Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, March 15, 2012

Sistem Tata Surya yang Mengorbit Dua Bintang

Tata surya yang mengorbit
dua bintang. Image credit: LYNETTE COOK
Penelitian yang dipresentasikan baru-baru ini pada pertemuan tahunan American Astronomical Society menunjukkan bahwa planet-planet sistem circumbinary, yaitu planet yang mengorbit dua bintang, bukanlah suatu hal yang jarang, bahkan mungkin juga terdapat dalam jumlah jutaan di Galaksi Bima Sakti sendiri.

Pada konferensi pers, William Welsh dari Universitas San Diego State menjelaskan bahwa Kepler 34b dan Kepler 35b, merupakan penambahan terbaru untuk kelas baru dari sistem planet. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 12 Januari.

“Gerhana-gerhana bintang memungkinkan kita untuk mengukur sifat-sifat bintang-bintang dengan presisi yang indah, yang pada gilirannya memungkinkan kita untuk mengukur sifat planet,” tutur Welsh.

Transit (gerhana kecil) yang disebabkan oleh planet memberikan bukti definitif mengenai keberadaan planet, sedangkan gerhana-gerhana bintang besar memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur sifat-sifat bintang dengan presisi. Hal ini, pada akhirnya, memungkinkan mereka untuk mengukur sifat planet.

Sekarang setelah ketiga sistem tersebut telah secara langsung diamati (Kepler 16b diumumkan pada September), para peneliti telah menemukan keragaman orbit bintang dan planet di kelas baru dari sistem planet, dan sangat ingin untuk menyelidiki bagaimana planet terbentuk di sekitar sepasang bintang.

Dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF), tim peneliti Welsh akan terus mencari planet yang lebih banyak lagi, baik transit maupun non-transit. “Menemukan planet circumbinary jauh lebih sulit daripada menemukan planet yang mengorbit di sekitar bintang tunggal.” (erabaru.net, astronomi.us)

Penuh Dengan Samudera Lava, Permukaan Io Mirip Pizza

Bulan Jupiter, Io. Image credit: NASA
Ilmuwan NASA telah menemukan samudera lava pada permukaan sebuah bulan yang terlihat seperti pizza.
Io, yang mengorbit planet raksasa Yupiter adalah dunia yang mengalami vulkanik paling aktif dalam sistem tata surya.

Meskipun hanya seperempat diameter Bumi, namun bulan ini menghasilkan sekitar 100 kali lebih banyak lava dibandingkan semua gunung berapi di seluruh Bumi.

Kini para ilmuwan AS pada Universitas California dan Michigan telah menemukan bahwa lava yang mengalir dari lautan magma itu berada antara 20-30 mil di bawah permukaan Io dengan kedalaman lebih dari 30 mil.

Penampakan Io mirip pizza ini, diakibatkan karena materi pada permukaan yang terus menerus mengalir tersebut terlihat seperti noda jerawat.

Perputaran yang tanpa akhir ini disebabkan oleh tarikan sangat kuat Yupiter pada interior Io, mirip tarikan pasang pada bulan kita.

Vulkanik Io mengejutkan sejumlah astronom ketika pertama kali difoto oleh NASA pada akhir 1970.

Lautan lava dideteksi dengan data penganalisaan yang dikumpulkan oleh pengamat lain, Galileo, yang mengorbit Yupiter selama delapan tahun hingga 2003 lalu.

Sinyal misterius dalam temuan ini terdengar cocok dengan apa yang diperkirakan dari bebatuan yang meleleh di bawah permukaan Io.

Para ilmuwan bahkan mampu mengidentifikasi beberapa jenis bebatuan, yang terungkap seperti lherzolite, sebuah batu vulkanik yang ditemukan di Spitzbergen, Swedia.

Torrence Johnson, mantan ilmuwan pada proyek Galileo, dari Jet Propulsion Laboratory NASA, di California, mengatakan, “Antara Bumi dan bulan kemungkinan juga pernah memiliki lautan magma serupa beberapa milyar tahun lalu pada saat pembentukannya, namun sudah lama mengalami pendinginan.”

“Vulkanik Io menginformasikan kepada kita bagaimana gunung berapi bekerja dan menyajikan sebuah jendela pada saat terjadinya berbagai jenis aktifitas vulkanik yang kemungkinan terjadi di Bumi dan bulan selama sejarah awal pembentukannya.”(erabaru.net, astronomi.us)

Wednesday, March 14, 2012

Venus dan Jupiter Akan Muncul Berpasangan Hingga 17 Maret

Venus dan Jupiter yang sebenarnya berada pada jarak yang berbeda tampak seolah-olah berdampingan. Image credit: Shawn Malone
Planet Jupiter dan Venus, muncul secara berpasangan dalam beberapa hari mendatang mulai Minggu 11 Maret 2012, waktu Amerika Serikat, atau Senin WIB, 12 Maret 2012 hingga 17 Maret. Walaupun dalam sitem tata surya, kedua planet tersebut berjarak sangat jauh, namun pada kemunculannya, terlihat hanya berjarak dua jari manusia.

Fenomena ini dapat disaksikan di sebelah barat daya, sesaat setelah matahari tenggelam. Venus akan bersinar lebih terang dibandingkan dengan Jupiter. Jupiter muncul di dalam satu garis lintasan, sepanjang bulan Maret ini.

Ini adalah periode rutin bagi kedua planet tersebut. Pada Sein, 5 Maret 2012, Planet Mars berada di titik paling dekat dengan bumi dalam dua tahun terakhir.

Kemunculan benda langit lainnya adalah pergerakan bulan yang seolah menari dalam orbitnya pada akhir Maret. Bulan akan bergerak mendekati Jupiter, kemudian Venus.

Peristiwa alam yang paling ditunggu di tahun ini adalah Venus yang akan terlihat di sejumlah wilayah di bumi. Planet tersebut akan melintas dekat matahari. (tempo.com, astronomi.us)

Bintang Terbesar Dalam Sistem Bintang Ganda Eta Carinae Siap Meledak

Bintang terbesar dalam sistem bintang ganda Eta Carinae yang siap meledak dalam bentuk supernova. Image credit: ESA/Hubble & NASA
Bintang terbesar dalam sistem bintang ganda Eta Carinae yang merupakan bintang terbesar dan tidak stabil yang mendekati akhir masa hidupnya. Sekira 150 tahun yang lalu bintang tersebut memancarkan materi berupa awan besar dalam bentuk khas yang dikenal sebagai Nebula Homunculus. Eta Carinae adalah salah satu bintang terdekat dengan Bumi yang akan meledak dalam supernova dalam waktu yang relatif dekat (kira-kira satu juta tahun ke depan). (Adi Saputro/astronomi.us)

5000 Gelembung Angkasa Ditemukan Astronom Amatir di Galaksi Bima Sakti

5000 gelembung angkasa di Galaksi Bimasakti ditemukan oleh amatir. Gelembung angkasa tersebut menandakan bahwa Bimsakti adalah area pembentukan bintang yang aktif. Image credit: NASA
Sebanyak 5000 gelembung angkasa ditemukan di Galaksi Bimasakti oleh tim yang terdiri dari ilmuwan amatir. Gelembung-gelembung itu berkaitan dengan bintang muda dan panas. Banyaknya gelembung yang ada menandakan bahwa Bimsakati merupakan tempat pembentukan bintang yang jauh lebih aktif dari yang diduga.

"Piringan Bimsakati seperti champagne dengan gelembung-gelmbung di semua sisinya," ungkap Eli Bresselt, mahasiswa doktoral yang melakukan penelitian di European Southern Observatory (ESO).

Penemuan 5000 gelembung angkasa ini melibatkan 35.000 sukarelawan yang tergabung dalam Proyek Bimasakti. Observasi dilakukan dengan Spitzer Space Telescope milik NASA. Seperti diberitakan Space, Jumat (9/3/2012), jumlah gelembung yang ditemukan 10 kali lebih banyak yang yang diperkirakan.

Pimpinan investigasi Proyek Bimasakati, Robert Simpson dari Oxford University, mengatakan, "Proyek Bimasakti adalah upaya untuk melihat data yang banyak dan indah dari Spitzer serta mengekstrak informasi secara menyenangkan, online dan melibatkan publik."

Dalam observasi, ilmuwan amatir diminta memberi tanda bendera pada gelembung yang ditemukan. Gelembung akan dikatalogkan jika telah ada minimal 5 orang yang menandai gelembung yang sama.

Berdasarkan penemuan, ilmuwan mengungkapkan bahwa gelembung lebih jarang ditemukan di tepian galaksi. "Kami memperkirakan bahwa pembentukan bintang paling banyak terjadi di pusat galaksi karena di sanalah gas bermassa jenis tinggi terdapat. Proyek ini mengungkap lebih banyak pertanyaan daripada jawaban," kata Bressert.

Hasil studi telah dimasukkan ke jurnal Monthly Notice of the Royal Astronomical Society.(kompas.com, astronomi.us)

Mengapa Bagian Bulan yang Terlihat Dari Bumi Selalu Sama?

Penampakan dua sisi Bulan yang berbeda. Image credit: LRO
Ketika kita melihat Bulan, kita melihat variasi yang menakjubkan dari bagian yang terang dan gelap, tergantung pada posisi Anda di Bumi, Anda mungkin melihat Man in the Moon”, or maybe the “Rabbit in the Moon”, Daerah gelap yang dikenal sebagai maria, yaitu bidang lava halus yang diciptakan oleh letusan gunung berapi kuno di Bulan.

Tapi mengapa kita melihat bagian sisi maria tersebut dan bukan pada sisi yang lain?

Rotasi Bulan yang pasang surut terkunci dengan Bumi. Ini berarti bahwa Bulan selalu menghadirkan sisi yang sama kepada kita Dan sebelum era antariksa, diasumsikan bahwa seluruh sisi bulan seperti ini. Ketika pesawat ruang angkasa pertama dikirim dari Bumi untuk mengorbit Bulan, mereka mengirimkan foto-foto mengejutkan yang mengungkapkan pemandangan yang sama sekali berbeda dari apa yang kita biasa kita lihat. Bukan bercak gelap maria yang biasa kita lihat

Jadi mengapa sisi maria yang menghadap Bumi kita dan bukan sisi yang lain? Apakah itu hanya kebetulan?

Seperti yang di lansir dari universetoday.com, Rabu (14/03/2012), Peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) berpikir bahwa ini bukan tentang keberuntungan sama sekali, tapi cara rotasi Bulan yang melambat setelah pembentukannya. Oded Aharonson, seorang profesor ilmu planet di Caltech, dan timnya menciptakan sebuah simulasi yang menghitung bagaimana rotasi Bulan melambat setelah pembentukannya.

Meskipun Bulan terlihat seperti bola, sebenarnya ia memiliki sedikit tonjolan. Dan miliaran tahun yang lalu, saat Bulan sedang berputar jauh lebih cepat, Seluruh sisi Bulan bisa terlihat dari Bumi, namun gravitasi bumi menarik-narik tonjolan ini dengan rotasi masing-masing dan membuat rotasi Bulan menurun sedikit sampai akhirnya berhenti dan yang menghadap Bumi adalah sisi maria.

Dalam setiap simulasi yang dilakukan berkat orientasi tonjolan bulan ini, sisi Maria atau sisi kawah akhirnya menghadap Bumi. Tapi tingkat di mana ia melambat seberapa cepat hilangnya energi rotasi menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Jika Bulan melambat dengan cepat, maka peluangnya 50/50. Tapi karena Bulan melambat secara bertahap, kita memiliki kesempatan yang jauh lebih tinggi melihat sisi maria Bulan sebagai hasil akhir. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam edisi 27 Februari dari Icarus Journal. (Adi Saputro/astronomi.us)

Tuesday, March 13, 2012

Video: Simulasi Bom Nuklir Untuk Hancurkan Asteroid

Ilustrasi bom nuklir saat
menabrak asteroid. Image credit: vivanews.com
Tak terhitung banyaknya, batu angkasa yang menghujani Bumi. Salah satunya pada 65 juta tahun lalu, asteroid raksasa menghantam Bumi dan memicu musnahnya spesies Dinosaurus.

Juga yang jatuh pada 30 Juni 1908, pukul 07.14 di pedalaman di Podkamennaya, Tunguska, Siberia. Meski tak menyebabkan korban jiwa, insiden itu meratakan dan membuat hangus 500.000 hektar hutan. Bayangkan jika asteroid itu jatuh di kawasan pemukiman padat penduduk.

Para ilmuwan kini sedang memutar otak, bagaimana menghindarkan bencana asteroid bagi umat manusia. Salah satunya yang dilakukan di Laboratorium Los Alamos, New Meksiko, milik pemerintah Amerika Serikat.

Para ilmuwan di sana merancang skrenario peluncuran bom nuklir berkekuatan satu megaton ke asteroid yang mengancam Bumi. Berharap ledakan raksasa yang dihasilkan akan menyelamatkan Bumi.

Simulasi ini kedengarannya memang mirip film sains fiksi Hollywood, namun nyatanya ia dirancang oleh para ilmuwan cerdas. Para ahli di Los Alamos menggunakan superkomputer untuk membuat model guna memastikan efektivitas senjata nuklir anti-asteroid.

Dalam simulasi tersebut, para peneliti diminta menangani asteroid berukuran panjang 500 meter menggunakan satu megaton bom nuklir -- yang kekuatannya 50 kali lipat dari kekuatan bom atom yang dijatuhkan AS di Nagasaki, Jepang, selama Perang Dunia II.

Meski baru sekedar uji virtual, para ilmuwan mengatakan, penanganan ini berhasil. "Pada akhirnya, bom nuklir dengan kekuatan satu megaton akan menghancurkan asteroid menjadi berkeping-keping. Cara ini akan mengurangi bahaya yang ditimbulkan asteroid awalnya," kata ilmuwan Los Alamos, Bob Weaver dalam video yang dirilis laboratorium tersebut, seperti dimuat Daily Mail.

Temuan ini sangat penting. Sebab, "jika salah satu obyek asteroid diprediksi akan tiba beberapa bulan lagi, ada potensi menimbulkan kehancuran dalam skala global," tambah dia.

Untuk membuat simulasi ini, tim menggunakan superkomputer dengan kekuatan 32.000 kali kekuatan prosesor dalam komputer biasa. Agar didapatkan hasil seakurat mungkin terkait apa yang terjadi.

Untungnya, rencana tersebut bekerja, itu berarti senjata tak harus dibawa ke permukaan asteroid seperti skrenario dalam Film Armageddon yang dibintangi Bruce Willis.

Namun, tim peneliti menekankan, penggunaan senjata nuklir raksasa hanya jalan terakhir. Peneliti juga menyelidiki metode lain, termasuk menggunakan pesawat ruang angkasa, juga memanfaatkan tarikan gravitasi planet untuk mengubah jalurnya. Berikut ini videonya:



(vivanews.com, astronomi.us)

Monday, March 12, 2012

ESA: Planet Venus Berputar Semakin Lambat Setiap Harinya

Planet Venus. Image credit: universetoday.com
ESA mengatakan para ilmuwan menemukannya ketika berusaha mencocokkan peta baru yang diambil baru-baru ini oleh pesawat Venus Express, dengan gambar yang diambil kira-kira 16 tahun lalu oleh pesawat pengorbit Magellan NASA.

Para peneliti memperhatikan gambar yang diambil Venus Express menunjukkan bahwa beberapa benda di Venus sampai 20 kilometer jauhya dari letak yang mereka perkirakan sebelumnya, kalau laju putaran planet itu sama dengan ketika Magellan mengambil gambarnya. Para ilmuwan mengatakan peta Venus Express dan peta Magellan cocok ketika mereka menambahkan 6,5 menit pada panjang satu hari Venus.

ESA mengatakan fenomena itu memerlukan penelitian lebih jauh.

Sebagai planet kedua terdekat ke Matahari, Venus terletak antara orbit planet Mercury yang kecil itu dan Bumi. (voanews.com, astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto