Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, March 31, 2011

Empat Fisikawan Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid

International Astronomical Union (IAU) menyetujui pemberian nama-nama dari Asteroid 12176,12177,12178,12179 dengan nama-nama mantan Kepala Observatorium Bosscha ITB yakni Bambang Hidayat, Moedji Rahardjo, Dhani Herdiwijaya, dan Taufiq Hidayat. Keempat Asteriod yang berada di Sabuk Utama Asteriod tersebut secara berurutan diabadikan dengan nama 12176 Hidayat, 12177 Raharto, 12178 Dhani, serta 12179 Taufiq.



Asteroid, saat ini lebih dikenal sebagai planet minor, adalah objek tatasurya yang mengorbit matahari yang bukan planet, planet kerdil, atau komet. Populasi terbanyak berada di antara planet Mars dan Jupiter. Namun banyak juga yang mengorbit dekat bumi. Planet minor pertama yang ditemukan adalah Ceres pada tahun 1801 yang kemudian dikenal juga sebagai planet katai setelah IAU melakukan redenefinisi terhadap klasifikasi planet di tahun 2006.

Penamaan ketika pertama kali ditemukan didasarkan pada tahun penemuan diikuti oleh kode huruf (dan bila perlu angka), misalnya 1989 AC dan 2002 LM60. Setelah orbitnya diketahui dengan pasti kemudian dikatalogkan dengan nomor urut di dalam basis data Pusat Planet Minor (Minor Planet Center). Penamaan spesifik kemudian diberikan berdasarkan ketentuan yang diatur oleh IAU. Nama-nama tersebut diusulkan oleh penemunya disertai dengan alasannya. Kemudian Gugus Kerja Penamaan Benda Kecil Tatasurya (asteorid dan komet) akan membahasnya dan menetapkannya.

November 2010 lalu Gugus Tugas tersebut mengumumkan 64 nama baru asteroid, 4 di antaranya adalah nama astronom Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan oleh IAU sebagai penghargaan kepada Observatorium Bosscha yang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan astronomi di langit selatan.

Diantara keempat sosok tersebut adalah :

12176 Hidayat / 3468 T-3

Bambang Hidayat merupakan promotor astronomi di Indonesia. Akhir tahun 1960, dia tamat dari ITB dalam mata pelajaran Astronomi, Fisika dan Matematika. Pada 1961, Bambang mendapat kesempatan untuk studi lanjut. Melalui hibah (grant) dari USAID (United States of America Agency for International Developments), Bambang memulai studi pascasarjananya di Case Institute of Technology, sekarang dikenal sebagai Case Western Reserve University, di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat.

Pada tahun 1968, pria kelahiran Kudus, 18 September 1934 diberi kehormatan untuk dapat memimpin Observatorium Bosscha dan Departemen Astronomi ITB, menggantikan Prof. Dr. The Pik Sin. Pada akhir 1976, Bambang diangkat menjadi guru besar penuh di ITB dalam bidang astronomi. Jabatan ketua departemen astronomi dipegang hingga tahun 1978 dan direktur observatorium dipegang hingga tahun 1999. Pada September 2004, pada usia ke-70, Bambang resmi pensiun dari ITB dan menjadi Guru Besar Emeritus.

Peraih Habibie Awards 2003 ini dikenal dalam pekerjaannya di bidang bintang ganda tampak dan bintang dengan garis emisi H. Ia juga menjadi direktur Observatorium Bosscha di Lembang dari 1968 – 1999 dan menjadi Wakil Presiden IAU dari 1994 – 2000.

Di samping pekerjaan ilmiahnya, Bambang juga dikenal publik dari tulisan-tulisan ilmiah populernya di berbagai media massa. Masa pasca 1980an, Bambang mulai memperhatikan dan menulis dalam sejarah astronomi di Indonesia, pendidikan, bahkan sejarah nasional. Sampai kini Bambang masih dikenal sebagai salah seorang tokoh pemerhati kawasan Bandung Utara.

12177 Raharto / 4074 T-3

Diambil dari nama Moedji Raharto, seorang astronom Indonesia sekaligus dosen senior di Astronomi ITB. Ia pernah menjabat sebagai kepala Observatorium Bosscha dari tahun 1999 – 2004. Moedji bekerja dalam bidang Struktur Galaksi berdasarkan katalog Hipparcos dan IRAS-Point Source catalogue.

12178 Dhani / 4304 T-3

Diambil dari nama astronom dan ahli Fisika Matahari Indonesia Dhani Herdiwijaya yang juga pernah menjabat sebagai direktur Observatorium Bosscha pada tahun 2004- -2006. Dhani Herdiwijaya dilahirkan di Semarang, 26 Februari 1963. Ia menyelesaikan sarjananya di Jurusan Astronomi ITB tahun 1988, kemudian melanjutkan program S-2 di Kyoto University, Jepang dan meraih gelar doktor pada universitas yang sama tahun 1997. Disertasinya berjudul “Study of Individual Sunspot Proper Motion”, merupakan sebuah studi tentang gerak sunspot. Ia dikenal dengan pekerjaannya dalam hal bintang ganda, aktivitas magnetik Matahari dan kaitannya dengan cuaca dan iklim.

Ketertarikannya pada dunia astronomi mulai tumbuh saat masih sekolah di SMP di Salatiga dan Jepara pertengahan tahun 1970-an. Berawal dari seringnya membaca artikel tentang astronomi dan antariksa, baik di koran maupun majalah. “Artikel-artikel yang ditulis para astronom senior Indonesia itu lalu dikliping hingga beberapa bundel. Saat itu buku-buku tentang astronomi masih sangat jarang, kebanyakan berbahasa Inggris. Kalau pengamatan keadaan langit, setiap sore saya suka melihat sunset di Pantai Kartini, Jepara,” tutur Dhani mengenang masa lalunya, seperti yang dikutip dari Pikiran Rakyat (12 Januari 2006).

12179 Taufiq / 5030 T-3

Dinamakan berdasarkan nama Taufiq Hidayat yang pernah menjabat sebagai Kepala Observatorium Bosscha pada tahun 2006 – 2010. Ia dikenal untuk pekerjaannya dalam bidang Tata Surya dan transit Extrasolar serta aktif menentang efek urbanisasi di sekeliling Observatorium Bosscha yang mengancam keberadaan Bosscha sebagai observatorium penelitian.

Tags: Empat Fisikawan Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid, Wow Empat Fisikawan Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid

Source: itb.ac.id

Benda-benda Langit Terbesar di Alam Semesta

Semesta terdiri atas benda-benda langit. Di antara benda langit tersebut, terdapat beberapa yang termasuk terbesar dalam ukurannya. Berikut merupakan benda langit terbesar sesuai kategorinya.



Perbandingan beberapa planet dan bintang
 

Planet Terbesar

Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya. Tapi, planet terbesar di semesta adalah TrES-4b yang ditemukan pada tahun 2006, mengorbit bintang yang berjarak 1500 tahun cahaya dari Bumi. Diameter planet ini 1,8 lebih besar dari Jupiter.

Perbandingan Jupiter dengan TrES-4b

Planet terbesar itu masih dalam perdebatan menyusul hasil observasi terbaru EASP-17b. Planet ekstrasurya yang terletak 1000 tahun cahaya dari Bumi dan memiliki massa setengah Jupiter itu dikatakan mempunyai diameter 2 kali Jupiter.

Artefak terbesar

Sejauh ini artefak terbesar di semesta adalan International Space Station yang memiliki lebar 190 meter dan berat 370 ton. Dalam hal ini artefak adalah benda langit buatan manusia.

Galaksi terbesar

Berdasarkan model standar pembentukan galaksi, galaksi terbesar adalah monster eliptikal yang terbentuk dari penggabungan galaksi yang lebih kecil. Contoh galaksi terbesarnya adalah IC 1101 yang berbentuk lensa. Galaksi ini terletak milyaran tahun dari Bumi, di tengah kluster galaksi Albell 2029. Diameter galaksi ini mencapai 6 juta tahun cahaya, membuatnya memiliki volume ribuan kali dari Bima Sakti.

Lubang terbesar

Yang dimaksud bukan lubang hitam, tapi merupakan hamparan kegelapan. Galaksi tersusun dalam sebuah tembok besar berukuran beberapa ratusan tahun cahaya dengan sebuah ruang kosong di antaranya. Ruang kosong terbesar ditemukan pada tahun 2007 berukuran hampir satu miliar cahaya.

Bintang terbesar

Bintang terbesar adalah VY Canis Majoris, terletak 5000 tahun cahaya dari Bumi. Diameternya diperkirakan mencapai 3 miliar kilometer. Perkiraan tersebut sedang diklarifikasi lagi sebab beberapa astronom memperkirakan bahwa diameternya hanya 1 miliar kilometer.

Tags: Benda-benda Langit Terbesar di Semesta, Inilah Benda-benda Langit Terbesar di Semesta

Benarkah Big Bang Merupakan Ledakan?

Menurut sains, Big Bang merupakan penjelasan terbaik awal mula semesta. Menurut teori, Big Bang merupakan ledakan. Benarkah?

Menurut teori, semesta awalnya jauh lebih panas dan lebih padat dibanding saat ini. Seiring berjalannya waktu, semesta makin dingin dan meluas.

Meski teori ini terdengar seolah alam semesta dimulai dari ledakan raksasa, banyak ilmuwan mengatakan hal itu bukan bagian dari teori.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcX0EHKFgz7mMH-UNPr6EiO3Sw8nNGP3lS4i9D1VIKMPcN_mH1PLRWHp9G9Duy3lha7oQPxQ6VSc_qMJHpT6UnVMahiWB-mw0VcmR-QvX-ODhF51WtOVi6GGtYSAXglQReP8Roz6CBIdw/s1600/bigbang2.jpg
Teori Big Bang

Ledakan menyiratkan adanya sesuatu yang meledak, atau diperluas, dari satu titik pusat ke ruang angkasa luar. Bahkan, teori Big Bang menunjukkan, ruang angkasa itu sendiri meluas.

"Jika itu benar ledakan, maka akan terdapat pusat,” kata fisikawan dan Direktur Princeton Centre for Theoretical Science Universitas Princeton, Paul Steinhardt.

Kami menemukan, segalanya bergerak saling menjauh, ini perluasan semesta, lanjutnya.

Alih-alih memiliki pusat, ilmuwan menyatakan ruang angkasa meluas ke berbagai arah dengan ukuran sama. “Ruang angkasa bukan sesuatu yang diam, sesuatu terjadi di dalamnya. Angkasa sangat dinamis,” kata ahli fisika teori University of California Andreas Albrecht.

Meskipun begitu, beberapa orang bertanya apa ada ledakan semantik. "Dimulai pada 10-40 derajat, dan ukurannya berlipat ganda tiap fraksinya, tiap fraksi kecil di tiap detik. Saya rasa itu bisa disebut ledakan," kata Albrecht.

Namun, hal itu memiliki fitur berbeda dari ledakan bom di padang pasir, lanjutnya.

Aspek lain dari teori yang membingungkan ini adalah, gagasan saat terjadinya Big Bang, alam semesta berada dalam satu titik, sebuah singularitas suhu dan kepadatan tak terbatas.

Meski seperti itu kata teori, disitulah ilmuwan mengira teori Big Bang menjadi tak memadai. Ketidakterbatasan itu merupakan tanda-tanda matematika telah gagal menggambarkan semesta.

Untuk memahami apa yang terjadi, ilmuwan butuh teori dasar yang lebih baik dari fisika yang dapat menggabungkan deskripsi saat mekanika kuantum sangat kecil dengan relativitas umum sangat besar.

Hingga kini, dua teori itu tak terdamaikan, dan terbentur teori Big Bang.

Tags: Benarkah Big Bang Merupakan Ledakan?, Apakah Benarkah Big Bang Merupakan Ledakan?, Teori big bang

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1342312/benarkah-big-bang-merupakan-ledakan

Wahana Luar Angkasa Messenger Akan Mengorbit Merkurius

Wahana luar angkasa Messenger milik NASA akan mengukir sejarah baru Kamis (17/3/11) mendatang. Kurang lebih pukul 07.45 WIB, Messenger akan mengorbit di Planet Merkurius. Jika berjalan lancar, maka selama setahun mendatang, Messenger akan mempelajari planet terdekat Matahari itu, termasuk meneliti komposisi dan lingkungannya.

Beberapa pertanyaan kunci yang diharapkan bisa dijawab oleh Messenger adalah, bagaimana atmosfer Merkurius, mengapa Merkurius berdensitas tinggi dan bagaimana sejarah geologis planet itu. Ilmuwan mengungkapkan, mempelajari Merkurius akan membantu para astronom memahami evolusi planet, terutama planet batuan seperti Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.

Messenger adalah kepanjangan dari Mercury Surface, Space Environment, Geochemistry and Ranging. Wahana luar angkasa itu berbiaya 446 juta dollar AS dan diluncurkan pada tahun 2004. Sejauh ini, Messenger telah melakukan perjalanan dengan rute memutar sejauh 7,9 miliar kilometer selama 6,5 tahun. Messenger telah mengitari Bumi sekali, Venus 2 kali, dan Merkurius 3 kali.

Perjalanan Messenger mendekati Merkurius telah menghasilkan beberapa foro menakjubkan. Pimpinan Investigasi Sean Solomon dari Carnegie Institution of Washington menngungkapkan, "Perjalanan Messenger telah mencapai tahap akhirnya. Masuknya Messenger ke orbit merupakan babak baru untuk masuk ke permainan selanjutnya, operasi di planet terdalam tata surya."

Messenger nantinya diharapkan mengelilingi Merkurius setiap 12 jam. Messenger akan ada pada jarak 200 km dari permukaan Merkurius dan akan bergerak sejauh 15.000 km. Misi Messenger akan berlangsung selama satu tahun Bumi. Karena rotasi Merkurius sangat lambat (setara dengan 176 hari di Bumi), maka Messenger hanya akan melakukan misi selama 2 hari Merkurius.

Tags: Messenger Akan Mengorbit Merkurius, Wow Messenger Akan Mengorbit Merkurius

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/15/20495568/Messenger.Akan.Mengorbit.Merkurius

Mozaik Kawah Bulan Menakjubkan

Ilmuwan Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika (NASA) dan peneliti Arizona State University mempublikasikan foto-foto terbaru permukaan bulan. Ada 15 ribu foto yang diambil dengan kamera wide angle oleh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter Camera (LROC).

Wahana antariksa milik NASA ini mengambil gambar dari November 2009 hingga bulan lalu. Pesawat ini mengorbit dengan jarak 50 kilometer dari permukaan bulan. Foto-foto ini menakjubkan karena merupakan tampilan paling detail permukaan satelit bumi tersebut.

"Ini pemandangan yang spektakuler," kata juru bicara NASA kemarin. Menurut dia, foto yang diambil dengan kamera tersebut memberikan tampilan yang paling lengkap dari morfologi bulan dan jadi sumber daya berharga bagi komunitas ilmiah.

Permukaan bulan dilihat dari jarak dekat

Manusia mendapatkan foto bulan dari jarak dekat yang pertama kali pada 1959. Ketika itu, wahana antariksa Luna 3 milik Uni Soviet melakukan pemotretan yang hasilnya mengejutkan para astronom. Maklum, geologi permukaan bulan tampak terlihat.

Pada 1994, NASA meluncurkan wahana antariksa Clementine. Wahana ini sempat memotret bulan, tapi tidak dapat menampilkan banyak sisi topografi permukaan. LROC mengambil gambar dengan resolusi tinggi.

Tags: Mozaik Kawah Bulan Menakjubkan, Melihat Mozaik Kawah Bulan Menakjubkan 

Source: http://tempointeraktif.com/hg/sains/2011/03/17/brk,20110317-320753,id.html

Bawah Tanah Mars Mungkin Kubur CO2

Atmosfer Mars saat ini memiliki lapisan karbon dioksida yang tipis. Hal ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya sebab mereka meyakini bahwa sebenarnya di masa lalu Mars memiliki lapisan karbon dioksida yang lebih tebal, memungkinkan air dalam wujud cair stabil di permukaan Mars.

Ke mana karbon dioksida itu pergi? Penelitian James Wray dari Cornell University di Ithaca, New York, mengungkapkan penyebabnya. Hasil penelitiannya dipresentasikan di pertemuan Lunar and Planetary Science Conference yang berlangsung minggu ini di Texas.

Kawah Rabe yang berwarna biru di Mars

Menurutnya, karbon dioksida mungkin saja terkubur di bawah permukaan Mars. Karbon dioksida membentuk mineral karbonat, sebuah proses yang di bumi terjadi ketika lautan menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan mendepositkannya dalam bentuk batuan karbonat.

Proses yang sama, menurut Wray, bisa terjadi di Mars pula. Untuk diketahui, instrumen pemetaan mineral di Mars Reconnaissance Orbiter NASA berhasil menemukan mineral batuan yang kembali terangkat ke permukaan planet merah itu setelah sebelumnya sempat terkubur.

Hilangnya karbon dioksida dari atmosfer Mars menyebabkan massa jenis atmosfer planet merah itu tak serapat sebelumnya. Hilangnya karbon dioksida ini sendiri telah menjadi pertanyaan sejak lama, dikenal dengan Mars Missing Carbon.

Tags: Bawah Tanah Mars Mungkin Kubur CO2, Wow Bawah Tanah Mars Mungkin Kubur CO2

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/10/23120063/Bawah.Tanah.Mars.Mungkin.Kubur.CO2

Galaksi Bimasakti Ternyata Semakin "Ramping"

Galaksi Bimasakti telah kehilangan bobotnya. Tidak tanggung-tanggung ia kehilangan sekitar triliunan Matahari. Yang pasti ini bukan karena Bimasakti sedang diet sehingga ia menjadi lebih langsing melainkan lebih kepada akurasi skala. Masalah bobot inilah yang jadi penemuan Sloan Digital Sky Survey (SDSS-II) yang akan membawa kita pada pemahaman baru mengenai Bimasakti.

Menurut Xiangxiang Xue dari National Astronomical Observatories of China yang memimpin tim internasional dalam penelitian ini, galaksi jauh lebih ramping dari yang diduga. Artinya terdapat lebih sedikit materi kelam dari yang diyakini sebelumnya, dan tampaknya Bimasakti jauh lebih efisien dam mengubah persediaan hidrogen dan heliumnya jadi bintang.

Peneliti dari SDSS menggunakan data gerak bintang jauh untuk menentukan massa Bimasakti. Kredit Gambar : SDSS
Penemuan Xue tersebut didasarkan pada data SEGUE (Sloan Extension for Galactic Understanding and Exploration), survey bintang di Bimasakti yang merupakan satu di antara 3 program milik SDSS-II. Dengan menggunakan pengukuran SEGUE terhadap kecepatan bintang di bagian terluar Bimasakti, pada area yang disebut halo bintang, para peneliti menentukan massa galaksi dari jumlah gravitasi yang dibutuhkan untuk membuat bintang tetap stabil pada orbitnya. Sebagian gravitasi berasal dari bintang di Bimasakti namun sebagian besar garvitasi justru berasal dari distribusi materi kelam.

Untuk melacak distribusi massa galaksi, team SEGUE menggunakan contoh dari 2400 bintang yang ada pada cabang horisontal biru (”blue horizontal branch”). Bintang di cabang tersebut bisa diketahui jaraknya dari kecemerlangannya. Bintang pada cabang horisontal biru bisa terlihat pada jarang yang sangat jauh sehingga memungkinkan tim ini mengukur kecepatan bintang sampai dengan jarak 180000 tahun cahaya dari Matahari.

Hasil penelitian massa Bimasakti yang ada sebelumnya menggunakan beragam contoh dari 50 - 500 objek, dan ditemukan total massa galaksi Bimasakti mencapai 2 triliun massa Matahari. Berbeda dari hasil sebelumnya, penelitian dengan menggunakan pengukuran SDSS-II sampai jarak 180000 tahun cahaya justru mengkoreksi total massanya yakni berkurang sampai di bawah 1 triliun massa Matahari. Ukuran SEGUE yang besar memberi keuntungan, karena bisa dipilih set pelacak yang seragam dan sejumlah besar bintang yang ada bisa dipakai untuk mengkalibrasi metode yang digunakan dengan hasil simulasi.

Menurut kolaborator Timothy Beers dari Michigan State University, memang tidak mudah untuk menentukan massa total galaksi karena kita berada di dalam galaksi itu sendiri. Namun kita bisa mengetahuinya dari data yang ada jika kita ingin mengetahui dan memahami Bimasakti dan kemudian kita bisa membandingkannya dengan galaksi jauh yang bisa kita lihat dari luar.

Tags: Galaksi Bimasakti Ternyata Semakin "Ramping", Wow Galaksi Bimasakti Ternyata Semakin "Ramping"

Source: http://www.sdss.org/news/releases/20080527.mwmass.html

Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya...

Pesawat ulang alik luar angkasa Discovery akhirnya sukses kembali ke bumi. Pukul 11.57 EST atau 23.57 WIB Rabu malam (9/3/2011), pesawat tersebut berhasil mendarat di Kennedy Space Center, Florida.

Saat Discovery mendarat, Kennedy Space Center dipenuhi oleh para pekerja yang terlibat proyek ini, jurnalis dan bahkan anak sekolah yang ingin menyaksikan peristiwa bersejarah ini.

Bersama Discovery, mendarat pula enam astronot yang dipimpin Steve Lindsey. Turut mendarat pula 2 spacewalker yang terlibat dalam misi terakhir Discovery, Steve Bowen dan Al Drew. "Untuk terakhir kalinya, ini berhenti," kata Lindsey begitu Discovery mendarat dan berhenti.

Pesawat luar angkasa Discovery

Discovery berhasil menuntaskan misi terakhirnya dengan sukses. Dengan demikian, Discovery berhasil memecahkan rekor dengan 39 misi penerbangan luar angkasa, 148 juta mil perjalanan, 5830 kali mengorbit bumi dan 365 atau persis setahun menjalani waktu di luar angkasa.

Setelah misi terakhir ini, Discovery akan disimpan di Smithsonian Institution. NASA mengatakan, butuh waktu 3 bulan untuk mengambil 3 mesin utama dan membuang materi berbahaya sebelum pesawat siap dimuseumkan. Jarak 750 mil mesti ditempuh Discovery dengat jumbo jet sebelum sampai ke museum.

Di misi terakhirnya, Discovery berhasil menuntaskan misi diantaranya mengirimkan kompartemen baru untuk International Space Station (ISS), dan memasang kabel ekstensi.

Dua pesawat luar angkasa NASA lainnya, Endeavour dan Atlantis bersiap menuju luar angkasa setelah Discovery mendarat. Nantinya keduanya juga akan dipensiunkan. Dalam jangka waktu hingga 2025 dan 2030, NASA selanjutnya akan mengembangkan misi ke asteroid dan Mars.

Tags: Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya..., Akhirnya Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya...

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/10/08592362/Discovery.Mendarat.di.Bumi.Selamanya.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto