Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, January 2, 2013

Indahnya Cincin Raksasa di Sekitar Pusat Galaksi NGC 1097

Foto galaksi NGC 1097 yang diambil oleh teleskop Hubble. Tampak cincin cahaya di sekitar pusat galaksi tersebut. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Teleskop Hubble milik NASA berhasil mengambil foto menakjubkan dari galaksi spiral NGC 1097. Uniknya galaksi tersebut memiliki "cincin" yang terbentuk dari bintang-bintang yang sangat terang di dekat pusatnya. Karena saking terangnya cahaya bintang-bintang tersebut, sampai menyebabkan lengan dan struktur galaksi NGC 1097 menjadi tidak begitu terlihat.

Galaksi NGC 1097 terletak sekitar 45 juta tahun cahaya dari Bumi dan memiliki lubang hitam (black hole) supermasif di tengahnya dengan massa 100 juta kali massa Matahari kita dan aktif menghisap apapun yang ada di sekitarnya.

Daerah di sekitar lubang hitam yang bersinar terang merupakan daerah tempat pembentukan bintang-bintang baru. Daerah tersebut menjadi sangat terang karena adanya emisi dari awan hidrogen yang terionisasi. Keliling dari cincin tersebut diperkirakan sekitar 5000 tahun cahaya sedangkan lengan spiral galaksi NGC 1097 mencapai panjang puluhan ribu tahun cahaya.

Galaksi ini merupakan galaksi unik karena memiliki galaksi pendamping di sekitarnya atau biasa dikenal dengan galaksi satelit. Galaksi tersebut adalah NGC 1097A dan NGC 1097B. Galaksi NGC 1097A merupakan galaksi elips yang mengorbit sekitar 42.000 tahun cahaya dari pusat galaksi NGC 1097. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Meriahnya Suasana Tahun Baru di ISS

Kemeriahan tahun baru 2013 tidak hanya dirasakan oleh penduduk Bumi saja akan tetapi juga dirasakan oleh para astronot yang sedang bertugas di ISS (Internasional Space Station). Komandan misi Kevin Ford, Flight Engineers Chris hadfield dan Tom Marshburn mengirimkan video ini dari ISS tentang meriahnya suasana tahun baru di stasiun luar angkasa Internasional.

ISS mengorbit Bumi pada ketinggian 360 km dan menyelesaikan satu putaran mengelilingi Bumi setiap setengah jam sekali. Ingin lihat seperti apa kemeriahannya, saksikan video berikut:



(Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Sunday, December 30, 2012

Penyebab Terjadinya Petir dan Halilintar?

Petir / halilintar. Image credit: google
Pertanyaan:
Bagaimana proses terjadinya petir yang disertai kilat atau halilintar itu?

Jawaban:
  1. pertama-tama, awan masih dalam kondisi netral alias jumlah proton dan nerutron sama. terus, pas hujan badai, terjadi gesekan antara awan dan udara dan jadilah awan bermuatan listrik alias neutronnya lebih banyak daripada proton. kalo awan lewat gedung yang tinggi, elektron awan akan menarik proton ke puncak gedung. karena perbedaan jenis muatan awan dengan puncak gedung menyebabkan medan listrik. apabila muatan pada awan bertambah, gaya elektrostatis akan memaksa muatan negatif meloncat secara tiba-tiba dari dasar awan ke puncak gedung yang disertai dengan bunga api listrik. nah, gitulah caranya petir nyambar gedung. dari cerita diatas, berarti pas hujan, awan yang bergesekan dengan udara dan menjadi bermuatan listrik(elektron lebih banyak dari proton) sudah menyiap-nyiaokan petirnya kalo ketemu sama benda yang tinggi-tinggi. makanya pas hujan orang juga bilang jangan teduh ketempat yang tinggi.proton : partikel yang bermuatan positif, elektron : partikel yang bermuatan negatif.
  2. Proses Terjadinya:
    Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif; di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif; sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa berlontaran.


    Petir dapat terjadi antara:
    Awan denqan awan
    Dalam awan itu sendiri
    Awan ke udara
    Awan denqan tanah (bumi)

    Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter.

Friday, December 28, 2012

Ilmuwan China Temukan Bukti Kecepatan Gravitasi Setara Kecepatan Cahaya

Ilustrasi gravitasi Matahari. Image credit: google
Hari Rabu 26 Desember 2012 lalu, sekelompok ilmuwan China mengumumkan bahwa mereka telah menemukan bukti yang mendukung hipotesis bahwa gravitasi bergerak pada kecepatan cahaya. Bukti tersebut ditemukan saat ilmuwan mengamati pasang surut Bumi. Sebelumnya para ilmuwan mencoba untuk mengukur kecepatan gravitasi selama bertahun-tahun melalui berbagai eksperimen dan pengamatan, namun hanya sedikit hal yang didapat.

Ilmuwan China yang dipimpin oleh Tang Keyun yang merupakan seorang peneliti di Chinese Academy of Sciences (CAS) menggunakan enam pengamatan gerhana Matahari dan Bulan serta pasang surut Bumi menemukan bahwa rumus pasang surut Newtonian behubungan dengan penyebaran gravitasi. "Pasang surut" Bumi mengacu pada perubahan kecil dipermukaan Bumi yang disebabkan oleh gravitasi Bulan dan Matahari.

Berdasarkan data yang diperoleh dari China Earthquake Administration dan Universitas CAS ditemukan bahwa gaya gravitasi dilepaskan dari Matahari dan gaya gravitasi selanjutnya direkam di stasiun pengamatan di dalam Bumi dan diketahui bahwa kecepatan gravitasi tidak berjalan pada kecepatan yang sama. Namun tidak berhenti sampai di situ, ilmuwan melakukan penelitian pada stasiun pengamatan di dekat laut dan ditemukan efek dari pasang surut yang disebabkan oleh gravitasi sangatlah besar. Untuk itu tim ilmuwan melakukan pengamatan di dua stasiun pengamatan yang berbeda yaitu di Tibet dan Xinjian.

Dari hasil pengamatan di dapatkan bahwa kecepatan gravitasi adalah 0.93-1,05 kali kecepatan cahaya dengan kesalahan relatif sekitar 5 persen dan itu menunjukkan bahwa perjalanan atau kecepatan gravitasi bergerak pada kecepatan cahaya.

Temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal online berbahasa Inggris yang diterbitkan oleh German science and technology publishing group Springer. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, December 27, 2012

Cassini Ambil Foto Berwarna Bulan Saturnus, Dione

Foto berwarna bulan Saturnus, Dione yang diambil oleh Wahana pengorbit NASA, Cassini. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL/SSI. Composite by J. Major.
Wahana NASA pengorbit planet Saturnus, Cassini, berhasil mengambil foto berwarna dari salah satu satelit alam yang mengorbit planet tersebut, Dione. Dione yang sebagian besar tersusun dari es dan batuan, sekilas tampak mirip seperti Bulan. Namun jika kita cermati, ternyata terdapat warna agak ke merah muda (pink), hijau dan biru pada sebagian permukaannya. Foto tersebut diambil Cassini pada tanggal 23 Desember 2012 yang kemudian diolah oleh NASA menjadi foto komposit berwarna.

Cassini mengambil foto tersebut pada jarak 154.869 mil (249.238 km). Tampak kawah Creusa yang berada persis di daerah paling terang pada gambar dan melintas sebuah garis yang nyatanya adalah sebuah celah atau retakan yang disebut Tibur Chasmata. Retakan tersebut melintas dari kutub utara Dione (kiri atas, hingga ke kutub selatannya (kanan bawah). Dione sendiri memiliki diameter sekitar 700 mil (1120 km ). (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, December 24, 2012

Nautilus-X, Pesawat Luar Angkasa NASA Dilengkapi Mesin Gravitasi

Nautilus-X. Image credit: PhysOrg.com
Nautilus-X. Image credit: PhysOrg.com
Nautilus-X. Image credit: PhysOrg.com
Nautilus-X. Image credit: PhysOrg.com
Non-Atmospheric Universal Transport Intended for Lengthy United States Exploration atau yang disingkat dengan Nautilus-X, merupakan sebuah wahana pesawat luar angkasa NASA yang ditujukan untuk misi jangka panjang ke Bulan atau planet Mars. Pesawat ini dirancang dan diusulkan oleh Bigelow Aerospace dan mampu menampung 6 orang awak pesawat.

Menurut informasi NASA, pesawat ini merupakan pesawat yang dibuat dengan biaya yang relatif murah yaitu sekitar $3,5 miliar dan membutuhkan waktu pengerjaan selama 64 bulan.

Wahana ini juga sekaligus sebagai stasiun transit jika NASA ingin melakukan eksplorasi ke tata surya jauh. Mirip seperti ISS bedanya ISS bukanlah pesawat luar angkasa mandiri. Pesawat Nautilus-X didesain dengan desain modular dilengkapi dengan port docking untuk kapsul seperti Orion atau kapsul luar angkasa lainnya. Selain itu ada berbagai macam perlengkapan lainnya seperti solar array, tangki penampung air dan hidrogen yang dapat mengurangi bahaya radiasi kosmik bagi kru astronot, sistem komunikasi, sistem propulsi, cincin sentrifugal sebagai mesin untuk menciptakan gravitasi parsial dan sebagainya.

Untuk menguji pengaruh dan efek cincin sentrifugal terhadap manusia, maka mesin tersebut akan terlebih dahulu diuji coba di ISS.

Namun sampai saat ini Nautilus-X masih sekedar konsep dan peluncurannya pun masih belum diketahui dengan pasti. (WKP, PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, December 22, 2012

Turbulensi Mampu Menghangatkan Angin Matahari

Secara kontinyu Matahari menyemburkan partikel bermuatan listrik dan medan magnet dalam bentuk angin Matahari atau angin surya (Solar Wind). Salah satu yang menjadi pertanyaan para ilmuwan adalah mengapa angin Matahari memiliki suhu yang lebih panas dari yang seharusnya?. Dan nampaknya studi baru yang dilakukan oleh ESA dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Bumi dan planet lain di tata surya mengorbit Matahari dengan melewati hempasan badai plasma (angin Matahari) yang terdiri dari proton dan elektron. Badai plasma ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 400 km per detik yang berarti 1,5 juta km per jam. Badai plasma keluar dari Matahari akibat tarikan dari medan magnet Matahari itu sendiri. Hebatnya Badai plasma atau angin Matahari tersebut bergerak dan menghempas seluruh daerah di tata surya bahkan hingga mencapai batas dengan ruang antar bintang. Plasma Matahari mendingin selama perjalanan ke luar dari Matahari namun proses pendinginan tersebut lebih lama dari seharusnya bahkan plasma Matahari akan memanas saat sampai di orbit Jupiter.

Pertanyaannya mengapa bisa seperti itu? padahal plasma Matahari itu melewati ruang kosong yang jauh dan jarangnya plasma tersebut bertabrakan dengan partikel lain. Salah satu kemungkinan adalah terjadinya turbulensi plasma yang terjadi akibat penyimpangan aliran partikel dan medan magnet. Akibat interaksi keduanya maka akan menghasilkan  formasi tertentu yang mengandung arus listrik yang kemudian tertarik menuju ke medan magnet.

Plasma tersebut tidak hanya mengisi ruang kosong tapi juga ke tempat di mana medan magnet terhubung dan terputus yang kemudian secara simultan mentransfer energi dan memanaskan partikel. Sampai saat ini mekanisme dan skala dari proses tersebut masih tidak menentu. Namun dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa turbulensi plasma terjadi di magnetosheat disebut juga dengan bow shock yaitu wilayah kejut berbentuk busur di mana angin Matahari memenuhi medan magnet Bumi dan megnetosfer sehingga menghasilkan gelembung magnetic (magnetic bubble). (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, December 21, 2012

MESSENGER Selidiki Cekungan di Kawah Eminescu Merkurius

Foto cekungan pada kawah Eminescu di planet Merkurius yang diambil oleh MESSENGER. Image credit: NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington
Foto terbaru yang dikirmkan oleh wahana NASA pengorbit planet Merkurius, MESSENGER, menunjukkan adanya cekungan atau rongga pada bagian dalam kawah Eminescu yang termasuk ke dalam kawah muda berdiameter 130 km (80 mil). Kawah Eminescu berada di sebelah Utara khatulistiwa Merkurius. Hal aneh lainnya juga ditemukan di bibir kawah tersebut.

Cekungan tersebut pertama kali ditemukan pada bulan September 2011 dan ternyata cekungan seperti itu juga banyak ditemukan di banyak tempat di planet Merkurius. Sebelumnya pada beberapa foto, cekungan tersebut mulanya hanya diidentifikasi sebagai sebuah titik terang. Namun saat wahana MESSENGER merubah posisi orbitnya pada Maret 2011 dan pencitraan dengan resolusi tinggi dimulai, ditemukanlah bahwa titik terang tersebut adalah sesuatu hal yang baru dan kemudian diketahui bawahwa itu adalah cekungan. Diperkirakan cekungan tersebut terbentuk oleh angin surya yang menerpa pemukaan planet Merkurius dan menguapkan beberapa mineral kemudian terjadi beberapa ledakan yang membentuk cekungan. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto