Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sunday, August 21, 2011

Instrumen JWST Pertama Lulus Tes


Salah satu dari banyak instrumen yang akan diluncurkan yaitu James Webb Space Telescope (JWST) baru saja lulus pengujian kritis di fasilitas ESA di Inggris. "Miri", Mid-InfraRed Instrument, sedang dikembangkan oleh ESA sebagai bagian penting dari misi JWST. Peneliti akan menggunakan Miri untuk mempelajari eksoplanet, galaksi jauh, komet dan selimut debu bintang. Agar semua dapat berjalan dengan benar dan memberikan data yang akurat, Miri harus konsisten beroperasi pada suhu sekitar 7 Kelvin. (-266 ° C). Bagaimana insinyur menguji komponen untuk memastikan mereka bekerja dengan baik dalam kondisi ekstrim?

Miri, (Mid Instrumen InfraRed) di uji di RAL Space

Disebuah tempat penelitian di Inggris dan fasilitas pengujian di Oxfordshire, para ahli memastikan segala sesuatunya telah terpasang dan bekerja dengan benar. Dalam ruang pengujian khusus, "target" digunakan untuk membantu mensimulasikan pengamatan ilmiah. Seperti dikutip dari universetoday (21/08/2011) Setelah serangkaian tes dilakukan para ahli mengambil kesimpulan bahwa semua hal telah sesuai dengan rencana dan Miri dapat bekerja dengan sangat baik.

Dalam sebuah konfrenesi pers, Gillian Wright, pemimpin dari proyek Miri mengatakan "Ini adalah inspirasi untuk melihat Miri bekerja sangat baik pada suhu operasi setelah bertahun-tahun dalam pembangunan. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa."

Ahli Melakukan penyesuaian Miri selama pengujian lingkungan dalam ruang vakum termal RAL Space pada 16 Agustus. 2011.

Sebuah screenshot dari cermin JWST di fasilitas pengujian laser pada Ball Aerospace di Boulder, Colorado. Kredit: John O'Connor, NASA Tech.

Foto Panorama Galaksi Bima Sakti dan Venus dari Pegunungan Andes


Guillermo Abramson Bariloche, fotografer asal Argentina mengambil foto daerah pusat dari galaksi Bima Sakti dan Venus di atas Pegunungan Andes pada tanggal 24 Oktober 2008. Guillermo menggunakan kamera Canon EOS Digital Rebel XTi yang dipasang pada teleskop Meade LX10 dan mengambil foto ini dengan pengaturan berikut: 18 mm, f/3.5, 120 detik, ISO 400.


Anda bisa mendapatkan koleksi foto Guillermo lainnya di sini

Helix Nebula, Nebula yang Menyerupai "Mata"

Para ilmuwan menyebut gambar bintang yang berhasil ditangkap oleh sebuah teleskop raksasa di pegunungan Chili ini Mata Tuhan. Mata Tuhan atau dikenal juga dengan sebutan Helix Nebula memandang bumi jauh dari ruang angkasa atau mencapai sekitar 700 tahun cahaya.

Helix Nebula menyerupai bola mata berwarna biru dan dihiasi warna putih serta kelopak berwarna merah muda. Kumpulan warna tersebut terbentuk oleh lapisan gas dan debu yang diterbangkan serta dipancarkan oleh bintang yang akan berakhir masa hidupnya dalam kurun ribuan tahun mendatang. Matahari juga diperkirakan akan bernasib serupa dengan bintang ini kendati tidak dalam waktu 5 miliar tahun.

Mata Tuhan yang juga dikenal dengan sebutan Helix Nebula berukuran sangat besar sehingga membutuhkan pantulan cahaya selama 2 setengah tahun untuk mengitarinya. (klik gambar untuk memperbesar)
Helix Nebula terletak pada konstelasi Aquarius dan dapat diamati oleh astronom amatir dengan menggunakan teleskop biasa walaupun tampak redup gambarnya. Menempati sebuah wilayah di langit dengan ukurannya yang mencapai separuh dari bulan purnama, Helix Nebula berukuran sangat besar sehingga dibutuhkan pantulan cahaya dua setengah tahun untuk mengitarinya.

Wow, Kabut Nebula Berbentuk Kelelawar Angkasa

NGC 1788, nebula berbentuk kelelawar di gugus bintang Orion.
Sebuah foto kabut nebula yang tersembunyi di dekat gugus bintang Orion memperlihatkan bentuk seperti seekor kelelawar sedang membentangkan sayapnya akibat pancaran gas yang muncul dari pusatnya.

Adalah bintang-bintang di Orion yang memancarkan cahaya dan angin kuat sehingga menghasilkan bentuk unik yang kemudian dinamai NGC 1788 itu. Lingkungan yang amat dinamis tersebut membantu terbentuknya ”rahim perbintangan”, tempat bintang-bintang dilahirkan.

NGC 1788 adalah sebuah nebula pantul di mana gas dan debu memantulkan cahaya dari gugusan bintang-bintang muda. Hasilnya berupa bentuk gas bercahaya, seperti kelelawar mengembangkan sayapnya.

Foto yang diambil menggunakan teleskop MPG/ESO 2,2 meter milik Observatorium La Silla European Southern Observatory di Cile tersebut diumumkan Selasa (3/3/2010).

Bintang-bintang raksasa di Orion diyakini menjadi penyebab pancaran gas hidrogen di nebula yang tampak sebagai garis merah nyaris vertikal di sebelah kiri foto.

Sedikit saja bintang yang menjadi bagian nebula itu terlihat dalam foto karena sebagian besar tertutup debu raksasa di sekitarnya. Bintang paling jelas, HD 293815, terlihat di bagian atas kabut, sedikit dekat pusat nebula.

Hampir semua bintang di wilayah itu masih sangat muda, dengan usia rata-rata hanya jutaan tahun. Usia yang amat muda dibandingkan umur Matahari yang sekitar 4,5 miliar tahun.

sumber 

Besok, Malam Terbaik Berburu Neptunus

Posisi Neptunus (garis merah empat buah) pada Senin (22/8/2011) menjelang tenggalm di barat, pukul 04.00 WIB seperti simulasi Stellarium.
Tak sepanjang tahun Planet Neptunus bisa diamati dengan mudah. Nah, Senin (22/8/2011) malam, akan menjadi malam terbaik untuk berburu Neptunus. Pasalnya, besok, Bumi akan melewati wilayah antara Neptunus dan Matahari, membuat planet terjauh dalam tata surya itu dikatakan memasuki titik oposisi. Neptunus akan terbit dari timur, semakin naik dan akhirnya tenggelam di arah barat.

Kala berada dalam titik oposisi, Neptunus akan berada di seberang Matahari dari sudut pandang orang di Bumi. Ini juga berarti bahwa Neptunus sedang berada dalam titik terdekatnya dengan Bumi tahun ini, membuatnya bersinar tampak bersinar lebih terang dari biasanya.

Karena bersinar lebih terang, pengamat di Bumi lebih mudah melihatnya. Tapi, untuk melihatnya lebih jelas lagi harus menggunakan alat bantu, berupa binokuler atau teleskop kecil. Jika memiliki teleskop besar atau memungkinkan pergi ke planetarium atau observatorium, itu ide yang lebih bagus.

Meski lebih terang, untuk melihatnya masih merupakan tantangan. Jarak terdekat yang dicapai Neptunus adalah 4,3 miliar km dari Bumi sehingga planet ini sebenarnya masih tampak redup. Perlu kesabaran dan strategi untuk menemukannya.

Situs Space.com memberikan peta langit untuk panduan pengamatan. Anda bisa mencari letak konstelasi Capricornus yang relatif mudah dikenali. Selanjutnya, carilah letak bintang Deneb Algiedi dan Iota Aquarii. Neptunus terletak di atas Iota Aquarii.

Dengan binokuler atau teleskop kecil, Neptunus hanya akan tampak sebagai titik bulat berwarna hijau kebiruan. Sementara, dengan teleskop yang lebih besar disertai perbesaran 200 kali, Neptunus akan tampak sebagai piringan kecil.

Neptunus adalah planet terjauh dalam tata surya, setelah Pluto dihapus dari daftar planet. Jarak Neptunus adalah 30 kali jarak Bumi-Matahari, atau 4,5 miliar km bila tak sedang oposisi. Planet ini mengelilingi Matahari dalam waktu sangat lama, 164,79 tahun.

Pada 1 Juli 2011 lalu, Neptunus baru saja menyelesaikan revolusi pertama sejak ditemukan 23 September 1846. Sejauh ini, hanya 1 wahana antariksa yang berhasil mencapai planet ini, yakni Voyager 2. Hingga kini, masih banyak misteri planet berukuran 4 kali Bumi ini yang belum terkuak.

sumber 

Di Mars, Lebih Baik Jadi Vegetarian

Kolonisasi Mars telah direncanakan sejak saat ini. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menargetkan, pada tahun 2030, manusia bisa mendarat di Mars. NASA sebagai pelaksanan misi juga telah menjalin kerja sama dengan SpaceX, perusahaan milik space enterpreneur Elon Musk, untuk mengembangkan kendaraan menuju planet merah itu.

Salah satu hal yang dipertimbangkan berkaitan dengan misi ke Mars adalah soal makanan. Jika makanan harus dikirim dari Bumi, pastinya biayanya sangat mahal karena ongkos transportasi. Sementara, sejauh ini belum ada hasil riset yang mengatakan bahwa tanaman atau hewan ternak bisa dibudidayakan in situ di Mars.

Di antara ketidakpastian, presiden People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), Ingrid E. Newkirk, mengatakan, menjadi vegetarian adalah pilihan terbaik untuk hidup di Mars. Ia mengatakan, menjadi vegetarian bisa memberi kesempatan menikmati hidup lebih lama di Mars dan terhindar dari penyakit.

"Jika visi kolonisasi Mars Elon Musk menjadi kenyataan, hal terakhir yang orang butuhkan adalah penyakit dan kehancuran akibat memakan hewan. Apakah Anda hidup di rumah baru di Mars maupun bertahan di Bumi, menjadi vegetarian adalah cara terbaik untuk menikmati hidup selama mungkin," kata Newkirk seperti dikutip Space.com, Jumat (19/8/2011).

Menyatakan keseriusannya, Newkirk atas nama organisasinya mengirimkan surat ke Elon Musk pada Senin (8/8/2011) lalu. Surat itu menyatakan, "Kita bisa mendapatkan makanan yang benar di biosfer baru kita dengan memastikan bahwa pesawat SpaceX hanya membawa stok makanan vegetarian dan koloni berkomitmen punya diet non hewan setelah tiba."

Musk pun menanggapi pernyataan Newkirk, namun ia hanya mengatakan bahwa vegetarian mungkin adalah taktik jitu di awal kolonisasi. Ia mengungkapkan, "Saya adalah pendukung pilihan bebas untuk masa depan di Mars. Ini artinya, kemungkinan besar koloni awal Mars memang memiliki diet vegetarian karena keterbatasan lahan dan energi untuk beternak."

Hingga misi astronot di International Space Station (ISS) berjalan puluhan tahun, NASA belum memiliki larangan memakan makanan hewan. Justru, beberapa menu makanan yang diberikan pada astronot ISS berbahan hewan, seperti daging sapi, udang dan ayam.Belum ada pula penelitian bahwa menjadi vegetarian akan meningkatkan survival di luar Bumi.

Tapi, pernyataan Musk ada benarnya. Saat kondisi belum memungkinkan untuk beternak, menjadi vegetarian adalah strategi jitu. Tanaman lebih mudah dibudidayakan daripada hewan. Ketika kondisi sudah memungkinkan dan teknik budidaya ditemukan, seperti di Bumi, vegetarian hanya sebuah pilihan saja.

sumber 

NASA Rencanakan Paket Wisata Murah ke Mars

Wisata ke luar angkasa bukan hal baru. Dengan menumpang kapsul Soyuz milik Rusia, beberapa miliarder sudah mencicipi berkunjung beberapa hari ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) meski harus merogoh kocek miliaran rupiah.

Pada masa depan, wisata semacam itu mungkin bisa lebih lama dan jauh, termasuk ke Planet Mars. Bahkan, harganya bisa jadi lebih ekonomis. Kemungkinan untuk mengadakan perjalanan murah ke Mars sedang digodok oleh NASA dan Space Exploration Technologies.

"Perjalanan dengan kapsul Dragon di roket Falcon Heavy dapat pergi ke Mars dengan biaya ratusan juta dollar AS, tidak miliaran," kata Pete Worden, Direktur Ames Research Center milik NASA dalam konferensi penerbangan luar angkasa komersial NewSpace 2011, akhir pekan lalu.

Space Exploration Technologies, atau disingkat SpaceX, saat ini sedang mempersiapkan uji penerbangan kapsul Dragon yang akan dilakukan pada 30 November. Kapsul tersebut akan terbang menuju stasiun luar angkasa. SpaceX berencana menambah kemampuan Dragon untuk menerbangkan orang ke luar angkasa, dan suatu hari nanti ke Mars.

Misi yang secara informal disebut Red Dragon ini akan mengikuti Mars Science Laboratory yang akan diluncurkan NASA, November nanti. Rencananya, NASA akan mendaratkan pesawat di Mars, Agustus tahun depan, dengan tujuan mengetahui kemungkinan planet untuk mendukung kehidupan mikroba, atau malah mencari tahu apakah planet pernah mendukung kehidupan tersebut.

Red Dragon direncanakan mengebor Mars untuk masuk ke dalam es yang terkubur dan mencari bukti-bukti kehidupan. "Salah satu hal penting adalah mencari kemungkinan kehidupan pada masa lalu," kata Worden. Misi Red Dragon juga berusaha mengetahui kemungkinan penerbangan membawa sejumlah beban ke Mars, hal yang terjadi saat membawa manusia ke Mars.

Elon Musk, pengusaha di balik SpaceX, mengatakan, hal yang superpenting dalam sejarah adalah, "Apakah kita akan menjadi spesies multiplanet atau tidak? Jika tidak, masa depan kita tidak terlalu cerah. Kita hanya berkerumun di Bumi sampai waktunya malapetaka tiba."

sumber

Mikroba Bumi Lebih Ganas di Luar Angkasa

Pertumbuhan mikroflora pada para astronot di luar angkasa lebih cepat. Hal itu dikhawatirkan mengganggu metabolisme jika para astronot berlama-lama di dalam misinya.

Seorang profesor dari Pusat Penyakit Infeksi dan Vaksinologi di The Institute Biodesign, Arizona State University, Amerika Serikat, Cheryl Nickerson, Selasa (26/7/2011), mengatakan, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) perlu mengambil mikroba menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan misi ke luar angkasa.

Perlu pula menentukan obat yang digunakan untuk mencegah resistensi mikroba tersebut. Setidaknya, satu jenis mikroba yang bersifat patogen, yaitu Salmonella sp, diketahui akan lebih ganas di luar angkasa.

Perubahan gaya berat juga mengubah aktivitas jenis mikroba lain. Itu, di antaranya, bakteri Pseudomonas aeruginosa yang bisa mengganggu pernapasan, menunjukkan kemiripan perubahan genetik molekuler Salmonella.

"Penelitian ini setidaknya untuk mendapatkan vaksin yang lebih baik," kata Nickerson.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto