Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, August 23, 2011

Nebula Jam Pasir (MyCn18)

Nebula jam pasir (  MyCn18). Credit: Dailymail  
London – Fenomena ini jelas bukan kejadian yang bisa ditemui tiap hari. Pasir waktu mulai habis bagi bintang pusat nebula planet berbentuk jam pasir ini. Seperti apa?

Bersama sisa bahan bakar nuklir, pemandangan menakjubkan fase penutupan MyCn18 atau yang lebih dikenal sebagai Nebula Jam Pasir ini terjadi di lapisan luar yang dilepaskan. Nebula ini terletak delapan ribu tahun cahaya dari Bumi di selatan rasi bintang Musca.

Pemandangan menakjubkan ini merupakan bagian inti bintang serupa matahari yang sedang dalam proses menjadi bintang putih kerdil yang lebih dingin. Astronom menggunakan teleskop Hubble Space guna mendapat serangkaian gambar nebula planet ini pada pertengahan 1990-an, termasuk gambar mata menakjubkan ini.

Nebula jam pasir (  MyCn18). Credit: Dailymail  
Cincin menyala menakjubkan menjadi garis luar dinding jam pasir. Ketajaman gambar Hubble ini jelas mengungkap detail mengejutkan proses tersebut.

MyCn18 ditemukan Annie Jump Cannon dan Margaret W Mayall selama risetnya untuk Henry Draper Catalogue, ensiklopedia bintang astronomi yang disusun antara 1918-1924.

Berkat kemajuan teknologi seperti ditulis Dailymail, ilmuwan Raghvendra Sahai dan John Trauger dari Jet Propulsion Laboratory berhasil menangkap gambar menakjubkan ini pada Januari 1996.

Sumber: inilah.com

Monday, August 22, 2011

Antimateri Terlihat di Sabuk Van Allen

Antimateri. Credit: Kristian Birkeland
Antiproton yang merupakan barisan tipis antimateri terlihat untuk pertama kalinya di Sabuk Van Allen. Diperkirakan, magnet bumi telah menjebak antimateri tersebut, hingga dapat terlihat.

Payload for Antimatter Matter Exploration and Light-nuclei Astrophysics (PAMELA) yang diluncurkan pada tahun 2006 inilah yang menemukan antiproton tersebut. Partikel sinar kosmos yang merupakan molekul pembentuk atmosfer bumi, terperangkap di sabuk Van Allen merupakan daerah magnet Bumi.

Saat PAMELA melewati anomali Atlantik Selatan, ribuan antiproton terlihat. Jumlah antiproton ini jauh di atas perkiraan para peneliti sebelumnya. Para peneliti mengatakan, ini bukti bahwa Van Allen menahan antiproton hingga antiproton tersebut bertemu dengan benda di atmosfer, atau saat cahaya menyinari mereka.

Antimateri. Credit: Kristian Birkeland

Alessandro Bruno dari University of Bari berkata, "Barisan ini adalah sumber antiproton yang paling dekat dengan bumi. Antiproton dapat hilang dalam interaksi dengan konstituen atmosfer, khususnya saat di ketinggian rendah."

Selain menemukan teori dari terperangkapnya antimateri ini, kemungkinan lain dari fungsi antimateri pun terungkap. Para ilmuwan mengatakan, mungkin untuk masa depan, antimateri dapat menjadi bahan bakar pesawat luar angkasa. (Sumber: BBC)

sumber: nationalgeographic.co.id

Kalkulator Astronomi Tertua di Dunia

Kalkulator astronomi.
Credit: nationalgeographic.co.id
Kalkulator astronomi tertua di dunia memiliki sistem gerigi yang rumit. Penelitian baru mengungkapkan kalau alat dengan mekanisme Antikythera tersebut menggunakan geometri murni dan digunakan untuk melacak benda-benda langit.

Kalkulator berumur 2.000 tahun itu bisa melacak hari, posisi Matahari dan Bulan, serta mungkin beberapa planet lain. Mekanisme Antikythera dapat dipakai untuk memprediksi gerhana dan mengetahui jadwal Olimpiade.

Kalkulasi dilakukan dengan 37 gerigi yang saling terhubung. Di bagian depan ada penampang mirip dengan jam dinding yang menampilkan tanggal dalam 2 lingkaran--satu lingkaran menampilkan zodiak Yunani, satu lagi menampilkan bulan-bulan dalam setahun. Tiga lengan menjelaskan tanggal, posisi matahari, dan posisi bulan.

Kalkulator astronomi. Credit: nationalgeographic.co.id

"Ini mesin yang cukup lengkap," kata James Evans, ahli sejarah sains dari University of Puget Sound pada saat presentasi di University of Washington akhir bulan lalu. "Tak ada yang menyangka ada mesin serumit ini di abad ke-2," tambahnya.

Kalkulator astronomi ditemukan pada sebuah kapal karam di daerah Yunani pada tahun 1901. Ketepatannya menyamai ketepatan jam yang dibuat pada abad ke-19.

Source: http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/901/kalkulator-astronomi-tertua-di-dunia

Perkembangan Ilmu Astronomi di Afrika Selatan

South African Astronomical Observatory.
Credit: saao.ac.za
Perkembangan astronomi di Afrika Selatan sendiri dimulai di Cape saat kunjungan seorang astronom yang sedang dalam perjalanan menuju Thailand di tahun 1685. Pada saat itu perjalanan dengan kapal membutuhkan navigasi langit yang lebih baik agar bisa menuntun sang astronom tiba di tempat tujuannya.

Untuk itu pada tahun 1820 dibangunlah Royal Observatory at the Cape of Good Hope yang sekarang dikenal sebagai South African Astronomical Observatory dengan tujuan untuk memetakan langit selatan seakurat mungkin.

Pada masa-masa itu, para astronom di Cape dikenal dalam hal pengukuran jarak bintang, penentuan bentuk bumi belahan selatan, pembuatan peta fotografi langit pertama, membuat instrumen yang akurat pada saat itu untuk penentuan posisi bintang, membuat katalog posisi dan jarak bintang yang cukup akurat untuk bintang-bintang dekat serta menjadi pionir dalam pengamatan spektroskopik bintang di langit selatan.

South African Astronomical Observatory pada siang hari. Credit: findtripinfo.com

South African Astronomical Observatory pada malam hari. Credit: findtripinfo.com

Di tahun 1869, Thomas Maclear mendapatkan penghargaan Royal Medal untuk pengukuran busur meridian di Cape of Good Hope dan di tahun 1903, David Gill juga mendapat penghargaan yang sama atas penelitiannya mengenai Matahari dan paralaks Bintang. Di era 70-an, Republic Observatory di Johannesburg dan Radcliffe Observatory di Pretoria bergabung dengan Royal Observatory membentuk South African Astronomical Observatory yang saat ini berlokasi di Sutherland.

Di masa kini, astronom memang sudah tidak lagi menghabiskan waktunya untuk memetakan langit namun pekerjaan itu bergeser pada bagaimana memahami alam semesta. Mengungkap pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana sebuah planet terbentuk, apakah lubang hitam itu ada? Bagaimana sifatnya dan pengaruhnya di alam semesta? Apa itu materi gelap? Bagaimana sifat materi ketika berada dekat dengan bintang katai putih, bintang netron dan lubang hitam? Apa hubungan supernova dan ledakan sinar gamma? Pada skala yang lebih luas lagi, pertanyaan yang muncul sering kali terkait bagaimana alam semesta terbentuk dan berevolusi?

Nah untuk menjawab semua pertanyaan itulah para astronom masa kini mencari jawabannya di antara luasnya semesta. Dan perjalanan astronomi di Afrika Selatan terus berkembang dan tak kan bisa lepas dari kerjasama internasional untuk bisa mewujudkannya.

SAAO di Cape Town memiliki teleskop reflektor dan refraktor tua 0.4 dan 0.6 meter. Sementara itu di Sutherland, teleskop-teleskop yang berdiam di sana merupakan teleskop reflektor dengan diameter cermin 1.9m, 1.4m, 1.0m, 0.75m, 0.5m dan sekarang 11 meter. Semua teleskop ini ketika dilengkapi instrumen modern justru menjadi instrumen yang sangat baik dalam mempelajari langit. Dan dalam masa kerjanya, teleskop-teleskop tersebut digunakan oleh para astronom yang berkunjung dari seluruh dunia untuk melakukan penelitian. Menarik bukan?

Pada tanggal 1 September 2005, Afrika memberi kejutan pada dunia dengan cahaya pertama aka first light dari SALT (the Southern Africa Large Telescope) yang berdiameter 11 meter dan didesain khusus untuk kebutuhan spektroskopik. Pada saat cahaya pertama, SALT berhasil mengambil citra globular cluster 47 Tucanae, open cluster NGC 6152, galaksi spiral NGC 6744, dan nebula Lagoon dengan resolusi hanya 1 detik busur. SALT kemudian diresmikan pada tanggal 10 November 2005 dan mulai saat itu ia pun bertugas untuk mengungkap rahasia alam semesta sebagai teleskop otik terbesar di bumi belahan selatan.

Dan di masa depan, bersama negara-negara seperti Argentina, Australia, Canada, China, Eropa ( Inggris, Belanda, Italia), India dan New Zealand, Afrika Selatan juga ambil bagian dalam proyek pembangunan Square Kilometer Array (SKA) yang merupakan pembangunan teleskop radio terbesar di abad 21. Bersama negara-negara tersebut, Afrika Selatan berada dalam daftar untuk menjadi rumah bagi SKA. Namun saat ini sebagai bagian dari proyek teleskop radio di negara tersebut dan mengikuti kesuksesan Hartebeesthoek Radio Astronomy Observatory di dekat Johannesburg, proyek Karoo Array Telescope (MeerKAT) pun telah dibangun di dekat Carnarvon dan Williston, Cape Utara tak jauh dari lokasi yang diajukan sebagai rumah SKA.

Source: http://wihans.wordpress.com/2010/07/04/msc-afsel-pabh/

FOTO: Pemasangan GRAIL di Launch pad Cap Canaveral Florida


Ahli NASA menaikkan dua GRAIL (Gravity Recovery and Interior Laboratory) pesawat ruang angkasa untuk ditempatkan di atas tempat  peluncurannya di kompleks Peluncuran pesawat ruang angkasa 17B di Cape Canaveral Air Force di Florida.

Credit: NASA/Kim Shiflett

Keduanya akan diterbangkan bersamaan mengelilingi bulan selama beberapa waktu untuk mengukur medan gravitasi bulan. GRAIL akan menentukan struktur interior bulan dari kerak sampai inti, dan juga untuk lebih menambah pemahaman kita tentang evolusi panas di bulan. Peluncuran dijadwalkan akan dilaksanakan pada 8 September 2011.

China-Rusia Kembangkan Teknologi Luar Angkasa

Rencana stasiun luar angkasa China. Credit: novusblog.com
China - China serius bekerja sama dengan Rusia untuk mengembangkan teknologi luar angkasa.

Dikabarkan MSN, China merencanakan kerja sama dengan Rusia untuk mengembangkan teknologi luar angkasa. Teknologi yang akan mereka kembangkan berhubungan dengan penerbangan dan penjelajahan luar angkasa.

Yin Liming, presiden China Great Wall Industry Corporation (CGWIC), mengatakan, beberapa tahun belakangan negaranya sudah bekerja sama dengan lembaga luar angkasa nasional Rusia, Roscosmos. Selanjutnya, kedua lembaga itu ingin lebih serius bekerja sama berdasarkan perjanjian China-Russia Space Cooperation Outline 2010–2012.

China akan mengembangkan sistem satelit navigasi, serta bergabung dalam riset dan penjelajahan bulan dan angkasa Rusia.

"China dan Rusia punya kesempatan untuk kerja sama lebih jauh. Kita bersama-sama melakukan proyek luar angkasa untuk tujuan ilmu pengetahuan dan perdamaian," ujar Yin seperti dikutip dari MSN.

Diberitakan China Daily,negara itu tengah berencana meluncurkan stasiun luar angkasa sendiri tahun 2020.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1767601/china-rusia-kembangkan-teknologi-luar-angkasa

Rencana Imuwan China Selamatkan Bumi dari Hantaman Asteroid Apophis

Ilustrasi tabrakan asteroid
Ilmuwan China merancang rencana menyelamatkan bumi dari hantaman asteroid tahun 2036.

Sekelompok ahli astronomi China yang dipimpin Shengping Gong dari Universitas Tsinghua, Beijing, menyiapkan rencana untuk menghindari hantaman asteroid Apophis pada bumi. Tabrakan ini diperkirakan akan terjadi pada 2036.

Ilmuwan lain mengatakan, kemungkinan kecil peristiwa tabrakan ini tidak akan terjadi karena asteroid tersebut akan tergerus menjadi serpihan. Walau begitu, diberitakan The Hindu, Gong tetap berrencana membuat dan memasang sebuah pesawat luar angkasa untuk mengubah haluan gerak asteroid itu.

Pesawat ini akan berkecepatan 90 km/detik, yang jika berhasil diciptakan, akan mampu mencegah Apophis kembali ke bumi.

Walau idenya bagus, tapi kemungkinan besar akan sulit terrealisasi karena bisa jadi pesawat ini malah akan rusak akibat terkena badai matahari.

Ilmuwan memperkirakan asteroid Apophis berdiameter 270 meter ini, akan berada pada posisi 37.000—38.000 km dari bumi pada 2029. Asteroid berbobot 46 juta ton itu diperkirakan dapat menghancurkan satu negara di Eropa. Peristiwa tabrakannya diprediksi terjadi pada 13 April 2036.

sumber

Mengurangi Emisi Bisa Menyelamatkan Bumi Dari Alien

Reduksi emisi gas rumah kaca bisa memberi dampak di luar dugaan. Selain menyelamatkan manusia dan makhluk hidup lain dari dampak jangka panjang berupa bencana dan kepunahan, pengurangan emisi juga bisa menghindarkan populasi Bumi dari serangan alien.

Bagaimana bisa? Ilmuwan NASA dan Pennsylvania State University menuturkan, emisi gas rumah kaca menyebabkan perubahan atmosfer Bumi yang bisa dideteksi dari luar angkasa. Alien bisa mengobservasi dan berpikir, ada peradaban yang telah tumbuh di luar batas di Bumi. Hasil observasi akan kondisi atmosfer Bumi itu bisa menuntun alien untuk datang ke Bumi.

Jika kedatangan itu bisa dipastikan tak merugikan, pasti tak masalah. Tapi bagaimana bila makhluk cerdas itu bermaksud menyerang, jijik pada manusia karena telah menghancurkan Bumi?

Sejauh ini, ilmuwan dari dua lembaga tersebut baru menyusun beberapa kemungkinan jika alien datang ke Bumi. Skenario paling bagus, si alien tak melancarkan serangan. Manusia justru bisa belajar dari alien tentang cara mengatasi kelaparan dan melawan penyakit. "Dalam skenario ini, manusia tidak hanya memperoleh kemenangan moral karena mengalahkan alien, tapi punya kesempatan untuk mendayagunakan kecerdasan yang dimiliki makhluk ekstra terestrial itu," tulis ilmuwan dalam papernya, seperti dikutip Daily Mail, Jumat (19/8/2011).

Skenario kedua adalah skenario netral. Dalam hal ini, manusia tak bisa merasakan perbedaan karena adanya alien sebab hambatan komunikasi. Ada kemungkinan alien menjadi terlalu birokratis dan akhirnya malah menggangu manusia.

Sementara, skenario terburuk, alien menyerang manusia. Manusia diperbudak oleh alien sementara mereka meningkatkan kapasitas untuk ekspansi. Dampak akhirnya, kehancuran secara global dan bisa menghapus seluruh populasi manusia.

Hingga kini, belum ada kepastian, skenario mana yang akan terjadi. Tak heran, sebab kepastian tentang adanya makhluk cerdas di luar angkasa juga belum ada hingga detik ini. Namun, ilmuwan mengungkapkan, sebaiknya manusia melakukan langkah preventif.

Dalam laporannya, ilmuwan menulis, "Manusia kini memasuki periode dimana ekspansi peradaban bisa terdeteksi alien, sebab ekspansi kita mengubah kompisisi atmosfer lewat emisi gas rumah kaca. Skenario ini memacu kita membatasi pertumbuhan dan mengurangi dampak ekosistem global."

Lebih lanjut, ilmuwan memberikan saran, "Akan menjadi penting bagi kita untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebab perubahan atmosfer bisa terdeteksi dari planet lain."

Intinya, sebisa mungkin selamatkan Bumi dari serangan alien dengan mengurangi emisi. Terlihat seperti fiksi ilmiah? Mungkin saja. Tapi, reduksi emisi gas rumah kaca memang harus dikurangi. Tim ilmuwan yang mengembangkan skenario invasi alien ini dipimpin oleh Shawn Domagal-Goldman dari NASA. Laporannya juga dipublikasikan di NASA.

sumber


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto