Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, August 19, 2011

Sebuah Meteorit Akan Jatuh ke Bumi

Kamera di Southern Ontario Meteor Network mendeteksi adanya bola api atau meteor pada Senin (8/8/2011) pukul 01.22 EDT atau sekitar pukul 12.00 WIB pada tanggal yang sama.

"Meteor ini tertangkap di sekitar wilayah Danau Erie dan mengarah ke selatan-tenggara Ohio, AS," kata Kepala Meteoroid Environment Office NASA, Marshall Space Center, Huntsville. Meteor ini berpotensi lolos melewati atmosfer dan menumbuk permukaan Bumi. Jadi, bersiaplah untuk menyambutnya.

Seperti diketahui, meteor yang sampai ke permukaan Bumi disebut meteorit. Saat teramati, meteor tengah bergerak lambat di ketinggian 38 km di atas permukaan Bumi. Ketinggian ini tergolong rendah sebab umumnya bergerak di ketinggian 65-80 km di atas permukaan Bumi. Menurut Cooke, semakin dalam penetrasi meteor dan semakin lambat kecepatannya, maka makin berpotensi meteor sampai ke Bumi menjadi meteorit.

Meteor ini diketahui bergerak dengan kecepatan 40.555 km per jam. Massa meteor hanya 10 kg. Jadi, jika memang nanti menjadi meteorit, ukurannya kecil dan tak akan menimbulkan dampak serius. "Besarnya hanya sebesar kuku ibu jari, mungkin lebih besar sedikit," cetus Cooke. Massa meteoritnya nanti mungkin hanya 100 gram, dan diperkirakan hanya berdiamater 2,5-5 cm.

Cooke mengatakan, jika ada yang menemukan meteorit itu, diharapkan melapor ke NASA. Namun, Cooke mengingatkan bahwa meteorit yang jatuh menjadi hak milik si empunya lahan tempat meteorit itu jatuh, jadi yang mengambil mesti meminta izin. Jangan terlalu berharap akan jatuh di Indonesia sebab, menurut Cooke, meteorit nantinya akan tetap jatuh di wilayah Amerika Serikat, tepatnya di timur Cleveland.

Dua Bintang Ini Saling Mengelilingi Satu Sama Lain dan Akhirnya Menyatu

Para astronom yang tergabung dalam program survei Ariz di Observatorium MMT di Gunung Hopkins di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, berhasil menemukan sistem bintang katai putih kembar yang jarak antarbintangnya hanya 225.000 kilometer. Jarak ini lebih dekat dibanding jarak rata-rata Bumi dan Bulan sejauh 380.000 kilometer.

Kedua bintang saling mengitari dengan kecepatan 435 kilometer per detik dan menyelesaikan satu putaran dalam waktu 39 menit. Bintang katai putih yang pertama berukuran 17 persen dari massa Matahari. Adapun bintang kedua berukuran 43 persen massa Matahari.

Ilustrasi dua bintang katai putih yang hampir mati saling mengelilingi satu sama lain dengan periode 39 hari.

Jarak yang sangat dekat membuat tarikan gravitasi antarkeduanya akan semakin besar. Akibatnya, kedua bintang itu diperkirakan akan saling bertabrakan dan menjadi satu pada 37 juta tahun lagi.

"Bintang-bintang ini telah menikmati kehidupan pertamanya. Setelah bertabrakan dan bergabung menjadi satu bintang baru, ia akan menjalani kehidupan keduanya," kata Mukremin Kilic, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian kepada Sciencedaily, Rabu (6/4/2011)

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/04/11/21495624/Dua.Bintang.Berdansa.Menuju.Kematian

Menakjubkan, Inilah Cahaya Gas Bintik Matahari

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1410392.jpg

Inilah gambar menakjubkan dari bintik Matahari yang memancarkan gas bercahaya. Percaya atau tidak, fenomena itu terjadi saat Matahari berada dalam kondisi tenang. Seperti apa?
Inilah gambar menakjubkan dari bintik Matahari yang memancarkan gas bercahaya. Percaya atau tidak, fenomena itu terjadi saat Matahari berada dalam kondisi tenang.

Gambar menakjubkan itu menampilkan sekelompok bintik Matahari yang bergerak di seluruh permukaan Matahari. Terlihat area yang bersinar di dekat horizon AR 9169, sebuah kelompok bintik Matahari yang terbentuk di siklus Matahari terakhir.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1410392.jpg

Yang menarik, daerah yang relatif dingin dan gelap masih memiliki suhu mencapai ribuan derajat Celcius.
Gas yang bersinar terang itu berada di sekitar bintik Matahari yang memiliki suhu lebih dari satu juta derajat Celcius.

Alasan soal suhu yang tinggi ini belum diketahui, tapi diduga berkaitan dengan medan magnet plasma saluran curya. AR 9169 melintasi Matahari, sebelumnya, pada September 2000 dan bertahan selama beberapa minggu.

Gambar itu diambil pertama kali oleh satelit Transition Region and Coronal Explorer (TRACE). Wajar, TRACE memantau meningkatnya gangguan di ruang angkasa karena Matahari mulai memasuki masa paling aktif dalam siklus 12 tahun. Siklus maksimum Matahari terakhir terjadi pada 2001, sering dikenal dengan fenomena badai Matahari.

Badai Matahari sebenarnya bukanlah hal baru. Gelombang elektromagnetik Matahari pertama kali diketahui astronom Inggris Richard Carrington pada 1859.

"Ini bisa membahayakan jaringan komunikasi telepon jarak jauh di beberapa negara," ujar pihak NASA. Bahkan pada 1989, badai Matahari menciptakan pemadaman listrik di seluruh Provinsi Quebec, Kanada.

Sumber :
teknologi.inilah.com

PBB Tetapkan 12 April Sebagai Hari Penerbangan Antariksa Internasional

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 12 April menjadi Hari Penerbangan Antariksa Internasional. Penetapan hari tersebut dilakukan dalam sesi pertemuan khusus PBB, Kamis 7 April 2011.

Inisiatif penetapan hari internasional itu berasal dari Rusia. Penetapan ini sekaligus merupakan penghargaan bagi kosmonot Rusia, Yuri Gagarin, yang berhasil menjadi manusia pertama yang terbang ke antariksa.

"Lima puluh tahun telah lewat sejak momen kemenangan itu. Namun, keberanian Gagarin dan perjalanannya ke luar angkasa terus menjadi inspirasi eksplorasi luar angkasa bagi masyarakat dan negara di dunia," kata Kiyo Akasaka, Komunikasi dan Informasi Publik PBB.

Selain penetapan hari internasional itu, PBB juga menggelar pameran untuk memperingati kesuksesan Gagarin dalam menjalankan misi antariksa 50 tahun yang lalu. Gagarin meluncur ke angkasa pada 12 April 1961 pada pukul 09.07 dari tempat yang kini disebut kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Misi berlangsung selama 108 menit hingga akhirnya Gagarin mendarat di Desa Smelovka Distrik Ternovsky.

Video Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Vostok 1 Pembawa Yuri Gagarin

Hari Rabu 12 April 1961 atau tepat 50 tahun yang lalu, pesawat antariksa berawak Rusia Vostok 1 meluncur ke antariksa. Pesawat tersebut membawa kosmonot Yuri Gagarin yang kemudian menjadi manusia pertama yang terbang ke antariksa.

Peluncuran Vostok dilakukan pada pukul 9.07 pagi waktu Rusia saat itu. Gagarin sendiri berada di antariksa selama 108 menit. Setelah menyelesaikan satu putaran orbit tunggal, Gagarin kembali mendarat dengan parasit.

Gagarin terbang dengan kecepatan 27.400 km/jam hingga ketinggian 327 km di atas permukaan Bumi. Gagarin keluar dari pesawat antariksa dan mulai menggunakan parasit saat kembali pada ketinggian 7000 meter dpl.

Angkasawan Uni Sovet Kapten Yuri Gagarin sebelum penerbangannya ke angkasa luar yang menjadi pertama kali dalam sejarah manusia (Baikonur, 12 April 1961)

Setelah penerbangan Vostok 1 tahun 1961, beberapa penerbangan berikutnya termasuk oleh Amerika Serikat menyusul. Salah satu puncaknya adalah pada tahun 1969 dimana manusia berhasil mendarat di Bulan.

Berikut ini adalah video peluncuran Vostok 1 tahun 1961.



Video Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Vostok 1, Inilah Video Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Vostok 1

Aquarius, Satelit NASA Khusus untuk Pantau Lautan

Sesuai nama Dewa Laut dalam mitologi Yunani, wahana satelit terbaru NASA yang diberi nama Aquarius akan segera diluncurkan dan digunakan untuk memantau kondisi lautan. Pada 9 Juni mendatang, NASA berencana meluncurkan wahana ruang angkasa terbarunya itu.

Satelit baru ini akan sangat bermanfaat bagi para ilmuwan yang mempelajari siklus air di bumi serta hubungannya dengan arus laut dan iklim. Aquarius memetakan konsentrasi larutan garam di permukaan laut yang akan melengkapi data hasil pengamatan temperatur permukaan laut yang telah lebih dulu dimonitor melalui satelit.

Satelit Aquarius

Aquarius juga akan menyediakan data terkini tentang kadar garam di lautan sehingga para ilmuwan dapat memahami kaitan kadar garam dengan curah hujan dan penguapan, atau pencairan dan pembekuan es, serta pengaruhnya terhadap perbedaan iklim.

Aquarius dilengkapi dengan instrumen radiometer gelombang mikro, sebuah komponen yang dikembangkan untuk mengukur kadar garam dari luar angkasa. "Radiometer ini adalah radiometer paling stabil dan akurat yang dikembangkan untuk melakukan pemantauan dari luar angkasa," kata Shannon Rodriguez-Sanabria, seorang spesialis komunikasi gelombang mikro di Goddard Space Flight Center, NASA, Greenbelt, Md.

Selama melakukan misinya, Aquarius akan mengumpulkan data secara terus-menerus ketika terbang pada orbit dekat-kutub dan mengelilingi bumi 14-15 kali sehari. Sudut pandang instrumennya yang mencapai bentangan selebar 390 kilometer akan memasok peta global setiap tujuh hari. Data-data ini kemudian digabungkan untuk menghasilkan data bulanan yang lebih akurat selama misi berlangsung serta dirancang agar bisa jadi acuan minimal dalam jangka waktu tiga tahun.

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/04/14/17402981/Aquarius.Akan.Pantau.Lautan.dari.Langit

Beberapa Konspirasi Mencengangkan Mengenai Bulan

Satelit Bumi yang satu ini memang terkenal memiliki banyak misteri. Selain misteri, banyak konspirasi muncul terkait bulan. Apa saja?

Tak pernah mendarat di Bulan

Sejak Apollo 11 mendarat di Bulan pada 20 Juli 1969, ahli teori konspirasi dengan lantang menyatakan manusia tak pernah benar-benar sampai ke bulan. Mitos seputar pendaratan itu menyebar luas dan jauh namun cerita itu bukanlah satu-satunya cerita mengenai permukaan bulan.

Hoax Bulan Besar New York Sun

Dimulai pada Agustus 1835, serangkaian artikel di New York Sun merinci kehidupan di bulan seperti ditemukan teleskop astronom Sir John Herschel. Artikel-artikel tersebut menggambarkan makhluk fantastis seperti unicorn dan manusia seperti kelelawar berada di planet tetangga itu.

Meski kemudian terbukti hoax, Herschel mengaku tak pernah mengklaim melihat apa pun di bulan dan mengutuk artikel tersebut. Surat kabar itu sendiri tak pernah mengeluarkan isu pencabutan yang membuat beberapa pihak mempercayai kata-katanya.

Bernah Nostradamus Memprediksi pendaratan di Bulan?

Nostradamus meramalkan banyak hal namun apakah peramal Prancis ini meramal pendaratan di bulan? Syair ini diyakini menceritakan pendaratan di bulan atau pendaratan di bulan hanyalah hoax.

“Ia akan datang masuk ke sudut Luna tempat ia akan ditangkap dan dimasukkan di negeri asing. Buah mentah akan menjadi subyek skandal besar atau kesalahan besar atas satu pujian besar”.

Adakah Reruntuhan Kaca di Bulan?

Dalam buku ‘Dark Mission: The Secret History of NASA,’ penulis Richard Hogland dan Mike mengklaim reruntuhan kaca atau kristal bisa dilihat di permukaan bulan. Struktur menjulang itu panjangnya dikatakan lebih dari satu kilometer. Foto reruntuhan itu difoto astronot Apollo dan disembunyikan dari publik oleh karyawan NASA selama lebih dari 30 tahun.

Apakah Bulan adalah pesawat berongga?

Alex Collier yang mengaku berhubungan dengan ras alien, mengatakan, Bulan bukanlah badan angkasa melainkan pesawat ruang angkasa berongga yang digunakan ribuan tahun lalu untuk mengangkut ras makhluk reptil ke Bumi. Bulan hanya sebuah van bergerak berteknologi tinggi yang diparkir di orbit kita.

Adakah Markas Nazi di Bulan?

Di akhir perang, Nazi mengembangkan persenjataan teknologi tinggi dan beberapa orang yakin, salah satunya teknologi pesawat ulang alik. Teori mengatakan, Nazi bisa menjadi pemenang sebenarnya dalam perlombaan ruang angkasa pada 1942.

Sementara di bulan, Nazi mendirikan markas yang kemudian sering dikunjungi astronot negara lain. Rumor lain menyatakan, Hitler selamat dari Perang Dunia II dan mengungsi ke planet ini menggunakan teknologi roket dan menjalani hidup panjang di markas bulan Nazi.

Benarkah Ada Makhluk Lewati di Video Apollo 14?

Mungkin, salah satu alasan kita tak pernah kembali ke bulan adalah satwa liar yang ditemukan di sana. Seorang pembicara di Conspiracy Con 2011 menunjukkan video Apollo 14 berisi makhluk seperti monyet atau anjing bergerak cepat di permukaan bulan sementara astronot sudah kembali ke dalam pesawat ruang angkasa.

Apakah ada WMD di Bulan?

Data diambil dari pesawat ruang angkasa Jepang menunjukkan adanya uranium di bulan. Para peneliti mengatakan, ini menjadi bukti pertama unsur radioaktif di tanah bulan, sementara lainnya kini yakin, ada senjata pemusnah massal terkunci dan siap dilepas landaskan dari bulan. Namun, apakah mereka menarget Bumi atau ruang angkasa?

Apollo 18: Fakta atau Fiksi?

Film 2011, ‘Apollo 18’ merupakan mockumentary bergaya film horor dengan konsep dasar kita tak kembali ke bulan karena kehadiran alien yang ditemukan astronot. Atau ini hanya sekadar film dokumenter?

Dalam wawancara dengan Entertainment Weekly, kepala Dimenstion Films Bob Weinstein membantah film itu fiksi. “Kami tak melakukan syuting. Kami menemukannya,” tegasnya.

Markas Bulan Alien

Menurut situs UFO Casebook, NASA berhasl memfoto apa yang diyakini sebagai markas alien di sisi jauh bulan. Pada 1994, Angkatan Laut AS mengirim satelit yang disebut Clementine untuk mengambil gambar bulan namun tak menemukan apa pun.

Meski 1,8 juta gambar telah diambil, hanya 170 ribu gambar dipublikasikan. Sisanya diklasifikasikan. Hal ini membuat banyak orang yakin, bukti kehidupan alien disembunyikan dari publik.

Pernahkan Astronot Melihat Aliens?

Selama wawancara Nick Margerrison dari Kerrang Radio pada 2008, Pilot Lunar Module Apollo 14 Dr Edgar Mitchell mengklaim, alien berkali-kali mengontak manusia namun pemerintah menyembunyikan kebenaran itu.

Ia menggambarkan alien seperti ‘orang kecil yang terlihat aneh’ dan memperingatkan, teknologi kita tak semaju milik mereka. “Apakah mereka telah pergi sekarang”. Rumor lainnya, Neil Armstrong dan Buzz Aldrin melihat dan memfilmkan markas bulan alien selama perjalanan bulan mereka. James Lovell dari misi Apollo 8 kabarnya juga melihat bukti kehidupan alien itu.

Bulan Ternyata 200 Juta Tahun Lebih Muda

Dipercaya, Bulan tercipta dari tabrakan antara benda langit besar serupa planet dengan proto-Bumi. Energi akibat tabrakan ini sedemikian besar sehingga material yang meleleh terlempar ke angkasa dan membentuk Bulan. Saat Bulan mendingin, material memadat dan membentuk beragam mineral.

Lars E Borg dari Lawrence Livermore National Laboratory dan Richard Carlson dari Universite Blaise Pascal berusaha mengetahui kapan kejadian tersebut terjadi, alias memperkirakan umur Bulan. Mereka menganalisis ferroan anthrosite (FAN), batuan lempeng tertua di Bulan.

Hasil analisis dengan bantuan isotop timah dan neobydium itu menunjukkan bahwa usia Bulan ternyata 200 juta tahun lebih muda dari perkiraan. Sebelumnya diperkirakan bahwa usia Bulan 4,568 miliar tahun atau hampir setara dengan usia tata surya. Tetapi, hasil analisis Borg dan Carlson menunjukkan bahwa usia Bulan 4,36 miliar tahun.

"Usia sampel batuan Bulan yang muda ini berarti bahwa Bulan memadat jauh setelah waktu yang diperkirakan dan kita harus mengubah seluruh pemahaman kita tentang sejarah geokimia Bulan," kata Carlson seperti dikutip Physorg, Rabu (17/8/2011).

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa usia batuan lempeng tertua di Bulan itu sama dengan usia mineral tertua, zircons, yang ditemukan di wilayah barat Australia. Ini menegaskan, batuan tertua di Bumi dan Bulan terbentuk pada saat yang hampir bersamaan, setelah tabrakan.

Hasil penelitian Borg dan Johnson dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu kemarin. Sampel FAN yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari koleksi Johnson Space Center, NASA.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto