Roket Antares dibawa menuju ke Launch Pad. Image credit: NASA/Brea Reeves
Beberapa waktu lalu roket SpaceX, Falcon 9 dengan kapsul Dragonnya berhasil meluncur dan merapat dengan stasiun luar angkasa internasional, ISS. Nah tanggal 19 September 2013 besok, perusahaan rekanan lainnya dari NASA, Orbital Sciences Corp, juga akan melakukan peluncuran perdananya ke ISS dengan roket Antares dan kapsul Cygnusnya.

Penerbangan Orbital Sciences Corp ini merupakan penerbangan perdana yang dimaksudkan untuk melakukan uji coba dan test seberapa jauh kehandalan roket Antares dan kapsul Cygnus buatan mereka. Sebelumnya peluncuran akan dilakukan pada tanggal 18 September, tapi karena ada kesalahan teknis, mereka memundurkan jadwalnya satu hari menjadi 19 September 2013.

Orbital Sciences Corp sendiri merupakan perusahaan yang sudah berdiri cukup lama yakni tahun 1982 dan berfokus pada pengembangan teknologi pertahanan Amerika seperti pengembangan roket misil satelit dan sebagainya. Mereka terpilih menjadi salah satu perusahaan rekanan NASA selain SpaceX membawa perbekalan (suplay) ke ISS dan dalam penerbangan perdananya kali ini, Orbital Sciences Corp hanya akan membawa muatan barang seberat 589 kg. Setelah meluncur, kapsul Cygnus akan memerlukan waktu empat hari untuk tiba di ISS dan akan sampai pada tanggal 23 September 2013.

Ada beberapa kelemahan yang ada pada teknologi yang diterapkan oleh Orbital Sciences Corp ini. Orbital Sciences Corp dengan roket Antares dan kapsul Cygnus nya ini hanya untuk sekali pakai. Roket Antares akan menjadi sampah (debris) luar angkasa sedangkan kapsul Cygnus akan menghancurkan dirinya dengan cara masuk ke atmosfer Bumi kemudian terbakar dan hancur. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Asteroid Kecil 2013 RZ53 Akan Lewat Diantara Bumi dan Bulan

Lintasan orbit asteroid 2013 RZ53. Image credit: NASA
Astronom mengumumkan bahwa sebuah asteroid kecil berukuran 1-3 meter yang bernama 2013 RZ53 akan melintas ditengah-tengah antara Bumi dan Bulan pada hari Rabu 18 September 2013. Asteroid itu akan melintas pada jarak yang aman yakni lebih dari 230.800 km dari Bumi (jarak Bumi Bulan sektar 239.000 km).

Kita tidak perlu khawatir pada asteroid itu dan kalau pun mengarah ke Bumi asteroid tersebut akan habis karena hangus dan terbakar di atmosfer. Asteroid 2013 RZ53 ditemukan oleh tim dari University of Arizona dengan proyek Catalina Sky Survey yang bertujuan untuk mencari dan melacak asteroid potensial yang bisa membahayakan Bumi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, September 15, 2013

Atmospheric Biomarkers, Teknik Baru Deteksi Adanya Kehidupan di Planet Lain

Planet dan Bintang Katai Merah. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESO/L. Calçada
Kita harus bersyukur tinggal di sebuah planet yang sangat ideal dan sangat mendukung untuk terciptanya kehidupan. Mengapa kita harus bersukur?? ya karena hingga saat ini astronom belum menemukan dengan pasti planet mana selain Bumi yang dapat ditinggali oleh manusia. Atau kalau pun ada jaraknya sangat jauh beberapa tahun cahaya. Masih mustahil untuk dijangkau oleh teknologi manusia saat ini.

Mendeteksi apakah suatu planet bisa mendukung kehidupan atau tidak adalah hal yang sangat sulit. Hal dikarenakan jarak planet yang diteliti sangat jauh sehingga pengamatan tidak begitu jelas. Salah satu pertanda suatu planet memiliki tanda-tanda kehidupan bisa dilihat dari atmosfernya. Adanya proses fotosintesis membuat Bumi kaya akan oksigen dan hal ini juga menyebabkan Bumi memiliki atmosfer yang tebal. Mikroba mengeluarkan metana dan nitrogen oksida  ke atmosfer. Rumput laut menghasilkan gas klorometana. Bahan-bahan kimia ini jika ada dalam jumlah yang cukup maka termasuk dalam indikator / tanda-tanda kehidupan yang dikenal sebagai atmospheric biomarkers (biomarker atmosfer). Hal ini bisa menjadi salah satu kunci untuk mengetahui kondisi setiap planet apakah mendukung kehidupan atau tidak.

Penelitian yang telah dilakukan ilmuwan sampai saat ini belum berhasil menemukan tanda-tanda biomarker dalam atmosfer sebuah planet ekstrasurya. Karena jaraknya yang jauh maka penelitian pun menjadi samar, olehkarenanya diperlukan teleskop yang sangat sensitif. berdasarkan hal itu, maka ilmuwan berencana membuat teleskop baru yang super canggih dan sensitif yang bernama European Extremely Large Telescope. nantinya teleskop itu mampu mendeteksi biomarker dalam atmosfer sebuah planet ekstrasolar jauh.

"Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mendeteksi adanya tanda-tanda biomarker oleh teleskop masa depan," ucap Lee Grenfell selaku pemimpin proyek. Materi kimia pada atmosfer sebuah planet bisa mempengaruhi cahaya yang melewatinya, Cahaya tersebut akan menjadi petunjuk dari spektrum bintang. Dengan teknik ini astronom akan mampu mengumpulkan informasi tendang kondisim planet tersebut. Saat ini peneliti fikus untuk meneliti planet-planet ekstrasurya yang mengorbit bintang kerdil (katai) merah. Sebab planet yang mengorbit bintang katai merah sinyal biomarkernya bisa lebih mudah dideteksi. Dengan radiasi sinar ultravioler (UV) yang lemah maka ozon yang lemah akan diproduksi oleh atmosfer dan bisa dideteksi biomarkernya. Meneliti sebuah planet dengan tingkat UV yang tingi akan kesulitan karena panas akan menyamarkan keadaan biomarker.
Teknik ini memiliki sedikit kelemahan yakni ilmuwan tidak bisa dengan mudah membedakan darimana biomarker tersebut berasal apakah dari organisme biologi atau dari proses yang lain (non biologi). Namun dengan kelemahan itu, teknik ini salah satu yang bisa diandalkan untuk mendeteksi adanya kehidupan di planet lain.

"Untuk pertama kalinya kita mencapai sebuah titik dimana diskusi ilmiah dapat diterapkan untuk mengatasi pertanyaan yang dari dulu belum terjawab, yakni Apakah Kita Sendirian?," ucap Grenfell.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal  Planetary & Space Science 2013. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, September 14, 2013

Setelah Sempat Ditunda, Jepang Akhirnya Sukses Luncurkan Roket Epsilon

Roket Jepang berbahan bakar padat, Epsilon yang membawa teleskop SPRINT-A akhirnya sukses diluncurkan oleh Japan Aero Space Exploration Agency (JAXA) dari Uchinoura Space Centre di Kagoshima, Jepang 14 September 2013 pukul 14:00 waktu setempat. Roket berukuran 24 meter dengan berat 91 ton itu membawa serta teleskop SPRINT-A untuk ditempatkan pada ketinggian 1000 km (620 mil) di atas permukaan Bumi yang kemudian digunakan untuk mengamati planet Venus, Mars, dan Jupiter.

Sedianya roket Epsilon akan diluncurkan pada 27 Agustus 2013, namun hanya beberapa detik sebelum peluncuran, teknisi menemukan ada kesalahan teknis dan akhirnya peluncuran pun ditunda. Roket Epsilon dibuat untuk menggantikan roket M-5 yang menurut JAXA biaya operasionalnya terlalu tinggi. Uniknya roket ini dilengkapi dengen "kecerdasan" buatan sehingga dimungkinkan sistem roket itu mampu memeriksa keadaaannya sendiri.

Saking canggihnya, hanya diperlukan 8 orang saja di ruang kontrol untuk mengontrol roket tersebut dari yang biasanya perlu hingga 150 orang. (ST, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

RS-25, Mesin Roket Terbaru, Terkuat, dan Terbesar yang Dibuat NASA (Plus Foto)

SLS dengan mesin pendorong RS-25.
Setelah NASA mempensiunkan seluruh pesawat ulang aliknya, maka praktis tidak ada lagi wahana atau pesawat NASA yang mampu membawa manusia ke luar angkasa selain dengan menggunakan roket dan modul Soyuz milik Rusia. Keputusan itu diambil NASA mengingat besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk pesawat-pesawat tadi. Selain itu pesawat ulang alik dinilai sudah tidak mampu digunakan untuk mendukung misi-misi NASA berikutnya yang akan jauh lebih kompleks.

Apakah NASA akan benar-benar tidak memiliki pesawat untuk membawa astronot lagi?? NASA tentu ingin tetap menjaga kredibilitasnya di dunia penerbangan antariksa dan tidak akan diam saja. Saat ini mereka sedang membuat wahana baru yang lebih powerfull yakni SLS (Space Launch System). SLS adalah serangkaian sistem roket NASA yang dibuat untuk mengangkut kapsul, satelit, teleskop maupun instrumen lain keluar angkasa yang mampu menjangkau daerah lebih jauh di tata surya. Dengan menggunakan roket ini NASA bisa melakukan misi ke Bulan, Mars, asteroid dan sebagainya secara lebih fleksibel. Dikabarkan SLS mampu membawa muatan kargo seberat 70 sampai 143 ton, sangat banyak untuk mengirim perbekalan ke ISS.
Roket SLS NASA. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: aerospaceprojectsreview
Dengan muatan seberat itu diperlukan mesin roket yang mumpuni agar roket dapat melaju dengan kencang. Untuk itu NASA membuat mesin roket RS-25. Mesin roket berbahan bakar hidrogen kriogenik dan oksigen cair ini diklaim NASA menjadi mesin roket paling besar, paling kuat, dan paling canggih di Amerika.

Mesin RS-25 sebenarnya mesin yang juga digunakan oleh pesawat ulang alik. Tapi tentu mesin ini sekarang sudah banyak mengalami pengembangan seiring dengan kemajuan teknologi. "Selama 30 tahun menjalankan program space shuttle, RS-25 mencapai reliabilitas yang sangat tinggi," kata Garry Lyles, Chief Engineer NASA. Kekuatan mesin ini setara dengan 11 lokomotif dan 1315 mobil Toyota Prius.

Berbeda dengan pesawat ulang alik yang hanya dibekali tiga mesin RS-25, SLS akan diberi empat mesin RS-25 karena muatannya yang lebih berat. Empat mesin RS-25 itu bisa melahap 1.500 galon bahan bakar per detik. Sangat boros kan :-D tapi sebanding dengan kekuatannya.

Mesin RS-25 generasi baru ini akan diuji coba pada instrumen A-1 test stand pada 2014 dan akan diuji terbang pada 2017 dengan membawa serta kapsul Orion tanpa awak ke orbit rendah (low orbit) Bumi untuk menguji keseluruhan sistem yang terintegrasi dan dijadwalkan akan mulai digunakan sebagai kendaraan misi pada tahun 2021. Berikut adalah foto-foto dari mesin RS-25 dan uji cobanya di Stennis Space Center.
Klik gambar untuk memperbesar.
Klik gambar untuk memperbesar.
Klik gambar untuk memperbesar.
Klik gambar untuk memperbesar.
Klik gambar untuk memperbesar.
Klik gambar untuk memperbesar.

(NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto