Hujan komet ke Bumi disebut-sebut sebagai penyebab utama musnahnya dinosaurus pada 65 juta tahun lalu. Jejak kawah raksasa bekas hantaman benda angkasa tersebut memang terlihat di Chicxulub, Teluk Meksiko, Amerika Serikat, dan Ukraina.
Ancaman komet yang menjadi bencana mengilhami insan Hollywood membuat dua film pada 1998. Pertama, film Deep Impact, yang disutradarai Mimi Leder, dan kedua, film Armageddon, karya Michael Bay.
Pada film Armageddon, aktor Bruce Willis menjadi pahlawan karena berhasil mendarat di atas komet yang meluncur ke arah Bumi. Dia kemudian meledakkan komet tersebut dengan bom yang ditanam di dalam badan benda angkasa ini.
Langkah jagoan ala Bruce Willis itu tampaknya tidak perlu dilakukan. Tubuh komet ternyata rapuh oleh hantaman senjata buatan manusia. Hal ini ditunjukkan oleh komet Tempel 1, yang pada 2005 pernah ditembak oleh wahana antariksa Deep Impact milik NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat).
Senin pekan lalu, Stardust-NExT, wahana antariksa lain milik NASA, menjemput Tempel 1 pada orbitnya. Pada jarak 178 kilometer, Stardust berhasil mengambil gambar beresolusi tinggi wajah komet Tempel 1.
Salah satu misi Stardust memang menjumpai Tempel 1 untuk mengetahui bagaimana hasil tembakan proyektil yang dilakukan Deep Impact enam tahun lalu. Termasuk meneliti komposisi komet tersebut. Ketika itu, Deep Impact tidak berhasil mengambil gambar permukaan Tempel 1.
Salah satu citra yang berhasil dipotret Stardust-NExT adalah kawah seluas 150 meter persegi yang dalam citra 2005 tidak tampak. Kawah tersebut terlihat sangat kecil pada hasil pencitraan, namun secara konsisten terlihat dari berbagai sisi. Para astronom yakin kawah itu adalah bekas hantaman pada misi Deep Impact.
Kawah bekas hantaman itu terlihat "lunak", tidak seperti kawah di permukaan batuan lain yang umumnya terbentuk dengan jelas. "Hal ini menunjukkan bahwa inti komet ini rapuh dan lemah, terlihat dari 'kelunakan' kawah yang kita lihat saat ini," kata Peter Schultz, ilmuwan dari Brown University, Providence, Rhode Island, yang terlibat dalam misi itu.
Schultz mengatakan di bagian tengah kawah itu tampak adanya gundukan. Ini menunjukkan bahwa debu komet yang terhambur ke atas saat hantaman terjadi ditarik kembali ke permukaan komet oleh gaya gravitasi. Dalam hal itu, ujarnya, kawah tersebut tampak seperti sedang mengubur dirinya sendiri.
Selain menangkap citra kawah, Stardust-NExT berhasil mengambil citra keseluruhan Tempel 1. Dalam citra tersebut, Tempel 1 tampak berbentuk bulat seperti kentang. Pada permukaan komet pertama yang berhasil diobservasi dua kali ini terdapat bercak-bercak yang menandakan bahwa permukaannya tidak rata.
Joe Veverka, peneliti utama di proyek Stardust-NExT dari Cornell University, Ithaca, menyebutkan bahwa misinya 100 persen berhasil. Banyak hal baru yang terkuak dari Tempel 1. Termasuk mengetahui partikel komet yang hancur dan berada di atmosfernya.
"Data menunjukkan bahwa Stardust mirip pesawat pengebom B-17 yang terbang melintasi senjata antipeluru dalam Perang Dunia II," kata Don Brownlee, peneliti Stardust-NExT dari University of Washington. Wahana ini, ujarnya, keluar dari potongan dan serpihan Tempel 1 yang hancur.
Dengan berhasilnya misi ini, Stardust-NExT telah menempuh jarak 5,7 miliar kilometer di angkasa. Wahana ini juga telah menyelesaikan dua misi observasi komet. Sebelumnya, wahana ini berhasil mengoleksi debu dan gas dari komet Wild.
Tags: Tubuh Komet Lunak dan Rapuh, Oh ternyata Tubuh Komet Lunak dan Rapuh, Komet, Meteor
Source: http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/02/21/brk,20110221-314783,id.html
Ancaman komet yang menjadi bencana mengilhami insan Hollywood membuat dua film pada 1998. Pertama, film Deep Impact, yang disutradarai Mimi Leder, dan kedua, film Armageddon, karya Michael Bay.
Pada film Armageddon, aktor Bruce Willis menjadi pahlawan karena berhasil mendarat di atas komet yang meluncur ke arah Bumi. Dia kemudian meledakkan komet tersebut dengan bom yang ditanam di dalam badan benda angkasa ini.
Langkah jagoan ala Bruce Willis itu tampaknya tidak perlu dilakukan. Tubuh komet ternyata rapuh oleh hantaman senjata buatan manusia. Hal ini ditunjukkan oleh komet Tempel 1, yang pada 2005 pernah ditembak oleh wahana antariksa Deep Impact milik NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat).
Komet dan polarisasi cahaya akibat panas |
Senin pekan lalu, Stardust-NExT, wahana antariksa lain milik NASA, menjemput Tempel 1 pada orbitnya. Pada jarak 178 kilometer, Stardust berhasil mengambil gambar beresolusi tinggi wajah komet Tempel 1.
Salah satu misi Stardust memang menjumpai Tempel 1 untuk mengetahui bagaimana hasil tembakan proyektil yang dilakukan Deep Impact enam tahun lalu. Termasuk meneliti komposisi komet tersebut. Ketika itu, Deep Impact tidak berhasil mengambil gambar permukaan Tempel 1.
Salah satu citra yang berhasil dipotret Stardust-NExT adalah kawah seluas 150 meter persegi yang dalam citra 2005 tidak tampak. Kawah tersebut terlihat sangat kecil pada hasil pencitraan, namun secara konsisten terlihat dari berbagai sisi. Para astronom yakin kawah itu adalah bekas hantaman pada misi Deep Impact.
Kawah bekas hantaman itu terlihat "lunak", tidak seperti kawah di permukaan batuan lain yang umumnya terbentuk dengan jelas. "Hal ini menunjukkan bahwa inti komet ini rapuh dan lemah, terlihat dari 'kelunakan' kawah yang kita lihat saat ini," kata Peter Schultz, ilmuwan dari Brown University, Providence, Rhode Island, yang terlibat dalam misi itu.
Schultz mengatakan di bagian tengah kawah itu tampak adanya gundukan. Ini menunjukkan bahwa debu komet yang terhambur ke atas saat hantaman terjadi ditarik kembali ke permukaan komet oleh gaya gravitasi. Dalam hal itu, ujarnya, kawah tersebut tampak seperti sedang mengubur dirinya sendiri.
Selain menangkap citra kawah, Stardust-NExT berhasil mengambil citra keseluruhan Tempel 1. Dalam citra tersebut, Tempel 1 tampak berbentuk bulat seperti kentang. Pada permukaan komet pertama yang berhasil diobservasi dua kali ini terdapat bercak-bercak yang menandakan bahwa permukaannya tidak rata.
Joe Veverka, peneliti utama di proyek Stardust-NExT dari Cornell University, Ithaca, menyebutkan bahwa misinya 100 persen berhasil. Banyak hal baru yang terkuak dari Tempel 1. Termasuk mengetahui partikel komet yang hancur dan berada di atmosfernya.
"Data menunjukkan bahwa Stardust mirip pesawat pengebom B-17 yang terbang melintasi senjata antipeluru dalam Perang Dunia II," kata Don Brownlee, peneliti Stardust-NExT dari University of Washington. Wahana ini, ujarnya, keluar dari potongan dan serpihan Tempel 1 yang hancur.
Dengan berhasilnya misi ini, Stardust-NExT telah menempuh jarak 5,7 miliar kilometer di angkasa. Wahana ini juga telah menyelesaikan dua misi observasi komet. Sebelumnya, wahana ini berhasil mengoleksi debu dan gas dari komet Wild.
Tags: Tubuh Komet Lunak dan Rapuh, Oh ternyata Tubuh Komet Lunak dan Rapuh, Komet, Meteor
Source: http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2011/02/21/brk,20110221-314783,id.html