|
Ilustrasi permukaan Titan. Image credit: google |
Titan, bulan terbesar planet Saturnus kembali mengejutkan para peneliti. Tidak hanya menjadi satu-satunya tempat selain Bumi yang memiliki samudera, tapi ada hal yang mengejutkan lainnya yaitu adanya lautan es di bawah permukaannya.
Pada penelitian terdahulu, ilmuwan mengungkapkan bahwa Titan memiliki laut di bawah lapisan es dengan tebal 50-200 km. Ilmuwan tertarik untuk mempelajari samudera bawah tanah ini sebab menurut mereka dimana ada air, maka di situ ada kehidupan seperti halnya Bumi.
|
Ilustrasi bagaimana lapisan es yang padat di Titan mampu menahan tekanan ke atas dari es yang berada di cekungan bawah. meskipun bentuk topografinya positif namun pelapukan topografinya kecil. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Doug Hemingway |
Dengan menggunakan data yang diperoleh oleh wahana Cassini, Titan memiliki lapisan es yang padat di bawah permukaannya dimana kepadatan es ini mempu menciptakan anomali gravitasi negatif. Kekuatan gravitasi Titan tergantung pada seberapa besar massa yang ada di bawahnya. Semakin besar massa maka gravitasi juga akan semakin kuat. Dengan berpegang pada asumsi itu, ilmuwan kemudian membandingkan dengan struktur dari permukaan Titan. Mereka memprediksi bahwa daerah dengan elevasi tinggi akan memiliki gravitasi lebih kuat dibandingkan dengan daerah elevasi rendah. Namun ternyata mereka keliru. Daerah dengan tingkat elevasi tinggi ternyata memiliki gravitasi yang lemah dan sebaliknya daerah elevasi rendah memiliki gravitasi besar. "Sangat mengejutkan melihat hal itu," ungkap Doug Hemingway peneliti planet dari
University of California. "Kami berangggapan bahwa mungkin kami melihat hal yang salah, namun setelah mencermatinya ada hal yang dapat dijelaskan dari hal ini," tambahnya.
Untuk menjelaskan anomali gravitasi yang terjadi, Doug memberikan perumpamaan bahwa gunung di Titan mempunyai akar. "ini seperti bagaimana gunung es yang begitu besar sebenarnya hanya mengapung saja melayang di permukaan air dan sebagian darinya dibawah permukaan,". "Es memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah daripada air. daerah elevasi tinggi di Titan nampaknya memiliki akar (es) yang cukup besar sehingga mampu menggantikan banyaknya air di bawahnya sehingga ia memiliki gaya gravitasi yang lemah. Sebab es memiliki volume lebih rendah dari volume air. Oleh sebab itu ia akan mengapung," ungkapnya.
Es akan mengapung dalam air. Namun anehnya es di Titan ini tetap tenggelam. gara bisa seperti itu es tersebut harusnya memiliki padatan yang sangat tinggi. Tapi apakah yang membuatnya bisa seperti itu??
Untuk menjawabnya maka ilmuwan memiliki beberapa teori diantaranya bahwa es tersebut kemungkinan memiliki "molekul kandang" yang dikenal sebagai
Clathrates". Namun untuk memastikan hal ini ilmuwan memerlukan instrumen pengamatan yang lebih canggih dari sekedar wahana Cassini. cassini sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menganalisa interior dari suatu planet atau satelit alam seperti Titan. Bisa saja lapisan penyusun Titan terdiri dari es dan batu. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)