Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Monday, September 19, 2011

Pesawat Alien Ditemukan di Dasar Samudera?

Obyek bulat yang diyakini sebagai pesawat alien jatuh. Credit: oceanexplorer.se
Tim explorasi samudera yang dipimpin oleh peneliti asal Swedia, Peter Lindberg menemukan apa yang diyakininya sebagai "pesawat alien" yang jatuh di dasar samudera.

Dikutip dari space.com, Senin (19/09/2011), Lindberg menjelaskan ke media lokal bahwa objek yang ditemukannya berada pada kedalaman 300 kaki di dasar samudera diantara Finlandia dan Swedia. "Lingkaran besar dengan diameter mencapai 60 kaki. Anda bisa keanehan pada hal ini, tapi selama 18 tahun sebagai seorang professional aku belum menjumpai hal seperti ini sebelumnya. Obyek berbentuk lingkaran sempurna.", ungkap Lindberg.

Lindberg juga mengungkapkan bahwa ia juga melihat bekas-bekas aneh pada lingkungan di sekitar obyek aneh tersebut.

Sejauh ini memang terlihat bulat tapi resolusi gambar sonar tidak cukup tinggi untuk meliat detail bentuk obyek tersebut, sehingga belum diketahui pula apakah obyek itu memang piring terbang atau hanya formasi geologi yang terbentuk secara alami. (Adi Saputro/Astronomi.us)

FOTO: Nebula Orion

Nebula Orion juga dikenal sebagai Messier 42. Credit: Goku Abreu
Astrofotografer dari Republik Dominika, Goku Abreu berhasil mengabadikan foto dari Nebula Orion. Nebula Orion juga dikenal sebagai Messier 42 merupakan nebula yang terdapat di Sabuk Orion. Goku mengambil foto ini di Santo Domingo Republik Dominika pada bulan Maret 2011 menggunakan kamera Nikon D3000 DSLR tanpa modifikasi apapun, dengan attach Schmidt-Cassegrain 8 inci yang dipasangkan pada Equatorial Meade LXD75. Untuk foto dari Goku yang lain bisa anda jumpai disini

Sunday, September 18, 2011

VIDEO: Ilmuwan Gunakan Teknologi Mars Untuk Selidiki Air di Gurun Pasir Bumi

Gurun Pasir
Menggunakan teknologi dari misi pemetaan permukaan es yang dulu pernah ada di Planet Mars, peneliti telah mampu memetakan permukaan air jauh di bawah gurun di Bumi. Ini akan membantu kita untuk memahami mengapa lingkungan ini dulu begitu basah lalu berubah menjadi gurun.

21 Cermin Reflektor Berlapis Emas Dipasang di Teleskop James Webb

Pada September 2011, insinyur NASA berhasil melengkapi pemasangan 21 cermin berlapis emas pada bagian teleskop James Webb
NASA tengah menyiapkan teleskop baru sebagai penerus teleskop Hubble. Teleskop tersebut diberi nama James Webb yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2018.

Saat ini insinyur NASA telah memasang 21 cermin seperti cermin emas yang akan digunakan untuk memantulkan cahaya infra merah yang dikumpulkan dari objek alam semesta yang jauh. Setiap cermin yang berbentuk heksagonal tersebut memiliki tinggi sekira 1.5 meter dan terbuat dari beryllium, material tersebut dipilih karena ringan , kaku, dan tahan terhadap perubahan temperatur tanpa mengalami kebengkokan.

18 cermin akan dikombinasikan dengan cermi utama raksasa berukuran 6.5 meter kemudian yang lain akan digunakan dibagian lain teleskop seperti diungkap pejabat NASA.

Di lansir dari space.com, Minggu (18/09/2011), pada Juni 2010, insinyur memulai proses pelapisan cermin masing-masing dengan 0.12 ons emas yang diaplikasikan ke cermin menjadi 120 nanometer tebalnya atau lebih tips 200 kali dari rambut manusia.

"Menyelesaikan semua pelapisan cermin sesuai dengan jadwal adalah salah satu kesuksesan dari proyek cermin teleskop James Webb", ungkap Lee Feinberg, NASA Optical Telescope Element manager untuk proyek teleskop James Webb.

Keseluruhan biaya yang digunakan untuk membuat teleskop James Webb mencapai $8.7 miliar dan sebelumnya proyek teleskop ini hampir tertunda karena kesulitan dana, selengkapnya bisa dibaca disini. (Adi Saputro/Astronomi.us)

VIDEO: Perjalanan Tiga Astronot dari ISS ke Bumi


Trio astronot Ron Garan (Amerika), Andrey Borisenko (Rusia), dan Alexander Samokutyaev (Rusia) berada di International Space Station (ISS) sejak 6 April 2011 dan pada 16 September kemarin ketiganya berhasil mendarat dengan selamat di Bumi tepatnya di Kazakhstan. Sebelumnya perjalanan pulang mereka sempat tertunda lebih dari seminggu akibat kegagalan pesawat kargo mencapai ISS. Berikut adalah video perjelanan mulai dari pelepasan di ISS hingga mereka sampai di Bumi dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz TMA 21.

Saturday, September 17, 2011

VIDEO: Planet Kepler 16-b dengan Dua Matahari

Planet Kepler 16-b. Credit: NASA/dailymail
Para ilmuwan menemukan sebuah planet dingin yang dinamai Kepler-16b, yang besarnya kurang lebih sama dengan Planet  Saturnus dan jaraknya 200 tahun cahaya dari Bumi.

Para peneliti Amerika Serikat, seperti dikutip Daily Mail,  menggunakan hasil observasi pesawat luar angkasa Kepler yang mendeteksi planet yang mengalami kejadian matahari terbenam ganda setiap petangnya.

"Penemuan ini sangat luar biasa," kata Alan Boss dari Carnegie Institution for Science Department of Terrestrial Magnetism. "Satu lagi, apa yang awalnya kita anggap hanya ada dalam fiksi sains, terbukti nyata."

Sepasang bintang, dua matahari yang saling memutari satu sama lain, telah terlihat sebelumnya. Dulu, ilmuwan baru dalam tahap menduga, ada planet yang berada di antara mereka. Hasil pengamatan Kepler lah yang mengkonfirmasi keberadaannya untuk kali pertama.

Boss mengatakan, gravitasi yang dihasilkan tarikan dua bintang jauh berbeda dibandingkan yang diakibatkan hanya satu bintang. Yang membuat temuan ini unik adalah, dua matahari saling menggelapkan satu sama lain.

Menurut Boss dan timnya, Planet Kepler 16-b jauh berbeda dengan Tatooine dalam Fim Star Wars yang digambarkan sebagai planet bergurun dan berbatu. Kepler-16 adalah planet gas yang dingin. Karena dua mataharinya kecil dari pada yang berada dekat Bumi, suhu permukaan Kepler 16-b diduga minus 73 sampai minus 100 derajat Celcius.

Juga tak mirip Tatooine, kecil kemungkinan Kepler-16 memiliki atau bisa mendukung kehidupan. "Kepler 16-b adalah yang pertama, contoh ambigu dari circumbinary planet, planet yang mengorbit di dua bintang sekaligus," kata peneliti, Josh Carter. Berikut ini videonya:

Sumber: vivanews.com

Astronom Temukan Lubang Hitam Raksasa Pada Galaksi Kerdil

Astronom mendeteksi keberadaan lubang hitam raksasa pada galaksi bermassa rendah. Credit: A. Koekemoer, Space Telescope Science Institute.
Teleskop Hubble mengejutkan para astronom dengan membuat penemuan baru. Teleskop Hubble menemukan lubang hitam raksasa pada galaksi yang sangat kecil.

"Ini seperti masalah ayam atau telur: yang mana yang ada lebih dulu, lubang hitam raksasa atau galaksi? Studi ini menunjukkan bahwa setiap galaksi dengan massa rendah bisa memiliki lubang hitam raksasa", ujar Jonathan Trump, peneliti postdoctoral di University of California. Trump adalah pembuat studi ini yang juga mempublikasikannya pada jurnal Astrophysical.

Dikutip dari universetoday.com, Sabtu (17/09/2011), bahwa hal ini sekaligus merupakan teka-teki kosmik. Seperti yang telah diketahui  bahwa galaksi besar merupakan tempat lubang hitam raksasa dan banyak diantaranya yang termasuk kelompok AGN (Active galactic nucleus). Tapi teka-teki sesungguhnya adalah mengapa beberapa galaksi kecil ada yang memiliki lubang hitam raksasa dan ada yang tidak? dengan melihat lebih dekat pada galaksi kerdil yang berjarak sekira 10 miliar tahun cahaya, astronom mencoba kembali ke masa lalu saat alam semesta berada pada seperempat usianya dari usia saat ini.

"Saat melihat 10 miliar tahun yang lalu, kami melihat galaksi berada pada usia remaja. Jadi ini sangat kecil, galaksi muda", ungkap Trump.

Informasi yang lebih lengkap diperoleh dari Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy Survey (CANDELS) yang memberikan data tentang panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk memisahkan spektrum dari setiap sektor dari galaksi dan mengidentifikasi emisi dari lubang hitam tersebut.

"Ini adalah syudi pertama yang mampu menyelidiki hal yang kecil, Tingkat keterangan cahaya yang rendah, awal lubang hitam dimasa lalu", ungkap Sandra Faber, profesor astronomi dan astrifisika pada UC Santa Cruz dan CANDELS principal investigator. "Sampai sekarang observasi jarak galaksi memiliki kesamaan dan memperkuat temuan bahwa lubang hitam yang jauh hanya terdapat pada galaksi besar. Apa yang terjadi pada galaksi kerdil ini?, tambahnya.

Kemungkinan mereka adalah cikal bakal dari galaksi besar yang kita lihat sekarang. "Beberapa mungkin tetap kecil, dan beberapa tumbuh  menjadi besar seperti Bima Sakti", kata Trump. Namun teori ini memiliki beberapa penjelasan. Menurut Faber, "Untuk menjadi galaksi yang besar, galaksi kerdil akan tumbuh pada tingkat yang jauh lebih cepat daripada prediksi standar. Jika mereka tetap kecil, maka galaksi kerdil di dekatnya juka harus memiliki pusat lubang hitam. Disana mungkin ada kumpulan lubang hitam kecil pada galaksi kerdil yag belum kita ketahui sebelumnya".

Galaksi kerdil dengan lubang hitam raksasa ini bukanlah galaksi yang tenang akan tetapi tetap aktif membentuk bintang baru yang juga sekaligus sebagai bahan "makanan" lubang hitam. Baca disini.

Teleskop Hubble tidak hanya meneliti galaksi-galaksi kecil tapi juga mengumpulkan informasi tentang objek lain, dengan dipadukan dengan data yang didapat dari X-ray Chandra Observatory NASA. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Alam Semesta Kita Pernah Menerobos Alam Semesta Lain

Para ilmuwan mengatakan telah menemukan bukti bahwa pola empat lingkaran konsentris yang ditemukan dalam peta radiasi berlatar belakang gelombang mikro kosmik adalah “goresan alam semesta”. Credit: epochtimes.co.id
Para ilmuwan baru-baru ini menyatakan mereka menemukan bukti bahwa alam semesta di mana kita berada pada masa silam pernah mengalami “diterobos” oleh alam semesta paralel lain.

Menurut laporan Daily Mail, Inggris, Universitas London Institut Fisika dan Astronomi Stephen Feeney dan setelah melakukan studi terhadap latar belakang gelombang mikro kosmik (radiasi yang tersisa dari big bang) alam semesta, telah memperoleh kesimpulan mengejutkan. Tim mengatakan mereka telah menemukan bukti pola empat  lingkaran konsentris yang ditemukan dalam latar belakang gelombang mikro kosmik, adalah “goresan alam semesta”. Ini menandakan alam semesta di mana kita berada setidaknya telah empat kali memasuki alam semesta paralel lainnya.

Penemuan ini berdasarkan teori pemuaian abadi alam semesta yang ada sekarang ini, juga dikenal sebagai teori Multi Alam Semesta. Teori ini berpendapat ruang yang luas dari alam semesta terbentuk oleh sangat banyak alam semesta independen, yang masing-masing alam semesta dapat memiliki sub-alam semesta dengan jumlah tidak terbatas. Alam semesta di mana kita hidup hanyalah salah satu jagad raya di alam semesta tak terhitung jumlahnya. Para ilmuwan percaya bahwa tabrakan antara alam semesta yang berbeda dapat meninggalkan jejak tertentu dalam radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta.

Temuan tersebut saat ini masih kontroversial. Penerbitan makalah penelitian ini mendapat respon dan masukan dari sejumlah astronom yang menganggap apa yang dilihatnya dalam peta radiasi dengan latar belakang kosmik gelombang mikro terlalu dini untuk suatu kesimpulan.

Tim Feeney sendiri juga mengakui: “Dalam sebuah peta radiasi berlatar belakang gelombang mikro kosmik dari sedemikian besar database untuk mencari data statistik memang tidak selalu dapat diandalkan Namun jika dikonfirmasi untuk memiliki data yang dapat diandalkan untuk masa depan, membuktikan telah terjadi tabrakan antar alam semesta, maka kita bukan saja akan memiliki informasi alam semesta kita sendiri bahkan juga memperoleh informasi tentang alam semesta lain.”

Struktur lingkaran konsentris yang ditemukan Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan Armenia melalui analisis probe WMAP struktur data. Credit: epochtimes.co.id
Siklus kosmik tak pernah berhenti

Baru sebulan lalu, Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan Armenia dan seorang ahli fisika teoritis di Universitas Oxford, Inggris, Roger Penrose menerbitkan makalah penelitian bahwa bukti yang ditunjukkan satelit eksplorasi dari WMAP milik NASA Amerika Serikat menunjukkan waktu terjadinya radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta jauh lebih awal daripada big bang (ledakan besar).  

Ini menunjukkan waktu pembentukan alam semesta jauh lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penrose dan Gurzadyan mengatakan jejak yang ditinggalkan big bang sebelumnya, disimpan di dalam alam semesta pada latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB). Latar belakang gelombang mikro kosmis dewasa ini masih dalam kondisi 300.000 tahun setelah big bang, sehingga menyimpan informasi alam semesta awal. Bahkan, Penrose dan Gurzadyan kali ini menemukan adanya pola lingkar konsentris didalam latar belakang gelombang mikrokosmis.

Penrose menjelaskan, bahwa pola lingkar konsentris dalam CMB  ini menandakan bahwa alam semesta adalah siklus abadi yang berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa setiap siklus diakhiri dengan sebuah big bang atau ledakan  yang menghasilkan “aeon” baru, yang merupakan siklus baru alam semesta, terus menerus bersirkulasi seperti itu. Aeon itu pada gilirannya lahir dalam big bang yang muncul dari ujung Aeon sebelumnya, dan seterusnya, menciptakan siklus potensial tak terbatas tanpa awal dan akhir.

Penrose menamai teorinya sebagai Conformal Cyclic Cosmology, dia percaya, alam semesta bukan berasal dari big bang tetapi melalui sebuah siklus abadi yang berkesinambungan. Setiap kali kiamat dimulai lagi dari awal, dengan konsistensi tingkat tinggi. Berhubung perkembangannya dan proses terbentuknya benda, alam semesta menjadi kurang bersatu. Jika waktu yang cukup panjang telah berlalu, semua materi pada  akhirnya akan tersedot ke dalam lubang hitam.

Stephen Hawking telah membuktikan bahwa lubang hitam akhirnya hilang dalam hembusan ledakan radiasi. Proses ini akan meningkatkan kesatuan alam semesta yang pada akhirnya kembali ke tingkat awal alam semesta. Big bang yang terjadi pada 13,7 miliar tahun yang lalu, bukanlah awal dari segalanya, ia hanya yang terbaru dalam serangkaian big bang. Dan ketika alam semesta menjadi lelah, mereka akan membangun dunia kembali melalui big bang. (Sumber: epochtimes.co.id)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto