Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, September 21, 2011

China Akan Luncurkan Tiangong-1 Pada 30 September 2011

Tiangong-1. Credit: spacedaily.com
China akan meluncurkan modul pesawat luar angkasa tak berawak, Tiangong-1 pada 30 September 2011. Modul luar angaksa tersebut dan roket pendorongnya Long-March II-F dipindahkan ke tempat peluncuran di Jiuquan Satellite Launch Center di Utara China tepatnya di propinsi Gansu, kata salah satu sumber.

Dalam beberapa hari kedepan ilmuwan akan melakukan beberapa tes akhir pada semua peralatan. Setiap sistem utama sudah siap dan persiapan akhir sedang berjalan.

Dikutip dari spacedaily.com, Rabu (21/09/2011), modul seberat 8.5 metric ton yang dalam bahasa Indonesia berarti "Istana Surgawi-1" akan merupakan laboratorium luar angkasa pertama yang dikirim China.

Tiangong-1 akan bergabung dengan dengan pesawat luar angkasa tak berawak Shenzhou-8 yang juga akan diluncurkan setelah Tiangong-1. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Asteroid Penyebab Kepunahan Dinosaurus Masih Menjadi Misteri

Ilustrasi asteroid menabrak bumi menyebabkan kepunahan dinosaurus. Credit: NASA/Donald E. Davis
Asteroid yang menabrak bumi 65 juta tahun yang lalu masih menjadi misteri, menurut studi terbaru.

Beberapa peneliti mengatakan bahwa salah satu bagian terbesar dari asteroid Baptistina menabrak bumi dan menyebabkan kepunahan dinosaurus dan speseis lainnya. Menurut teori sebelumnya, asteroid Baptistina menabrak asteroid lainnya di sekitar sabuk utama diantara Mars dan Jupiter, kemudian salah satu bagian tersebsarya menuju dan menghantam bumi, namun saat ini teori tersebut nampaknya diragukan kebenarannya. Berdasarkan studi terbaru dengan teleskop WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer) milik NASA, diyakini bahwa bagian asteroid tersebut tidak datang dari Baptistina.

Pecahan asteroid besar yang diduga menghantam bumi setelah bertabrakan dengan asteroid lainnya di sabuk utama antara Mars dan Jupiter. Credit: NASA/JPL-Caltech

Mempertanyakan Teori

Dikutip dari space.com, Rabu (21 September 2011), bahwa teori Baptistina pertama diungkapkan oleh beberapa astronom pada tahun 2007. Saat itu astronom menggunakan data dari teleskop untuk memperkirakan ukuran dan pecahan-pecahan asteroid. Dengan menggunakan hasil perkiraan itu, ahli menentukan bahwa bagian asteroid yang besar pecah akibat tabrakan pada 160 juta tahun yang lalu kemduain hasil pecahan lainnya menyebar ke orbit yang berbeda dan bagian terbesarnya jatuh menumpa bumi menyebabakan kepunahan dinosaurus.

Sejak penelitian itu, banyak peneliti yang meragukan bahwa asteroid Baptistina yang menabrak bumi. Dan studi terbaru memang meragukan hal itu.

Melihat Infarmerah

Teleskop WISE mengamati langit dalam cahaya inframerah mulai Januari 2010 sampai Februari 2011. Teleskop mengumpulkan data 157 ribu asteroid di sabuk utama antara Mars dan Jupiter dan menemukan lebih dari 33 ribu batuan di ruang angkasa.

WISE juga mengukur ukuran dan refleksitas 1056 keluarga dari asteroid Baptistina. Dan pengukuran ini lebih akurat dari usaha sebelumnya yang pada akhirnya membuat perkiraan lebih akurat tentang usia keluarga asteroid., kata para peneliti.

Observasi terbaru meyakinkan bagian Baptistina pecah hanya 80 juta tahun yang lalu, bukan 160 juta tahun yang lalu, seperti yang dipikirkan ilmuwan.

"Ini tidak memberikan sisa-sisa yang sangat banyak dari tabrakan untuk pindah ke tempat resonansi, dan melemparkannya ke Bumi 65 juta tahun lalu," kata Amy Mainzer, NASA's Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California.

Titik resonansi adalah area di sabuk asteroid utama dimana dorongan gravitasi dari Jupiter dan Saturnus bisa melemparkan asteroid keluar dari sabuk dan mengarahkannya ke jalur tabrakan dengan bumi.

Meskipun WISE melakukan pengamatan hingga Februari 2011, namun peneliti akan terus melanjutkan observasi itu untuk memetakan batuan di tata surya. Meraka ingin mendapatkan bukti dari mana asteroid berasal dan dimana mereka berada.

"Kami sedang bekerja membuat family tree tentang asteroid". Kata pemimpin studi Joseph Masiero dari JPL. "Kami mulai menyempurnakan gambaran kita bagaimana asteroid di sabuk utama hancur bersama dan bercampur aduk", tambahnya. (Adi Saputro/Astronomi.us)

VIDEO: Satelit UARS Tampak Masih di Orbit Sebelum Jatuh

Satelit UARS diperkirakan akan jatuh ke bumi pada tanggal 23 September 2011, dan sbelumnya pada 15 September, astrofotografer Thrierry Legault dengan menggunakan teleskop 14 inci berhasil mengambil gambar UARS di atas orbit bumi. Posisi dimana ia mengambil gambar yaitu di utara Perancis (Dunkerque) pada 15 September 2011 yang berarti hanya 8-9 hari sebelum satelit masuk ke atmosfer bumi yang saat itu jaraknya hanya 250 km dari permukaan bumi.

Beberapa bagian dari satelit sempat terlihat diantaranya bagian bodi satelit itusendiri dan panel surya. NASA sendiri memperkirakan bahwa satelit seukuran bis yang sudah tidak berfungsi hampir 20 tahun ini akan jatuh ke bumi pada 23 September 2011 pukul 20.36 UTC, lebih atau kurang 20 jam. Berikut ini videonya

WALLPAPER: Kapsul Orion

Kapsul Orion. Credit: NASA
Gambar di atas adalah ilustrasi Kapsul Orion pengangkut kru yang saat ini sedang dipersiapkan untuk misi di luar orbit Bumi seperti Bulan, asteroid, dan Mars. NASA memilih desain SLS (Space Launch System) baru dan roket yang akan digunakan menggunakan hidrogen dan oksigen cair sebagai sistem bahan bakar dengan menggunkaan mesin RS-25D/E sebagai pendorong utama.

Anda bisa menjadikan gambar diatas menjadi wallpaper komputer Anda dengan mengklik image di atas untuk mendownloadnya.

Tuesday, September 20, 2011

Lubang Hitam Sebagai Tungku Pemompa Panas Galaksi

Lubang hitam supermasif di pusat galaksi masif dan cluster galaksi berfungsi seperti tungku pemompa panas.

Namun astrofisikawan berjuang untuk memahami bagaimana suhu bisa stabil di seluruh galaksi ketika lubang hitam hanya berinteraksi dengan gas di dekatnya.

Sekarang, trio teoritikus percaya jawabannya karena umpan balik gravitasi yang menyebabkan gas menumpuk di sekitar lubang hitam sampai kerapatan mencapai titik kritis. Kemudian, gas bergegas ke dalam lubang hitam sementara memicu panas.

Galaksi memancarkan Sinar-X dan kehilangan energi harus mendinginkan mereka. Namun, para astrofisikawan hanya melihat sebagian kecil yang diprediksi oleh pembentukan bintang di galaksi elips besar dan cluster galaksi yang berarti harus ada sesuatu yang memanaskan gas.

Sumber panas utama adalah lubang hitam supermasif di pusat galaksi atau cluster juga dikenal sebagai active galactic nucleus (AGN). Tapi AGN tidak mendapatkan umpan balik dari sebagian besar gas galaksi sejauh 330.000 tahun cahaya dari AGN tersebut.

Jadi bagaimana AGN mempertahankan suhu keseluruhan galaksi?

Edward Pope, fisikawan teoritikus dari University of Victoria di British Columbia, dan rekannya berpikir terjadinya umpan balik ini. Gas di pusat galaksi masif mendingin dengan memancarkan Sinar-X dan kehilangan tekanan sehingga memungkinkan lebih banyak gas dari luar mengalir ke dalam cluster.

Gas menjadi begitu padat sehingga tidak mampu mendukung massanya sendiri dan runtuh tiba-tiba menuju lubang hitam. Lubang hitam menelan beberapa gas dan menggunakan energi ini untuk melontarkan keluar gas yang tersisa.

Para peneliti percaya ledakan bahkan bisa dikeluarkan dari sebuah galaksi elips tetapi tidak cukup energik untuk mengusir gas dari sebuah cluster galaksi. Ledakan mengandung pancaran partikel setara kecepatan cahaya.

"Meskipun hanya didorong oleh gas pusat, lubang hitam benar-benar dapat memanaskan semua gas di galaksi," kata Pope.

Ledakan AGN terus menerus selama 10-100 juta tahun sesuai gelembung raksasa gas yang tertiup oleh jet dari rentang waktu yang sama. Setelah AGN turun, gas mulai dingin lagi, mengalir menuju pusat galaksi lagi.

Tingkat rata-rata gas yang terbangun adalah korelasi utama antara ledakan AGN dan suhu galaksi pada umumnya. Gas terakumulasi lebih cepat ketika pendinginan mendominasi dan lebih lambat ketika pemanasan lebih kuat.

"Akibatnya, Anda dapat melihat bahwa loop mengatur diri sendiri seperti termostat," kata Pope.

Andrew Benson, astrofisikawan dari California Institute of Technology (Caltech) di Pasadena, mengatakan masuknya ledakan periodik AGN untuk menjelaskan bagaimana galaksi dan cluster mengatur suhu adalah masuk akal.

"Karena kita mengamati AGN 'on' hanya untuk waktu singkat diikuti dengan periode panjang 'off'," kata Benson.

Jumlah waktu 'on' AGN tergantung pada jumlah pendinginan yang harus dilawan dan para peneliti mengatakan berdasarkan cluster yang lebih terang dalam Sinar-X lebih cenderung mengandung AGN yang memproduksi jet daripada dimmer cluster.

David Rafferty, astrofisikawan dari Leiden Observatory di Belanda mengatakan analisis ini cukup menarik.

"Namun hanya dapat dinilai setelah diuji dengan hati-hati," kata Rafferty.

Benson tidak sepenuhnya yakin masuknya gas ke lubang hitam benar-benar periodik. Gas bisa mengalir satu arah dan keluar di tempat lain. Namun perhitungan bagaimana skala waktu AGN dengan massa lubang hitam membuat pengujian teori penting dilakukan. (Sumber: jurnal.kesimpulan.com)

Tipe, Klasifikasi, dan Penggolongan Bintang

Dalam astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-bintang berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya luminositas. Kuat garis serapan, khususnya garis-garis serapan atom hidrogen, diperoleh dari analisis pola spektrum bintang yang didapatkan dari pengamatan spektroskopi. Garis-garis serapan tertentu hanya dapat diamati pada satu rentang temperatur tertentu karena hanya pada rentang temperatur tersebut terdapat populasi signifikan dari tingkat energi atom yang terkait. Pemeriksaan kuat garis-garis serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari pengamatan fotometri.

Giant Star (bintang raksasa)
Giant star mempunyai luminositas (luminositas: intensitas cahaya/energi yang dipancarkan bintang per detik) hingga 1000 kali luminositas Matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Contoh giant star adalah Aldebaran, atau α Tauri, bintang tercerah di konstelasi Taurus.

Aldebaran, diambil dari pesawat Cassini, dengan background cincin Saturnus - Aldebaran dari google earth

Supergiant Star (bintang super-raksasa)
Supergiant merupakan bintang terbesar. Yang terbesar yang ditemukan sejauh ini luminositasnya 10 juta kali luminositas Matahari. Jika Matahari sebesar itu, tidak akan ada Bumi karena sudah ‘dilahap’ dan bintang ini masih lebih besar dari itu. Contoh supergiant adalah Betelgeuse (α Ori), Rigel (β Ori), dan μ Cephei.

Betelgeuse
Dwarf (bintang katai/cebol)
Matahari kita merupakan dwarf. Selama masa hidupnya, bintang mengalami banyak fase. Bila ukurannya seimbang dengan beratnya, bintang itu disebut ‘dwarf’.

Matahari

  • Dwarf coklat (brown dwarf) merupakan bintang gagal yang tidak cukup panas untuk menjadi bintang yang normal.
  • Dwarf putih (white dwarf) adalah bintang mati yang perlahan-lahan menghabiskan bahan bakarnya. Penamaan ‘putih’ sebenarnya tidak terlalu tepat, karena bintang ini berubah warna dari putih menjadi merah. Namun pada akhirnya, bintang ini akan menjadi dwarf hitam (black dwarf) – bintang mati yang sudah tidak punya luminositas.
  • Dwarf coklat dan putih diyakini merupakan bintang-bintang yang ‘menghuni’ dark matter (materi gelap) di alam semesta.

Brown dwarf - White dwarf
Bintang Neutron
Setelah meledak menjadi supernova, bintang yang massanya dua kali massa Matahari akan menjadi bintang neutron. Bintang ini meledak dan menghancurkan atom-atomnya, dan menyatukan proton dan elektron sehingga hanya menyisakan neutron hasil fusi tersebut. Hal ini membuat bintang neutron menjadi sangat mampat/padat. Bintang neutron yang diameternya sekitar 30 km massanya sama dengan massa Matahari. Jika kita bisa memindahkan materi sebanyak satu sendok teh ke Bumi, materi kecil itu akan seberat gunung. Bintang neutron berputar dengan kecepatan sangat tinggi. Beberapa bahkan berputar ratusan kali per detik.

Bintang Neutron

Pulsar
Pulsar, atau ‘pulsating star’, adalah bintang neutron yang memancarkan getaran radiasi yang teratur – biasanya gelombang radio – dari kutub magnetiknya. Contoh pulsar adalah PSR+121 (yang merupakan pulsar radio). Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Radiasi lain yang dipancarkan adalah sinar X dan sinar Gamma.

PSR B1509-58 - Pulsar

Magnetar
Magnetar diyakini merupakan bintang neutron yang mempunyai medan magnet jauh lebih kuat.

SGR 1900+14 - Magnetar

Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dibagi menjadi tujuh tipe:
1.      tipe O (bintang paling biru): 40.000-29.000 derajat C;
2.      tipe B: 28.000-9.700 derajat C;
3.      tipe A: 9.600-7.200 derajat C;
4.      tipe F: 7.100-5.800 derajat C;
5.      tipe G: 5.700-4.700 derajat C;
6.      tipe K: 4.600-3.300 derajat C;
7.      tipe M (bintang paling merah): 3.200-2.100 derajat C.

Matahari kita adalah bintang bertipe G2, sedangkan Sirius (α Canis Majoris) bertipe A0.
Supaya mudah mengingatnya, tipe-tipe tersebut sering dijadikan kalimat ‘Oh Be A Fine Girl Kiss Me’.

Sirius (tercerah di sebelah kiri), muncul bersama komet Hale-Bopp - Sirius dari google earth

Sumber: buku The Astronomy Handbook: Guide to The Night Sky, 2005, karya Clare Gibson, http://antares-astronomyfreak.blogspot.com/2011/01/tipe-tipe-bintang.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang

(Adi Saputro/Astronomi.us)

Peneliti Harvard Temukan Planet Tidak Terlihat / Invisible Planet

Ilustrasi planet yang tidak terlihat (invisble). credit: okezone.com
Baru-baru ini, peneliti dari Harvard University telah menemukan planet baru yang diberi julukan planet yang tidak terlihat atau invisible Planet.

Pimpinan peneliti Sarah A Ballard mengatakan, planet tersebut sebenarnya tidak benar-benar invisible, namun para ilmuwan Harvard menyimpulkan keberadaannya dengan dalih "Pengaruh Planet dapat mengerahkan planet lain".

"Planet Invisible ini ditemukan dekat gugusan konstelasi Lyra yang terletak 650 tahun cahaya dari Bumi. Kemudian kami menjulukinya Kepler 19c," ujar Ballard, seperti yang dinukil dari The Harvard Crimson, Sabtu (17/9/2011).

Kepler 19c, lanjut mahasiswa pascasarjana Astronomi Harvard tersebut, memiliki orbit yang tidak teratur, planet tersebut menyelesaikan rotasinya selama lima menit atu lebih dari lima menit.

"Hal tersebut menunjukkan, gravitasi planet lainlah yang bisa menarik Kepler 19c sehingga menyebabkan inkonsistensi dalam orbit panjang. Berarti Kepler 19c terintimidasi oleh planet lainnya," Ballard menyimpulkan.

Dia mengatakan, penemuan Kepler 19c merupakan contoh penemuan kuat pertama dari sebuah metode yang sebelumnya tampak masuk akal walau dianggap hanya berupa teori.

"Seperti yang sudah dijelaskan, metodenya yakni melihat masa orbit planet baru yang dibandingan dengan planet terdekat. Metode ini pernah digunakan oleh astronom Alexis Bouvard yang mengidentifikasi Neptunus 150 tahun yang lalu," papar Ballard.

Untuk diketahui, penemuan Kepler 19c merupakan bagian dari misi Kepler NASA yang diluncurkan pada 2009 dengan misi utama menemukan planet asing di seluruh galaksi. (Sumber: okezone.com)

Serba-serbi Planet Extrasolar / Exoplanet

Gambar exoplanet disekitar bintang HR8799 dengan menggunakan vector vortex coronagraph yang diambil oleh teleskop Hale
Planet Extrasolar atau exoplanet adalah planet yang berada di luar tata surya kita. Pada 19 September 2011, 685 planet extrasolar ditemukan pada 563 sistem tata surya yang telah teridentifikasi.

Bagian terpenting adalah sebuah bintang memiliki sistem keplanetan. Data dari misi HARPS mengindikasikan lebih dari setengah dari keseluruhan bintang seperti matahari kita. Data dari misi Kepler digunakan untuk memperkirakan bahwa disana ada lebih dari 50 miliar planet di galaksi kita (Bima Sakti/Mily way). Disana juga terdapat obyek dengan massa seperti planet yang mengorbit bintang kerdil cokelat dan ada yang langsung mengorbit galaksi itu sendiri seperti matahari, namun obyek tersebut belum jelas apakah bisa disebut sebagai planet juga.

Plaet extrasolar mulai menjadi obyek penelitian pada abad ke-19. Saat itu banyak yang berpendapat bahwa planet-planet tersebut ada namun belum ada cara untuk mengetahui apakah mereka mirip dengan planet pada tata surya kita.

Deteksi pertama diumumkan pada tahun 1992 dengan ditemukannya beberapa obyek terrestrial yang mengorbit bintang pulsar PSR B1257+12. Kemudian pada tahun 1995 diumumkan exoplanet pertama yaitu dengan ditemkannya planet raksasa 51 pegasi b yang mengorbit bintang 51 pegasi. Sejak itu deteksi keberadaan exoplanet semakin bertambah.

Banyak exoplanet yang ditemukan melalui pengamatan kecepatan radial dan sensor pencitraan. Kebanyakan planet raksasa mirip Jupiter, ada beberapa yang memiliki massa kecil, dan ada juga yang hanya beberapa kali lebih besar dari Bumi.

Penemuan planet extrasolar juga semakin meningkatkan kemungkinan adanya planet yang mendukung kehidupan diluar bumi. Pada bulan Sepetember 2011 kemungkinan tersebut ditemukan pada planet Gliese 581 d dan HD 85512 b.

Pada Ferbruari 2011 Misi Kepler NASA mengidentifikasi 1235 calon planet yang belum dikonformasi dengan 997 bintang yang didasarkan pada pengamatan teleskop selama empat bulan. Termasuk 54 planet yang kemungkinan mendukung kehidupan dan berada pada zona layak huni. 6 planet pada zona ini dua kali lebih kecil daripada Bumi, meskipun ada juga yang lebih besar dan lebih panas dibandingkan saat pertama kali dilaporkan. (Adi Saputro/Astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto