Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, July 17, 2012

NASA: Mars Rover Berikutnya Dibekali Parasut Lebih Besar dan Jam Atom

Mars rover Curiosity yang dijadwalkan akan mendarat di planet Mars pada 5 Agustus 2012. Image credit: NASA/JPL-Caltech
NASA's Mars exploration chief mengungkapkan dalam sebuah kesempatan bahwa kemungkinan Mars rover (kendaraan penjelajah Mars) di masa depan akan dibekali dengan parasut, jam atom, dan inflatable decelerator. Dengan parasut yang lebih besar dan inflatable decelerator, pesawat pembawa Mars rover akan dapat mengurangi kecepatannya dengan baik saat memasuki atmosfer Mars. Jam atom sendiri akan meningkatkan akurasi saat pendaratan, ungkap McCuistion saat mengumumkan hal tersebut pada 10 Juli 2012 lalu pada acara Farnborough International Airshow.

Dikutip astronomi.us dari space.com, Selasa (17/07/2012), NASA memperkirakan dana yang dihabiskan untuk Mars Rover tersebut mencapai $800 juta dan itu jauh lebih sedikit daripada Mars rover Curiosity yang dijadwalkan mendarat di Mars pada 5 Agustus 2012 mendatang yang biaya pembuatannya mencapai $2.5 miliar. Untuk itu NASA masih akan menggunakan desain parasut yang digunakan pada Mars rover Viking pada tahun 1970-an. Misi Mars rover berikutnya akan dikirim NASA pada tahun 2018 atau 2020 mendatang. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Monday, July 16, 2012

Rusia Berhasil Luncurkan Roket Soyuz TMA-05M Pembawa Tiga Astronot

Roket Soyuz TMA-05M berhasil meluncur. Image credit: NASA/Carla Cioffi
Peluncuran roket Soyuz TMA-05M dari Baikonur, Kazakhstan. Image credit: NASA/Carla Cioffi
Hari Kamis (15/07/2012) roket Soyuz TMA-05M yang membawa 3 astronot yaitu Yuri Malanchenko, Sunita "Suni" Williams, dan Akihiko Hoshide berhasil meluncur dari Baikonur, Kazakhstan pada pukul 9:40 p.m waktu setempat. Peluncuran tersebut berlangsung lancar dalam cuaca yang cerah. Diperkirakan mereka akan bergabung dengan ISS pada hari Senin ini. Ketiga astronot tersebut akan menjalankan salah satu misi yaitu memasang perisai pelindung ISS agar terlindung dari meteorit mikro, selengkapnya bisa dibaca di sini.

Berikut ini adalah video peluncuran roket Soyuz TMA-05M yang membawa ketiga astronot kemarin:



(Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, July 14, 2012

Ilmuwan: Air di Bumi Bukan Berasal dari Komet Tapi dari Asteroid

Ilustrasi asteroid menghantam Bumi. Image credit: NASA
Dari manakah sesungguhnya asal-usul air di Bumi?. Hal itu nampaknya masih belum bisa dijawab dengan jawaban yang pasti. Air di Bumi diyakini berasal dari sumber di luar Bumi. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sumber air di Bumi bukan berasal dari komet yang kaya es tapi bantalan air di asteroid.

Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Sabtu (14/07/2012), Melihat rasio dari hidrogen sampai deuterium, dengan isotop hidrogen berat pada air yang beku, ilmuwan mendapatkan petunjuk baru. Komet dan asteroid yang letaknya makin menjauh dari Matahari, memiliki kandungan deuterium lebih tinggi daripada yang berada dekat Matahari. Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Conel Alexander dari Carnegie Institution for Science’s, membandingkan air yang berasal dari komet dan dari chondrite karbon. Apa yang mereka temukan menantang model yang ada saat ini tentang bagaimana tata surya terbentuk.

Bumi muda merupakan tempat yang panas dan kering yang mampu menguapkan air yang ada. Sinar ultraviolet dari Matahari muda memisahkan atom hidrogen dari molekul air, sehingga tidak terjadi hujan. Komet dan asteroid yang berasal dari luar orbit Jupiter atau mungkin di pinggir tata surya membawa air dan bahan organik lain ke Bumi. Jika hal ini benar, Alexander dan timnya akan menunjukkan bahwa es pada komet dan sisa es yang diawetkan pada chondrite karbon dalam bentuk tanah liat akan memiliki komposisi serupa.

Setelah mempelajari 85 chondrite karbon yang dibawa oleh Johnson Space Center dan Meteorite Working Group, mereka akan menunjukkan hasil penelitiannya bahwa sumber air di Bumi bukan berasal dari komet, melainkan dari asteroid sebab asteroid memiliki kandungan deuterium yang lebih tinggi daripada komet. Asteroid yang berasal dari sabuk asteroid di sekitar Mars dan Jupiter diyakini menghujani dan membawa air ke Bumi sehingga Bumi dikenal sebagai planet Basah.

"Penemuan kami ini menghasilkan pertanyaan baru dari mana asal-usul volatil di tata surya bagian dalam termasuk Bumi?," kata Alexander. "Mereka memiliki peranan penting dalam proses pembentukan dan evolusi orbit planet-planet dan objek-objek kecil di tata surya kita." tambahnya. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Friday, July 13, 2012

Nebula Rosette, Nebula Cantik Berbentuk Mawar

Nebula Rosette / Caldwell 49. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: T. A. Rector/University of Alaska Anchorage, WIYN and NOAO/AURA/NSF
Nebula Rosette / Caldwell 49 merupakan sebuah nebula yang terletak di konstelasi Monoceros (the Unicorn) dalam galaksi Bima Sakti. Nebula ini berada pada jarak 4.900 tahun cahaya dari Bumi dengan diameter 130 tahun cahaya. Radiasi dari bintang-bintang muda di dalamnya menyebabkan pancaran emisi nebula seperti yang kita lihat pada gambar di atas yang diambil oleh teleskop National Science Foundation's 0.9-m telescope di Kitt Peak dan merupakan gambar false color (hydrogen alpha=merah, OIII oxygen=hijau, dan SII sulfur=biru). Massa nebula ini diperkirakan 10 ribu kali massa Matahari kita. Sebagaimana nebula lainnya, nebula Rosetta juga sebagai tempat kelahiran bintang-bintang baru.


Para astronom menandai Nebula Rosette dalam beberapa bagian:

  1. NGC 2237 - Bagian dari wilayah samar-samar (Juga digunakan untuk menunjukkan nebula keseluruhan)
  2. NGC 2238 - Bagian dari wilayah samar-samar
  3. NGC 2239 - Bagian dari wilayah samar-samar (Ditemukan oleh John Herschel)
  4. NGC 2244 - Cluster terbuka dalam nebula (Ditemukan oleh John Flamsteed di 1690)
  5. NGC 2246 - Bagian dari wilayah samar-samar
Survei yang dilakukan oleh Chandra X-Ray Observatory pada tahun 2001 mengungkapkan bahwa bintang-bintang muda pada inti nebula dipanaskan oleh gas yang ada disekitarnya dengan suhu mencapai 6 juta kelvin sehingga memancarkan sinar-X yang berlebihan. Nebula ini sendiri dinamakan nebula Rosette karena bentuknya sendiri yang menyerupai bunga Mawar. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Penampakan "Kupu-kupu Biru" di Vela C Region

Penampakan "kupu-kupu biru" di Vela C region. Vela c region dikenal sebagai tempat pembibitan bintan dimana bintang-bintang baru lahir. Klik gambar untuk memperbesar. image credit: ESA/PACS and SPIRE Consortia, T. Hill, F. Motte, Laboratoire AIM Paris-Saclay, CEA/IRFU - CNRS/INSU - Uni. Paris Diderot, HOBYS Key Programme Consortium
Penampakan "Kupu-kupu biru" di Vela C region menarik perhatian para astronom. Gambar tersebut diambil oleh ESA's Herschel space observatory dan menunjukkan bintang-bintang muda dengan massa yang berbeda, berkumpul dan dipanaskan dalam gumpalan debu dan gas yang panas. Daerah yang berbentuk menyerupai kupu-kupu dengan kombinasi biru dan kuning merupakan daerah dimana debu dipanaskan oleh bintang-bintang muda. Beberapa kelompok bersuhu sangat panas dan membentang di sepanjang tubuh kupu-kupu tersebut memancarkan radiasi dan terlihat berwarna kuning pada gambar di atas.

Bintang dengan massa yang besar akan "mati muda" dan menyala terang hanya dalam waktu singkat (menurut skala kosmis). Bintang dengan ukuran delapan kali massa Matahari kita, akan meledak dalam bentuk ledakan supernova pada usia 10 juta tahun. Vela C region sendiri merupakan bagian dari Vela complex (komplek Vela). (Adi Saputro/ astronomi.us)

Astronom Temukan Bulan Kelima Pluto

Bulan kelima Pluto ditandai dengan P5 pada gambar di atas. Gambar diambil oleh teleskop Hubble. Image credit: NASA; ESA; M. Showalter, SETI Institute
Sebuah tim yang terdiri dari beberapa astronom dengan menggunakan teleskop Hubble NASA berhasil menemukan bulan lain yang mengelilingi Pluto. Diperkirakan keliling bulan baru tersebut sekitar 6-15 mil (9,6-24 km). Bulan yang diyakini sebagai bulan ke-5 Pluto yang diberi nama S/2012 (134340) 1 dan ditandai dengan P5 pada gambar, mengorbit Pluto pada jarak 58 ribu mil (93.341.952 km) dan mungkin memiliki hubungan dengan satelit alam lainnya pada sistem ini.

Tim peneliti Pluto semakin penasaran dengan hal ini. Bagaimana sebuah objek kecil luar angkasa seperti Pluto dapat memiliki satelit yang begitu banyak. Penemuan baru ini memberi petunjuk untuk mengungkap bagaimana sistem Pluto terbentuk dan berevolusi. Teori yang banyak diyakini saat ini yaitu bahwa semua bulan yang mengorbit Pluto merupakan hasil tabrakan antara Pluto dengan objek di Sabuk Kuiper miliaran tahun lalu.

Dikutip astronomi.us dari spacedaily.com, Jum'at (13/07/2012), Penemuan bulan Pluto ini juga akan membantu para ilmuwan mengarahkan wahana luar angkasa NASA's New Horizons untuk pergi ke sistem Pluto pada tahun 2015. NASA's New Horizons yang akan bergerak dengan kecepatan 30 ribu mil perjam tersebut jika tidak diberikan arah navigasi yang tepat maka bisa jadi akan bertabrakan dengan objek antariksa lain. Objek sebesar hp di luar angkasa akan dapat menciptakan bahaya bagi wahana tersebut.

Bulan terbesar Pluto, Charon, ditemukan pada tahun 1978 melalui pengamatan yang dilakukan oleh United States Naval Observatory di Washington. Teleskop Hubble pada tahun 2006 menemukan dua bulan kecil Pluto, Nix dan Hydra, dan pada tahun 2011 Teleskop Hubble kembali menemukan bulan Pluto lainnya, P4.

Untuk pengamatan pada masa depan, astronom akan menggunakan teleskop James Webb Space Telescope (pengganti teleskop Hubble). Teleskop ini mampu mengukur struktur kimia permukaan Pluto, bulannya dan objek lain di Sabuk Kuiper. (Adi Saputro/ astronomi.us)



Thursday, July 12, 2012

Pusaran Kabut Gas di Titan Tandai Perubahan Musim

Pusaran kabut di Titan (dalam warna yang sebenarnya). Diketahui pusaran gas ini memiliki kandungan aerosol dalam jumlah banyak di dalamnya. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Cassini kembali mengirimkan gambar menakjubkan dari satelit Saturnus, Titan. Cassini berhasil menggambil gambar penampakan kabut dengan konsentrasi yang tinggi yang membentuk pusaran di kutub selatan Titan. Kabut itu merupakan tanda bahwa di Titan akan terjadi pergantian musim. "Struktur pusaran ini menyerupai pusaran yang terjadi di atas lautan Bumi," kata Tony Del Genio, anggota tim Cassini dari NASA's Goddard Institute for Space Studies, seperti yang dikutip astronomi.us dari spacedaily.com, Kamis (12/07/2012).

"Namun tidak seperti di Bumi, pusaran ini berada di ketinggian yang sangat tinggi, dimungkinkan ini merupakan respon dari stratosfer Titan untuk memasuki musim dingin di daerah selatan. Namun kami tidak begitu yankin akan hal itu," tambah Tony.

Cassini pertama kali mengambil gambar pusaran kabut di Titan saat wahana Cassini pertama kali tiba di sistem Saturnus pada tahun 2004. Saat itu pusaran gas tersebut tampak berputar-putar di atmosfer Titan dan di bagian utara Titan sedang memasuki musim dingin. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Wednesday, July 11, 2012

Cincin Debu Bintang TYC 8241 2652 Tiba-tiba Menghilang

Ilustrasi cincin debu di sekitar bintang TYC 8241 2652. Cincin debu ini jika tidak hilang akan bersatu membentuk planet-planet. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech
Bayangkan jika cincin planet Saturnus tiba-tiba menghilang, tentunya itu akan mempengaruhi "keindahan" dari planet yang memang dikenal akan keindahan cincinnya itu. Para astronom baru-baru ini telah mendeteksi bahwa cincin yang berada disekitar bintang muda bernama TYC 8241 2652 tiba-tiba menghilang entah ke mana.

"Seperti trik sulap klasik, sekarang Anda melihatnya, tapi kemudian tidak. Dalam hal ini kita berbicara tentang debu yang cukup untuk memenuhi tata surya, namun sekarang debu tersebut tiba-tiba menghilang," ucap Carl Melis dari University of California yang memimpin studi ini dan diterbitkan dalam jurnal Nature pada 5 Juli lalu.

Debu yang membentuk piringan yang berada di sekitar bintang TYC 8241 2652 pertama kali diketahui oleh NASA Infrared Astronomical Satellite (IRAS) pada tahun 1983, dan debu tersebut masih terlihat selama 25 tahun. Debu yang bertabrakan akan membentuk planet. Seperti Bumi, debu yang hangat menyerap energi cahaya bintang yang terlihat dan kemudian memancarkannya kembali dalam energi dalam bentuk sinar inframerah, panas, atau radiasi.

Dikutip astronomi.us dari spacedaily.com, Rabu (11/07/2012), Hilang debu disekitar bintang TYC 8241 2652 pertama kali diketahui pada Januari 2010 melalui gambar yang diambil oleh NASA's Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE). Gambar terbaru yang diambil oleh teleskop Gemini di Chile pada 1 Mei 2012 juga tidak melihat adanya debu lagi di sana. Berarti telah 2,5 tahun debu menghilang dari sisi bintang muda tersebut.

"Hal seperti ini belum pernah dilihat oleh astronom pada ratusan bintang yang memiliki cincin debu disekitarnya," kata Ben Zuckerman dari UCLA yang penelitiannya didanai oleh NASA. "Hilangnya cincin debu pada bintang TYC 8241 2652 terjadi sangat cepat, bahkan dalam skala waktu manusia, apalagi dalam skala astronomi. Hal ini begitu aneh," tambahnya.

Para astronom memiliki beberapa teori mengenai penyebab hilangnya cincin debu tersebut, namun masih diragukan keakuratannya. Salah satu teorinya yaitu gas dihasilkan dari tabrakan antar debu, menarik debu tersebut ke dalam bintang untuk kemudian debu tersebut hancur. Teori lainnya yaitu tabrakan yang disebabkan oleh batu angkasa besar ke cincin tersebut yang menyebabkan debu yang menyusun cincin terpecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Banyak instrumen yang digunakan untuk meneliti bintang TYC 8241 2652, diantaranya Thermal-Region Camera Spectrograph pada teleskop Gemini di Chile, IRAS; WISE; NASA's Infrared Telescope di Mauna Kea, Hawai, European Space Agency's Herschel Space Telescope, dan Japanese/European Space Agency AKARI infrared satellite. (Adi Saputro/ astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto