Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, March 20, 2012

Peneliti: Trampolin Alam di Lembang Merupakan Kolam Gambut Raksasa

Panorama dari puncak Gunung Batu, Lembang, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/01/2012). Gunung Batu merupakan lava yang muncul kepermukaan akibat gesekan lateral Patahan Lembang. Gempa akibat pergeseran Patahan Lembang menjadi ancaman bencana di Bandung. Image credit: kompas.com
Lembah di Panyairan, di timur Jalan Cigugur Girang, Lembang, Jawa Barat, tertutup padang ilalang tinggi. Di selatan, tegak berdiri tebing batu memanjang setinggi tiga puluh meter.

Begitu peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, melangkah ke padang ilalang itu, langkahnya membal seperti berjalan di atas lapisan karet. Lebih lagi saat dia melompat-lompat, lapisan tanah lembek berair itu seperti memantul-mantulkannya.

”Inilah trampolin alam raksasa bentukan patahan Lembang,” ujar Eko. Menurut dia, trampolin alam di lembah itu sebetulnya kolam gambut raksasa. Ilalang tumbuh di atas tumpukan gambut yang terbentuk selama ribuan tahun.

Kolam gambut itu, menurut Eko, terbentuk karena gerakan patahan Lembang. Dalam istilah geologi, kolam itu disebut sagpond. Dinding batu yang membentengi sisi selatan lembah itu merupakan lava yang muncul karena rekahan kerak bumi atau yang biasa disebut patahan.

Image credit: kompas.com
Patahan Lembang memanjang 22 kilometer, berawal di kaki Gunung Manglayang di Bandung bagian timur dan menghilang sebelum kawasan perbukitan kapur Padalarang di Bandung Barat. Patahan itu tepat di tengah antara Gunung Tangkuban Perahu dan dataran Bandung sehingga membentuk dua blok, utara dan selatan.

Gerakan patahan Lembang mengakibatkan permukaan tanah di sebelah selatan turun, sedangkan permukaan tanah di utara meninggi. Akibatnya, aliran air dari tangkapan air di sisi selatan terbendung di kaki dinding patahan. Material yang terbawa air dan angin mengisi genangan air dan mengendap. Kolam itu lalu ditumbuhi tanaman, sebagian yang mati mengendap di dasar kolam membentuk lapisan gambut. Sebagian lain membentuk lapisan gambut yang mengambang di kolam.

Air kolam sangat asam akibat tingginya kadar besi. Air yang diambil di sebuah galian sagpond di perumahan mewah Graha Puspa, Cihideung, misalnya, keasamannya (pH) sekitar 4. Air yang layak minum memiliki pH 7 (netral). Hanya ikan tampele (Betta picta) sejenis ikan cupang yang tahan hidup di air itu dan ditemukan di sisa sagpond perumahan itu. ”Dulu di daerah sini banyak sagpond, sekarang terus berkurang karena diuruk untuk perumahan,” kata Eko.

Bagi Eko, sagpond sangat penting. Dari penggalian sagpond di Cihideung, Eko menemukan jejak rekam gempa berkekuatan 6,8 skala Richter dari patahan Lembang sekitar 2.000 tahun lalu yang sekaligus menjadi bukti pergerakan patahan itu mampu mengirim gempa.

Bendungan lava

Pembendungan air yang menciptakan kolam itu tak semata karena pergerakan patahan. Dinding lava yang mengisi rekahan kerak bumi itulah yang menghalangi aliran air.

Eko mengatakan, melalui retakan di jalur yang membujur timur-barat itu, magma mengalir ke atas mencapai permukaan bumi dan membentuk aliran lava. Bagian timur patahan hampir semua berupa dinding lava dan muncul di permukaan. Di patahan bagian barat, masih ada lava, tetapi hanya di titik-titik tertentu lava muncul ke permukaan, antara lain, Gunung Batu, Gunung Lemban, Cihideung, Panyandakan, dan Cisarua. Lava tetap ada di bawah permukaan tanah dan menghalangi air.

Air dari tangkapan di Tangkuban Perahu di utara terhalang alirannya ke arah selatan, termasuk dataran Bandung. Air permukaan ataupun air tanah tak bisa melewati perbukitan yang tercipta patahan karena ada dinding lava di patahan. ”Sungai-sungai yang mengalir di lereng selatan dan timur Gunung Tangkuban Perahu ke arah dataran Bandung terhalang dan berbelok tegak lurus ke timur atau barat baru kemudian mengalir ke selatan,” ujar Eko Yulianto. Air yang tidak bisa mengalir ke selatan itu muncul sebagai mata air di sekitar patahan dan kolam-kolam besar.

Robert M Delinom dalam Structural Geology Control on Groundwater flow: Lemban Fault Case Study, Westjawa membuat kesimpulan serupa. Hasil analisis datanya menunjukkan, patahan Lembang mengeblok aliran air tanah. Tidak ditemukan tanda-tanda tangkapan air di bagian utara Bandung.

Aliran air terbendung di sisi utara patahan dan keluar sebagai mata air serta kolam-kolam. ”Sebaliknya, banyak daerah di sisi selatan patahan kesulitan air karena air berhenti di sisi utaranya,” kata Eko.

Asal lava

Eko mengatakan, dinding patahan bagian timur tersusun oleh lava andesit berumur 500.000 tahun. Ini diketahui dari penanggalan Gunung Batu di jalur patahan yang diperkirakan produk dari letusan Gunung Sunda purba.

Adapun lava di patahan sebelah barat diperkirakan berusia jauh lebih muda. Eko mengatakan, berdasarkan penanggalan, lahar yang tersebar di patahan sebelah barat berusia sekitar 27.000 tahun sehingga diperkirakan sebagai produk dari Tangkuban Perahu. Usia lavanya sendiri belum diketahui. Tetapi, dia memperkirakan, lava lebih muda dari usia lahar. ”Benteng lava itu tampaknya muncul belakangan lalu memotong endapan lahar,” katanya.

Eko berpendapat, patahan Lembang bukan merupakan satu segmen patahan, melainkan dua segmen patahan, yakni di bagian timur dan barat. Gaya tekan dari arah berbeda akibat tidak lurusnya garis patahan membentuk bumbungan, yakni Gunung Batu sebagai pertemuan kedua segmen itu.

Masih ada perdebatan mengenai asal-usul lava. Beberapa peneliti mengatakan, lava-lava yang berada di patahan Lembang berasal dari Gunung Tangkuban Perahu di utara atau Gunung Sunda purba yang mengalir ke selatan dan terbendung rekahan kerak bumi. Namun, Eko punya pendapat berbeda. Dia meyakini sumber lava relatif lebih dekat.

”Lava di patahan Lembang berlubang-lubang akibat gelembung gas yang terperangkap saat magma bumi keluar. Lubang-lubang kemungkinan terjadi jika lava keluar dan membeku dengan cepat sehingga gas tak sempat terlepas. Jika lava mengalir jauh, itu berarti lava bergerak lambat dan gas sudah keluar semua,” ujarnya.

Berlandaskan karakter batuan, Eko menduga lava keluar dari rekahan-rekahan itu atau dari sumber lebih dekat ketimbang Tangkuban Perahu dan Gunung Sunda yang berjarak 5-8 kilometer dari patahan.

Ia menambahkan, isi perut bumi yang keluar dari rekahan sebetulnya fenomena umum. Kerap ditemui patahan yang memotong gunung sehingga seolah-olah patahan itu berhubungan langsung dengan dapur magma yang lalu mengisi rekahan.

Namun, lava-lava di patahan Lembang tidak menunjukkan gejala umum itu. Patahan itu memanjang ke arah barat-timur, sedangkan kawah Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Sunda jauh di utara sehingga tidak tersambung dengan patahan. ”Dari sisi ilmu pengetahuan, ini gejala yang menarik,” ujarnya.

Kehadiran sagpond itu, menurut Eko, menjadi penanda alam adanya patahan di kawasan itu. Daerah-daerah itu tak cocok untuk menjadi hunian karena rawan gempa akibat pergerakan patahan. Di tanah yang ada kolam-kolam gambut itu bisa terjadi penguatan gelombang gempa dari batuan dasar ke permukaan tanah yang lunak. Akibatnya, guncangan menjadi lebih besar dan merusak.(Hermas Efendi Prabowo/ Mukhamad Kurniawan). Sumber: kompas.com

Galaksi LEDA 074886, Galaksi Unik Berbentuk Persegi Panjang

LEDA 074886, galaksi dengan bentuk persegi panjang. Image credit: universetoday.com
Galaksi ini disebut dengan julukan "Galaksi potongan zamrud". Galaksi unik berbentuk persegi panjang ini ditemukan oleh tim astronom internasional dan Swinburne University of Technology Australia. Astronom memberi nama galaksi itu sebagai LEDA 074886 yang merupakan galaksi kerdil yang terletak 70 juta tahun cahaya dari Bumi dan tergabung dalam kelompok 250 galaksi lainnya.

"Hal ini menarik untuk ditemukan" Ungkap Dr Alister Graham penulis utama dan profesor di Pusat Astrofisika dan super komputer di Universitas Swinburne. "Sata telah melihat ribuan galaksi, dan mereka tidak terlihat seperti ini," tambahnya.

Dikutip dari universetoday.com, Selasa (20/03/2012), Galaksi LEDA 074886 ditemukan dengan menggunakan teleskop Subaru Jepang oleh astrofisikawan Dr Lee Spitler. Diperkirakan bentuk galaksi yang aneh ini disebabkan oleh tabrakan antara dua galaksi yang mungkin lebih besar dari galaksi NGC 1407.

Awalnya kami berpikir bahwa mungkin ada beberapa interaksi gravitasi pasang-surut yang telah menyebabkan galaksi LEDA 074886 ini memiliki bentuk yang tidak biasa, namun kami tidak begitu yakin. Kami lebih yakin bahwa bentuk yang tidak biasa ini dihasilkan dari tabrakan dua galaksi berbentuk cakram," kata Dr Graham.

Galmbar False color galaksi LEDA 074886 yang diambil oleh Telskop Subaru. Kontras warna ditingkatkan untuk menunjukkan struktur dari disk (piringan) di pusat galaksi. Image credit: universetoday.com

Selain bentuknya yang aneh, LEDA 074886 juga memiliki disk (piringan) bintang di dalamnya sejajar dengan garis panjang galaksi. Disk bintang ini berputar dengan kecepatan 33 km per detik dan belum dapat dipastikan apakah bentuknya spiral atau tidakkarena saat observasi, posisi instrumen astronomi tidak relatif untuk itu.

Meskipun bentuk galaksi persegi panjang ini jarang terjadi, namun hal ini menjadi bagian dari beberapa bentuk galaksi yang ada. Dr Graham mengatakan, "jika orientasi itu tepat, ketika galaksi kita bertabrakan dengan galaksi Andromeda 3 miliar tahun dari sekarang, maka kita mungkin akan menjumpai galaksi kita berbentuk persegi panjang."

Makalah tentang hal ini akan diterbitkan di The Astrophysical Journal.(Adi Saputro/astronomi.us)

Friday, March 16, 2012

Video: Felix Baumgartner Lakukan Lompatan Setinggi 21.818 Meter

Felix Baumgartner bersiap melakukan lompatan
setinggi 21.818 meter. Image credit: Red Bull Stratos
Skydiver Austria, Felix Baumgartner pada 15 Maret 2012 lalu sukses melakukan lompatan setinggi 21.818 meter (21 km/13.5 mil) di atas permukaan Bumi. Felix melakukan lompatan itu dengan menggunakan kendaraan khusus berupa kapsul bertekanan dengan balon helium yang berangkat dari Roswell, new Mexico.

Felix yang berusia 42 tahun ini melompat dan terjun bebas dari stratosfer dengan waktu 3.43 menit dengan kecepatan maksimum 586 km per jam. Baumgartner membuka parasut pada ketinggian 2405 meter. "Saya berpikir bahwa saya harus menarik parasut, maka saya melihat ketinggian dan menyadari bahwa aku masih di 50.000 kaki," kata Baumgartner dalam siaran pers.

Namun lompatan ini belum memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh perwira AS yang meloncat dari ketinggian 31.500 meter (31.5 km/19.5 mil) pada tahun 1960.

Felix dan mekanik Mike Todd gembira setelah melakukan pendaratan sempurna. Image credit: Red Bull Stratos

Balon helium yang digunakan untuk mengangkut kapsul bertekanan Felix. Image credit: Red Bull Stratos

Berikut ini videonya:



(Adi Saputro/astronomi.us)

Perjalanan Luar Angkasa Sebabkan Pembesaran Saraf Mata Astronot

Image credit: NIH
Gaya berat mikro atao zero-G bukan merupakan hal biasa bagi tubuh manusia, apalagi dalam waktu lama. Hal itu bisa berdampak buruk bagi tubuh manusia. Itulah yang sering dialami oleh astronot di ISS atau selama melakukan perjalanan luar angkasa. Efek negatifnya yaitu mereka bisa kehilangan massa tulang dan atrofi otot hingga terkena radiasi kosmik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa efek terhadap gangguan saraf mata dan kerusakan otak juga bisa ditimbulkan akibat zero-G tersebut.

Dikutip dari universetoday.com, Jum'at (16/03/2012) Tim ahli radiologi yang dipimpin oleh Dr Larry A.Kramer dari The University of Texas Medical School di Houston melakukan MRI pada 27 astronot, mengukur bentuk dan ketebalan bagian belakang mata termasuk saraf dan selubung saraf optik, dan kelenjar hipofisis. Dari situ ditemukan bahwa 26 orang dari mereka terdeteksi pembesaran saraf optik di belakang mata.

Perubahan pada mata dan saraf optik mirip dengan apa yang biasanya terlihat pada mereka yang menderita idiopathic intracranial hypertension (IIH), gangguan yang ditandai oleh peningkatan tekanan di dalam tengkorak. Gejala biasanya meliputi sakit kepala, pusing dan mual, dan jika tidak ditangani dapat menghasilkan kehilangan penglihatan permanen melalui kerusakan saraf optik.

"Temuan MRI mengungkapkan berbagai kombinasi kelainan yang mengikuti baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efek kumulatif terhadap gaya berat mikro juga terlihat dengan hipertensi intrakranial idiopatik," kata Dr Kramer. "Microgravity-induced intracranial hypertension merupakan faktor risiko hipotetis dan pembatasan untuk panjang durasi perjalanan ruang angkasa."

Kepala medis penerbangan di NASA’s Johnson Space Center, Dr William J. Tarver, mencatat bahwa meskipun tidak ada astronot telah keluarkan dari tugas penerbangan sebagai akibat dari risiko tersebut, NASA akan terus "memantau situasi" dan telah menempatkan potensi bahaya "yang tinggi pada daftar risiko manusia."

Makalah tim ini diterima di jurnal Radiologi pada 1 Februari. (Adi Saputro/astronomi.us)

Video: Dugaan Penampakan UFO Pada Erupsi Matahari

Penampakan erupsi Matahari yang diduga UFO.
Image credit: Youtube, lifeslittlemysteries.com
Sebuah gambar Matahari yang ditangkap sebuah teleskop pada 12 Maret 2012 menghebohkan dunia maya. Gara-gara ada penampakan bayangan obyek sebesar planet yang seolah ditambatkan diri ke Sang Surya, melalui sebuah filamen gelap.

Seperti dimuat situs sains, Life's Little Mysteries, nampak dalam rekaman, di pinggiran Matahari yang menyembur, benda berbentuk bulat itu seolah melepaskan diri dari Matahari dan meluncur ke ruang angkasa.

Rekaman tersebut adalah gabungan foto yang diambil oleh Solar Dynamics Observatory dan diolah oleh para ilmuwan di Goddard Space Flight Center NASA. Gambar tersebut dengan cepat menarik perhatian di YouTube, di mana sejumlah penontonya menduga, rekaman itu menunjukkan pesawat UFO sedang mengisi bahan bakar dengan cara menyedot plasma Matahari. Atau yang lebih ilmiah, diduga itu adalah fenomena kelahiran planet.

Menanggapi polemik itu, ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, fitur dalam rekaman tersebut adalah tipe aktivitas Matahari yang disebut "solar prominence" atau letusan plasma magnetik. Fenomena ini sering diamati, meski para ilmuwan mengaku, belum memahaminya lebih dalam.

Ilmuwan NASA, Joseph Gurman mengatakan, prominence yang nampak seperti benang atau kawat dari di tepi kiri bawah matahari -- seperti yang nampak dalam video, terbentuk dari plasma yang lebih dingin dan padat dari sekelilingnya -- adalah korona Matahari.

Gurman menjelaskan bahwa para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti bagaimana prominence dihasilkan pada Matahari.

Sementara, C. Alex Young, ilmuwan astrofisika ahli astrofisika matahari di Goddard Space Flight Center NASA menjelaskan, kesan bola sedang menyedot energi Matahari disebabkan posisi prominence yang berada di bawah fitur saluran filamen Matahari, yang berbentuk seperti terowongan.

Young mengakui, fitur tersebut tidak biasa pada Matahari. Penasaran? berikut ini videonya:

Thursday, March 15, 2012

Kisah Komet Lovejoy yang Selamat Setelah Melintasi Matahari

Komet Lovejoy yang selamat setelah melintasi matahari. Image credit: NASA/SDO
Lovejoy, sebuah komet yang belum lama ditemukan, ternyata selamat dari penerjunan bunuh diri melintasi atmosfer Matahari yang amat panas pagi tadi, Jumat (16/12/2011). Demikian menurut para ilmuwan NASA.

Komet Lovejoy menerobos korona Matahari sekitar pukul 07.00 WIB, pada jarak 140.000 kilometer dari permukaan Matahari. Suhu di korona bisa mencapai 1,1 juta derajat celsius sehingga kebanyakan peneliti awalnya meyakini batu es pengembara itu bakal hancur lebur.

Akan tetapi, Lovejoy terbukti cukup kuat menghadapi panas. Sebuah video yang diambil oleh wahana Observatorium Dinamika Matahari (SDO) milik NASA menunjukkan, obyek es tersebut muncul dari balik Matahari setelah melintasinya dan melesat ke ruang angkasa.

"Berita gembira, Lovejoy hidup! Komet Lovejoy telah selamat dalam perjalanannya melintasi Matahari dan muncul kembali di sisi lain," begitu bunyi tweet seorang peneliti SDO.

SDO adalah salah satu dari banyak instrumen yang digunakan para ilmuwan untuk mengawasi Lovejoy dalam lawatannya ke Matahari. Para peneliti awalnya ingin merekam dan mempelajari kematian sebuah komet karena menabrak bintang, yakni Matahari.

"Ini kesempatan yang sangat langka untuk mengamati penguapan menyeluruh dari sebuah komet yang relatif besar, dan kami memiliki 18 instrumen terpasang pada lima satelit untuk menelitinya," ujar Karl Battams, seorang ilmuwan di Laboratorium Riset Angkatan Laut di Washington, di situs Sungrazing Komet, sebelum Lovejoy mendekati Matahari.

Battams mengelola situs yang dikhususkan untuk membahas komet Lovejoy. Komet itu sendiri ditemukan oleh dua wahana yang berbeda: Solar Terrestrial Relations Observatory NASA (STEREO) dan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), yang dioperasikan bersama oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

Battams sendiri menyambut berita selamatnya Lovejoy dengan terkejut sekaligus senang. "Saya menduga ekor debunya akan bertahan hidup (walau hanya selama beberapa jam) sebelum memudar, tapi bukan intinya!" ujarnya.

Lovejoy memiliki inti selebar sekitar 200 meter, dan masuk dalam kelas komet yang dikenal sebagai Sungrazers Kreutz, atau komet-komet yang orbitnya sangat dekat dengan Matahari.

Semua komet Sungrazers Kreutz diyakini sebagai sisa-sisa dari sebuah komet raksasa tunggal yang pecah beberapa abad lalu. Mereka dinamai menurut astronom Jerman abad ke-19, Heinrich Kreutz, yang pertama kali menunjukkan bahwa komet-komet tersebut memiliki "hubungan darah".

Banyak komet diketahui bunuh diri dengan menabrak Matahari, tetapi umumnya mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan terjun ke sana. Itulah yang membuat para ilmuwan begitu bersemangat tentang Lovejoy karena komet ini menunjukkan tanda hendak menerjang Matahari. Astronom amatir Australia, Terry Lovejoy, menemukan komet itu pada 27 November lalu, yang memberikan banyak waktu bagi peneliti untuk memetakan gerakannya.

Video: Evolusi Bulan

Bumi dan Bulan dahulunya bermula dari Bola magma panas raksasa yang kemudian terpisah akibat tumbukan benda langit sebesar Mars yang kemudian masing-masing bagian membeku dan membentuk Bumi dan Bulan yang sekarang menjadi pasangan harmonis yang seiring dan sejalan mengelilingi Matahari. dan pada postingan sebelumnya saya sempat menulis mengapa hanya bagian Bulan berupa dataran lava yang disebut "Maria" yang terus menerus menghadap Bumi, bisa dibaca di sini.

Nah kali ini para ahli dari Goddard’s Scientific Visualization Studio membuat video perubahan wujud Bulan (evolusi) dari berbentuk Bola panas menjadi dingin dan membeku seperti sekarang, yang aslinya berlangsung dalam waktu 4.5 miliar tahun namun dalam video ini hanya 2.5 menit. Silahkan menyaksikan video berikut:

Kalender Astronomi 2012

Image credit: seasky.org
 Berikut adalah kalender astronomi tahun 2012 seperti yang dikutip dari www.seasky.org:
  • January 3, 4 - Quadrantids Meteor Shower. The Quadrantids are an above average shower, with up to 40 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on January 3 & 4, but some meteors can be visible from January 1 - 5. The near first quarter moon will set shortly after midnight, leaving dark skies for what should be a good show. Best viewing will be from a dark location after midnight. Look for meteors radiating from the constellation Bootes.
  • January 9 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 07:30 UTC.
  • January 23 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:39 UTC.
  • February 7 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 21:54 UTC.
  • February 20 - March 12 - Best Chance to see Mercury. The planet Mercury will be far enough from the Sun's glare to be visible shortly after sunset. Mercury will reach greatest elongation from the Sun on March 5, reaching a relatively bright magnitude of about -1. This will be your best chance to see the planet this year.
  • February 21 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 22:35 UTC.
  • March 3 - Mars at Opposition. The red planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Mars.
  • March 8 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:39 UTC.
  • March 14 - Conjunction of Venus and Jupiter. The two brightest planets in the sky will be within 3 degrees of each other in the evening sky. On March 25 and 25, the crescent Moon will be near the two planets, creating a dazzling evening spectacle.
  • March 20 - March Equinox. The March equinox occurs at 05:14 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of spring (vernal equinox) in the northern hemisphere and the first day of fall (autumnal equinox) in the southern hemisphere.
  • March 22 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 14:37 UTC.
  • April 6 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 19:19 UTC.
  • April 15 - Saturn at Opposition. The ringed planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Saturn and its moons.
  • April 21 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:18 UTC.
  • April 21, 22 - Lyrids Meteor Shower. The Lyrids are an average shower, usually producing about 20 meteors per hour at their peak. These meteors can produce bright dust trails that last for several seconds. The shower usually peaks on April 21 & 22, although some meteors can be visible from April 16 - 25. With no moon to get in the way this year, this really should be a good show. Look for meteors radiating from the constellation of Lyra after midnight.
  • April 28 - Astronomy Day Part 1. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • May 5, 6 - Eta Aquarids Meteor Shower. The Eta Aquarids are a light shower, usually producing about 10 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on May 5 & 6, however viewing should be good on any morning from May 4 - 7. The full moon will probably ruin the show this year, washing out all but the brightest meteors with its glare. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. Best viewing is usually to the east after midnight, far from city lights.
  • May 6 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 03:35 UTC. The Moon will be at its closest point to the Earth, so this will be the largest full moon of the year.
  • May 20 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 23:47 UTC.
  • May 20 - Annular Solar Eclipse. The path of annularity will begin in southern China and move east through Japan, the northern Pacific Ocean, and into the western United States. A partial eclipse will be visible throughout parts of eastern Asia and most of North America. (NASA Map and Eclipse Information)
  • June 4 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:12 UTC.
  • June 4 - Partial Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Asia, Australia, the Pacific Ocean, and the Americas. (NASA Map and Eclipse Information)
  • June 5, 6 - Transit of Venus Across the Sun. This extremely rare event will be entirely visible throughout most of eastern Asia, eastern Australia, and Alaska. A partial transit can be seen in progress at sunrise throughout Europe, western Asia, and eastern Africa. A partial transit can be seen in progress at sunset throughout most of North America, Central America, and western South America. The next transit will not take place until the year 2117. (NASA Transit Information | NASA Transit Map)
  • June 19 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:02 UTC.
  • June 20 - June Solstice. The June solstice occurs at 23:09 UTC. The North Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its northernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Cancer at 23.44 degrees north latitude. This is the first day of summer (summer solstice) in the northern hemisphere and the first day of winter (winter solstice) in the southern hemisphere.
  • July 3 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 18:52 UTC.
  • July 19 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 04:24 UTC.
  • July 28, 29 - Southern Delta Aquarids Meteor Shower. The Delta Aquarids can produce about 20 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on July 28 & 29, but some meteors can also be seen from July 18 - August 18. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. The near first quarter moon will set shortly after midnight, leaving dark skies for what should be a good show. Best viewing is usually to the east after midnight.
  • August 2 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 03:27 UTC.
  • August 6 - Curiosity Rover at Mars. NASA’s Mars Science Laboratory (MSL) is scheduled to land on the red planet between August 6 and August 20, 2012. Officially named Curiosity, it is an autonomous rover similar to the Spirit and Opportunity rovers that previously visited Mars. This much larger rover will carry many more instruments and experiments than its previous cousins. Curiosity’s high definition color cameras will photograph the Martian surface while a host of instruments will sample the soil and air and search for organic compounds.
  • August 12, 13 - Perseids Meteor Shower. The Perseids is one of the best meteor showers to observe, producing up to 60 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on August 13 & 14, but you may be able to see some meteors any time from July 23 - August 22. The radiant point for this shower will be in the constellation Perseus. The near last quarter moon will be hanging around for the show, but shouldn’t be too much of a problem for a shower with up to 60 meteors per hour. Find a location far from city lights and look to the northeast after midnight.
  • August 17 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:54 UTC.
  • August 24 - Neptune at Opposition. The blue planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Neptune. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue dot in all but the most powerful telescopes.
  • August 31 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 13:58 UTC. Since this is the second full moon in the same month, it is known as a blue moon. This rare calendar event only happens once every few years, giving rise to the term, “once in a blue moon.”
  • September 16 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 02:11 UTC.
  • September 22 - September Equinox. The September equinox occurs at 14:49 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of fall (autumnal equinox) in the northern hemisphere and the first day of spring (vernal equinox) in the southern hemisphere.
  • September 29 - Uranus at Opposition. The blue-green planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Uranus. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue-green dot in all but the most powerful telescopes.
  • September 30 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 03:19 UTC.
  • October 20 - Astronomy Day Part 2. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • October 15 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 12:02 UTC.
  • October 21, 22 - Orionids Meteor Shower. The Orionids is an average shower producing about 20 meteors per hour at their peak. This shower usually peaks on the 21st, but it is highly irregular. A good show could be experienced on any morning from October 20 - 24, and some meteors may be seen any time from October 17 - 25. The first quarter moon will set by midnight, leaving a dark sky for what should be a good show. Best viewing will be to the east after midnight. Be sure to find a dark location far from city lights.
  • October 29 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 19:49 UTC.
  • November 13 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 22:08 UTC.
  • November 13 - Total Solar Eclipse. The path of totality will only be visible in parts of extreme northern Australia and the southern Pacific Ocean. A partial eclipse will be visible in most parts of eastern Australia and New Zealand.
    (NASA Map and Eclipse Information)
  • November 17, 18 - Leonids Meteor Shower. The Leonids is one of the better meteor showers to observe, producing an average of 40 meteors per hour at their peak. The shower itself has a cyclic peak year every 33 years where hundreds of meteors can be seen each hour. The last of these occurred in 2001. The shower usually peaks on November 17 & 18, but you may see some meteors from November 13 - 20. The crescent moon will set early in the evening leaving dark skies for what should be an excellent show. Look for the shower radiating from the constellation Leo after midnight, and be sure to find a dark location for viewing.
  • November 27 - Conjunction of Venus and Saturn. These two bright planets will be within 1 degree of each other in the morning sky. Look to the east around sunrise.
  • November 28 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 14:46 UTC.
  • November 28 - Penumbral Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Europe, eastern Africa, Asia, Australia, the Pacific Ocean, and North America. (NASA Map and Eclipse Information)
  • December 3 - Jupiter at Opposition. The giant planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Jupiter and its moons.
  • December 13 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 08:42 UTC.
  • December 13, 14 - Geminids Meteor Shower. Considered by many to be the best meteor shower in the heavens, the Geminids are known for producing up to 60 multicolored meteors per hour at their peak. The peak of the shower usually occurs around December 13 & 14, although some meteors should be visible from December 6 - 19. The radiant point for this shower will be in the constellation Gemini. This year the new moon will guarantee a dark sky for what should be an awesome show. Best viewing is usually to the east after midnight from a dark location.
  • December 21 - December Solstice. The December solstice occurs at 11:12 UTC. The South Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its southernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Capricorn at 23.44 degrees south latitude. This is the first day of winter (winter solstice) in the northern hemisphere and the first day of summer (summer solstice) in the southern hemisphere.
  • December 28 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 10:21 UTC.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto