Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, January 21, 2012

Astronom Klaim Temukan Galaksi Terbesar di Alam Semesta


Sekelompok peneliti dari kalangan astronom berhasil menemukan galaksi terbesar yang diklaim terbesar di alam semesta. Mereka menemukannya saat melakukan observasi menggunakan teleskop di pegunungan Atacama, Chile.

Disebut sebagai galaksi terbesar di alam semesta pasalnya galaksi ini mempunyai jarak sekira tujuh miliar tahun cahaya atau setara dengan dua juta miliar massa matahari. (idak hanya itu, galaksi ini merupakan sistem yang paling stabil di dalam alam semesta.

Dikalangan penemu, galaksi ini diberi nama "El Gordo" atau yang dalam bahasa Spanyol berarti "Si Gemuk"m Alasan "El Gordo" semakin membesar karena saat ini ia tengah mengalami penggabungan (merger) dan berkembang lebih besar. Kalangan astronomi sendiri berharap dapat lebih memahami bagaimana mereka membentuk, tumbuh, dan bertabrakan dengan satu sama lain.

Dilansir dari BBC.co.uk (12/01/2012), proses terbentuknya "Si Gemuk" ini sama seperti galaksi lainnya, merupakan hasil superlatif banyak kosmik yang muncul dari peristiwa tabrakan satu sama lain dalam kecepatan tinggi di alam semesta.

Para peneliti itu menyatakan dengan melihat dan memahami sifat dari El Gordo, manusia mampi memahami evolusi waktu pembentukan struktur alam semesta. (okezone.com, astronomi.us)

Thursday, January 19, 2012

Pilar Nebula M16 / Eagle Nebula Hancur Akibat Ledakan Supernova



Gambar di atas merupakan gambar baru dari nebula M16 yang lebih dikenal dengan sebutan nebula Elang. Gambar tersebut diambil oleh teleskop Herschel dalan sinar inframerah dan teleskop XXM Newton dengan sinar X. Gambar tersebut menunjukkan gas dan debu dari nebula M16 dan ini sekaligus menarik para astronom untuk dapat mengetahui lebih jauh tentang apa yang ada di dalam nebula dan detil dari daerah di sekitarnya. Hal ini sekaligus menunjukkan bagaimana suhu panas dari bintang muda berinteraksi dengan gas ultra dingin dan debu membentuk struktur nebula.

Namun disayangkan, seperti yang dikutip dari universetoday.com pada kamis (19/01/2012), pemandangan pilar nebula yang indah ini hancur akibat ledakan supernova yang terjadi 6 ribu tahun yang lalu sebagai akibat dari meledaknya salah satu cluster bintang terbesar yang ada di sana yang disebut NGC6611. Cluster bintang ini membuat bayangan dari pilar nebula yang terdiri dari gas dan debu yang diantaranya berjarak beberapa tahun cahaya. Nebula ini sendiri berjarak 6500 tahun cahaya dari bumi.

Gambar yang diambil teleskop Hubble menunjukkan bintang yang baru lahir di dalam pilar nebula, jauh di dalamnya terdapat kelompok kecil yang diidentifikasi sebagai gas yang menguap atau Evaporating Gaseous Globules (EGG). Tapi karena tertutup debu, teleskop Hubble tidak bisa melihat ke dalam dan melihat bintang baru yang sedang terbentuk.

Gambar baru menunjukkan bahwa kelahiran bintang baru menyebabkan terbentuknya pilar nebula. Gambar tersebut diambil dari very large teleskop di Paranal, Chile dan teleskop Max Planck di La Silla, Chile. (universetoday.com, astronomi.us)

Friday, November 25, 2011

Hembusan Angin di Planet Mars Mampu Membentuk Bukit Pasir

perubahan bukit pasir di planet Mars akibat hembusan angin
Tidak hanya Bumi saja yg memiliki hembusan angin, tetapi di planet Mars juga ada. Wahana NASA baru-baru ini telah menemukan bukti hembusan angin di Mars dengan mengumpulkan foto perubahan bentuk bukit pasir di daerah kutub utara planet tersebut seperti yang dilansir dari space.com (24/11/2011).

Perubahan bentuk bukit pasir tersebut diperkirakan diakibatkan oleh hembusan angin yg sangat kencang yg menunjukkan bahwa pwrmukaan planet tersebut memang aktif.
"Mars memiliki hembusan angin lebih dari yang kita ketahui sebelumnya dimana ia mampu merubah bentuk bukit pasir" ungkap Nathan dari Johns Hopkins University yang memimpin studi ini.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa debu pasir di mars dapat berputar-putar dan membentuk badai pasir membentuk angin puyuh kecil. Namun ilmuwan belum menemukan bukti nyata perihal efek angin tersebut.

Perlu diketahui bahwa butur-butir pasir di mars lebih sulit untuk bergerak jika dibandingkan dengan pasir di bumi. Hal itu disebabkan oleh ukuran pasir mars yang lebih besar dan keadaan atmosfer yang lebih tipis. Pengujian melalui terowongan angin telah membuktikan bahwa 80 mph (130 kph) hembusan angin diperlukan di mars untuk memindahkan pasir. Sedangkan di bumi hanya perlu 10 mph (16 kph) saja. Tetapi angin dengan kecepatan tinggi di mars sangat jarang terjadi, begitu menurut pengamatan NASA pada tahun 70-80an. (space.com, astronomi.us)

Wednesday, October 5, 2011

Mengungkap Misteri Supernova Tertua dan Terjauh di Alam Semesta

Supernova Tipe Ia di atas inset, salah satu dari 150 dalam sampel penuh, meledak sekitar 10 milyar tahun lalu dan merupakan salah satu jenis supernova Ia tertua dan terjauh yang diamati sampai saat ini. Kecuali untuk segelintir bintang, semua benda pada gambar di atas adalah galaksi. Credit: spacedaily.com
Tim astronomi dari Jepang, Israel, dan Amerika Serikat berkumpul untuk menggunakan teleskop Subaru guna meneliti salah satu contoh dari Supernova termuda (saat alam semesta baru terbentuk) dan sekaligus terjauh yang pernah ditemukan. Supernova tersebut terjadi akibat ledakan sebuah bintang pada 10 miliar tahun yang lalu, jauh sebelum Bumi terbentuk. Peneliti menggunakan contoh supernova kuno ini untuk menentukan berapa frekuensi dari ledakan bintang ini pada saat alam semesta masih berusia muda.

Supernova merupakan hal yang penting dalam astrofisika. Supernova ibarat sebuah pabrik alam, karena pada dasarnya semua elemen dalam tabel periodik yang lebih berat dari oksigen terbentuk melalui reaksi nuklir yang terjeadi segera sebelum dan selama ledakan besar. Ledakan besar ini melemparkan elemen-elemen yang kemudian menjadi ruang antar bintang, di mana mereka berfungsi sebagai bahan baku untuk bintang dan planet baru.

Dengan demikian, atom-atom dalam tubuh kita, seperti atom kalsium dalam tulang kita atau atom besi dalam darah kita, diciptakan dalam supernova. Dengan pelacakan frekuensi dan jenis ledakan supernova kembali melalui waktu kosmik, para astronom dapat merekonstruksi sejarah  penciptaan elemen alam semesta, dari campuran sederhana dari hidrogen dan helium yang ada selama satu miliar tahun pertama setelah Big Bang, sampai dengan unsur yang kaya seperti yang kita lihat sekarang.

Seperti dikutip dari spacedaily.com, Rabu (05-10-2011), disebabkan karena letaknya yang sangat jauh dan terjadi pada masa lalu, maka supernova ini sulit untuk diteliti. Untuk mengatasi kendala ini, tim mengambil keuntungan dari kecanggihan Teleskop Subaru: kekuatan dari pengumpulan cahaya oleh cermin utama yang berukuran 8,2 meter, ketajaman gambar yang baik, dan bidang pandang lebar dari kamera fokus utamanya (Suprime-Cam).

Dengan "menatap" melalui teleskop Subaru Deep Field ini, mereka membiarkan cahaya redup dari galaksi dan supernova yang paling jauh terakumulasi selama beberapa malam pada suatu waktu, sehingga membentuk suatu paparan yang sangat panjang dan mendalam.

Masing-masing dari hasil empat pengamatan tersebut didapat sekitar 40 supernova yang meledak di antara 150.000 galaksi. Secara keseluruhan, tim menemukan 150 ledakan, termasuk 12 supernova yang merupakan supernova yang paling jauh dan kuno yang pernah dilihat.

Analisis tim dari data menunjukkan bahwa supernova dari apa yang disebut dengan tipe "termonuklir" meledak sekitar lima kali lebih sering di alam semesta muda, sekitar sepuluh milyar tahun yang lalu, daripada yang terjadi pasa saat ini. Supernova termonuklir, sering disebut supernova Tipe-Ia, adalah salah satu sumber utama dari elemen besi di alam semesta.

Sama pentingnya, ledakan ini telah menjadi penanda jarak kosmik bagi para astronom. Selama dekade terakhir, mereka telah mengungkapkan bahwa palam semesta mengembang, di mana semua galaksi menjauh dari satu sama lain, sebenarnya percepatan perkembangannya dibawah pengaruh energi gelap (dark energy) misterius.

Namun, sifat dari supernova termonuklir sendiri masih belum sepenuhnya dipahami, dan ada perdebatan sengit tentang identitas pra-ledakan bintang atau sistem bintang. Dengan mengungkapkan kisaran usia bintang-bintang yang meledak dengan cara ini, temuan baru tim memberikan beberapa petunjuk penting untuk memecahkan misteri ini.

Hasilnya berhubungan erat dengan skenario di mana supernova termonuklir adalah hasil dari penggabungan dari sepasang sisa-sisa bintang yang disebut bintang katai putih (white dwarfs). Pengamatan masa depan dengan pencitraan kamera Subaru generasi berikutnya, Hyper Suprime-Cam, akan memungkinkan menemukan supernova yang bahkan lebih besar dan lebih jauh, dan memungkinkan untuk pengujian lebih lanjut dari kesimpulan ini.

Hasilnya dijelaskan dalam catatan yang ditulis oleh  Graur dan kawan-kawan dalam edisi Oktober 2011 dengan judul "Supernovae in the Subaru Deep Field: the rate and delay-time distribution of type Ia supernovae out to redshift 2".

7 Hal Mengejutkan Tentang Alam Semesta

Credit: NASA/WMAP
Alam semesta selalu mengejutkan kita tentang hal-hal yang luar biasa yang terkadang di luar nalar manusia. Mulai dari asal usul alam semesta, luasnya, objek di dalamnya, lubang hitam, penemuan bintang dan planet-planet aneh dan masih banyak lagi. Nah berikut adalah beberapa hal mengejutkan di alam semesta tempat kita tinggal, seperti yang dikutip dari space.com, Rabu (05/10/2011).

1. Usia Alam Semesta Sangat Tua

Credit: NASA, ESA, E. Jullo (JPL/LAM), P. Natarajan (Yale) and J-P. Kneib (LAM)
Alam semesta dimulai dengan Big Bang dan diperkirakan terjadi sekira 13.7 miliar tahun yang lalu (plus atau minus 130 juta tahun)

Astronom mengkalkulasi hal ini dengan melakukan pengukuran pada komposisi materi dan kepadatan energi di alam semesta yang memberi petunjuk bagi mereka untuk memperkirakan sberapa cepat ekspansi alam semesta di masa lalu. Peneliti akan dibawa kembali ke masa lalu dan memperkirakan kapan Big Bang terjadi. Waktu diantara ledakan itu sampai waktu saat ini merupakan usia alam semesta kita.

2. Alam Semesta Semakin Membesar

Credit: ESA/Hubble
Pada tahun 1920, astronom Edwin Hubble membuat penemuan revolusioner yang mengungkapkan bahwa alam semesta tidak statik (tetap), tapi terus membesar / mengembang. Tapi apakah gravitasi dari materi akan memperlambatnya atau akan ada hal baru lainnya?

Pada 1998 teleskop Hubble mengamati keberadaan supernova yang letaknya sangat jauh dan ditemukan bahwa pada masa lalu alam semesta meluas lebih lambat daripada hari ini. Dari teka-teki ini, maka muncullah apa yang disebut dengan dark energy (energi gelap) yang mendorong percepatan ekspansi alam semesta.

3. Percepatan Alam Semesta Terus Meningkat

Credit: NASA, ESA, the Hubble Heritage (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration, and A. Evans (University of Virginia, Charlottesville/NRAO/Stony Brook University)
Energi gelap bukan hanya menyebabkan alam semesta mengembang, tapi menyebabkan obyek lainnya seperti galaksi bergerak menjauh semakin cepat. Percepatan alam semesta menegegaskan teori relativitas umum Einstein dan konstanta kosmologi Einstein untuk menjelaskan energi gelap yang tampaknya mampu menangkal gravitasi dan menyebabkan alam semesta meluas dalam tempo yang cepat.

4. Alam Semesta Bisa Berbentuk "Datar"

Credit: NASA, ESA, P. Simon (University of Bonn) and T. Schrabback (Leiden Observatory)
Bentuk alam semesta merupakan hasil interaksi antara tarikan gravitasi (berdasarkan kepadatan materi di alam semesta) dan percepatan. Jika kerapatan alam semesta melebihi nilai kritis tertentu, maka alam semesta adalah "tertutup," seperti permukaan sebuah bola. Ini menyiratkan bahwa alam semesta tidak terbatas tetapi juga tidak memiliki akhir. Dalam hal ini, alam semesta akhirnya akan berhenti berkembang dan mulai runtuh dengan sendirinya, dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Big Crunch."

Jika kerapatan alam semesta kurang dari nilai kerapatan kritis, maka bentuk alam semesta adalah "terbuka," seperti permukaan sebuah pelana. Dalam hal ini, alam semesta tidak memiliki batas dan akan terus berkembang selamanya.

Namun, jika kerapatan alam semesta sama persis dengan kerapatan kritis, maka geometri alam semesta adalah "datar," seperti selembar kertas. Di sini, alam semesta tidak memiliki batas-batas dan akan berkembang selamanya, tetapi tingkat ekspansi secara bertahap akan mendekati nol setelah jumlah tak terbatas waktu. Pengukuran terakhir menunjukkan bahwa alam semesta adalah datar dengan margin kesalahan sekitar 2 persen.

5. Alam Semesta Dipenuhi Oleh Hal yang Tidak Terlihat

Credit: ESA/Hubble
Alam semest memiliki banyak hal yang tidak dapat dilihat. Bahkan bintang-bintang, planet dan galaksi yang saat ini dapat dideteksi, itu hanya 4 persen bagian dari alam semesta, menurut para astronom. 96 persen lainnya merupkaan hal-hal yang tidak terlihat.

Hal-hal tidak terlihat yang aneh ini disebut dengan dark energy (energi gelap) dan dark matter (materi gelap). Memang keberadaannya tidak dapat dilihat, tapi bisa dideteksi dengan mengamati pengaruh energi gravitasinya terhadap objeyek-obyek normal alam semesta yang bisa terlihat.

6. Alam Semesta Memiliki Gema Kelahirannya

Credit: ESA/ LFI & HFI Consortia
Gelombang mikro kosmik yang terdiri dari gema cahaya merupakan sisa energi dari ledakan Big Bang 13.7 miliar tahun lalu.

Misi Plank oleh ESA (European Space Agency) memetakan seluruh langit dalam gelombang mikro cahaya untuk mengungkapkan petunjuk baru tentang bagaimana alam semesta bermula. Pengamatan alam semesta melalui gelombang mikro cahaya merupakan pengamatan paling tepat yang pernah diperoleh. Hal ini kemudian digunakan sebagai petunjuk oleh ilmuwan untuk menjawab pertanyaan apa yang terjadi setelah alam semesta terbentuk.

7. Alam Semesta Lain (Paralel)

Credit: Stephen Feeney/UCL
Gagasan bahwa kita hidup di multiuniverse, di mana alam semesta kita adalah salah satu dari banyak, berasal dari teori disebut inflasi kekal (eternal inflation), yang menunjukkan bahwa segera setelah Big Bang, ruang-waktu diperluas pada tingkat yang berbeda di tempat yang berbeda. Menurut teori ini, hal ini menimbulkan gelembung alam semesta yang dapat berfungsi dengan hukum mereka sendiri terpisah dari fisika.

Konsep ini kontroversial dan murni hipotetis sampai studi terbaru mencari tanda-tanda fisik dari teori multiverse di latar belakang gelombang mikro kosmis, yang merupakan peninggalan dari Big Bang yang meliputi alam semesta kita.

Para peneliti mencari pengamatan terbaik yang tersedia dari gelombang mikro kosmik tanda-tanda tabrakan gelembung alam semesta, tapi tidak menemukan hal yang konklusif. Jika dua alam semesta telah bertabrakan, para peneliti mengatakan, itu akan meninggalkan pola melingkar di belakang dalam latar belakang gelombang mikro kosmik. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Tuesday, October 4, 2011

Karakteristik Planet Eris (2003 UB313)

Eris (Tengah) and Dysnomia (kiri dari tengah). Teleskop luar angkasa Hubble. Credit: NASA
Eris (nama resmi: 136199 Eris; sebelumnya dikenal sebagai 2003 UB313 dan juga Xena) adalah sebuah planet katai yang ditemukan pada hari Jumat, 29 Juli 2005 oleh tiga astronom dari Amerika Serikat, Profesor Mike Brown dan koleganya dari Institut Teknologi California (Caltech), yang juga menemukan beberapa objek-objek serupa planet pada area Sabuk Kuiper. Nama Eris sendiri berasal dari nama dewi keraguan dalam mitologi Yunani.

Awalnya Eris diklaim oleh penemunya sebagai sebuah planet (namun status "planet katai" kemudian diterima), Eris sangat dingin, berbatu-batu dan lebih besar daripada Pluto. Eris diketahui mempunyai sebuah bulan, Dysnomia, yang ditemukan pada 10 September 2005.

Lebih Besar dari Pluto

Eris dilihat dengan teropong bintang. Credit: wikipedia.org
Eris memiliki diameter sekitar 3.000 kilometer, sehingga merupakan objek terbesar yang ditemukan di tata surya setelah Neptunus dideteksi tahun 1846. Eris juga lebih besar dari Pluto, bekas planet terkecil yang ditemukan pada 1930. Eris berjarak hampir 15 miliar kilometer (sembilan miliar mil) atau sekitar tiga kali jarak Pluto dari matahari. Dibanding Bumi, jaraknya 97 kali dibanding jarak Bumi-Matahari.

Eris adalah benda paling jauh yang pernah diketahui untuk mengitari di seluruh Matahari. Ukurannya mungkin satu setengah kali lebih besar dari Pluto. Objek angkasa ini terlihat pertama kali tahun 2003. Ia terlihat lewat teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar dan teleskop 8m Gemini di Mauna Kea, Hawaii. Pertama kali terlihat 21 Oktober 2003, namun para astronom tidak melihatnya lagi hingga 15 bulan kemudian. Baru pada 8 Januari 2005 ia terlihat lagi. Selain Brown, penemu lainnya adalah Chad Trujillo dari Observatorium Gemini di Hawaii, dan David Rabinowitz dari Universitas Yale.

Eris terlihat lebih redup dari Pluto, tapi itu karena jaraknya tiga kali lebih jauh. Bila ia berada di tempat Pluto, ia akan terlihat lebih terang. Sejak ditemukan, penyebutan objek ini sebagai planet menjadi perdebatan.

Termasuk Planet Katai (kerdil)

Pada 24 Agustus 2006, para ilmuwan Persatuan Astronomi Internasional akhirnya memutuskan statusnya sebagai "planet katai" (dwarf planet). Sebelumnya kelompok astronom lain juga telah mengumumkan penemuan objek 2003 EL61, yang ukurannya kurang lebih sebesar Pluto. Planet baru ini memutari bumi sekali dalam setiap 560 tahun dan saat ini merupakan objek terjauh dari Bumi.

Dalam waktu 280 tahun, jaraknya ke Bumi akan sedekat Neptunus. Seperti Pluto, permukaan Eris diduga didominasi oleh metana. Eris juga dipercaya merupakan bagian dari Sabuk Kuiper (Kuiper Belt), kawasan dalam sistem solar menjulur dari orbit Neptunus.

Diperkirakan ada sekitar 100.000 objek yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper, salah satunya adalah Pluto, sehingga sebagian ilmuwan pun lebih menganggap status Eris sebagai objek Sabuk Kuiper dibandingkan sebuah planet. Tapi karena ukurannya yang besar, diameternya mencapai 3.000 kilometer, saat ditemukan Brown berani mengkualifikasi objek angkasa temuannya sebagai planet. "Kami mengharapkan ini tidak terlalu kontroversial, seperti orang mempercayai Pluto sebagai planet," katanya.

Karakteristik Planet Katai Eris

Peta astronomi memperlihatkan peta lokasi Eris. Credit: space.com

Penemuan
Penemu M. E. Brown,
C. A. Trujillo,
D. L. Rabinowitz
Tanggal ditemukan 21 Oktober 2003
Penamaan
Penamaan MPC 136199 Eris
Nama alternatif 2003 UB313
Kategori
planet minor
planet katai,
TNO,
plutoid,
dan SDO
Adjektif Eridian
Ciri-ciri orbit
Epos 6 Maret, 2006
(JD 2453800.5)
Aphelion 97,56 SA
14.60×109km
Perihelion 37,77 SA
5.65×109 km
Sumbu semi-mayor 67,6681 SA
10.12×109 km
Eksentrisitas 0,44177
Periode orbit 203.600 days
557 tahun
Kecepatan orbit rata-rata 3,436 km/s
Anomali rata-rata 197,63427°
Inklinasi 44,187°
Bujur node menaik 35,8696°
Argumen perihelion 151,4305°
Satelit 1
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-rata 1.300 +200 -100 km
Massa (1,67 ± 0,02)×1022 kg
Gravitasi permukaan di khatulistiwa ~0,8 m/s²
Hari sideris > 8 h?
Albedo 0,86 ± 0,07
Suhu permukaan
   (sekitar)
min rata-rata maks
30 K 42,5 K 55 K
Magnitudo tampak 18,7
Magnitudo mutlak (H) −1,12 ± 0,01
Diameter sudut 40 milli-arcsec


(Sumber: wikipedia.org) (Adi Saputro/Astronomi.us)

Peneliti: Dahulu Planet Mars Hangat dan Basah

Meteorit kuno Mars berusia 4.1 miliar tahun, ALH84001. Credit: NASA
Planet Mars di masa lalu dibeberapa permukaannya cukup hangat untuk mendukung air berwujud cair seperti di Bumi, berdasarkan petunjuk yang ditemukan oleh ilmuwan pada meteorit Mars ALH84001 yang berusia 4.1 miliar tahun. Namun berapa lama kehangatan itu ada masih belum pasti dan apakah dahulu Mars juga pernah mendukung kehidupan juga masih menjadi misteri, kata peneliti baru-baru ini.

Banyak misi yang telah dilakukan ke planet tersebut mengungkapkan bahwa di permukaan Mars terdapat bukti bahwa dahulu memang ada air di permukaannya seperti ditemukannya delta, alur lembah, dan mineral yang mengandung air. Namun, iklim planet Mars saat itu masih tidak dapat dijelaskan. Bagaimana temperatur hangat tersebut bisa ada sedangkan Matahari pada waktu itu belum cukup kuat untuk menghangatkan planet tersebut, atau mungin ada suatu mekanisme tersendiri sehingga planet Mars bisa cukup hangat?

Meteroit kuno planet Mars yang ditemukan telah mengungkapkan beberapa hal "bukti langsung pertama bahwa awalnya suhu planet Mars memang hangat", ungkap Itay Halevy, seorang ahli geokimia dari California Institute of Technology.

Meteorit Mars Paling Terkenal

Dikutip dari space.com, Selasa (04/10/2011), batu meteor Mars bernama ALH84001 ditemukan di Antartika pada 1984. Meteor tersebut keluar dari planet Mars kemungkinan disebabkan karena pengaruh tabrakan kosmik. Meteor ALH84001 telah lama menjadi sumber perdebatan apakah temuan pada meteor tersebut hasil dari fosil mikroba atau hanya geokimia biasa.

Dengan mengambil sample dari meteor 2 kg ini, Halavy dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa terbentuknya batu tersebut berada pada suatu tempat yang hangat di planet Mars.

Peneliti secara khusus menganalisa isotopkarbon dan oksigen pada karbonat di meteorit. Semua isotop memiliki nomor proton yang sama pada atomnya, tetapi setiap nomor neutronnya berbeda. Misalnya, atom pada karbon-12 masing-masing memiliki 6 neutron, sedangkan atom karbon-13 masing-masing memiliki 7 neutron.

Bagaimana Eksperimen Bekerja

Isotop yang relatif berat seperti karbon-13 dan oksigen-18 akan mengikat satu sama lain hal itu berbeda jika dibandingkan dengan isotop yang lebih ringan. Kecendrungan ini tergantung pada suhu. Semakin dingin maka akan semakin mengikat. Dengan demikian, dengan mengukur dua isotop dalam karbonat, peneliti bisa menentukan berapa suhu saat terbentuknya batu tersebut.

Peneliti melarutkan 3 gram karbonat dengan asam, maka akan menghasilkan karbon dioksida yang terdiri dari karbon dan oksigen. Dengan membandingkan karbon-13 dan oksigen-18, dalam hal ini CO2, peneliti dapat memperkirakan bahwa karbonat terbentuk pada suhu sekira 64 derajat Fahrenheit (18 derajat Celcius).

Karbonat tersebut rupanya juga terbentuk pada lingkungan yang berair, yang secara perlahan berubah kering, kata Halevy. Para ilmuwan sampai pada hal ini setelah menganalisa dimana meteri meteor ini muncul yang kemudian kehilangan karbon ringan dan isotop oksigen dari waktu ke waktu.

Isotop karbon dan oksigen yang lebih ringan akan berubah menjadi gas seperti uap air, sementara isotop yang lebih berat akan menjadi air cair. Hilangnya isotop yang lebih ringan ini sesuai dengan hilangnya uap air dan gas CO2 dari tempat terdapatnya air di planet Mars.

"Namun meskipun dahulunya beberapa bagian Mars hangat dan basah, bukan berarti di sana ada kehidupan", kata Halevy.

"Kami menemukan satu lingkungan yang memiliki air dan bersuhu hangat, namun kita tidak tahu berapa lama hangatnya dan apakah kondisi tersebut juga ada di bagian Mars yang lain, jadi masih belum diketahui apakah waktu itu Mars juga mendukung kehidupan", tambah Halevy. Ia akan menambahkan beberapa data dari misi Mars Science Laboratory yang akan mengungkap lebih jauh tentang sejarah planet Mars.

Halevy dan rekan-rekannya megungkapkan temuan mereka ini secara online pada 3 Oktober 2011 melalui National Academy of Sciences. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Monday, October 3, 2011

Tim Astronom Eropa Temukan Quasar Terjauh

Quasar ULAS J1120+0641. Credit: narasomanotebook.blogspot.com
Tim astronom Eropa menggunakan teleskop raksasa milik ESO (European Southern Observatory) dan sejumlah teleskop lain untuk mengamati serta mempelajari quasar terjauh yang saat ini telah ditemukan. "Lampu terang" ini berasal dari lubang hitam dengan massa dua milyar kali dari matahari kita, sampai sekarang quasar ini adalah obyek paling terang yang pernah diamati.

"Quasar ini merupakan unsur penting pada masa awal alam semesta. Ini adalah obyek langka yang akan membantu kita untuk memahami bagaimana lubang hitam supermasif tumbuh beberapa ratus juta tahun setelah Big bang," kata Stephen Warren, pemimpin tim penyelidikan.

Quasar, atau galaksi jauh yang dipercaya bersumber (energi) pada lubang supermasif di tengahnya, memancarkan cahaya yang sangat terang. Kecerahan mereka membuat mereka menjadi seperti lampu (beacon) yang dapat membantu manusia untuk mempelajari zaman ketika bintang dan galaksi pertama terbentuk. Obyek yang terakhir kali diamati itu merupakan quasar terjauh dan diduga cahayanya adalah bagian terakhir era reonisasi. Yakni zaman awal alam semesta, ketika hidrogen netral telah terbentuk lantas membelah kembali menjadi proton dan elektron akibat radiasi sinar ultraviolet.

Selanjutnya, Quasar itu diberi nama ULAS J1120+0641. Nama itu diambil dari posisinya di langit menurut koordinat yang ditetapkan para astronom. Nilai pergeseran merah (redshift) quasar itu adalah 7,1, yang artinya ia muncul sekitar 770 juta tahun setelah Big Bang. Namun, butuh 12,9 milyar tahun bagi cahayanya untuk mencapai kita. Dan karena cahaya itu sama dengan informasi pada saat ia dipancarkan, maka apa yang terlihat dari bumi saat ini adalah kejadian 12,9 milyar tahun yang lalu. Selain itu, cahaya yang terpancar dari benda langit tersebut mengalami peregangan akibat ekspansi alam semesta.

 Meskipun obyek - obyek yang lebih jauh telah dikonfirmasi (seperti semburan sinar gamma pada pergeseran merah 8,2; eso0917), quasar yang baru saja ditemukan itu seratus kali lebih terang daripadanya. Dan, di antara obyek - obyek yang cahayanya cukup terang untuk dikaji secara detail, inilah yang paling jauh dengan garis tepi (margin) terbesar.

Quasar terjauh berikutnya terbentuk 870 milyar tahun setelah Big Bang (redshift 6.4). Obyek serupa yang lebih jauh tidak dapat ditemukan pada survey cahaya tampak karena cahaya mereka, yang meregang akibat ekspansi alam semesta, sebagian besar jatuh ke spektrum inframerah saat mencapai bumi. Dan teleskop khsusus inframerah masih berada dalam tahap pembangunan.

"Kami membutuhkan waktu lima tahun untuk menemukan obyek ini," terang Bram Venemans, salah seorang penulis laporan penelitian. "Kami tengah mencari quasar dengan pergeseran merah yang labih tinggi dari 6,5. Menemukan yang satu ini sangat jauh, pada pergeseran merah yang lebih tinggi dari 7, merupakan kejutan yang menarik. Dengan mengintip dalam - dalam ke era reonisasi, quasar ini menyediakan kesempatan unik untuk menjelajahi jendela seratus juta tahun dalam sejarah kosmos yang sebelumnya berada di luar jangkauan."

Observasi itu menunjukkan bahwa massa lubang hitam di tengah ULAS J1120+0641 adalah sekitar dua milyar kali massa matahari kita. Massa yang sangat besar ini sulit untuk dijelaskan (karena terjadi) pada awal Big Bang. Teori tentang pertumbuhan lubang hitam supermasif saat ini memprediksikan pembangunan lamban (slow build-up) massa sebagai obyek padat yang menarik materi di sekitarnya sehingga massanya bertambah.

"Kami pikir hanya ada sekitar seratus quasar terang dengan pergeseran merah yang lebih tinggi dari 7 di langit," simpul Daniel Mortlock, pemimpin penulisan laporan. "Untuk menemukan obyek ini butuh pencarian yang melelahkan, namun itu sepadan dengan upaya kami untuk dapat mengungkapkan beberapa misteri awal alam semesta." (Sumber: narasomanotebook.blogspot.com)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto