Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, March 31, 2011

Bawah Tanah Mars Mungkin Kubur CO2

Atmosfer Mars saat ini memiliki lapisan karbon dioksida yang tipis. Hal ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya sebab mereka meyakini bahwa sebenarnya di masa lalu Mars memiliki lapisan karbon dioksida yang lebih tebal, memungkinkan air dalam wujud cair stabil di permukaan Mars.

Ke mana karbon dioksida itu pergi? Penelitian James Wray dari Cornell University di Ithaca, New York, mengungkapkan penyebabnya. Hasil penelitiannya dipresentasikan di pertemuan Lunar and Planetary Science Conference yang berlangsung minggu ini di Texas.

Kawah Rabe yang berwarna biru di Mars

Menurutnya, karbon dioksida mungkin saja terkubur di bawah permukaan Mars. Karbon dioksida membentuk mineral karbonat, sebuah proses yang di bumi terjadi ketika lautan menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan mendepositkannya dalam bentuk batuan karbonat.

Proses yang sama, menurut Wray, bisa terjadi di Mars pula. Untuk diketahui, instrumen pemetaan mineral di Mars Reconnaissance Orbiter NASA berhasil menemukan mineral batuan yang kembali terangkat ke permukaan planet merah itu setelah sebelumnya sempat terkubur.

Hilangnya karbon dioksida dari atmosfer Mars menyebabkan massa jenis atmosfer planet merah itu tak serapat sebelumnya. Hilangnya karbon dioksida ini sendiri telah menjadi pertanyaan sejak lama, dikenal dengan Mars Missing Carbon.

Tags: Bawah Tanah Mars Mungkin Kubur CO2, Wow Bawah Tanah Mars Mungkin Kubur CO2

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/10/23120063/Bawah.Tanah.Mars.Mungkin.Kubur.CO2

Galaksi Bimasakti Ternyata Semakin "Ramping"

Galaksi Bimasakti telah kehilangan bobotnya. Tidak tanggung-tanggung ia kehilangan sekitar triliunan Matahari. Yang pasti ini bukan karena Bimasakti sedang diet sehingga ia menjadi lebih langsing melainkan lebih kepada akurasi skala. Masalah bobot inilah yang jadi penemuan Sloan Digital Sky Survey (SDSS-II) yang akan membawa kita pada pemahaman baru mengenai Bimasakti.

Menurut Xiangxiang Xue dari National Astronomical Observatories of China yang memimpin tim internasional dalam penelitian ini, galaksi jauh lebih ramping dari yang diduga. Artinya terdapat lebih sedikit materi kelam dari yang diyakini sebelumnya, dan tampaknya Bimasakti jauh lebih efisien dam mengubah persediaan hidrogen dan heliumnya jadi bintang.

Peneliti dari SDSS menggunakan data gerak bintang jauh untuk menentukan massa Bimasakti. Kredit Gambar : SDSS
Penemuan Xue tersebut didasarkan pada data SEGUE (Sloan Extension for Galactic Understanding and Exploration), survey bintang di Bimasakti yang merupakan satu di antara 3 program milik SDSS-II. Dengan menggunakan pengukuran SEGUE terhadap kecepatan bintang di bagian terluar Bimasakti, pada area yang disebut halo bintang, para peneliti menentukan massa galaksi dari jumlah gravitasi yang dibutuhkan untuk membuat bintang tetap stabil pada orbitnya. Sebagian gravitasi berasal dari bintang di Bimasakti namun sebagian besar garvitasi justru berasal dari distribusi materi kelam.

Untuk melacak distribusi massa galaksi, team SEGUE menggunakan contoh dari 2400 bintang yang ada pada cabang horisontal biru (”blue horizontal branch”). Bintang di cabang tersebut bisa diketahui jaraknya dari kecemerlangannya. Bintang pada cabang horisontal biru bisa terlihat pada jarang yang sangat jauh sehingga memungkinkan tim ini mengukur kecepatan bintang sampai dengan jarak 180000 tahun cahaya dari Matahari.

Hasil penelitian massa Bimasakti yang ada sebelumnya menggunakan beragam contoh dari 50 - 500 objek, dan ditemukan total massa galaksi Bimasakti mencapai 2 triliun massa Matahari. Berbeda dari hasil sebelumnya, penelitian dengan menggunakan pengukuran SDSS-II sampai jarak 180000 tahun cahaya justru mengkoreksi total massanya yakni berkurang sampai di bawah 1 triliun massa Matahari. Ukuran SEGUE yang besar memberi keuntungan, karena bisa dipilih set pelacak yang seragam dan sejumlah besar bintang yang ada bisa dipakai untuk mengkalibrasi metode yang digunakan dengan hasil simulasi.

Menurut kolaborator Timothy Beers dari Michigan State University, memang tidak mudah untuk menentukan massa total galaksi karena kita berada di dalam galaksi itu sendiri. Namun kita bisa mengetahuinya dari data yang ada jika kita ingin mengetahui dan memahami Bimasakti dan kemudian kita bisa membandingkannya dengan galaksi jauh yang bisa kita lihat dari luar.

Tags: Galaksi Bimasakti Ternyata Semakin "Ramping", Wow Galaksi Bimasakti Ternyata Semakin "Ramping"

Source: http://www.sdss.org/news/releases/20080527.mwmass.html

Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya...

Pesawat ulang alik luar angkasa Discovery akhirnya sukses kembali ke bumi. Pukul 11.57 EST atau 23.57 WIB Rabu malam (9/3/2011), pesawat tersebut berhasil mendarat di Kennedy Space Center, Florida.

Saat Discovery mendarat, Kennedy Space Center dipenuhi oleh para pekerja yang terlibat proyek ini, jurnalis dan bahkan anak sekolah yang ingin menyaksikan peristiwa bersejarah ini.

Bersama Discovery, mendarat pula enam astronot yang dipimpin Steve Lindsey. Turut mendarat pula 2 spacewalker yang terlibat dalam misi terakhir Discovery, Steve Bowen dan Al Drew. "Untuk terakhir kalinya, ini berhenti," kata Lindsey begitu Discovery mendarat dan berhenti.

Pesawat luar angkasa Discovery

Discovery berhasil menuntaskan misi terakhirnya dengan sukses. Dengan demikian, Discovery berhasil memecahkan rekor dengan 39 misi penerbangan luar angkasa, 148 juta mil perjalanan, 5830 kali mengorbit bumi dan 365 atau persis setahun menjalani waktu di luar angkasa.

Setelah misi terakhir ini, Discovery akan disimpan di Smithsonian Institution. NASA mengatakan, butuh waktu 3 bulan untuk mengambil 3 mesin utama dan membuang materi berbahaya sebelum pesawat siap dimuseumkan. Jarak 750 mil mesti ditempuh Discovery dengat jumbo jet sebelum sampai ke museum.

Di misi terakhirnya, Discovery berhasil menuntaskan misi diantaranya mengirimkan kompartemen baru untuk International Space Station (ISS), dan memasang kabel ekstensi.

Dua pesawat luar angkasa NASA lainnya, Endeavour dan Atlantis bersiap menuju luar angkasa setelah Discovery mendarat. Nantinya keduanya juga akan dipensiunkan. Dalam jangka waktu hingga 2025 dan 2030, NASA selanjutnya akan mengembangkan misi ke asteroid dan Mars.

Tags: Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya..., Akhirnya Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya...

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/03/10/08592362/Discovery.Mendarat.di.Bumi.Selamanya.

Mengenal Satuan Astronomi: Parsec (Paralax of one arc Second)

Parsec (disingkat pc) adalah satuan panjang yang dipakai dalam astronomi. Satuan ini merupakan singkatan dari "paralax of one arc second."

Satuan ini didasarkan pada metode paralaks trigonometri, metode standard paling kuno yang digunakan untuk menentukan jarak bintang. Sudut yang dibuat oleh bintang terhadap jari-jari dari orbit bumi mengelilingi matahari disebut paralaks. Parsec didefinisikan sebagai jarak suatu bintang yang memiliki paralaks sebesar 1 detik busur dari bumi.
Secara lain, parsec adalah jarak di mana dua benda yang terpisah pada jarak 1 satuan astronomi, tampak terpisah oleh sudut sebesar 1 derajat busur. Oleh karena itu,

SA = 206,265 SA = 3.08568×1016 m = 30.8568 Pm (petameter) = 3.2616 tc (tahun cahaya).

Lihat 1 E16 m untuk melihat daftar dan perbandingan jarak dan notasi ilmiah untuk penjelasan penggunaan notasi.

Astronom biasanya menyatakan jarak ke objek-objek astronomi menggunakan satuan parsec, daripada menggunakan tahun cahaya. Hal ini disebabkan baik oleh alasan sejarah, dan juga karena satuan ini menghindari faktor konversi seperti panjang dari satu satuan astronomi yang dapat mempersulit perhitungan. Pengukuran langsung pertama dari onjek pada jarak interstelar (dari bintang 61 Cygni, oleh Friedrich Wilhelm Bessel pada tahun 1838) dilakukan dengan trigonometri yang menggunakan lebar dari orbit bumi sebagai alas. Parsec juga mengikuti cara ini, karena jarak (dalam parsec) adalah merupakan kebalikan dari sudut paralaks (dalam detik busur).

Sekalipun istilah ini mungkin pernah dipakai sebelumnya, parsec pertama kali disebut dalam publikasi astronomi pada tahun 1913, saat Frank Watson Dyson menyatakan perhatian akan perlunya suatu nama untuk satuan jarak tersebut. Dia sendiri mengusulkan nama astron, sedangkan Carl Charlier mengusulkan nama siriometer. Akan tetapi, atau usul dari Herbert Hall Turner, nama parsec akhirnya dipakai.

Tidak ada bintang dengan paralaks 1 detik busur. Semakin besar paralaks dari bintang, semakin dekat bintang itu ke bumi, dan semakin kecil jaraknya dalam parsec. Oleh karena itu, bintang terdekat ke bumi akan memiliki paralaks terbesar. Bintang ini adalah bintang Proxima Centauri, dengan paralaks 0.772 detik busur, dan berada pada jarak 1.29 parsec, atau 4.22 tahun cahaya.

Pengukuran jarak benda langit dari bumi dalam parsec adalah suatu aspek penting dalam astrometri, ilmu yang mempelajari pengukuran posisi benda langit.

Karena pergeseran paralaks yang sangat kecil, metode paralaks yang diukur dari permukaan tanah hanya dapat melakukan pengukuran baik pada bintang berjarak tidak lebih dari 325 tahun cahaya, atau sekitar 100 parsec, sama dengan paralaks yang tidak lebih kecil dari 1/100 detik busur, atau 10 mas (1 mas atau milidetik busur = 1/1000 detik busur).

Antara 1989 dan 1993, satelit Hipparcos yang diluncurkan oleh European Space Agency (ESA) pada tahun 1989, mengukur paralaks dari sekitar 100.000 bintang, dengan ketepatan sekitar 0.97 mas, dan memperoleh pengukuran dengan tepat untuk bintang sejauh 1000 pc.

Satelit FAME NASA yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2004, akan mengukur paralaks dari 40 juta bintang dengan ketepatan yang cukup untuk mengukur jarak hingga 2000 pc. Akan tetapi, pendanaan misi ini ditarik oleh NASA pada bulan Januari 2002.

Satelit GAIA ESA yang akan diluncurkan pada pertengahan 2012, akan mengukur jarak bintang dengan ketepatan tinggi sampai dengan ketepatan 10% sejauh jarak 8 kpc ke pusat galaksi di rasi Sagittarius.

Jarak dalam Parsec

Satu kiloparsec, disingkat kpc, adalah seribu parsec. Satu megaparsec, disingkat Mpc, adalah satu juta parsec.
  • 17Mpc
    • Dari bumi ke M100
  • 8.6kpc
    • Dari bumi ke pusat Galaksi Bima Sakti
Attoparsec (atto adalah prefiks 10-18) adalah satuan yang dipakai oleh hacker. Jaraknya sekitar 3.1 sentimeter - hanya sedikit lebih panjang dari satu inci.

Megaparsec dan gigaparsec

Satu megaparsec (Mpc) adalah 1 juta parsec atau 3.261.564 tahun cahaya. Megaparsec umum digunakan untuk pengukuran jarak antara dua galaksi atau kluster galaksi.

Satu gigaparsec (Gpc) adalah 1 milyar parsec - merupakan salah satu satuan jarak terbesar yang digunakan. Satu gigaparsec sama dengan 3,261564 milyar tahun cahaya.

Tags: Paralaks adalah, Paralax, Parsec adalah, Satuan dalam ilmu astronomi

Source: wikipedia.org

Wednesday, March 30, 2011

Iklim di Matahari

Kita telah melihat bagaimana dinamika matahari mempengaruhi lingkungan bumi. Tetapi tentu menarik jika kita penasaran, dinamika matahari yang seperti apakah, sehingga sedemikian mempengaruhi lingkungan bumi?

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya erupsi matahari terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu flare dan CME. Sampai saat ini, bagaimana fenomena ini terjadi masih menjadi studi yang mendalam bagi para pakar astrofisika matahari, tetapi secara umum, penyebab utamanya adalah pelepasan secara seketika energi yang tersimpan dalam medan magnetik.

http://finonurcahyo.files.wordpress.com/2010/12/sun_tour.jpg
Matahari


Garis-garis medan magnetik matahari muncul dari dalam matahari melalui lengkungan-lengkungan loop pada korona matahari. Dengan berotasinya matahari, loop-loop ini mengalami puntiran, saling bertaut, tertarik, menyimpan sejumlah besar energi. Ketika tertarik terlalu kuat, loop-loop tersebut seketika saling terlepas, menyesuaikan dirinya lagi, membangkitkan adanya ledakan yang sangat besar (bahkan terbesar dalam tata surya), dan sebagian energinya dilepaskan sebagai semburan radiasi, yang disebut sebagai flare. Cahaya tampak dan ultraviolet flare yang mengarah ke bumi, menempuh waktu 8 menit untuk mencapai bumi. Bahaya terbesar yang muncul dari proton matahari adalah adanya akselerasi akibat lepasan ledakan radiasi, yang sampai 20 menit setelah kejadian flare. Proton energi-tinggi ini terabsorpsi pada lapisah ionosfer, sehingga tidak mengancam kehidupan dalam lingkungan bumi.

Medan magnetik itu sendiri bisa saja terlepas sebagai dirinya sendiri, seperti karet gelang yang dilepaskan dengan kekuatan tinggi; terpental dari atmosfer luar matahari (korona), membawa gas terioniasi yang melingkupinya. Ini yang disebut sebagai CME, paket bermuatan gas terionisasi/plasma, yang perjalanannya ‘dipegangi’ oleh medan magnetik. Kadang- kadang disebut juga disebut sebagai awan magnetik, paket ini yang bisa berukuran lebih besar dari planet-planet tata surya, memberikan pengaruh yang lebih besar di bumi daripada flare. Meskipun bergerak dengan laju supersonik, bergerak sebagai angin matahari, menciptakan gelombang kejut yang mempercepat partikel-partikel bermuatan yang ditemui ditengah jalan. CME ditembakkan pada arah radial keluar dari matahari, dan hanya sebagian yang mengarah ke bumi. Biasanya CME dan partikel-partikel bermuatan yang mengarah pada magnetosfer matahari tiba setelah 3-4 hari setelah kejadian CME, tetapi menyebabkan kejadian elektrik yang signifikan. Energi yang dibawa bias mencapai satu juta elektron-volt, dan cukup untuk menyebabkan terjadinya charging, terutama pada komponen-komponen elektronik pada sistem satelit. Angin tersebut bahkan ketika sampai pada magnetosfer bumi bisa menyebabkan pengerutan magnetosfer. Bahkan arah meda magnetiknya secara langsung bisa mempengaruhi medan magnetik bumi.

CME megarah ke selatan, secara dramatis mempengaruhi medan magnetik bumi, menyebabkan arus muatan listrik yang kuat, atau arus cincin, dan mempengaruhi ekuator magnetik. Arus cincin ini yang berperanan pada gangguan pembangkit tenaga listrik di permukaan bumi. Di dalam ionosfer, arus ini dikenal sebagai elektrojet, yang terkait dengan fenomena aurora, (pada lintang tinggi).

Tags: Iklim di Matahari, Mengetahui Iklim di Matahari

Kemiripan Atmosfer Venus dan Mars

Pengamatan terhadap atmosfer Venus dan Mars dilakukan dengan menggunakan dua buah pesawat ruang angkasa milik ESA. Observasi simultan yang dilakukan oleh Mars Express dan Venus Express memberikan data yang dibutuhkan untuk memahami evolusi atmosfer kedua planet. Pekerjaan ini disebut planetologi dan pengamatan yang dilakukan Mars Express dan venus Express memberi hasil yang baik, karena keduanya membawa instrumen yang mirip yakni Analyser of Space Plasmas and Energetic Atoms (ASPERA). Dengan demikian, para peneliti bisa langsung melakukan perbandingan antara kedua planet.

Hasil terbaru datang dari area magnetik yang merupakan saluran yang berpengaruh dalam lepasnya partikel-partikel elektrik. Hasilnya menunjukan adanya deteksi dari seluruh atom yang lepas dari atmosfer Venus dan juga ditunjukan laju lepasnya bertumbuh sampai 10 kali di Mars saat badai Matahari menerjang pada Bulan Desember 2006.

Mars Express. Kredit Gambar : ESA
lustrasi artis untuk Venus Express. Kredit Gambar : ESA

Dengan mengamati laju kehilangan saat ini di kedua atmosfer, diharapkan dapat dipahami apa yang terjadi di masa lalu sehingga evolusi iklim planet bisa dipelajari lebih lanjut. Hasil pengamatan yang baru menunjukan, lepas dari masalah perbedaan ukuran dan jarak dari Matahari, Venus dan Mars ternyata menunjukan adanya kemiripan. Kedua planet memiliki cahaya dari partikel elektrik yang mengalir keluar dari atmosfernya. Partikel tersebut mengalami percepatan akibat interaksi dengan angin Matahari, arus konstan yang terdiri dari partikel elektrik yang dilepaskan Matahari.
Di Bumi, angin Matahari tidak berinteraksi secara langsung dengan atmosfer, karena angin Matahari yang tiba di Bumi dialihkan oleh mantel magnetis alam yang dimiliki Bumi. Di Venus dan Mars mantel magnetik ini ada di dalam planet, akibatnya atmosfer kedua planet mengalami akibat dari interaksi dengan angin Matahari.
Yang menarik, interaksi penuh ini menyebabkan terjadinya medan magnetik lemah yang menutupi dirinya sendiri disekeliling tiap planet dan membentang keluar menuju sisi malam dalam bentuk ekor yang panjang. Venus memiliki atmosfer yang tebal dan memiliki kerapatan tinggi sementara Mars lebih tipis dan renggang. Mengesampingkan perbedaan ini, instumen magnetometer menemukan kalau struktur medan magnet kedua planet ternyata serupa. Hal ini bisa terlihat dari kerapatan ionosfer keduanya pada ketinggian 250 km ternyata sangatlah mirip. Ionosfer merupakan lapisan yang sekelilingnya terdiri dari partikel elektrik yang terbentuk dari tabrakan (interaksi) sinar Matahari dengan lapisan teratas atmosfer planet.


Kedekatan Venus dengan Matahari bagaimanapun memberikan perbedaan yang penting. Angin Matahari semakin tipis saat ia bergerak melintasi angkasa. Karena itu semakin dekat ke Matahari, pertemuan dengan angin Matahari akan memberikan semakin besar gaya yang terkonsentrasi. Akibatnya medan magnet yang ditimbulkan juga semakin kuat sehingga partikel atmosfer yang lepas akan bergerak secara kolektif seperti aliran air.

Di Mars, medan yang lebih lemah maksutnya partikel yang lepas akan bergerak secara individu. Inilah yang jadi perbedaan mendasar di antara kedua planet. Perbedaan lainnya adalah Mars menunjukan adanya medan magnet yang kuat dalam skala kecil yang terkunci di dalam kerak planet. Di beberapa area, kantung ini melindungi atmosfer sementara di tempat lain kantung tersebut membantu aliran atmosfer ke angkasa.
Proses yang berbeda dan juga kompleks di Venus dan Mars justru menunjukan kalau gambaran besar dan menyeluruh dari evolusi atmosfer kedua planet masih belum bisa diungkap. Masih dibutuhkan banyak data untuk bisa memngungkap itu semua. Masih banyak yang harus dilakukan karena ada banyak mekanisme yang berbeda untuk bisa menjelaskan penyebab lepasnya partikel atmosfer. Nah, ini semua membutuhkan waktu. Jadi semakin lama kedua pesawat ruang angkasa bisa bekerjasama makan semakin banyak pula yang bisa dilihat dan diketahui.

Tags: Kemiripan Atmosfer Venus dan Mars, Inilah Kemiripan Atmosfer Venus dan Mars, Ternyata atmosfer Venus mirip dengan Mars

Source: http://www.esa.int/esaSC/SEMMAGK26DF_index_1.html#subhead1

Mungkinkah Bulan Super (Supermoon) Guncang Cuaca Bumi?

Minggu depan adalah saat yang paling ditunggu astronom amatir. Sembilan belas Maret menjadi titik Bumi paling dekat dengan bulan, sejak 2005.

Peristiwa 19 Maret, sering dikenal dengan nama ‘lunar perigee’ dan Bulan Super, menjadi saat yang dinanti mengingat bulan berada di garis lurus sepanjang 22.561 mil dari Bumi, jarak terdekat dengan planet ketiga dari Matahari ini.

Media internet telah dibanjiri ilmuwan amatir dengan pola pikir konspirasi yang terus menerus memberi peringatan bahwa Bulan Super akan mengganggu pola iklim bumi serta menyebabkan gempa bumi dan aktivitas gunung berapi yang membahayakan masyarakat.



Bulan Super pernah terjadi pada 1955, 1974, 1992 dan 2005. Yang menarik, di tahun-tahun tersebut terjadi peristiwa cuaca ekstrim. Di Indonesia misalnya, terjadi tsunami Aceh yang menewaskan ratusan ribu penduduk. Peristiwa itu bertepatan dua minggu sebelum Bulan Super pada Januari 2005. Selain itu, ada pula peristiwa angin topan ganas Siklon Tracy yang menghancurkan kota Darwin, Australia.

Tapi Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy memandang semua peringatan soal kiamat atau bencana besar dengan skeptis. "Tidak akan ada gempa bumi atau gunung berapi yang meletus kecuali memang itu seharusnya terjadi," katanya.

Bumi hanya mengalami air surut lebih rendah dari biasanya dan air pasang lebih tinggi dari normal pada masa itu, kata Wheeler lagi.

Astronom Australia David Reneke juga tidak setuju dengan teori konspirasi yang beredar di masyarakat, mengingat pihak-pihak itu selalu saja menemukan hubungan antara bencana alam dengan hal yang sifatnya tidak logis.

"Jika Anda mencoba mencari tahu lebih lama, akan muncul kronologis bahwa bencana alam memang berkaitan dengan langit seperti komet, planet lain dan matahari. Namun, tidak serta merta menyalahkan satu fenomena dengan bencana,” kata Reneke.

Tags: Mungkinkah Bulan Super Guncang Cuaca Bumi?, Wow Mungkinkah Bulan Super Guncang Cuaca Bumi? 

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1306322/mungkinkah-bulan-super-guncang-cuaca-bumi

Ledakan Bintang Netron Membentuk Bintang Quark

Jika terjadi ledakan pada bintang tipe tertentu yang sangat jarang atau tipe bintang yang khusus, dan ledakan yang terjadi itu super terang maka bisa jadi ledakan tersebut merupakan awal terbentuknya objek tipe baru yakni bintang quark.

Tiga supernova yang terangnya termasuk pengecualian karena super terang berhasil diamati pada saat ini. Satu di antaranya diamati dengan teleskop robotik di Observatorium Palomar milik California Institute of Technology (Caltech).
Data yang dikumpulkan teleskop Oschin ditransimisikan dari secara remote ke para astronom melalui High-Performance Wireless Research and Education Network(HPWREN). Supernova yang diamati itu adalah SN2005gj.

Analisa SN2005gj dan 2 supernova lainnya menunjukan setiap supernova tersebut merupakan tanda dari ledakan dari bintang netron menjadi bintang quark. Masing-masing supernova itu memiliki kecerlangan 100 kali lebh terang dari supernova pada umumnya. Dan ledakan ketiga supernova ini diduga merupakan tanda awal terbentuknya objek kelas baru yang belum teramati sebelumnya yakni bintang quark.

Bintang quark merupakan tipe bintang hipotetik. Bintang tersebut tersusun dari materi quark yang sangat rapat. QUark sendiri merupakan komponen dasar dari proton dan netron, yang membentuk inti atom. Sampai saat ini objek yang paling rapat yang kita kenal adalah bintang netron, yang tersusun dari netron yang sangat rapat dengan diameter 16 mil dan massa hanya 1,5 kali massa Matahari.

http://i.imgur.com/LdhVS.jpg
Ledakan supernova yang mengawali terbentuknya bintang quark. Kredit gambar : NSF / Palomar

http://i.imgur.com/Ff1ph.jpg
Perbandingan bintang netron dan bintang quark. Kredit gambar : Chandra Harvard


Bintang netron terbentuk saat bintang masif mengalami ledakan supernova pada masa akhir hidupnya. Pertanyaannya, apakah bintang netron merupakan objek yang paling rapat yang ada? Jika bintang netron sudah sangat padat dimana bintang netron ini jadi terlalu rapat, diperkirakan akan terjadi ketidakstabilan yang akan memicu terjadinya keruntuhan, yang kemudian menyebabkan terjadinya ledakan yang membentuk bintang quark. Energi yang menyebabkan terjadinya ledakan kedua ini berasal dari netron yang terpecah menjadi komponen-komponennya yakni quark.





Tags: Ledakan Bintang Netron Membentuk Bintang Quark , Wow Ledakan Bintang Netron Membentuk Bintang Quark

Source: http://www.nsf.gov/discoveries/disc_summ.jsp?cntn_id=111683&org=NSF&from=news


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto