Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, February 18, 2011

Badai Geomagnetik Matahari Ganggu Sistem Bumi

Gelombang partikel plasma dari letusan raksasa Matahari mengganggu kutub utara Bumi. Ini menciptakan aurora dan gangguan komunikasi radio.

Meskipun lolos dari badai geomagnetik dalam lingkup luas, fenomena alam ini tetap terjadi di garis lintang utara dan mencapai Norwegia serta Kanada.

“Ada pemadaman sporadis berdasarkan kejadian skala kecil tertentu,” ujar Dean Persnell, ilmuwan proyek Solar Dynamics Observatory NASA di Goddard Space Flight Center.



Ia juga menegaskan keberadaan perubahan kondisi kecil di beberapa kawasan meskipun tidak sampai taraf parah. Fenomena ledakan Matahari ini terjadi Selasa lalu dengan letusan spektakuler di bintik matahari berukuran seperti Jupiter.

Letusan menciptakan semburan plasma partikel bermuatan yang sering disebut coronal mass ejection (CME) sekitar 560 mil per detik, ungkap pihak Solar Dynamics Observatory.

Tembakan langsung dari CME bisa memicu badai geomagnetik raksasa sehingga partikel yang memantul medan geomagnetik bumi memblokir komunikasi radio, mengganggu sistem navigasi GPS dan menyebabkan listrik padam.

Tags: Bahaya Badai Geomagnetik Matahari Ganggu Sistem Bumi, Badai Geomagnetik Matahari Ganggu Sistem Bumi

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1250072/badai-geomagnetik-matahari-ganggu-sistem-bumi

Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?

Bintang kita, Matahari, berwarna kuning sangat pucat. Tetapi bintang-bintang memiliki ragam warna yang mencengangkan.

Ada satu kelompok bintang yang disebut "Kotak Permata." Di tengah angkasa yang hitam beludru terdapat sebidang bintang-bintang biru safir, dengan satu bintang oranye berkilau di tengah.

Perbedaan warna bintang tergantung pada suhu mereka yang sangat berbeda-beda. Beginilah cara kerjanya.

Cahaya adalah radiasi yang bergerak dalam gelombang. Jarak antara puncak satu gelombang dan puncak gelombang berikutnya disebut sebagai panjang gelombang.

Gelombang cahaya sangat pendek. Sependek apa? Bayangkan membagi satu sentimeter menjadi 100.000 bagian. Beberapa dari bagian ini disatukan adalah panjang gelombang cahaya.

Semakin merah warna bintang maka suhunya semakin rendah

Kita tahu dari pengalaman sehari-hari bahwa warna sebuah benda dapat berubah saat suhunya berubah.

Ambil tongkat besi dan masukkan ke perapian. Saat besi hitam dingin tadi memanas, kilau pucat kemerahan menyebar di permukaannya.

Saat bertambah panas, besi menjadi makin merah. Kalau kamu masih bisa terus memanaskan, besi itu akan berubah dari merah ke oranye ke kuning ke putih, dan akhirnya ke biru.

Para ilmuan telah menemukan hukum alam yang memberi tahu bagaimana warna dan suhu berhubungan. Saat zat bertambah panas, kebanyakan radiasi datang darinya memiliki lebih banyak energi dan panjang gelombang yang lebih pendek.


Cahaya biru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya merah. Jadi benda panas yang mengeluarkan cahaya biru tentunya lebih panas dari pada yang berkilau merah.

Atom gas-gas panas dalam bintang mengeluarkan partikel-partikel cahaya yang disebut foton. Semakin panas gas, semakin tinggi energi foton, dan semakin pendek gelombang cahayanya.

Jadi bintang paling panas dan paling muda mengeluarkan cahaya putih kebiruan. Dengan terpakainya bahan bakar nuklir, mereka cenderung mendingin.

Akibatnya, bintang tua yang mendingin biasanya mengeluarkan cahaya merah. Bintang setengah baya, seperti Matahari, bersinar kuning.

Matahari kita jaraknya hanya 150 juta km. Kita dapat melihat dengan jelas apa warnanya. Tetapi bintang-bintang yang lebih jauh dari Matahari berjarak trilyunan km lebih, dan sukar untuk diketahui, walaupun dengan teleskop yang paling kuat sekalipun.

Jadi para ilmuan membiarkan sinar bintang yang datang melewati filter-filter, atau melalui alat yang disebut spektograf. Ini mengungkapkan berapa banyak cahaya dari setiap panjang gelombang yang datang dari sebuah bintang.

Para astronom menetukan warna keseluruhan sebuah bintang dengan mencatat panjang gelombang cahaya mana yang paling kuat.

Begitu mereka mengetahui warnanya, maka mereka dapat menerka suhu permukaannya menggunakan rumus matematika sederhana. Dengan suhu itu, mereka juga bisa mendapatkan gambaran berapa umur bintang itu.

Tags: Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?, Kira-kira Dari Mana ya, Bintang-Bintang Mendapatkan Warnanya?

Source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7031776

Ada Lho Bagian Mars yang Berwarna Biru

Planet Mars memang terkenal dengan sebutan planet merah. Tapi, tak seluruh permukaan Mars berwarna merah ketika dicitrakan.

Hasil jepretan Mars Reconaissance Orbiter NASA menunjukkan bahwa ada bagian planet itu yang berwarna biru, seperti Bumi.

Hasil jepretan yang dipublikasikan di New Scientist itu ialah bukit pasir di Kawah Rabe, wilayah berdiameter 100 kilometer di dataran tinggi belahan selatan Mars. Gundukan itu benar-benar tampak biru, seperti lautan bumi tampak dari udara.

http://kcdn5.stat.k.kidsklik.com/data/photo/2011/02/18/1309291620X310.jpg

Bukit pasir itu menutupi sebagian wilayah Kawah Rabe. Bukit pasir terbentuk dari pasir basalt di dasar kawah dan dibentuk oleh angin Mars. Citra lebih dekat menunjukkan pegunungan berstruktur mirip sidik jari, lembah, dan riak-riak.

Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa bagian gundukan pasir tampak berwarna lebih gelap dibanding wilayah kawah lain?

Salah satu kemungkinannya adalah pasir di dasar kawah bukan pasir lokal, tetapi pasir dari daerah lain yang terjebak oleh kondisi topografis daerah tersebut. Tidak ada uraian mengapa wilayah tersebut berwarna biru.

Tags: Ternyata Ada Lho Bagian Mars yang Berwarna Biru, Wuih Ada Lho Bagian Mars yang Berwarna Biru, Wow, Ternyata Ada Juga Bagian Mars yang Berwarna Biru

Source: http://sains.kompas.com/read/2011/02/18/13103680/Ada.Lho.Bagian.Mars.yang.Berwarna.Biru

Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien

Sebuah instrumen sedang dibuat di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Amerika Serikat. Instrumen itu akan digunakan pada salah satu teleskop terbesar dan terkuat yang pernah dibuat ilmuwan yang ada di Canary Islands, Spanyol.

Alat ini nantinya akan digunakan oleh astronom untuk membantu melengkapi data yang diperoleh pesawat ruang angkasa Kepler dalam mencari dan mengkarakteristikkan planet-planet alien yang diduga berpotensi mengandung kehidupan.

Instrumen spectograph yang disebut sebagai HARPS-North (Hight-Accuracy Radial velocity Planet Searcher) itu didesain untuk mendeteksi sinyal yang kecil sekalipun yang dihasilkan oleh planet hingga sekecil Bumi yang mengorbit dekat dengan bintangnya.

“Selama ini, Kepler memberikan informasi ukuran planet berdasarkan banyaknya cahaya yang ia blokir saat melintas di depan bintangnya,” kata David Latham, astronom Smithsonian, seperti dikutip dari Space, Kamis, 17 Februari 2011.

Latham menyebutkan, kini pihaknya membutuhkan alat untuk mengukur massa planet, sehingga peneliti bisa mengetahui kepadatan planet yang bersangkutan. “Alat ini memungkinkan kami membedakan planet batu dan planet air dari objek yang didominasi oleh atmosfir yang penuh hidrogen dan helium,” ucapnya.

Cara kerja spectograph tersebut adalah dengan memisahkan cahaya dari sebuah bintang ke dalam komponen panjang gelombang atau warna, sama seperti cara kerja sebuah prisma. Elemen kimia kemudian akan digunakan untuk menyerap sinar dengan warna tertentu, dan meninggalkan garis hitam di dalam spektrum bintang.

Garis-garis ini perlahan berubah posisi karena pengaruh gravitasi dari planet yang mengorbit bintang mereka dan memungkinkan peneliti melakukan pengukuran.

“HARPS-N akan meneliti objek yang paling menarik yang ditemukan oleh Kepler,” kata Dimitar Sasselov, direktur pada Harvard Origins of Life Initiative, pusat penelitian yang mempelajari pembentukan planet dan pendeteksian sumber serta evolusi awal dari kehidupan.

Sasselov menyebutkan, HARPS-N akan bekerja sama dengan Kepler dan dijadwalkan akan mulai melakukan pengukuran pada April 2012.

Tags: Lacak Alien Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien, Mencari alien Astronom Bikin Alat Pendeteksi Alien

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/205176-astronom-bikin-alat-pendeteksi-alien

Thursday, February 17, 2011

Bagaimana Sistem Tata Surya Terbentuk?

Ilmuwan tak yakin bagaimana tata surya terbentuk. Namun ada satu hal yang mereka sepakati, yakni tata surya terbentuk 4,6 miliar tahun silam.

Bagaimana matahari terbentuk

Awalnya, gas terkumpul dalam pusat yang padat dari sebuah putaran disk dan menciptakan protosun. Tabrakan antara molekul pun memanas dan akhirnya suhu meningkat sekitar 10 juta derajat celsius.

Menurut ulasan 'From Suns to Life' dari seorang astronom, suhu ini benar-benar panas dan tabrakan ganas memicu reaksi nuklir yang mengubah protosun menjadi sebuah bintang. Proses ini membutuhkan 100 ribu tahun.
http://www.aerospaceweb.org/question/astronomy/solar-system/solar-system.jpg
Sistem Tata Surya


Bagaimana planet terbentuk

Sementara itu, dalam materi disk sekitar matahari muda ada sebuah proses yang disebut 'akresi' membentuk planet, bulan, komet dan asteroid. Partikel kecil saling bertabrakan dan membentuk badan yang lebih besar dan akhirnya mencapai ukuran planet.

Partikel-partikel ini akhirnya menjadi cukup masif dan mampu menciptakan gravitasinya sendiri. Kemudian badan-badan ini menarik lebih banyak tabrakan. Menurut Lunar and Planetary Institute, badan yang terbesar saja yang akhirnya bisa selamat.

Di daerah dekat matahari, air cenderung menguap, gas tersapu keluar dan material seperti silikon dan logam pun berkondensasi memadat. Planet muda di tata surya, seperti Bumi, terbentuk dari materi batuan padat ini.

Lebih jauh lagi, suhu lebih dingin dan es berlimpah memungkinkan badan lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Jupiter dan Saturnus. Menurut 'The Solar System', gravitasi inti ini cukup besar untuk menarik gas dari nebula sekitar dan gas raksasa di tata surya terluar.

Obyek lain tata surya

Di luar Neptunus, tak cukup ada bahan bagi planet untuk menumbuhkan raksasa gas. Potongan ini mengerdil dan membentuk sabuk Kuiper. Model nebular ini menjelaskan mengapa semua planet mengorbit rotasi Matahari.

Teleskop berhasil mengambil gambar saat awal pembentukan tata surya lain di seluruh alam semesta yang menunjukkan apa yang kita yakini secara langsung sebagai matahari.

Tags: Asal-usul Bagaimana Sistem Tata Surya Terbentuk, Awal mula Bagaimana Sistem Tata Surya Terbentuk, Sejarah terbentuknya tata surya, Tata Surya

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1242262/bagaimana-sistem-tata-surya-terbentuk

Dua Kosmonot Berhasil Pulang ke Bumi

Kosmonot Rusia baru saja menyelesaikan perjalanan ke stasiun ruang angkasa internasional (International Space Station) untuk ke-28 kalinya. Mereka adalah Dmitry Kondratyev dan Oleg Skripochka, yang kembali ke Bumi dengan pesawat Pirs. Perjalanan 4 jam 51 menit itu berakhir di Bumi pada jam 1:21 pm waktu setempat.

Di stasiun ruang angkasa internasional, kedua kosmonot kabarnya melakukan sepasang percobaan di luar bagian Rusia. Namun, kedua percobaan tersebut lebih kepada pengamatan cuaca yang terjadi di permukaan Bumi.

Pertama, percobaan Molniya-Gamma yang akan mengamati radiasi dari badai dan petir di Bumi. Percobaan kedua yaitu Radiometria, yang akan mengumpulkan seismik untuk menyuguhkan prediksi gempa Bumi lebih akurat.

Ketika itu, Kondratyev dan Skripochka menghabiskan 5,5 jam dalam perjalan ke stasiun ruang angkasa. Mereka masuk stasiun tersebut pada Jumat malam, 21 Januari 2011.

Sebelumnya, kedua kosmonot memasang alat transmisi data berkecepatan tinggi di ruang servis Rusia yang dinamakan Zvezda. Mereka juga mematikan dan melepaskan alat penyuntik plasma, serta memasang kamera televisi pada ruang penelitian kecil MIM di bagian ISS milik Rusia.

Sekadar diketahui, Kondratyev dan Skripochka mengenakan pakaian antariksa baru milik Rusia bernama Orlan-MK yang dilengkapi sebuah komputer digital selama menjalankan misi.

Tags: Akhirnya Dua Kosmonot Berhasil Pulang ke Bumi, Dua Kosmonot Rusia Berhasil Pulang ke Bumi

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/205062-dua-kosmonot-berhasil-pulang-ke-bumi

Dua Galaksi Ciptakan Black Hole Raksasa

Gambar ini mirip cincin permata luar angkasa. Yang mengejutkan, cincin lubang hitam itu berasal dari Arp 147, sepasang galaksi sejauh 430 juta tahun cahaya dari Bumi.

Gambar komposit ini berasal dari data yang dikumpulkan Chandra X-ray Observatory dan Hubble Space Telescope milik NASA. Informasi Chandra menyebutkan data optik warna merah muda, sedangkan Hubble berwarna merah, hijau dan biru.

Arp 147 terdiri dari sisa galaksi spiral yang bertabrakan dengan galaksi elips. Tabrakan ini menghasilkan gelombang formasi bintang sehingga tampak cincin biru. Hal tersebut mengandung banyak bintang muda.

Gambar cincin lubang hitam berasal dari Arp 147, sepasang galaksi sejauh 430 juta tahun cahaya dari Bumi.
 Bintang-bintang tersebut mengalami evolusi dalam beberapa juta tahun kemudian meledak, seperti supernova, sehingga menciptakan bintang-bintang neutron dan lubang hitam. Sebuah fraksi bintang neutron dan lubang hitam akan membentuk bintang pendamping.

Sembilan sumber X-ray di sekitar cincin Arp 147 tampak sangat bersinar dibandingkan lubang hitam karena memiliki bobot 10 hingga 20 kali lebih besar dari matahari. Sumber X-ray juga terdeteksi di inti galaksi merah.

Berdasarkan pengamatan ultraviolet dan teleskop NASA, ilmuwan bisa memprediksi model evolusi bintang biner sehingga memahami pembentukan bintang terkuat mungkin berakhir 15 juta tahun lalu, dalam kerangka waktu Bumi.

Hasil penelitian disampaikan penulis Saul Rappaport, Alan Levine dan Benjamin Steinhorn dari Massachusetts Institute of Technology bersama dengan David Pooley dari Eureka Scientific, di jurnal Astrophysical.

Tags: Ditemukan Dua Galaksi Ciptakan Black Hole Raksasa, Dua galaksi ciptakan black hole raksasa, Lubang hitam raksasa, Dua Galaksi Ciptakan Black Hole Raksasa menyerupai cincin

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1241752/dua-galaksi-ciptakan-black-hole-raksasa

Wednesday, February 16, 2011

Astronom Temukan Calon Planet di Balik Pluto

Bertahun-tahun lalu, di sekolah kita diajarkan bahwa tata surya terdiri dari Matahari dan 9 buah planet. Akan tetapi, sejak diluncurkannya berbagai teleskop, pesawat, dan satelit, ruang angkasa menjadi lebih kompleks.

Saat Pluto didegradasi statusnya dari planet menjadi planet kerdil, lima tahun lalu, kita cukup terkejut. Tata surya tinggal dihuni 8 planet. Bagan dan model tata surya yang dipasang di ruang kelas di seluruh dunia harus diubah. Buku pelajaran harus ditulis ulang.

Namun, kini ilmuwan memiliki bukti-bukti kuat bahwa ada planet ke 9 berotasi di belakang Pluto. Dan planet ini ukurannya cukup besar.

Dari bukti-bukti yang ditangkap oleh teleskop ruang angkasa Wise milik NASA, planet raksasa ini tersembunyi di balik Oort Cloud, piringan awan yang terdiri dari benda-benda angkasa yang berada di titik terjauh sistem tata surya.

Oleh Daniel Whitmire dan John Matese, astrofisikawan dari University of Louisiana at Lafayette, Amerika Serikat, benda langit yang sedang diajukan untuk mendapat status ‘planet’ tersebut diberi nama Tyche. “Data-data awal seputar Tyche akan dipublikasikan April mendatang,” kata Whitmire, seperti dikutip dari Time, 16 Februari 2011.
“Setelah itu, planet tersebut kemungkinan akan mengungkapkan dirinya sendiri dalam dua tahun ke depan,” ucapnya.

Whitmire menyebutkan, setelah lokasi Tyche berhasil dipastikan,  terserah pada International Astronomical Union (IAU) untuk menentukan apakah Tyche akan mendapat status planet secara penuh.

“Yang jadi masalah bagi IAU untuk meloloskan status planet adalah, kemungkinan besar Tyche terbentuk dari bintang lain,” kata Whitmire. “Ia kemudian ditarik oleh gaya gravitasi milik Matahari dan membuatnya berotasi pada sistem tata surya kita,” ucapnya.

Sebagai informasi, Tyche diperkirakan memiliki ukuran 4 kali lebih besar dibanding Jupiter dan mengorbit pada jarak 15 ribu kali lebih jauh dibanding jarak Bumi dan Matahari atau 375 kali lebih jauh dibandingkan dengan jarak Pluto dengan Matahari.

Kemungkinan, Tyche terdiri dari hidrogen dan helium dan memiliki atmosfir dan punya beberapa bulan seperti milik Jupiter. “Data dari Wise mengungkapkan bahwa Tyche empat sampai lima kali lebih panas dibanding Pluto, yakni mencapai -73 derajat Celcius.

“Panas tersebut merupakan sisa-sisa suhu dari proses pembentukannya,” kata Whitmire. “Obyek langit sebesar ini membutuhkan waktu yang panjang untuk menjadi dingin,” ucapnya.

Tags: Astronom temukan planet baru dibelakang Pluto, Planet baru, Ahli astronomi temukan calon planet di balik Pluto, Astronom NASA Temukan Calon Planet di Balik Pluto

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/204880-astronom-temukan-calon-planet-di-balik-pluto


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto