Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Merkurius. Show all posts
Showing posts with label Merkurius. Show all posts

Friday, December 21, 2012

MESSENGER Selidiki Cekungan di Kawah Eminescu Merkurius

Foto cekungan pada kawah Eminescu di planet Merkurius yang diambil oleh MESSENGER. Image credit: NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington
Foto terbaru yang dikirmkan oleh wahana NASA pengorbit planet Merkurius, MESSENGER, menunjukkan adanya cekungan atau rongga pada bagian dalam kawah Eminescu yang termasuk ke dalam kawah muda berdiameter 130 km (80 mil). Kawah Eminescu berada di sebelah Utara khatulistiwa Merkurius. Hal aneh lainnya juga ditemukan di bibir kawah tersebut.

Cekungan tersebut pertama kali ditemukan pada bulan September 2011 dan ternyata cekungan seperti itu juga banyak ditemukan di banyak tempat di planet Merkurius. Sebelumnya pada beberapa foto, cekungan tersebut mulanya hanya diidentifikasi sebagai sebuah titik terang. Namun saat wahana MESSENGER merubah posisi orbitnya pada Maret 2011 dan pencitraan dengan resolusi tinggi dimulai, ditemukanlah bahwa titik terang tersebut adalah sesuatu hal yang baru dan kemudian diketahui bawahwa itu adalah cekungan. Diperkirakan cekungan tersebut terbentuk oleh angin surya yang menerpa pemukaan planet Merkurius dan menguapkan beberapa mineral kemudian terjadi beberapa ledakan yang membentuk cekungan. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, November 30, 2012

Wahana NASA Temukan Air Berwujud Es di Merkurius

Daerah kutub utara yang memiliki kandungan es. Es ditandai dengan warna kuning. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington/National Astronomy and Ionosphere Center, Arecibo Observatory
Pesawat luar angkasa NASA yang mengorbit planet Merkurius, MESSENGER berhasil menemukan kumpulan air berwujud es di kutub utara planet Merkurius.

Di Merkurius suhu permukaan bisa mencapai 427 derajat Celcius. Namun di sekitar kutub utara, terdapat daerah yang secara permanen terlindung dari panas Matahari. Di situlah wahana MESSENGER menemukan sejumlah deposit air berwujud es dan dimungkinkan bahan organik lainnya. Es tersebut terdeteksi di 85 derajat lintang utara hingga pusat kutub utara dan tersebar sejauh 65 derajat ke utara.

"Dalam beberapa bulan ke depan, wahana MESSENGER akan difokuskan untuk mengamati daerah tersebut untuk mendapatkan tampilan visual yang lebih baik," ungkap Gregory Neumann, Ilmuwan dari NASA's Goddard Space Flight Center.

Sejauh ini para ilmuwan juga meyakini bahwa di kutub selatan planet Merkurius juga terdapat es. Namun sayangnya orbit MESSENGER saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan pengamatan ke daerah tersebut secara lebih detail. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, May 8, 2012

MESSENGER Sukses Ambil 100 Ribu Foto Planet Merkurius

Foto planet Merkurius yang diambil oleh wahana Messenger. Image credit: NASA
Minggu ini, wahana antariksa Messenger yang memasuki orbit Merkurius pada 18 Maret 2011, telah mengambil lebih dari 100 ribu gambar planet tersebut. Messenger berhasil memetakan secara global planet Merkurius dalam resolusi gambar yang tinggi baik itu gambar monokrom maupun gambar berwarna dan menunjukkan keada kita tentang apa saja yang ada di planet tersebut.

"Karena Merkurius dan Matahari memiliki rotasi yang lambat, merancang sistem untuk misi orbital penuh dengan tantangan," ungkap MDIS Instrument Engineer, Ed Hawkins dari Johns Hopkins University.

Dikutip dari spacedaily.com, Selasa (08/05/2012), Tim yang terdiri dari beberapa pakar diantaranya engineers, ilmuwan, analis, flight controllers, perancang software, dan lain-lain berkerja sama agar misi Messenger berjalan dengan baik. "Orang-orang dari keahlian yang berbeda bekerja sama, dan 100 ribu gambar dari Messenger merupakan arsip yang berharga, sebuah produk dari kombinasi yang membuat misi Mesenger berjalan sukses," kata Nori Laslo, MESSENGER's Deputy Payload Operations Manager and MDIS Instrument Sequencer.

Akan lebih anyak lagi gambar yang diambil oleh Messenger dan itu akan mengungkapkan sejarah dan evolusi planet Merkurius. (Adi Saputro/astronomi.us)

Monday, April 16, 2012

Planet Merkurius Miliki Es?

Planet Merkurius. Image credit: NASA
Merkurius memang planet terdekat dengan Matahari dengan temperatur mencapai 400 derajat Celsius. Tapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Merkurius mungkin memiliki air dalam bentuk es.

Sebelumnya, pengamatan dengan gelombang radio yang dilakukan di observatorium Arecibo di Puerto Rico menunjukkan adanya area kutub Merkurius memiliki warna terang.

Kini, pengamatan dengan kamera Mercury Dual Imaging System (MDIS) di wahana antaraiksa MESSENGER memperlihatkan bahwa warna terang itu ada di area bayangan permanen di kutub.

"Citra MDIS menunjukkan bahwa fitur terang radar di dekat kutub selatan Merkurius ada di area bayangan permanen. dan, di kutub utaranya juga terdapat hanya di area bayangan. Hasil ini mendukung hipotesis adanya es," kata Nancy Chabot, ilmuwan dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory, Senin (26/3/2012).

Dugaan ini tentu masih perlu diuji. Ada kemungkinan juga bahwa fitur terang yang didapatkan merupakan senyawa lain. Penelitian masih harus dilakukan.

Meski demikian, temuan ini sangat menarik. Bagaimana bisa planet yang terdekat dengan matahari memiliki es?

Kalau terbukti, maka akan makin banyak benda di tata surya yang memiliki air dalam bentuk es. Telah diketahui, Bulan dan mars juga punya air dalam bentuk es.

Chabot mempresentasikan hasil penelitiannya di Lunar and Planetary Science Conference ke-43 di Woodlands, Texas.(kompas.com, astronomi.us)

Saturday, October 1, 2011

Ekstrimnya Efek Angin Surya di Planet Merkurius

Gambar planet Merkurius diambil oleh pesawat MESSENGER pada 2008. Credit: NASA
Mengacu pada data dari Fast Imaging Plasma Spectometer (FIPS) pada pesawat luar angkasa MESSENGER, angin surya dari Matahari membakar dan meledakkan partikel di permukaan kutub planet Merkurius.

Temuan yang didasarkan pada makalah dari misi MESSENGER yang dipublikasikan pada 30 September pada edisi Sciense, cara partikel sodium dan oksigen bermuatan di Merkurius, mirip pada Aurora Borealis di Bumi. Bagaimana universitas Michigan meneliti dan mendeteksi fenomena ini?

Dengan menggunakan FIPS, ilmuwan di universitas Michigan melakukan pengukuran pada eksosfer dan magnetosfer Merkurius. Data yang dikumpulkan kemudian dikembangkan oleh peneliti dengan pengertian dan interaksi yang lebih baik diantara Matahari dan Merkurius. Data FIPS juga juga menegaskan teori tentang komposisi dan sumber partikel dalam lingkungan ruang Merkurius.

"Kami sebelumnya telah mengamati natrium netral dari pengamatan tanah, tapi dari jarak dekat kami telah menemukan bahwa partikel natrium bermuatan terkonsentrasi di dekat daerah kutub Merkurius mana mereka akan dibebaskan oleh percikan ion angin matahari , efektif untuk mengetuk atom natrium dari permukaan Merkurius," kata pemimpin proyek FIPS, Thomas Zurbuchen (Universitas Michigan).
Fast Imaging Plasma Spectometer (FIPS) pada pesawat luar angkasa MESSENGER telah menemukan bahwa angin matahari di atas Merkurius mampu mledakan partikel dari permukaan di kutub planet ke atmosfer tipisnya.
Credit: Shannon Kohlitz, Media Academica, LLC

Dalam siaran pers UM, Zurbuchen menambahkan, "Kami mampu mengamati proses pembentukan ion ini, dan itu mirip dengan cara dengan terjadinya aurora yang dihasilkan di atmosfer bumi di dekat daerah kutub."

Mengingat bahwa Bumi dan Merkurius adalah planet memiliki dua medan magnet, angin surya dibelokkan di sekitarnya. Badai matahari akhir-akhir ini membuat aurora mudah terlihat, aurora yang disebabkan oleh interaksi partikel bermuatan dari Matahari dan magnetosfer Bumi yang relatif kuat. Sementara Merkurius memang memiliki magnetosfer, tapi dibandingkan dengan Bumi masih jauh lebih lemah. Mengingat magnetosfer Merkurius yang lemah dan lebih dekat dengan Matahari, efek dari angin matahari memiliki efek yang lebih dahsyat.

"Hasil penelitian kami menunjukkan kepada kita bahwa magnetosfer lemah Merkurius hanya sedikit memberikan perlindungan planet tersebut dari angin matahari (Angin surya)," kata Zurbuchen.

Jim Raines, insinyur operasional FIPS (Universitas Michigan) menambahkan, "Kami mencoba memahami bagaimana matahari, berinteraksi dengan planet. Magnetosfer bumi membuat atmosfer kita tidak hilang. Dan yang membuatnya penting untuk keberadaan kehidupan di planet kita."

Wednesday, August 17, 2011

Merkurius, Planet Terkecil, Terdekat, dan Tercepat

Planet Merkurius (Sumber: Wikipedia)


Merkurius adalah planet terkecil di tata surya dan terdekat dari Matahari. Nama planet ini diambil dari nama dewa pengantar pesan jaman Romawi kuno. Ia diberi nama tersebut karena pergerakannya di langit yang sangat cepat.

Dari Bumi, Merkurius hanya bisa diamati secara visual pada jarak maksimum 28,3 derajat dari Matahari. Artinya, planet ini hanya terlihat di langit timur sebelum Matahari terbit atau di barat setelah Matahari terbenam. Dengan jarak sudut sekecil itu, kita hanya memiliki waktu maksimum selama 1 jam 53 menit saja untuk mengamati planet ini, yaitu pada saat Merkurius mencapai elongasi maksimalnya. Jadi, kita tidak akan pernah bisa melihat Merkurius berada di zenith (lihat gambar di bawah). Karena kemunculannya yang bergantian itu planet ini sempat diidentifikasi oleh masyarakat Yunani kuno sebagai 2 benda yang berbeda. Kala itu, Merkurius yang muncul di langit timur diberi nama Apollo dan yang muncul di langit barat diberi nama Hermes.

Jika kita berada di Merkurius, kita dapat menyaksikan Matahari bergerak retrograde di langit. Di satu lokasi, setelah terbit di timur dan sebelum melintasi meridian, Matahari akan sedikit bergerak mundur lalu kembali bergerak ke barat hingga terbenam. Begitu pula setelah Matahari terbenam, ia akan mengalami gerak retrograde sekali lagi (walaupun tidak dapat diamati). Akibatnya, satu hari di sana (sekali siang dan sekali malam) sama dengan 176 hari Bumi (sekitar 6 bulan). Silakan lihat sendiri dengan menggunakan program simulasi langit Stellarium.

Penyebab gerak retrograde Matahari itu berkaitan dengan periode revolusi dan rotasinya. Periode revolusi Merkurius adalah 88 hari Bumi, sedangkan periode rotasinya adalah 58,7 hari Bumi. Kita bisa lihat bahwa perbandingan periode rotasi dan revolusinya adalah 2/3. Artinya, planet ini menyelesaikan 2 kali revolusinya dalam waktu yang bersamaan dengan 3 kali rotasi.

Planet dalam jika dilihat dari Bumi (Sumber: Wikipedia)

Hubungan antara periode rotasi dan revolusi ini (disebut juga dengan resonansi) adalah hal yang unik di tata surya. Resonansi yang umum terdapat di tata surya adalah 1:1. Artinya, periode rotasi sama dengan periode revolusi. Misalnya pada sistem Pluto dan Charon, yang masing-masing memiliki periode rotasi yang sama dengan periode revolusi Charon terhadap Pluto. Akibatnya, Pluto dan Charon saling menunjukkan permukaan yang tetap. Bulan juga memiliki resonansi 1:1 karena periode rotasinya sama dengan periodenya mengelilingi Bumi. Kita tahu akibatnya, yaitu permukaan Bulan yang terlihat dari Bumi selalu tetap.

Ciri fisik
Planet batuan ini hanya berdiameter 4800 km. Ukuran ini lebih kecil dari Ganymede dan Titan, 2 satelit terbesar di tata surya. Tetapi Merkurius masih lebih masif dari keduanya. Dan kerapatannya 5,43 g/cm^3, menjadikannya benda dengan kerapatan tertinggi kedua di tata surya setelah Bumi. Ketebalan bagian inti planet ini lebih dominan relatif terhadap ukurannya, yaitu mencapai 60% dari massanya. Jaraknya dari Matahari antara 46 juta km hingga 70 juta km. Eksentrisitas orbitnya paling besar di antara semua planet, yaitu 0,21.

Inklinasi orbit Merkurius terhadap ekliptika adalah 7 derajat. Sudut kemiringan sumbu rotasinya terhadap sumbu revolusi mendekati nol, sekitar 0,027 derajat. Masih lebih kecil dari Jupiter yang sebesar 3,1 derajat. Dengan sudut sekecil itu, tidak ada 4 musim di Merkurius belahan utara dan selatan. Temperatur di permukaannya bervariasi antara 80 – 700 K.

Misi penerbangan ke Merkurius
Merkurius adalah salah satu objek yang sulit diamati, sehingga tidak banyak informasi yang bisa diperoleh darinya. Bahkan, periode rotasi planet ini baru diketahui benar pada tahun 1965 setelah Merkurius diamati dengan radar.

Pengiriman wahana untuk meneliti Merkurius dari dekat pun tidak mudah. Posisinya yang dekat dengan Matahari, ketiadaan atmosfer, dan perbedaan laju orbit adalah beberapa hal yang menyulitkan. Alhasil, hingga kini baru ada 1 misi yang sukses mengamati Merkurius, yaitu Mariner 10.

Wahana Mariner 10 diluncurkan pada 3 November 1973. Proses keberangkatannya yang memanfaatkan planet Venus (sebagai “ketapel” gravitasi) adalah yang pertama dilakukan dalam sejarah penerbangan antariksa. Ketika melintas di dekat Venus, wahana ini mengambil rekaman fotografi ultraungu dari planet itu. Walaupun Venus sudah pernah diamati dengan teleskop landas Bumi sebelumnya, tetap saja foto Venus yang diberikan Mariner 10 ini mengundang kekaguman para peneliti.

Wahana ini telah memberikan pengetahuan luar biasa tentang permukaan Merkurius. Selain itu, wahana ini juga mendeteksi adanya medan magnet di Merkurius. Satu hal yang mengagetkan bagi peneliti karena planet ini memiliki rotasi yang lambat. Akhirnya, pada tahun 1975 Mariner 10 pun sudah tidak berfungsi lagi setelah bahan bakarnya habis dan kontak dihentikan.


Mariner 10 (kiri) dan Messenger (Sumber: Wikipedia)


Baru pada tahun 1998, misi terbaru ke Merkurius mulai direncanakan. Wahana pada misi itu dinamai Messenger, yang diluncurkan pada tanggal 3 Agustus 2004. Target misi ini adalah mengorbit Merkurius pada tanggal 18 Maret 2011. Terdapat 6 pertanyaan yang harus dicari jawabannya oleh Messenger: 1. Mengapa kerapatan Merkurius begitu tinggi?; 2. Bagaimana riwayat sejarah geologis planet ini?; 3. Bagaimana sifat medan magnet Merkurius?; 4. Bagaimana susunan internal Merkurius?; 5. Apa materi yang terdapat pada kutub-kutub Merkurius?; dan 6. Bagaimana komposisi atmosfer Merkurius?

Di masa yang akan datang, sebuah misi lagi akan dijalankan. Namanya BepiColombo. Misi ini akan melengkapi data yang didapat Messenger. Direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 2013 dan mengorbit Merkurius pada tahun 2019, BepiColombo akan mengumpulkan data selama 1 atau 2 tahun. Para ilmuwan tentunya berharap kedua misi tersebut akan membawa manusia semakin mengenal karakteristik planet kecil ini.

sumber

Friday, April 1, 2011

Adakah Air di Planet Merkurius?

Observasi Merkurius akan dimulai secara resmi pada 4 April 2011 mendatang dengan bantuan wahana luar angkasa Messenger yang sudah mengorbit di planet tersebut. Pemetaan seluruh permukaan Merkurius akan dilakukan untuk menguak misteri geologi, sejarah, dan pembentukan planet itu.

Salah satu pertanyaan yang mengemuka dalam observasi Merkurius adalah adakah air dalam bentuk es di planet itu? Dengan suhu Merkurius yang mencapai 450 derajat celsius, pertanyaan itu mungkin terkesan konyol.



Permukaan planet Merkurius yang diambil wahana ruang angkasa Messenger.

Namun, Sean Solomon, pimpinan investigator Messenger, mengatakan adanya kemungkinan itu. "Bisakah es terjebak di sana? Model suhu mengatakan ya, itu mungkin. Tapi apakah es tersebut berbahan dasar air? Ada banyak spekulasi," katanya.

Sementara itu, 20 tahun lalu pernah ada data radar menemukan material reflektif di wilayah kutub planet terdekat dari Matahari itu. Material reflektif itu bisa saja air dalam bentuk es.

Jawaban positifnya mungkin akan diketahui dalam jangka waktu setahun mendatang ketika Messenger berhasil menuntaskan misinya. Bersamaan dengan itu, mungkin akan diketahui struktur inti dan alasan mengapa Merkurius berdensitas lebih rendah.

Messenger sendiri telah sampai di orbit Merkurius sejak 17 Maret 2011 setelah menempuh perjalanan selama 6,5 tahun. Wahana luar angkasa ini 2 hari lalu baru saja mengirimkan citra Merkurius berupa kawah Debussy dan Matabei.

Messenger adalah singkatan dari MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging. Misinya bukanlah misi berbiaya murah sebab dana pembuatannya mencapai 446 juta dollar AS.

Tags: Adakah Air di Merkurius?, Adakah Air di planet Merkurius? 

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/31/21150613/Adakah.Air.di.Merkurius.

Thursday, March 31, 2011

Pesawat NASA Teliti Kawah Es di Kutub Planet Merkurius

Para penyelidik misi pesawat ruang angkasa Messenger makin mengintensifkan pantauannya. Maklum, wahana milik NASA itu pada Jumat pekan lalu sukses memasuki orbit sekitar Merkurius. Alhasil Messenger menjadi pesawat ruang angkasa pertama yang mengorbit planet terdalam.

"Kami berharap dapat meningkatkan pemahaman terhadap salah satu planet yang jadi tetangga terdekat," kata Sean C. Solomon, penyelidik utama misi Messenger. Nama wahana penjelajah robotik ini merupakan singkatan dari MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry, and Ranging.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzaR-9ixHvIib5BKXf80yKORK9doOYitlbHRGSXgqQkztTf8fpVdJztON9jl62cl_EUDA2eFt5G_1flyFX6wt5KzNLru3WAok1gpXjYex2EMOKpFaU_hMsFK27NMIljKdLHWfedfJves/s400/Mercury_mag.jpg
Planet Merkurius


Wahana yang diluncurkan 2 Agustus 2004 telah menempuh penerbangan sejauh 7,9 miliar kilometer. Dia mengelilingi matahari sebanyak 15 kali dan melesat melintasi Bumi, Venus dan Merkurius serta ngebut mengejar ketertinggalannya dengan Mercurius.

Planet Mercurius sendiri berada dalam cengkeraman gravitasi Matahari. Alhasil planet yang disebut-sebut berada di tepi neraka ini, mengitari Matahari dalam setahun selama 88 hari, dengan kecepatan rata-rata 170.600 km/jam.

Menurut Sean C. Solomon, berhasil memasuki orbit Mercurius menjadi puncak dari misi. “Ini adalah pencapaian terbesar Messenger hingga masuk ke orbit Merkurius,� ujar Manajer Proyek Messenger Peter Bedini dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory.

Menurut Peter, pencapaian ini adalah buah dari kerja keras tim navigasi, panduan dan kontrol. Tidak ketinggalan operasi misi yang memandu pesawat melakukan perjalanan sejauh 7,9 miliar kilometer.

Messenger saat ini berada di sekitar 46 juta km dari Matahari dan sekitar 155 juta km dari Bumi. Setelah mengalami pembakaran, mesin berdaya 600 newton itu akan “parkir� dalam 12 jam di orbit Merkurius.

Salah satu pertanyaan yang paling diharapkan jawabannya dari misi Messenger adalah apakah Merkurius menyembunyikan air di kawah es yang gelap? Bulan memiliki kawah seperti ini. Memang suhu lebih dari 370 derajat Celsius memanggang wilayah khatulistiwa Merkurius. Namun suhu di kawah dekat kutub tetap pada minus 183 derajat Celcius.

"Wilayah ini tidak tersorot Matahari selama jutaan, mungkin milyaran tahun," kata Salomo. "Sangat dingin. Cukup dingin untuk menjaga air es kurun waktu geologi yang lama."

Jika semua berjalan sesuai rencana, Messenger yang parkir selama 12 jam menjadi sangat unik. Wahana ini berada di titik rendah 200 km di atas permukaan planet dan titik terjauhnya lebih dari 15.193 km.

Untuk melakukan penelitian, Messenger memuat kamera dengan lensa sudut sempit dan lebar, serta altimeter laser untuk memetakan permukaan Merkurius. Ada pula spektrometer guna menyelidiki komposisi batuan dan atmosfer planet.

Magnetometer akan mempelajari bagaimana medan magnet - pada inti planet yang cair dan membentuk 60 persen massa Mercurius - berinteraksi dengan angin Matahari.

Setelah mengorbit orbit, Messenger akan kembali mengambil gambar pada 4 April. Wahana ini akan tinggal di orbit selama empat tahun. Misinya dapat diperpanjang selama satu atau dua tahun jika anggaran NASA memungkinkan. Ketika bahan bakar habis dan tidak ada tambahan dana, pesawat ruang angkasa tersebut akan menabrak permukaan Merkurius.

Tags: Pesawat NASA Teliti Kawah Es di Kutub Planet Merkurius, Wow Pesawat NASA Teliti Kawah Es di Kutub Planet Merkurius   

Source: http://tempointeraktif.com/hg/sains/2011/03/21/brk,20110321-321568,id.html

Thursday, December 30, 2010

Ukuran Planet Merkurius Semakin Mengecil

Tahun 2006 lalu, International Astronomical Union (IAU) mendegradasi Pluto dari planet menjadi sebuah planet kerdil (dwarf planet). Alasannya, dari sisi ukuran, Pluto tidak memenuhi syarat sebagai untuk disebut sebagai sebuah planet.

Saat ini sistem tata surya tinggal memiliki delapan planet yang mengelilingi Matahari. Akan tetapi, dari bukti-bukti baru yang ditemukan, ke depannya bisa jadi tata surya hanya akan terdiri dari 7 buah planet saja.

Dari sisi ukuran, Merkurius memang dua kali lebih besar dibanding Pluto. Namun ternyata, Merkurius, yang kini menjadi planet terkecil yang ada di tata surya itu juga semakin menciut.

Peneliti memperkirakan, Merkurius memang tidak akan jadi sekecil mantan planet kesembilan milik tata surya. Akan tetapi jika ukurannya terus mengecil, IAU tentu akan mendegradasi status planet itu.


[caption id="" align="alignnone" width="685" caption="Susunan planet di tata surya kita"][/caption]


Penyebab menciutnya ukuran Merkurius adalah karena inti planet itu yang terdiri dari zat besi cair terus mendingin dan memadat sehingga menciutkan ukuran planet itu dari dalam. Menurut peneliti, pergerakan ini sudah berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu.

Penciutan Merkurius juga terlihat dari foto-foto milik satelit Messenger milik NASA yang menggambarkan terjadi lipatan di kerak planet itu. Dari foto juga terungkap bahwa dulu, Merkurius punya banyak gunung berapi yang meletus. Adapun yang mematikan gunung itu adalah karena inti planet semakin dingin.

“Merkurius menunjukkan pada kita berapa besar pengaruh pendinginan inti planet terhadap evolusi yang terjadi di permukaan,” kata Sean Solomon, peneliti dari Carnegie Institution for Science, di Washington, seperti dikutip dari LA Times, 28 Desember 2010.

Sama seperti Mars dan Bulan, Merkurius sangat berapi saat ia lahir. Namun planet itu kehilangan panasnya sejalan dengan pertumbuhannya selama sekitar 4,5 miliar tahun terakhir yang menghentikan aktivitas vulkanik di sana.

Sebagai informasi, planet Bumi juga mengalami pendinginan dengan cara yang serupa. Dan dalam waktu beberapa miliar tahun mendatang, Bumi juga akan terlalu dingin untuk gunung berapi. Setelah inti bumi semakin dingin, gunung-gunung berapi di Bumi akan berhenti meletus.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/196197-jumlah-planet-di-tata-surya-akan-berkurang

Monday, June 21, 2010

Mengenal Tata Surya: Planet Merkurius

Planet Merkurius adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari  dengan kala revolusi 88 hari. Kecerahan planet ini berkisar diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.

Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat celsius),

[caption id="" align="alignright" width="198" caption="Gambar warna semu Merkurius oleh MESSENGER"][/caption]

Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan Saturnus, Titan.

Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari empat planet kebumian di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat  serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi. Namun apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung maka Merkurius lebih padat dari Bumi dengan kepadatan tak terkompres dari Merkurius 5,3 g/cm3 dan Bumi hanya 4,4 g/cm3.

Kepadatan Merkurius digunakan untuk menduga struktur dalamnya. Kepadatan Bumi yang tinggi tercipta karena tekanan gravitasi, terutamanya di bagian inti. Merkurius namun jauh lebih kecil dan bagian dalamnya tidak terdapat seperti bumi sehingga kepadatannya yang tinggi diduga karena planet tersebut mempunyai inti yang besar dan kaya akan besi. Para ahli bumi menaksir bahwa inti Merkurius menempati 42 % dari volumenya (inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset terbaru, kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair.

Mantel setebal 600 km menyelimuti inti Merkurius dan kerak dari Merkurius diduga setebal 100 sampai 200 km. Permukaan merkurius mempunyai banyak perbukitan yang kurus, beberapa mencapai ratusan kilometer panjangnya. Diduga perbukitan ini terbentuk karena inti dan mantel Merkurius mendingin dan menciut pada saat kerak sudah membatu.

Struktur Dalam

Merkurius mengandung besi lebih banyak dari planet lainnya di tata surya dan beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskannya. Teori yang paling luas diterima adalah bahwa Merkuri pada awalnya mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya dan mempunyai massa sekitar 2,25 kali massanya yang sekarang. Namun pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.

Teori yang lain menyatakan bahwa Merkurius mungkin telah terbentuk dari nebula Matahari sebelum energi keluaran Matahari telah stabil. Merkurius pada awalnya mempunyai dua kali dari massanya yang sekarang, namun dengan mengambangnya protomatahari, suhu di sekitar merkuri dapat mencapai sekitar 2500 sampai 3500 Kelvin dan mungkin mencapai 10000 Kelvin. Sebagian besar permukaan Merkurius akan menguap pada temperatur seperti itu, membuat sebuah atmosfir "uap batu" yang mungkin tertiup oleh angin matahari

Teori ketiga mengajukan bahwa mengakibatkan tarikan pada partikel yang darinya Merkurius akan terbentuk sehingga partikel yang lebih ringan hilang dari materi pengimbuhan. Masing-masing dari teori ini memprediksikan susunan permukaan yang berbeda. Dua misi antariksa di masa datang, MESSENGER dan BepiColombo akan menguji teori-teori ini.



[table id=5 /]


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto